Anda di halaman 1dari 6

Nama : Florensi marlis Ablelo

Nim : 2210020043

Prodi : Akuntansi

Sem/kelas : 2/A

MATA KULIAH AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 1

1. Hubungan Siklus Aktiva Lancar (Kas, Piutang & Persediaan)

Perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan ketiganya memiliki hubungan yang saling
terkait satu sama lain, dimana perusahaan dikatakan sehat jika liquiditas perusahaan tsb lancar atau
sangat baik. Liquiditas pada perusahaan yang paling liquid adalah berupa kas, namun harus dilihat
kembali, karena walaupun jumlah kas atau setara kas besar, harus dilihat kembali arus kasnya. Apakah
kas tsb diperoleh dari aktivitas oprasional perusahaan atau dari utang yang tinggi. Sehingga tingginya
jumlah kas yang baik akan tergantung pada siklus atau performa piutang dari perusahaan.

Piutang adalah aset yang paling liquid setelah kas, semakin bagus perputaran piutang makan akan
semakin baik performanya. karena jika piutang yang tidak tertagih terlalu lama akan mengganggu jumlah
kas yang ada diperusahaan, dan akan menimbulkan bias informasi tentang nilai pendapatan atau income
yang dicatat oleh perusahaan. Karena pada saat pencatatan pendapatan, bagi perusahaan yang
pencatatannya menggunakan metode accrual maka mencatat lawannya adalah piutang. Jika piutang
yang dicatat tidak bisa tertagih, dengan kata lain pencatannyapun bisa dianggap tidak ada. Jumlah
piutang ini sangat dipengaruhi oleh perputaran atau siklus persediaan. Perlu digaris bawahi, perputaran
persediaan yang baik adalah perputaran persediaan dikarenakan ada penjualan, bukan persediaan
berkurang karena persediaan itu rusak atau hilang.

Dari penjelasan diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa, hubungan antara siklus kas, piutang dan saling
berhubungan. Karena ketiganya dalah aset yang paling liquid, dari mulai kas, disusul oleh piutang, lalu
oleh persediaan. Jumlah kas dipengaruhi oleh jumlah piutang yang sudah tertagih atau belum,
sedangkan jumlah piutang ditentukan oleh jumlah persediaan yang sudah terjual atau sudah menajadi
pendapatan atau belum. dari ketiganya secara keseluruhan akan mempengaruhi performance dan modal
kerja suatu perusahaan. Semakin baik siklus kas, piutang dan persediaan makan akan semakin baik
modal kerja dan performance seuatu perusahaan

https://www.kompasiana.com/yogiaski4364/623c6b6fbb448603ae3ac132/keterkaitan-atau-hubungan-
antar-akiva-lancar-kas-piutang-dan-persediaan

2. ISU KHUSUS YANG TERKAIT DENGAN PIUTANG

Perusahaan umumnya mengikuti prinsip pengakuan dan penilaian yang dib pada bagian sebelumnya dari
bab ini. Masalah tambahan yang terkait dengan piutang adalah sebagai berikut.

 Penggunaan opsi nilai wajar.


 Penghentian pengakuan piutang
 Penyajian dan analisis.
Opsi Nilai Wajar

Sebagaimana ditunjukkan sebelumnya, piutang pada umumnya diukur sebeur perolehan yang
diamortisasi. Namun, perusahaan memiliki opsi untuk mencatat na wajar pada sebagian besare akun
aset dan liabilitas keuangan, termasuk piutang IASB percaya bahwa pengukuran nilai wajar untuk
instrumen keuangan menyediakan informasi yang lebih relevan dan mudah dipahami dibanding biaya
historia 1ASB mempertimbangkan bahwa nilai wajar lebih relevan karena mencerminkan nila setara kas
saat ini dari instrumen keuangan terkait.

