1.
Waran adalah instrumen keuangan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk
membeli saham penerbit dengan harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Waran ini
diterbitkan oleh perusahaan sebagai bagian dari suatu penawaran umum atau dalam
rangka mendapatkan pendanaan tambahan. Ketika waran dijalankan, pemegangnya
memiliki hak untuk membeli saham dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya.
Dalam hal ini, waran memiliki karakteristik utang karena pada awalnya, pemegang
waran memberikan dana kepada perusahaan sebagai imbalan atas penerbitan waran
tersebut. Namun, ketika waran dijalankan dan pemegangnya membeli saham, waran
tersebut juga memiliki karakteristik ekuitas karena pemegangnya menjadi pemilik
saham dalam perusahaan.
Anda benar, ketika sebuah perusahaan menerbitkan waran, terjadi dua transfer of
wealth yang terjadi pada tahap-tahap tertentu. Berikut ini adalah penjelasan tentang
kapan dan bagaimana terjadinya masing-masing peristiwa tersebut:
Pada tahap awal penerbitan waran, perusahaan menerima dana dari pemegang waran
sebagai imbalan atas penerbitan instrumen tersebut. Pemegang waran membayar
premi atau harga waran kepada perusahaan, yang kemudian digunakan oleh
perusahaan untuk keperluan bisnisnya. Pada titik ini, terjadi transfer wealth dari
pemegang waran ke perusahaan. Pemegang waran mengorbankan sejumlah dana
mereka untuk mendapatkan waran sebagai instrumen investasi potensial.
Perlu dicatat bahwa transfer of wealth kedua terjadi hanya ketika pemegang waran
memutuskan untuk melaksanakan waran dan membeli saham. Jika pemegang waran
tidak melaksanakan waran sebelum jangka waktu waran berakhir, tidak ada transfer
wealth kedua yang terjadi, dan waran tersebut menjadi tidak bernilai.
Dengan demikian, melalui kebijakan penerbitan waran, terjadi dua transfer of wealth
yang terjadi pada tahap penerbitan waran dan saat pelaksanaan atau penjualan waran
tersebut.
2.
GPT Answer: (verified by Ineke Andrayani, Farah Salsabila, Ayu Dwi Sukmawati)
Metode Altman, yang dikenal sebagai Model Z-Score Altman, adalah sebuah model
yang dikembangkan oleh Edward I. Altman pada tahun 1968. Ide di balik metode ini
adalah untuk mengidentifikasi indikator keuangan yang dapat meramalkan potensi
kebangkrutan atau kegagalan keuangan suatu perusahaan (dalam 2 tahun ke depan).
Model Altman menggunakan analisis multivarian dengan menggabungkan beberapa
rasio keuangan yang signifikan menjadi satu formula, seperti mempertimbangkan rasio
likuiditas (current asset ratio), solvabilitas (leverage: DAR DER), profitabilitas (ROA
ROE), aktivitas (Fix Asset turnover ratio (FATR)), dan ukuran pasar (market ratio: EPS,
PBV, DPS). Melalui pendekatan statistik dan pengujian yang valid, model ini
memberikan skor Z sebagai indikator potensi kebangkrutan, dengan ambang batas
tertentu untuk mengklasifikasikan perusahaan ke dalam kategori risiko rendah (safe
zone; Z score tinggi), risiko sedang (grey zong; z score di antara batas atas dan
bawah), dan risiko inggi (financial distress zone; Z score rendah). Meskipun metode
Altman telah digunakan secara luas dalam analisis risiko kredit, penting untuk diingat
bahwa ini bukanlah prediktor yang sempurna dan analisis mendalam tetap diperlukan
untuk memahami kondisi dan prospek keuangan perusahaan. (dalam
perkembangannya pemilihan model Altman Z-Score dapat dibagi menjadi beberapa
jenis sesuai dengan jenis perusahaan, ex: manufaktur, non manufaktur, IPO, private dll)
GPT Answer: (verified by Ineke Andrayani, Farah Salsabila, Ayu Dwi Sukmawati,
Achmad I. A.)
Gejala:
Alternatif langkah solusi: internal liquidation (penjualan asset oleh perusahaan tanpa
bantuan pihak berwajib- sadara diri lu ga punya duit) dan internal reorganization
(restrukturisasi capital structure) restrukturisasi hutang, perbaikan efisiensi operasional,
dan diversifikasi produk dan pasar.
Prediksi kondisi setelah solusi dilaksanakan: Hutang yang lebih terkendali, peningkatan
likuiditas, dan efisiensi operasional yang ditingkatkan akan membawa stabilitas dan
keberlanjutan bagi perusahaan. Penjualan yang meningkat melalui diversifikasi produk
dan pasar baru akan memperkuat pendapatan dan marjin keuntungan. Dalam jangka
panjang, perusahaan ABC akan mendapatkan stabilitas keuangan, membangun
kembali kepercayaan kreditur dan investor, dan mengarah pada pertumbuhan yang
berkelanjutan di tengah persaingan industri.
