Anda di halaman 1dari 9

DAFTAR ISI

01 Memaksimalkan Mekanisme Pengkreditan


PPN
02 Memaksimalkan Fasilitas PPN

03 Sentralisasi Pengenaan PPN

04 Memaksimalkan Restitusi PPN

05 PPN atas Barang Cuma-Cuma untuk Kegiatan


Promosi
06 Penjagaan Arus Kas

07 Penelaahan PPN
PERENCANAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)

• Memaksimalkan mekanisme pengkreditan PPN


• Memaksimalkan fasilitas di bidang PPN
• Sentralisasi pengenaan PPN
• Memaksimalkan restitusi PPN
• PPN atas barang gratis untuk kegiatan promosi
• Penjagaan arus kas
• Penelahaan PPN

Akuntansi Perpajakan – Fakultas Ekonomi dan Bisnis


MEMAKSIMALKAN MEKANISME PENGKREDITAN PPN

• Pajak Masukan yang dapat dikreditkan adalah Pajak Masukan yang


berhubungan langsung dengan produksi, distribusi, pemasaran, dan
manajemen atas BKP/JKP dan faktur pajaknya adalah faktur pajak standar
atau dokumen yang disamakan dengan faktur pajak standar.
• Perusahaan sebaiknya memperoleh BKP/JKP dari Pengusaha Kena Pajak
(PKP) sehingga Pajak Masukan nya dapat dikreditkan.
• Perusahaan memperhatikan secara teliti agar jangan sampai terdapat Pajak
Masukan yang belum dikreditkan, terdapat faktur pajak yang diisi tidak
lengkap, kesalahan dalam mencantumkan dasar pengenaan PPN dan / atau
kesalahan dalam kesalahan tanggal transaksi.

Akuntansi Perpajakan – Fakultas Ekonomi dan Bisnis


MEMAKSIMALKAN FASILITAS DI BIDANG PPN

Dalam perencanaan PPN, perusahaan sebaiknya memnafaatkan fasilitas PPN


dalam melakukan transaksi dengan pihak ketiga.

Adapun jenis-jenis fasilitas PPN adalah:


❑ Fasilitas PPN tidak dipungut (PPN Masukannya dapat dikreditkan sebagai
Pajak Masukan)
❑ Fasilitas PPN dibebaskan (PPN Masukannya tidak dapat dikreditkan)
❑ Fasilitas PPN ditanggung pemerintah

Akuntansi Perpajakan – Fakultas Ekonomi dan Bisnis


SENTRALISASI TEMPAT PPN TERUTANG

• Yang termasuk pengertian penyerahan Barang Kena Pajak sesuai dalam Pasal 1A
ayat f UU PPN adalah penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke cabang atau
sebaliknya dan penyerahan Barang Kena Pajak.
• Dalam hal PKP mempunyai lebih dari satu tempat usaha, baik sebagai pusat maupun
cabang-cabang perusahaan, dan PKP tersebut telah memperoleh ijin pemusatan
tempat pajak terutang dari Direktur Jenderal Pajak, maka pemindahan BKP dari satu
tempat usaha ke tempat usaha lainnya (pusat ke cabang atau sebaliknya, atau antar
cabang) dianggap tidak termasuk dalam pengertian penyerahan BKP, kecuali
pemindahan BKP antar tempat-tempat pajak terutang.
• Sentralisasi tempat terutangnya PPN merupakan fasilitas yang dapat dimanfaatkan
PKP sehingga dapat menghemat biaya administrasi dan pengaturan arus kas
perusahaan yang lebih baik dalam melaksanakan hak dan kewajiban di bidang PPN

