Anda di halaman 1dari 15

PPH PASAL

25
Disusun oleh kelompok
8
nama anggota
kelompok

Adrianus Rivaldo Seda Makin ( 2210020038


)

Agustina kaita Tanggurami ( 2210020012


)

Florensi Marlis Ablelo ( 2210020043


)
PEMBAHASAN

Pajak Penghasilan Pasal 25 adalah angsuran pajak


penghasilan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak
untuk setiap bulan dalam tahun pajak berjalan. Menurut
Pasal 25 ayat (1) Undang-Undang No. 38 Tahun 2008,
pengertian Pajak Penghasilan Pasal 25 adalah
pembayaran pajak atas penghasilan secara angsuran
setiap bulannya dalam waktu satu tahun.
Menghitung angsuran
bulanan
Besarnya angsuran pajak dalam
tahun pajak berjalan yang harus
dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk
1.Perhitungan PPh Pasal 25
setiap bulan adalah sebesar Pajak Ayat 1
Penghasilan yang terutang menurut
2.Perhitungan PPh Pasal 25
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan tahun pajak yang Ayat 2 3.Perhitungan PPh Pasal
selanjutnya dikurangi dengan:
25 Ayat 4
Angsuran Pajak Bulan-Bulan sebelum Batas Waktu Penyampaian SPT Tahunan
PPh

Besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk bulan-
bulan sebelum Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan disampaikan
sebelum batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan sama dengan besarnya angsuran pajak untuk bulan terakhir tahun
pajak yang lalu.
Angsuran Pajak Apabila dalam Tahun Berjalan Diterbitkan Surat Ketetapan
Pajak untuk Tahun Pajak yang Lalu

Apabila dalam tahun pajak berjalan diterbitkan surat ketetapan pajak untuk tahun
pajak yang lalu, besar angsuran pajak dihitung kembali berdasarkan surat ketetapan
pajak tersebut dan berlaku mulai bulan berikutnya setelah bulan penerbitan surat
ketetapan pajak.
Penghitungan Besarnya Angsuran Pajak Dalam Tahun
Berjalan Dalam Hal-Hal Tertentu

Pada dasarnya, besarnya pembayaran angsuran


pajak oleh Wajib Pajak sendiri dalam tahun berjalan
sedapat mungkin diupayakan mendekati jumlah
pajak yang akan terutang pada akhir tahun. Oleh
karena berdasarkan ketentuan ini dalam hal-hal
tertentu Direktur Jenderal Pajak diberikan wewenang
untuk menyesuaikan perhitungan besarnya
angsuran pajak yang harus dibayar sendiri oleh
Wajib
Pajak dalam tahun berjalan, yaitu:
1.Wajib Pajak Berhak atas Kompensasi Kerugian

2.Wajib Pajak memperoleh penghasilan tidak teratur.

3.Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun yang lalu


disampaikan setelah lewat batas waktu yang ditentukan

4.Wajib Pajak diberikan perpanjangan jangka waktu penyampaian


Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan

5.Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak


Penghasilan yang mengakibatkan angsuran bulanan lebih besar
dari angsuran bulanan sebelum pembetulan.

6.Terjadi perubahan keadaan usaha atau kegiatan Wajib Pajak.


Besarnya Angsuran Pajak Penghasilan Dalam Tahun Pajak
Berjalan Yang Harus Dibayar Sendiri Oleh Wajib Pajak Baru, Bank,
Sewa Guna Usaha Dengan Hak Opsi,
Bumn, Bumd Wajib Pajak Masuk Bursa Dan Wajib Pajak
Lainnya Berdasarkan Ketentuan Diharuskan
Mem buat Laporan Keuangan Berkala
Termasuk Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha
Tertentu.
PPh Pasal 25 bagi Pajak Penghasilan yang dihitung berdasarkan
Wajib Pajak penerapan tarif umum atas penghasilan neto
Baru sebulan yang disetahunkan, kemudian dibagi 12.
Pajak Penghasilan yang dihitung berdasarkan
PPh Pasal 25 bagi
penerapan tarif umum atas laba-rup fiskal menurut
Wajib Pajak Bank
laporan keuangan triwulan terakhir yang disetahunkan
dan Sewa Guna
dikurangi Pajak Penghasilan Pasal 24 yang dibayar atau
Usaha dengan Hak
terutang di luar negeri untuk tahun pajak yang lalu
Opsi
dibagi dua belas.
.
Pajak Penghasilan yang dihitung berdasarkan penerapan
tarif umum atas laba-rugi fiskal menurut Rencana Kerja
dan Anggaran Pendapatan (RKAP) tahun pajak yang
Pajak Penghasilan
bersangkutan yang telah disahkan Rapat Umum
Pasal 25 bagi
Pemegang Saham (RUPS) dikurangi dengan pemotongan
Wajib Pajak
dan pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 dan 23, serta
BUMN dan BUMD
Pajak Penghasilan Pasal 24 yang dibayar atau terutang di
luar negeri tahun pajak yang lalu dibagi dua belas.
Pajak Penghasilan yang dihitung berdasarkan
penerapan tarif umum atas laba-rugi fiskal
PPh Pasal 25 Bagi
menurut laporan keuangan berkala terakhir yang
Wajib Pajak Masuk
disetahunkan dikurangi dengan pemotongan
Bursa dan
dan pemungutan Pajak Penghasilan
Wajib Pajak Lainnya
Pasal 22, 23, dan 24 yang dibayar atau
yang Berdasarkan
terutang di luar negeri untuk tahun pajak
Ketentuan Diharuskan
yang lalu dibagi dua belas
Membuat Laporan
Keuangan Berkala
Besarnya angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 untuk Wajib
PPh Pasal 25 Bagi Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu ditetapkan
Wajib Pajak Orang sebesar 0,75 persen dari jumlah peredaran bruto setiap
Pribadi Pengusaha bulan dari masing-masing tempat usaha.
Tertentu
KESIMPULA
N
Pajak penghasilan pasal 25 adalah angsuran pajak penghasilan yang harus
dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap bulan dalam tahun pajak berjalan.
Besarnya angsuran pajak dalam tahun pajak berjalan yang harus dibayar sendiri
oleh Wajib Pajak untuk setiap bulan adalah sebesar Pajak Penghasilan yang
terutang menurut Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun pajak
yang selanjutnya dikurangi dengan pasal 21, pasal 22, pasal 23, dan pasal 24.
besarnya pembayaran angsuran pajak oleh Wajib Pajak sendiri dalam tahun
berjalan sedapat mungkin diupayakan mendekati jumlah pajak yang akan
terutang pada akhir tahun. Oleh karena berdasarkan ketentuan ini dalam hal-hal
tertentu Direktur Jenderal Pajak diberikan wewenang untuk menyesuaikan
perhitungan besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri oleh Wajib
Pajak dalam tahun berjalan.

Anda mungkin juga menyukai