Perusahaan ABC, seorang produsen yang telah lama beroperasi, mengalami gejala
financial distress yang serius. Penyebabnya termasuk tingginya hutang yang
terakumulasi akibat ekspansi bisnis (teori Thrade off : melewati titik optimum,
penambahan utang akan mengakibatkan cost of bankruptcy akan lebih besar dari tax
benefit), penurunan penjualan yang signifikan, efisiensi operasional yang buruk dan tata
kelola perusahaan yang buruk (Struktur organisasi, pengambilan keputusan). Informasi
keuangan perusahaan menunjukkan penurunan laba bersih, arus kas operasional
negatif, dan rasio utang terhadap ekuitas yang meningkat. Untuk mengatasi financial
distress, perusahaan perlu mengambil langkah-langkah solusi seperti informal
liquidation (penjualan asset oleh perusahaan tanpa bantuan pihak berwajib- sadara diri
lu ga punya duit) dan informal reorganization (restrukturisasi capital structure)
restrukturisasi hutang, perbaikan efisiensi operasional, dan diversifikasi produk dan
pasar. Jika solusi ini berhasil dilaksanakan dengan sukses, perusahaan dapat
mengharapkan pemulihan keuangan yang bertahap. Hutang yang lebih terkendali,
peningkatan likuiditas, dan efisiensi operasional yang ditingkatkan akan membawa
stabilitas dan keberlanjutan bagi perusahaan. Penjualan yang meningkat melalui
diversifikasi produk dan pasar baru akan memperkuat pendapatan dan marjin
keuntungan. Dalam jangka panjang, perusahaan ABC akan mendapatkan stabilitas
keuangan, membangun kembali kepercayaan kreditur dan investor, dan mengarah
pada pertumbuhan yang berkelanjutan di tengah persaingan industri.
c. Meskipun ada alternatif lain yang mendatangkan biaya lebih sedikit, seringkali
orang memilih untuk meminta dinyatakan bangkrut oleh pengadilan. Kalau
kenyataan ini benar, mengapa demikian?
GPT Answer:
Meskipun ada alternatif lain yang biayanya lebih rendah (cth: informal liquidation &
informal reorganization), seringkali orang memilih untuk meminta dinyatakan bangkrut
oleh pengadilan. Hal ini terjadi karena meminta dinyatakan bangkrut memberikan
perlindungan hukum yang kuat terhadap tuntutan dari kreditur. Proses kepailitan
memberikan perlindungan terhadap penagihan utang dan penarikan aset oleh kreditur,
memberikan kesempatan untuk merencanakan restrukturisasi keuangan atau likuidasi
yang terkontrol. Selain itu, proses kepailitan juga dapat menyelesaikan kewajiban
finansial secara komprehensif bagi semua kreditur yang terlibat, dengan prinsip
kesetaraan perlakuan kreditur diterapkan. Hal ini memberikan keadilan dan kepastian
hukum bagi semua pihak yang terlibat. Selain itu, meminta dinyatakan bangkrut juga
dapat membuka peluang untuk melakukan reorganisasi dan menghindari tindakan
eksekusi yang merugikan. Meskipun ada biaya yang terkait dengan proses kepailitan,
keputusan untuk meminta dinyatakan bangkrut seringkali didasarkan pada
pertimbangan perlindungan hukum, penyelesaian yang komprehensif, kesetaraan
perlakuan kreditur, peluang reorganisasi, dan pencegahan tindakan eksekusi yang
merugikan.
Likuidasi dilakukan jika nilai perusahaan lebih besar jika bangkrut dibandingkan terus
beroperasi. Perusahaan yang terus beroperasi akan menambah risiko bagi para
kreditur semakin besar kerugiannya (beban operasional yang terus bertambah, utang
semakin membengkak, sales menurun)
1. Jumlah dana yang lebih besar akan tersedia bagi para penggugat jika
perusahaan terus beroperasi daripada dilikuidasi. (ex: beban operasional seperti
gaji karyawan, padahal pemasukan untuk perusahaan juga mines, bunga utang
yang semakin lama semakin membengkak)
2. Kelanjutan operasi hanya mungkin terjadi jika tuntutan hukum dapat
diselesaikan.
3. Pihak penuntut dan perusahaan yang dituntut tidak menemukan solusi titik temu
4. Memungkinkan debitur yang bangkrut untuk melepaskan semua kewajiban
mereka dan memulai bisnis baru tanpa terhalang oleh beban utang sebelumnya.
Chapter 7 of the federal Bankruptcy Reform Act of 1978 deals with liquidation. It
(2) provides for an equitable distribution of the debtor’s assets among the creditors, and
(3) allows insolvent debtors to discharge all their obligations and thus be able to start
new businesses unhampered by the burdens of prior debt.
