Anda di halaman 1dari 25

MARGER DAN AKUSISI

disusun :
Yudistira Muhammad Abdillah (2018110028)
Robbaniyyun Khotibul U.P.M (2018110083)
TAKEOVER, MERGER, DAN AKUSISI

Takover merupakan istilah yang lebih umum yang mengacu pada transfer kendali
suatu perusahaan dari satu kelompol investor ke kelompok investor lain.
Menurut Michael Jensen, analisis ekonomis dan bukti-bukti empiris menunjukan
bahwa takeover, restrukrisasi merupakan metode yang cukup pentinh untuk
meningkatkan kemakmuran pemegang saham dan membantu mengefisienkan
perekonomian masyarakat (Amerika Serikat). Aktivitas tersebut dalam periode 1977-
1988 menghasilkan nilai tambah $500 miliar tas kepada pemegang saham target
(yang menjual) dengan menggunakan dollar 1988.
Nilai tambah untuk pemegang saham oleh penjualan sekitar $50 miliar untuk
periode yang sama. Angka-angka tersebut dengan sekitar 53% dari total dividen kas
(dinilai dengan angka dollar 1988) yang dibayarkan kepada semua investor seluruh
sektor untuk periode yang sama. Aktivitas tersebut merupakan respon terhadap
teknologi baru atau kondisi pasar yang membutuhkan penyesuainan baru.
Penyesuaian tersebut bisa di lakukan dengan cepat, melalui aktivitas takeover, LBO,
restrusisasi
Pengambil alihan bisa di lakukan melalui bebrapa cara , yaitu
akuisisi, kontes proksi, dan going private.
 Bentuk bentuk akuisisi:
a) Marger dan akuisisi,
b) Akui sisi saham, dan
c) Akuisisi asset
1. MARGER DAN AKUSISI BEBERAPA ISTILAH
 Marger
satu perusahaan di absorsi oleh perusahaan lain. pengakui sisi mempertahanan nama dan
identitasnya, dan mengambil alih asset dan kewajiban perusaahan yg di akui sisi.
 Akuisisi
Merip denagn marger, kecuali perusahaan baru akan terbentuk. Mengakui ssisi dan yg diakui sisi
“hilang” dan menjadi perusahaan baru.
 Akuissisi Saham
Memberi saham dengan hak foting (voting stock) dengan kas, saham, atau sekuritas lainnya. 
 Private Over
Tidak langsung pemegang saham , misalkan manajemen
 Tender Over
Penawaran publik untuk membeli saham dari peruahaan target.
 Akuisisi Asset
Membeli semua ast yg diakuisisi. Persetujuan formal dari pemegang saham perusahhan yang
menjual diperlukan pendekatan ini menghindari problem pemegang saham minoritas seperti pada
situasi akuisisi saham.
2. ANALISIS KEPUTUSAN MARGER DAN AKUSISI
KERANGKA AWAL :

Analisis marger dan akuisisi bisa dimulai dengan mengidentifikasi PV


manfaat dan PV biaya. Manfaat diperoleh dari sinergi atau penghematan
lainnya, yang muncul dari penggabungan dua unit usaha tersebut.
Istilah sinergi sering dilambangkan sebagai 1+1=3, bukannya 2. Tambahan
satu di peroleh dari sinergi yang di hasilkan.
Perusahaan pengakuisisi sering mengevaluasi marger dengan cara
menghitung nilai target melalui analisi present value dari cash flow, kemudian
mengurangkan harga pasar terhadap nilai yang di hitung tersebut. Cara
tersebut tidak akurat karena harga pasar bukan merupakan indicator nilai target
secara terpisah.
2. IMPLEMENTASI DAN MANAJEMEN MARGER DAN AKUISISI.