Pengukuran Nilai Wajar


Jika perusahaan memilih opsi nilai wajar (fair value option), maka piutang dicatat pal nilai wajar, dengan
keuntungan atau kerugian akibat pemilikan yang belum direali akan dilaporkan sebagai bagian dari laba
neto. Keuntungan atau kerugian akibat pemilikan yang belum direalisasi (unrealized holding gain or loss)
adalah perubahan neto pada nilal wajar piutang dari satu periode ke periode lainnya, tidak termasuk
pendapatan bunga diakui tetapi tidak tercatat. Akibatnya, perusahaan melaporkan patang pada nilai
wajar setiap tanggal pelaporan. Selain itu, perusahaan melaporkan perubahan nilai sebagai bagian dari
laba neto.

Perusahaan dapat memilih untuk menggunakan opsi nilai wajar pada saat piutang tenebut awalnya
diakui atau ketika beberapa peristiwa memicu berlakunya dasar akuntansi yang baru (seperti ketika
terjadi akuisisi bisnis). Jika perusahaan memilih and nilai wajar untuk plutang, maka perusahaan harus
terus menggunakan pengukuran milai wajar untuk piutang sampai perusahaan tidak lagi memiliki
piutang tersebut. Jika perusahaan tidak memilih opsi nilai wajar untuk piutang pada tanggal pengakuan,
perusahaan tidak boleh menggunakan opsi nilai wajar ini dalam periode berikutnya.

 Pengakuan Opsi Nilal Wajar

Nilai wajar (fair value) adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan
dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal
pengukuran.
Sumber: Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 68 (PSAK 68) Pengukuran Nilai Wajar, Lampiran A.

Penghentian Pengakuan Piutang


Pada titik mana seharusnya piutang tidak lagi dimasukkan sebagai aset perusahaan yaitu, dihentikan
pengakuannya. pertama terjadi ketika piutang tidak lagi memiliki nilai-yaitu hak kontraktusl arus kas
piutang sudah tidak ada lagi.

Situasi kedua terjadi jika mengalihkan (misalnya menjual) putang ke perusahaan lain, sehingga
mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan kepad perusahaan lain.
Pemberhentian pengakuan atas piutang dilakukan berdasarkan sifat dan bentuk yang ditempuh dalam
penyelesaian piutang dimaksud. Secara umum penghentian pengakuan piutang dengan cara membayar
tunai (pelunasan) atau melaksanakan sesuatu sehingga tagihan tersebut selesai/lunas.

Pemberhentian pengakuan piutang selain karena pelunasan juga bisa dilakukan karena adanya
penghapusan. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah, penghapusan piutang dikenal dengan dua cara yaitu:
penghapusan bersyarat dan penghapusan mutlak Penghapusan secara bersyarat dilakukan dengan
menghapuskan Piutang Negara/Daerah dari pembukuan tanpa menghapuskan hak tagih. Sementara itu
penghapusan secara mutlak dilakukan dengan menghapuskan hak tagih Negara/Daerah.

 Pengalihan Piutang

Ada berbagai alasan untuk mengalihkan piutang kepada pihak lain. Misalnya, u mempercepat
penerimaan kas dari piutang, perusahaan dapat mengalihkan peng perusahaan lain dengan uang tunai.
Selain itu, untuk alasan kompetitif, menyediakan pembiayaan penjualan kepada pelanggan hampir wajib
dilakukan di berbagai indatri Dalam penjualan barang yang bertahan lama, seperti mobil, truk, peralatan
ind dan pertanian, komputer, dan peralatan, sebagian besar penjualan dilakukan se kontrak angsuran.
Banyak perusahaan besar pada industri ini telah mendirikan anak yang dimiliki sepenuhnya yang
mengkhususkan diri dalam pembiayaan plan

Kedua, pemegang dapat menjual piutang karena mengalami kondisi keuangan yang ketat dan akses ke
kredit normal tidak tersedia atau terlalu mahal. Selain au perusahaan dapat menjual piutang, dan bukan
mengambil pinjaman, untuk menghindari pelanggaran perjanjian terkait pinjaman yang ada.

