PPh Pasal 22 adalah bentuk pemotongan atau pemungutan pajak yang dilakukan satu
pihak terhadap Wajib Pajak dan berkaitan dengan pembayaran atas pembelian barang,
impor barang/jasa kena pajak, penjualan hasil produksi dalam negeri, dan penjualan
barang yang tergolong sangat mewah.
Dikecualikan dari pemungutan PPh Pasal 22 adalah
Impor barang dan/atau penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan perundang-
undangan tidak terutang Pajak Penghasilan.
Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan/atau Pajak
Pertambahan Nilai sebagaimana ditetapkan dalam KMK No. 254/KMK.03/2001
yang telah diubah dengan KMK No. 392/KMK.03/2001 dan 236/KMK.02/2003
dan 154/PMK.02/2007 dan terakhir diubah dengan PMK No. 08/PMK.03/2008.
• Wajib Pajak yang dalam tahun pajak berjalan dapat menunjukkan tidak akan terutang Pajak
Penghasilan karena mengalami kerugian fiscal.
• Wajib Pajak berhak melakukan kompensasi kerugian fiscal sepanjang kerugian tersebut
jumlahnya lebih besar dari perkiraan penghasilan neto tahun pajak yang bersangkutan.
• Pajak Penghasilan yang telah dibayar lebih besar dari Pajak Penghasilan yang akan terutang.
• Wajib Pajak yang dalam tahun pajak berjalan dapat menunjukkan tidak akan terutang Pajak
Penghasilan karena mengalami kerugian fiscal.
• Wajib Pajak berhak melakukan kompensasi kerugian fiscal sepanjang kerugian tersebut
jumlahnya lebih besar dari perkiraan penghasilan neto tahun pajak yang bersangkutan.
• Pajak Penghasilan yang telah dibayar lebih besar dari Pajak Penghasilan yang akan terutang.
Jika vendor tidak bersedia dipotong pajaknya karena pembayarannya mengacu kepada
kontrak yang telah disetujui sebelumnya, sehingga pembeli atau pemilik proyek tidak
memotong withholding tax (PPh Pasal 21/22/23/Final) sehingga akan dikenakan sanksi
dan diminta juga membayarkan witholding tax ke kas negara. Terdapat dua pilihan
perlakuan perpajakan atas transaksi tersebut:
Jika withholding tax tersebut dibiayakan dalam laporan keuangan fiscal maka nilai
transaksi dalam kontrak yang akan dibayar tersebut di gross-up sehingga jumlah
transaksi dalam kontrak sudah termasuk pajak yang harus dipungut. Atas jumlah
pajak yang dibayarkan boleh dibebankan sebagai biaya (kecuali PPh final dan
dividen), dan selain itu perusahaan masih dapat menghemat pajak.
Alternatif lain jika perusahaan membayarkan withholding tax yang tidak boleh
dibebankan sebagai biaya oleh perusahaan karena tidak dilakukan gross-up.