Marger dan akuisisi yang baik harus sesui dengan kerangka proses perencanaan
strategis perusahaan. Marger dan Akuisisi bisa di pakai untuk mencapai tujuan
tertentu perusahaan.
Langkah-langkah untuk marger dan akuisisi yang baik. Dikelompokkan dalam
strategi, transaksi, dan implementasi.
1. Proses strategis untuk pertumbuhan nilai.
2. Analisis karakteristik industry.
3. Sistem organisasi perusahaan.
4. Strategi berganda untuk pertumbuhan nilai.
5. Proses pencarian.
6. Melihat potensi ekonomis melalui sinergi.
7. Melihat potensi ekonomis melalui restrukturisasi.
8. Factor budaya.
9. Penilaian .
10. Due diligence (hukum dan bisnis)
11. Negosiasi .
12. Struktur deal .
13. Implementasi .
14. Review dan proses baru lagi.
Langkah di atas merupakan langkah yang sifatnya interaktif satu sama lain. Potensi
sinergi perlu di analisis. Marger atau Akuisisi terdorong melalui beberapa hal seperti
deregulasi, teknologi baru, globalisasi. Restrukturisasi merupakan alternative lain untuk
meningkatkan nilai.
Due diligence dilakukan baik untuk aspek hukum dan bisnis manajemen. Duediligence
meliputi aspek hukumnya (masalah lingkungan, potensi tuntutan, dan sebagainya) ,
pengendalian biaya dan kemungkinan perbaikannya, perbaikan produk manajemen nya,
potensi sinergi.
Perbedaan budaya perlu dilihat dan bagaimana memperbaiki potensi perbedaan yang
mungkin muncul. Isu lain yang penting adalah penilaian dalam beberapa kasus,
perusahaan pengakuisisi sering kali membayar terlalu mahal sehingga manfaat marger
menjadi hilang.
Pelaksanaan merupakan tahap penting. Marger yang baik adalah marger yang bisa
meningkatkan strategi perusahaan. Integrasi menjadi penting. Banyak marger dan
akuisisi gagal karena proses integrasi yang kurang baik. Setelah kegiatan marger dan
akuisisi selesai. Tahap selanjutnya adalah melakukan review.
3. MARGER DAN AKUISISI YANG BAIK DAN YANG
TIDAK BAIK.
Alasan Yang Masuk Akal
1. Skala Ekonomi.
Skala ekonomi berangkat dari filosofi “lebih besar, lebih baik”. Jika kita ingin menyewa
tenaga professional, maka volume penjualan perusahaan harus cukup besar untuk bisa
memanfaatkan tenaga professional tersebut. Jika ukuran perusahaan terlalu kecil,
penggunaan tenaga professional tidaklah cukup efisien karena tidak bisa di manfaatkan
dengan penuh.
2. Pengendalian.
Beberapa perusahaan melakukan marger untuk memperoleh pengendalian yang lebih
baik terhadap jalur produksi/distribusi. Sebagai contoh jika perusahaan sepatu kulit
menginginkan pasokan yang stabil, perusahaan tersebut bisa mengakuisisi perusahaan
kulit. Marger seperti itu sering di sebut sebagai integrasi ke belakang ( backword
integration ). Kemudian sikap perusahaan tersebut ingin mempunyai kendali atas ditribusi
atau pelayanan kepada konsumennya perusahaan satu tersebut bisa membeli perusahaan
retail.
3. Pajak.
Dengan tujuan memanfaatkan penghematan pajak, misalkan perusahaan partner
mempunyai keungtungan yang cukup tinggi. Kedua perusahaan tersebut bisa bergabung,
kemudian kerugian bisa di transfer ke perusahaan gabungan (taxcarrybackword and or
forward). Pajak yang di bayarkan oleh perusahaan gabungan (termasuk partner) akan
berkurang di bandingkan dengan jika tidak bergabung.
4. Menggabungkan Sumberdaya.
Membeli perusahaan lain yang mempunyai sumber daya yang bisa komplemen
(melengkapi) sumber daya yang di butuhkan oleh perusahaan pembeli.
5. Menghilangkan Ketidakefisienan.
Jika manajer tidak kompeten menjalankan perusahaannya, perusahaan menjadi tidak
efisien. Manajer seharusnya berhenti, untuk di gantikan oleh manajer yang lebih baik.
Biasanya manajer tiddak akan memecat dirinya sendiri. Pemegang saham dalam beberapa
situasi juga tidak bisa memecat langsung manajer yang kurang kompeten. Apalagi jika
kepemilikan saham menyebar luas, seperti di negara maju. Dalam situasi tersebut manajer
praktis menjadi pihak yang berkuasa di perusahaan tersebut. Market/akuisisi menjadi
alternative untuk mengatasi manajer yang tidak kompeten tersebut. Setelah marger,
manajer yang tidak kompeten bisa diberhentikan, kemudian digantikan oleh manajer yang
kompeten dan itu bisa membuat maju perusahaan.
6. Memaksa Pendistribusian Kas.
Menejer cenderung ingin memegang kendali atas sumber daya peerusahaan, termasuk
kas. Pada situasi tertentu, permasalahan ini menjadi semakin serius. Marger dan akuisisi
merupakan salah satu cara untuk memaksa menejer membayar kas ke pemegang saham
atau invest lainnya (missal pemegang utang). Perusahaan dengan karakteristik di sebutkan
di atas cenderung mempunyai nilai yang rendah dari yang seharusnya (undervalued) dan
karenayanya, menjadi sasaran marger dan akuisisi.
Alasan Yang Tidak Masuk Akal
1.Diversifikasi.
Diversifikasi dapat mengurangi risisko. Dari sisi investor, diversifikasi yang di lakukan
oleh perusahaan tidak bernilai karena investor bisa melakukannya secara langsung ( level
personal ) dengan relative mudah. Perusahaan multinasional, karena beroperasi di banyak
negara, melakukan diversifikasi. Diversifikasi tersebut menurunkan risiko, yang berarti
menguntungkan pemegang saham. Sekilas argument tersebut masuk akal. Tetapi
pemegang saham bisa melakukan diversifikasi langsung pada level personal. Karena itu
apa yang di lakukan oleh perusahaan tidak menambah nilai bagi pemegang saham.
2. Meningkatkan Pertumbuhan
Itu tanpa diikuti peningkatan sinergi, bukan merupakan alasan yang tepat untuk marger.
pertumbuhan akan memperbesar perusahaan. Tanpa peningkatan efisiensi atau sinergi,
maka tidak adapengaruh positifterhadap pemegang saham.
3. Meningkatkan EPS
Tujuan meningkatkan EPS juga merupakan tujuan yang tidak masuk akal, karena
peningkatan EPS belum tentu memberikan nilai tambabah terhadap pemegang saham.
Peninngkatan EPS tanpa melalui peningkatan efisiensi/sinergi hanya akan menciptakan
perangkap bagi perusahaan.
Alasan Lainnya Yang Tidak Nampak :
1. Penciptaan nilai yang lebih besar.
2. premium yang di bayarkan rendah
3. pengakuisisi yang baik.
Hasil Ex-Post :
1. Memfokuskan marger dan akuisisi pada data masa lalu.
4. Metode Aliran Kas Yang Didiskontokan
Pendahuluan
 