Sebaliknya, beberapa pembeli piutang membeli piutang tersebut untuk mendapatkan perlindungan
hukum dari hak kepemilikan yang diberikan pembeli aset versus hak yang lebih rendah yang diberikan
kreditor yang dijamin. Selain itu, bank dan lembaga pemberi pinjaman lainnya mungkin perlu membeli
piutang karena batas maksimum pemberian kredit. Artinya, mereka tidak bisa memberikan pinjaman
tambahan, tetapi mereka dapat membeli piutang dan mengenakan biaya atas layanan ini

pengalihan piutang kepada pihak ketiga untuk ditukarkan dengan kas terjadi dengan salah satu dari dua
cara berikut

1. Pinjaman Dijamin
Perusahaan sering menggunakan piutang sebagai jaminan dalam transaksi pinjaman. Bahkan,
kreditor sering mengharuskan debitur untuk menunjuk (menetapkan) atau menjaminkan
piutang sebagai jaminan atas pinjaman tersebut. Jika pinjaman ini tidak dibayar saat jatuh tempo,
kreditor dapat mengonversi jaminan menjadi kas-yaitu menagih piutang

2. Penjualan piutang
Penjualan piutang telah meningkat secara substansial dalam beberapa tahun terakhi Jenis yang
paling umum adalah penjualan kepada faktor/anjak (factor). Faktor (anjak) adalah perusahaan
pembiayaan atau bank yang membeli piutang dari bisnis deng mengenakan sejumlah fee
(penghasilan jasa) dan kemudian menagih pembayara uang secara langsung dari pelanggan.
Anjak piutang (factoring receivables) secan tradisional dikaitkan dengan industri tekstil, pakaian
jadi, alas kaki, furnitur, dan home furnishing.
Penjualan tanpa Jaminan

Ketika membeli piutang, pembeli umumnya menanggung risiko kolektibilitas dan menyerap
kerugian kredit. Penjualan jenis ini sering disebut sebagai penjua tanpa jaminan (without
guarantee) atau tanpa recourse (without recourse) terhadap kerugian kredit. Pengalihan piutang
dalam hal ini merupakan penjualan langsung platang dalam bentuk (pengalihan kepemilikan)
dan substansi (pengalihan risiko dan manfaat) Seperti dalam setiap penjualan aset, penjual
mendebit Kas untuk sejumlah hasil yang diterima dan mengkredit Piutang sejumlah nilai nominal
piutang, P mengakui selisihnya, dikurangi dengan penyisihan untuk kemungkinan penyesu
(diskon, retur, penyisihan, dan lain-lain), sebagai Kerugian atas Penjualan Puan Penjual
menggunakan akun Tagihan dari Faktor (dilaporkan sebagai piutang) u mencatat hasil penjualan
yang dilakukan oleh faktor untuk menutupi kemungki potongan penjualan, retur penjualan, dan
penyisihan penjualan.

Penjualan dengan Jaminan


untuk mengilustrasikan penjualan piutang dengan jaminan (with dengan recourse (with
recourse) terhadap kerugian kredit, asumalkan bahwa Crest Textiles mengeluarkan jaminan
kepada Commercial Factors untuk mengompensad Commercial Factors atas setiap kerugian
kredit pada piutang yang dialihkan. Dalam aluasi int, pertanyaannya adalah apakah risiko dan
manfaat kepemilikan secara efektif dalihkan ke Commercial Factors atau tetap ditanggung oleh
Crest Textiles. Dengan lata lain, apakah hal ini akan dicatat sebagai penjualan atau pinjaman?

Dalam kasus ini, mengingat terdapat jaminan untuk semua gagal bayar (default). tampak bahwa
risiko dan manfaat dari piutang tersebut masih tetap ditanggung oleh Crest Textiles. Akibatnya,
pengalihan dianggap sebagai pinjaman, terkadang disebut bagai penjualan gagal (failed sale).
Crest Textiles terus mengakui piutang pada pembukuannya, dan transaksi diperlakukan sebagai
pinjaman.