Akuntansi Perpajakan – Fakultas Ekonomi dan Bisnis


MEMAKSIMALKAN RESTITUSI PPN

❑ Adapun kriteria manajemen dalam memutuskan perlu tidaknya mengajukan


permohonan restitusi PPN:
✔ Jika besarnya PPN lebih bayar jumlahnya signifikan atau material.
✔ Jika kondisi keuangan perusahaan sedang kurang baik.
✔ Jika perusahaan sudah memiliki kesiapan yang baik untuk diperiksa.
✔ Jika perusahaan memprediksi di masa depan akan terjadi PPN lebih bayar
Kembali.
✔ Bagi perusahaan yang melakukan kegiatan tertentu yaitu ekspor BKP atau yang
melakukan penyerahan BKP atau JKP kepada terpungut PPN.
❑ Manajemen perusahaan perlu untuk melakukan evaluasi terkait kebijakan penjualan
dan pembelian, dan termin pembayaran untuk mencegah terjadinya kekurangan atau
kelebihan PPN dengan jumlah yang besar.
Akuntansi Perpajakan – Fakultas Ekonomi dan Bisnis
PPN atas Barang Cuma-Cuma untuk Kepentingan
Promosi

Alternatif 1 Alternatif 2
Penjualan 4.000 majalah @Rp20.000 = Rp80.000.000 Penjualan 4.100 majalah @Rp20.000 = Rp82.000.000
PPN 10% = Rp 8.000.000 Diskon = (Rp2.000.000)
Harga Faktur = Rp88.000.000 DPP = Rp80.000.000
PPN 10% = Rp 8.000.000
Jika pada Oktober 2021 perusahaan membagikan Harga Faktur = Rp88.000.000
secara cuma-cuma 100 eksemplar kepada pelanggan
maka akan dikenakan PPN tambahan sebesar 10% x ❑ Pemberian cuma-cuma majalah dianggap sebagai
100 x Rp10.000 (asumsi harga pokok) = Rp100.000. diskon.
❑ Alternatif ke 2 ini menyebabkan penjual tidak perlu
membayar PPN tambahan atas pemberian cuma-
cuma sehingga dapat mengurangi arus kas
pengeluaran perusahaan.
❑ Bagi pembeli tidak memiliki dampak karena tetap
membayar Rp8.800.000 dan tetap menerima 4.100
majalah.

Akuntansi Perpajakan – Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Efisiensi terhadap Arus Kas Perusahaan

❑ Segera mengajukan Nomor Pokok Pengusaha Kena Pajak (NPPKP) sehingga dapat
melakukan mekanisme pengkreditan PPN masukan dengan PPN keluaran.
❑ Mendirikan perusahaan di lokasi yang mendapatan fasilitas PPN, misalkan untuk
perusahaan yang berorientasi ekspor dapat mendirikan perusahaan di lokasi
Kawasan berikat dimana PPN masukan atas barang impor ditanggung pemerintah
dan PPN keluaran untuk ekspor 0%.
❑ Mengusahakan membeli bahan baku pada saat akan berproduksi agar PPN masukan
memiliki masa pajak yang sama dengan PPN keluaran.
❑ Mengajukan sentralisasi PPN bagi perusahaan yang memiliki kantor cabang.
❑ Penangan faktur pajak dengan baik sesuai dengan peraturan di bidang perpajakan
untuk menghindari sanksi dan PPN masukan yang tidak dapat dikreditkan.

Akuntansi Perpajakan – Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Penelaahan PPN

❑ Menelaah ketepatan pemungutan PPN atas penyerahan


barang/jasa yang dilakukan.
❑ Meneliti kelengkapan dan ketepatan waktu pembuatan faktur
pajak.
❑ Meneliti ketepatan pengkreditan pajak masa nya.
❑ Meneliti kelengkapan dan keabsahan faktur pajak masukan.
❑ Menelaah SPT Masa untuk mengetahui keabsahan dokumen yang
berkaitan, ketepatan perhitungan, pelaporan, dan penyetoran.
❑ Rekonsiliasi dengan peredaran usaha menurut pembukuan.

Akuntansi Perpajakan – Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Anda mungkin juga menyukai