Anda di halaman 1dari 9

DAFTAR ISI

01 DEFINISI HOTEL

02 ASPEK PAJAK BISNIS HOTEL

03 PERENCANAAN PAJAK: PAJAK


PERTAMBAHAN NILAI

04 PERENCANAAN PAJAK: PAJAK PENGHASILAN


Definisi Hotel

Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan atau peristirahatan, termasuk jasa terkait
lainnya dengan dipungut bayaran. Jasa lainnya meliputi:
 Penyewaan ruangan untuk acara pertemuan, seperti seminar, rapat, pernikahan.
 Penyajian makanan dan minuman.
 Penyewaan kamar untuk penginapan.
 Jasa lapangan golf, tenis, dan sebagainya.
 Jasa kolam renang atau arena waterpark.
 Persewaan ruangan atau bangunan hotel untuk toko, kios, dan sebagainya.
 Jasa fitness center.
 Jasa laundry.
 Jasa salon dan spa.

Akuntansi Perpajakan – Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Aspek Pajak Bisnis Hotel: Pajak Daerah

 Pendapatan Hotel dikenakan Pajak Kabupaten/Kota dengan tarif pajak


sebesar 10% dari jumlah yang dibayarkan ke hotel dengan masa pajak
hotel 1 bulan.
 Pendapatan hotel yang dikenakan pajak daerah adalah penyewaan
kamar, penjualan makanan dan minuman, jasa laundry untuk tamu
menginap, jasa fitness center untuk tamu menginap, jasa massage dan
spa untuk tamu menginap, serta sewa ruangan.

Akuntansi Perpajakan – Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Aspek Pajak Bisnis Hotel: PPh Pasal 21/22/23

PPh Pasal 21
Hotel wajib melakukan pemotongan PPh Pasal 21 atas pembayaran gaji karyawan, tunjangan,
pesangon, dan lain-lain.
PPh Pasal 22
Jika hotel berstatus milik negara atau BUMN, wajib memungut PPh Pasal 22 atas pembayaran
pembelian barang dan/atau bahan-bahan untuk keperluan kegiatan usahanya. Tarif efektif
adalah 1,5% x Harga Jual (belum termasuk PPN).
PPh Pasal 23
Hotel wajib memotong, menyetor, dan melaporkan PPh Pasal 23 jika ada aktivitas pembayaran
dividen (selain dividen ke orang pribadi dikenakan final, bunga dan royalti), atau hadiah dan
penghargaan (selain yang telah dipotong PPh 21) dengan tarif pemotongannya sebesar 15% dari
jumlah bruto atas pembayaran, dan jika menggunakan tenaga oursourcing yang disediakan
perusahaan outsourcing maka hotel juga wajib memotong, menyetorkan, dan melaporkan PPh
Pasal 23 atas jasa outsourcing dengan tarif 2% dari jumlah bruto atas seluruh pembayaran atau
jumlah bruto untuk jasa manajemennya (jika dalam kontrak dipisahkan antara bahan material
dan jasa manajemen)
Akuntansi Perpajakan – Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Aspek Pajak Bisnis Hotel: PPh Pasal 4 Ayat (2)/Pasal 26

PPh Pasal 4 ayat 2


 Jika hotel menyewakan ruangan atau bangunannya untuk vendor lain membuka
usahanya, sewa tersebut akan dikenakan PPh Pasal 4 Ayat 2 atas sewa tanah
dan/atau bangunan sebesar 10% dari jumlah bruto nilai persewaan tanah dan/atau
bangunan.
 Selain itu, hotel wajib memungut PPh Pasal 4 ayat 2 atas pembayaran hadiah
undian serta dividen yang diterima wajib pajak orang pribadi dalam negeri.
PPh Pasal 26
Jika hotel memiliki transaksi pembayaran ke pihak lain yang berstatus sebagai wajib
pajak luar negeri dengan tarif pemotongan PPh Pasal 26 sebesar 20% atau tarif yang
mengikuti perjanjian penghindaran pajak berganda.