1. Alasan menggunakan: Short term interest memiliki bunga yang lebih rendah
daripada hutang jangka panjang, sehingga perusahaan berani mengambil risiko
keamanan untuk mendapatkan profit yang lebih tinggi
2. Resikonya: pengembalian (cash inflow) aset jangka panjang di tahun pertama
belum tentu cukup untuk membiayai utang jangka pendek, kreditur dapat
menuntut ke pengadilan untuk pailit
3. Informasi keuangan: karena perusahaan merasa cashflow lumayan tinggi (CCC)
sampai bisa ngebayarin short term debt meskipun perkiraan cash flow aset tidak
mencukupi untuk membayar short term debt
GPT Answer:
Perusahaan XYZ beroperasi dalam industri yang sangat kompetitif dengan siklus
produksi yang cepat dan persyaratan persediaan yang tinggi. Untuk mendukung
pertumbuhan dan memenuhi permintaan pelanggan yang tinggi, perusahaan XYZ
memilih pendekatan modal kerja agresif yang melibatkan penggunaan utang jangka
pendek dan penundaan pembayaran kepada pemasok untuk memperoleh lebih banyak
dana operasional.
Konsekuensi dipilihnya alternatif pendekatan modal kerja agresif ini adalah sebagai
berikut:
1. Beban Bunga yang Meningkat: Penggunaan utang jangka pendek untuk mendanai
kebutuhan operasional perusahaan XYZ meningkatkan beban bunga perusahaan. Ini
dapat menyebabkan penurunan laba bersih dan mengurangi kemampuan perusahaan
untuk mengalokasikan sumber daya untuk investasi jangka panjang.
2. Risiko Likuiditas yang Tinggi: Dengan menunda pembayaran kepada pemasok dan
menggunakan utang jangka pendek, perusahaan XYZ menghadapi risiko likuiditas yang
tinggi. Jika arus kas masuk tidak sejalan dengan utang yang jatuh tempo, perusahaan
dapat menghadapi kesulitan dalam memenuhi kewajiban pembayaran dan
mempertahankan operasional yang lancar.
4. Rentabilitas yang Terganggu: Konsekuensi dari pendekatan modal kerja agresif ini
adalah penurunan rentabilitas perusahaan dalam jangka panjang. Beban bunga yang
meningkat, risiko likuiditas yang tinggi, dan potensi biaya tambahan akibat hubungan
yang terganggu dengan pemasok dapat mengurangi margin keuntungan perusahaan.
Meskipun pendekatan modal kerja agresif dapat memberikan likuiditas segera dan
mendukung pertumbuhan, keputusan ini juga memiliki konsekuensi serius. Perusahaan
harus mempertimbangkan dengan hati-hati risiko dan dampak jangka panjang dari
pendekatan ini terhadap keuangan, reputasi, dan hubungan bisnis mereka
GPT Answer:
Dalam sebuah skenario imajinatif, mari kita ikuti proses tawar-menawar yang
melelahkan antara perusahaan calon pengakuisisi (Perusahaan A) dan perusahaan
target (Perusahaan B).
1. Intention (Keinginan):
4. Negotiation (Negosiasi):
6. Concessions (Kompromi):
7. Agreement (Kesepakatan):
Proses ini mengilustrasikan dinamika dan kompleksitas dalam negosiasi akuisisi antara
perusahaan calon pengakuisisi dan perusahaan target. Perjalanan dari niat awal hingga
mencapai kesepakatan dapat melibatkan analisis, penawaran, tawar-menawar,
kompromi, dan evaluasi nilai yang cermat.
1.Debitur tidak mampu membayar utang yang telah jatuh tempo sesuai perjanjian yang telah
disepakati bersama pihak kreditur, dimana sesuai kententuan UU PKPU no 37 tahun 2004
sedikitnya debitur telah mempunyai kewajiban kepada 2 kreditur.
2. Agar bunga utang nilainya tidak semakin naik atau membengkak yang berdampak pada
semakin bertambahnya kerugian yang harus ditanggung oleh perusahaan. Maka perusahaan
diputuskan untuk dipailitkan
3.
Tahapan akuisisi
1. Estimating a target’s value
Terdapat 2 metode yang digunakan unyuk merge evaluasi
1. DCF (discouted cash flow)
2. APV
Ada tiga metode DCF (Discounted Cash Flow) yang banyak digunakan:
(1) metode penilaian perusahaan dengan FCF,
(2) metode present value yang disesuaikan, dan
(3) metode FCF untuk ekuitas, yang juga disebut metode residu ekuitas.
b. Ada yang berpendapat bahwa pada suatu sektor usaha (industri) yang sama,
perusahaan yang mempunyai CCC lebih pendek menunjukkan perusahaan
tersebut mempunyai posisi persaingan yang (lebih) kuat. Jelaskan pendapat
saudara.
