Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

01 Perencanaan Pajak: PPh Pasal 22

02 Perencanaan Pajak: PPh Pasal 23

03 Masalah Penyusunan Kontrak

04 Penelaahan PPh Pasal 22, 23 dan PPh Pasal 4 Ayat 2


Perencanaan Pajak: PPh Pasal 22

 PPh Pasal 22 adalah bentuk pemotongan atau pemungutan pajak yang dilakukan satu
pihak terhadap Wajib Pajak dan berkaitan dengan pembayaran atas pembelian barang,
impor barang/jasa kena pajak, penjualan hasil produksi dalam negeri, dan penjualan
barang yang tergolong sangat mewah.
 Dikecualikan dari pemungutan PPh Pasal 22 adalah
 Impor barang dan/atau penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan perundang-
undangan tidak terutang Pajak Penghasilan.
 Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan/atau Pajak
Pertambahan Nilai sebagaimana ditetapkan dalam KMK No. 254/KMK.03/2001
yang telah diubah dengan KMK No. 392/KMK.03/2001 dan 236/KMK.02/2003
dan 154/PMK.02/2007 dan terakhir diubah dengan PMK No. 08/PMK.03/2008.

Akuntansi Perpajakan – Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Perencanaan Pajak: Pengajuan SKB PPh Pasal 22

Perencanaan pajak dengan Mengajukan permohonan Surat


memanfaatkan waktu yang Keterangan Bebas (SKB) untuk PPh
Pasal 22 yang tidak bersifat final oleh
tepat untuk mengajukan SKB Wajib Pajak yang memenuhi kriteria:
PPh Pasal 22 agar tidak terjadi
lebih bayar pajak penghasilan

• Wajib Pajak yang dalam tahun pajak berjalan dapat menunjukkan tidak akan terutang Pajak
Penghasilan karena mengalami kerugian fiscal.
• Wajib Pajak berhak melakukan kompensasi kerugian fiscal sepanjang kerugian tersebut
jumlahnya lebih besar dari perkiraan penghasilan neto tahun pajak yang bersangkutan.
• Pajak Penghasilan yang telah dibayar lebih besar dari Pajak Penghasilan yang akan terutang.

Keputusan Dirjen Pajak No. 192/PJ/2002

Akuntansi Perpajakan – Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Perencanaan Pajak: Memanfaatkan Impor BKP dengan
Menggunakan Angka Pengenal Impor

Tarif PPh Pasal 22 atas Impor

2,5% jika memiliki API Perencanaan Pajak : Perusahaan dapat


melakukan impor BKP dengan
memanfaatkan API sehingga dapat
7,5% jika tidak memiliki menghemat PPh Pasal 22 atas impor
API yang harus dibayar

Akuntansi Perpajakan – Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Perencanaan Pajak: PPh Pasal 23

PPh Pasal 23 adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan


yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri (orang
pribadi maupun badan), dan bentuk usaha tetap yang berasal
dari modal, penyerahan jasa, atau penyelenggaraan kegiatan
selain yang telah dipotong PPh Pasal 21 dalam kapasitas
pemberi penghasilan.

Akuntansi Perpajakan – Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Perencanaan Pajak: Pengajuan SKB PPh Pasal 23

Perencanaan pajak harus Mengajukan permohonan Surat


memanfaatkan waktu yang Keterangan Bebas (SKB) untuk PPh
Pasal 23 yang tidak bersifat final oleh
tepat untuk mengajukan SKB Wajib Pajak yang memenuhi kriteria:
PPh Pasal 23 agar tidak terjadi
lebih bayar pajak penghasilan

• Wajib Pajak yang dalam tahun pajak berjalan dapat menunjukkan tidak akan terutang Pajak
Penghasilan karena mengalami kerugian fiscal.
• Wajib Pajak berhak melakukan kompensasi kerugian fiscal sepanjang kerugian tersebut
jumlahnya lebih besar dari perkiraan penghasilan neto tahun pajak yang bersangkutan.
• Pajak Penghasilan yang telah dibayar lebih besar dari Pajak Penghasilan yang akan terutang.