Akuntansi Perpajakan – Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Aspek Pajak Bisnis Hotel: PPN

 PMK-43/PMK.010/2015 pasal 2 menjelaskan jasa perhotelan yang tidak dikenakan


PPN:
 Jasa penyewaan kamar, termasuk tambahannya di hotel, rumah penginapan, motel,
losmen, hostel, serta fasilitas yang terkait dengan kegiatan perhotelan untuk tamu yang
menginap.
 Jasa penyewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel, rumah
penginapan, motel, losmen, dan hostel.
 PMK-43/PMK.010/2015 pasal 3 menjelaskan mengenai jasa hotel yang dikenakan PPN:
 Jasa penyewaan ruangan untuk selain kegiatan acara atau pertemuan di hotel, rumah
penginapan, motel, losmen, dan hostel, antara lain sewa ruangan untuk ATM, kantor,
perbankan, restoran, tempat hiburan, karaoke, apotek, toko retail, dan klinik.
 Jasa penyewaan unit dan/atau ruangan, termasuk tambahannya, di apartemen,
kondominium, dan sejenisnya, serta fasilitas penunjang terkait lainnya (didasarkan
atas izin usahanya).
 Jasa biro perjalanan atau perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh pengelola jasa
perhotelan.
Akuntansi Perpajakan – Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Aspek Pajak Bisnis Hotel: PPh Badan

 Setiap badan yang didirikan atau berkedudukan di Indonesia adalah subjek pajak
dalam negeri, sehingga penghasilan yang diperolehnya akan menjadi objek pajak.
 Hotel yang beroperasi di Indonesia merupakan subjek pajak dalam negeri sehingga
memiliki kewajiban untuk membayar dan melaporkan PPh badan.
 Tarif PPh Badan adalah 22% x Penghasilan Kena Pajak. Hotel bisa mendapatkan
fasilitas pengurangan tarif jika:
 Wajib pajak dalam negeri memiliki omzet kurang dari 50 miliar mendapatkan
pengurangan tarif sebesar 50% dari tarif normal. Pengurangan tersebut
dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai
dengan Rp4,8 miliar.
 Jika hotel merupakan Perseroan Terbatas (minimal 40% sahamnya dimiliki
publik) mendapatkan pengurangan tarif 5%.

Akuntansi Perpajakan – Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Perencanaan Pajak: Aspek Pajak Pertambahan Nilai
(PPN)

 Hotel sebagai badan hukum adalah subjek pajak dari Pajak Daerah. Setiap
pembelian barang modal dan barang konsumsi terkena PPN tetapi pendapatan hotel
berupa sewa kamar dan restoran bukan merupakan objek PPN sehingga akan
terjadi penumpukan PPN masukan.
 Untuk mengurangi dampak penumpukan PPN masukan dapat dilakukan
perencanaan pajak sebagai berikut:
 Membeli sebagian barang konsumsi dan barang modal pemasok yang bukan
PKP sehingga tidak dikenakan PPN.
 Jika keuangan hotel dalam kondisi sehat, PPN masukan dari pembelian barang
modal yang sangat material maka sebaiknya dikapitalisasi sehingga dapat
disusutkan selama umur ekonomis barang modal tersebut.
 Jika keuangan hotel dalam kekurangan kondisi sehat, hotel dapat menggunakan
strategi pengajuan restitusi PPN.
 Untuk mengajukan restitusi PPN, hotel harus menyelenggarakan administrasi
pajak yang sesuai dengan peraturan bidang perpajakan sehingga memiliki
Akuntansikesiapan
Perpajakan – saat dilakukan
Fakultas Ekonomi danpemeriksaan
Bisnis pajak.
Perencanaan Pajak: Aspek PPh

 Industri hotel banyak menyerap tenaga kerja, oleh karena itu hotel harus merencanakan
pergeseran beban pajak pada awal recruitment tenaga kerja.
 Hotel dapat menggunakan tenaga kerja outsourcing dengan tetap mengacu pada peraturan
pemerintah, sehingga dapat menggeser risiko beban pajak yaitu PPh Pasal 21 dan Pasal 23
kepada perusahaan outsourcing.
 Perencanaan Pajak: Pemberian Kesejahteraan Karyawan yang Dapat Dibiayakan dalam
Menghitung Laba Fiskal
 Menghindari pemberian natura dan kenikmatan kepada karyawan karena biaya ini tidak
dapat dibiayakan dalam penghitungan PPh Badan.
 Memberikan tunjangan PPh Pasal 21 bagi karyawan.
 Memberikan tunjangan kesehatan atau mengikuti asuransi kesehatan untuk karyawan.
 Memberikan tunjangan perumahan bagi karyawan yang diberikan rumah dinas.
 Memberikan tunjangan transportasi bagi karyawan.
 Untuk perencanaan pajak yang berkaitan dengan efisiensi beban pajak dapat dipelajari pada
sesi-sesi
Akuntansi sebelumnya.
Perpajakan – Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Anda mungkin juga menyukai