Ringkasan Pengalihan
IASB menggunakan istilah penghentian pengakuan (derecognition) ketika mengacu pada
akuntansi untuk pengalihan piutang. Menurut IASB, penentuan apakah piutang yang dialihkan
dapat dihentikan pengakuannya dan dicatat sebagai penjuala didasarkan pada evaluasi atas
apakah penjual telah mengalihkan secara substantial seluruh risiko dan manfaat atas
kepemilikan aset keuangan. Seperti yang ditunjukkan, jika secara substansial seluruh risiko dan
manfaat atas kepemilikan piutang telah dialihkan, maka piutang tersebut akan dihentikan
pengakuannya. Namun, jika secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak dialihkan, maka
perusahaan memperlakukan pengalihan sebagai pinjaman yang dijamin.

Penyajian dan Analisis


Penyajian Piutang

Aturan umum dalam mengklasifikasikan piutang adalah sebagai berikut.


1. Memisahkan dan melaporkan jumlah tercatat berbagai kategori piutang.
2. Meminjukkan piutang yang diklasifikasikan sebagai jangka pendek dan jangka panjang dalam
laporan posisi keuangan.
3. Menyaling hapus (offset) dengan tepat akun penilaian untuk piutang yang mengalami penurunan
nila termasuk pembahasan tentang penurunan nilai yang ditentukan secara individu maupun
kolektif.

4. Mengungkapkan nilai wajar piutang sedemikian rupa yang memungkinkannya untuk


dibandingkan dengan jumlah tercatatnya.

5. Mengungkapkan informasi untuk menilai risiko kredit yang melekat pada piutang dengan
memberikan infirmasi tentang :

a. yang tidak jatuh tempo atau mengalami penurunan nilai


b. Jumlah tercatat piutang yang seharusnya telah jatuh tempo atau mengalami penurunan
nilai, yang terminnya telah dinegosiasi ulang.
c. Untuk piutang yang belum jaruh tempo atau mengalami penurunan nilai, sampaikan
analisis umur piutang yang telah jatuh tempo pada akhir periode pelaporan

6. Mengungkapkan piutang yang dijadikan jaminan.

7. Mengungkapkan semua konsentrasi risiko kredit yang signifikan yang timbul dari piutang

Analisis Piutang

Rasio Perputaran Piutang. Analis sering menghitung rasio keuangan untuk mengevaluasi
likuiditas piutang perusahaan. Untuk menilai likuiditas piutang analis menggunakan rasio perputaran
piutang (receivables turnover ratio). Ra ini mengukur berapa kali rata-rata perusahaan menagih
piutang selama periode berjalan. Rasio ini dihitung dengan membagi penjualan neto dengan jumlah
rats ras (neto) piutang yang beredar pada tahun berjalan. Secara teoretis, pembilang har
memasukkan penjualan kredit neto, tetapi informasi ini sering tidak tersedia. Namus jika jumlah
relatif penjualan kredit dan tunai tetap konstan, trend yang ditunjukkan oleh rasio akan tetap valid.
Dengan mengecualikan faktor musiman yang signifikas rata-rata piutang yang beredar dapat dihitung
dari saldo awal dan akhir piutang dagang neto.

sumber: buku Akuntansi keuangan menengah kieso weygandt warfield hal 440-450

case

1. https://www.warsidi.com/2018/07/contoh-jurnal-akuntansi-derivatif-metode-nilai-wajar.html
2. https://www.pinterpandai.com/nilai-wajar-fair-value-akuntansi-penjelasan-rumus-soal-
jawaban/
3. https://www.slideshare.net/onniephikun/instrumen-keuangan-piutang

4. https://e-jurnal.nobel.ac.id/index.php/akmen/article/view/25
5. http://jurnalku.org/index.php/jurnalku/article/view/32
6. https://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrma/article/view/1294

Anda mungkin juga menyukai