Keputusan Dirjen Pajak No. 192/PJ/2002

Akuntansi Perpajakan – Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Ekualisasi Objek PPh Pasal 23
Kemungkinan terjadi PPh Pasal 23 Kurang Bayar yang ditemukan oleh
pemeriksa pajak sehingga terbit SKP Kurang Bayar, hal ini disebabkan:
 Ditemukannya biaya-biaya yang menjadi objek PPh Pasal 23 yang
belum dilakukan pemotongan oleh WP Pemberi Kerja.
 Jumlah PPh Pasal 23 yang disetorkan ke kas negara tidak sesuai atau
lebih rendah dari jumlah yang dipotong oleh WP.
 Jumlah PPh Pasal 23 yang dibukukan di buku besar tidak sesuai dengan
SPT PPh Masa PPh Pasal 23

Perusahaan melakukan ekualisasi SPT Tahunan PPh


Jika terdapat material yang bukan objek Badan dengan SPT Masa PPh Pasal 23 dilakukan
PPh Pasal 23, perlu dilakukan pemisahan sebagai sarana pengecekan terhadap jumlah biaya
antara nilai jasa dan materialnya, dan sewa, bunga, dividen, royalti dan jasa lainnya yang
melakukan identifikasi penyebab adanya harus dipotong PPh Pasal 23 pada formulir 1771-II
perbedaan dari hasil rekonsiliasi. dan 1771-IV SPT Tahunan PPh Badan dengan jumlah
dasar pengenaan pajak SPT Masa PPh Pasal 23.

Akuntansi Perpajakan – Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Masalah Penyusunan Kontrak
 Penyusunan kontrak pada transaksi yang merupakan objek PPh Pasal
23/23/4(2) merupakan sesuatu yang harus diperhatikan perusahaan.
 Dalam kontrak harus diatur hak dan kewajiban perpajakan masing-
masing pihak.
 PPh Pasal 23 dikenakan hanya atas jasa yang diberikan kecuali untuk
jasa konstruksi dan jasa catering termasuk nilai materialnya, sehingga
dalam kontrak perlu diatur pemisahan antara nilai jasa dan nilai
materialnya.
 Jika tidak terdapat pemisahan maka PPh Pasal 23 akan dikenakan pada
seluruh nilai kontrak dan menyebabkan pembayaran PPh Pasal 23
menjadi lebih besar.

Akuntansi Perpajakan – Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Masalah Penyusunan Kontrak (lanjutan)

Jika vendor tidak bersedia dipotong pajaknya karena pembayarannya mengacu kepada
kontrak yang telah disetujui sebelumnya, sehingga pembeli atau pemilik proyek tidak
memotong withholding tax (PPh Pasal 21/22/23/Final) sehingga akan dikenakan sanksi
dan diminta juga membayarkan witholding tax ke kas negara. Terdapat dua pilihan
perlakuan perpajakan atas transaksi tersebut:
 Jika withholding tax tersebut dibiayakan dalam laporan keuangan fiscal maka nilai
transaksi dalam kontrak yang akan dibayar tersebut di gross-up sehingga jumlah
transaksi dalam kontrak sudah termasuk pajak yang harus dipungut. Atas jumlah
pajak yang dibayarkan boleh dibebankan sebagai biaya (kecuali PPh final dan
dividen), dan selain itu perusahaan masih dapat menghemat pajak.
 Alternatif lain jika perusahaan membayarkan withholding tax yang tidak boleh
dibebankan sebagai biaya oleh perusahaan karena tidak dilakukan gross-up.

Akuntansi Perpajakan – Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Penelaahan PPh Pasal 22, 23, dan PPh Final

 Menelaah biaya-biaya yang menjadi objek pemotongan pajak.


 Menelaah ketepatan objek pemotongan, tarif pemotogan, serta
penghitungan pajak yang dilakukan perusahaan.
 Meneliti bukti pemotongan dan SPT Masa untuk menyakinkan
kabsahan dokumen yang berkaitan dan ketepatan perhitungan serta
ketepatan waktunya.
 Rekonsiliasi antara biaya yang dilaporkan dengan dasar pemotongan
pajak.

Akuntansi Perpajakan – Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Anda mungkin juga menyukai