CCC makin pendek makin baik
CC menunjukkan lama dana terikat dalam working kapital; jangka waktu kembalinya kas
jadi kas lagi.
CCC makin pendek makin baik, menunjukkan perusahaan mempunya persaingan yang
lebih kuat karena perusahaan memiliki likuiditas yang lebih baik (cepat dalam penjualan,
sedikit inventory dapat meningkatkan pendapatan perusahaan; pengelolaan piutang
yang baik sehingga cepat menerima pembayaran dari hasil pembelian customer)
Chat GPT
Pendapat bahwa perusahaan yang memiliki Cash Conversion Cycle (CCC) lebih pendek
menunjukkan posisi persaingan yang lebih kuat dalam suatu sektor usaha bisa dikatakan cukup
beralasan. CCC merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur efisiensi perusahaan
dalam mengelola siklus keuangan mereka.
CCC menggabungkan tiga metrik utama, yaitu periode persediaan (days inventory outstanding),
periode piutang (days sales outstanding), dan periode kewajiban (days payable outstanding).
CCC mencerminkan jumlah waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengubah
inventaris menjadi kas yang tersedia setelah mempertimbangkan penjualan dan pembayaran
hutang.
Jika sebuah perusahaan memiliki CCC yang lebih pendek, ini menunjukkan bahwa perusahaan
mampu mengelola inventaris dengan cepat, mengenai piutang dan pembayaran hutang yang
efisien. Hal ini bisa mengindikasikan beberapa hal berikut:
1. Likuiditas yang lebih baik: Perusahaan dengan CCC pendek biasanya memiliki
kemampuan untuk mengubah persediaan menjadi kas dengan cepat. Hal ini
menunjukkan tingkat likuiditas yang lebih baik, yang dapat membantu perusahaan
dalam menghadapi tantangan keuangan yang mungkin timbul.
2. Siklus pendapatan yang cepat: Dengan CCC pendek, perusahaan mampu
mengumpulkan piutang dengan lebih cepat. Ini berarti perusahaan dapat mengonversi
penjualan menjadi kas secara lebih efisien, yang mempercepat siklus pendapatan.
3. Pengelolaan risiko yang baik: CCC pendek juga menunjukkan bahwa perusahaan dapat
mengelola risiko kredit dengan baik. Mampu memperoleh pembayaran dari pelanggan
dan pada saat yang sama memanfaatkan periode pembayaran dari pemasok dapat
membantu perusahaan dalam mengoptimalkan sumber daya keuangan mereka.
Namun, perlu diingat bahwa CCC yang lebih pendek tidak selalu menjadi satu-satunya indikator
kekuatan persaingan perusahaan. Terdapat faktor-faktor lain yang perlu diperhatikan seperti
reputasi merek, strategi pemasaran, inovasi produk, dan keunggulan operasional. CCC yang
pendek mungkin menunjukkan efisiensi keuangan, tetapi tidak memberikan gambaran lengkap
mengenai posisi persaingan secara keseluruhan dalam industri tertentu.
Value of operation untuk g = t1 yang konstan sampai tak terhingga dan growth rate
dibawah WACC, rumusnya adalah FCF1 / (WACC - g) (400m / 0,13-0,07)
Sehingga Value of operation PT Target adalah 6,666 milliar
Value op = FCF1/(WACC-g)
400 m dianggap sebagai FCF 0 setelah akuisisi
3. Struktur modal yang optimal merupakan salah satu posisi yang dapat
membawa manfaat yang besar bagi penambahan nilai perusahaan.
a. Uraikan langkah yang perlu diambil manajemen mencapai posisi tersebut
Struktur modal yang optimal adalah gabungan dari debt dan equity yang
memaksimalkan nilai perusahaan.
capital structure yang optimal bisa juga yang meminimalisir cost of capital nya
dan memaksimalkan value perusahan (nilai stock).
1. Estimasi value dan capital structure perusahaan saat ini
a. Menghitung cost of capital (WACC)
b. Mencari ROIC dan menghitung FCF (NO
2. Langkah pendahuluan untuk identifikasi optimal capital structure
Hamada equation : specifies hubungan antara financial leverage dan beta
3. Estimasi WACC dari capital structure yang berbeda beda (ini yg dibilang trial and
error)
4. Mencari titik optimal (titik 0) dengan mencari turunan dari fungsi (tapi aku gatau
fungsi apa) , kaya yang dibawah
Perlu diingat bahwa mencapai struktur modal yang optimal adalah proses yang
kompleks dan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi unik dari setiap
perusahaan. Dalam prakteknya, manajemen sering berkonsultasi dengan ahli keuangan
dan akuntansi untuk membantu dalam pengambilan keputusan terkait struktur modal.