Must-do action
Memperkirakan aliran kas. Hitech merupakan target yang diincar. Pajak 40% tabel
Define new 1. Unify strategic direction
berikut
business
ini menjelaskan
2. Develop newperhitungan
operating model estimasi aliran kas flow untuk Hitech selama 5
tahun
model kedepan.
3. Set clear targets,accountability, and performance
incentive

Resolve 1. Decide top management


uncertainty 2. Embrace top performers
and conflicts 3. Communication to get employee buy-in

Respond to 1. Sell deal to key customers


external 2. Communicate with external stakeholders
pressure 3. Keep regulators satisfied
Catatan:
 Bunga dihitung dari hutang hitech saat ini, ditambah utang yang diperlukan untuk mendanai pertumbuhan.
 Aliran kas sesudah periode 2008 diperkirakan akan tumbuh 6% pertahun selamanya
 Dengan demikian Terminal value bisa dihitung sebagai berikut
 V = CF 2007/(k-g) =( 23,2-12) (1, 06) /(0, 154-0, 06) =126, 3 juta.
 Perhitungan aliran kas di atas berbeda dengan perhitungan aliran kas pada penganggaran modal yang standar.
Perhitungan diatas mengurangkan bunga utang, Sedang pada penganggaran modal yang standar, keputusan
pendanaan tidak dimasukkan dalam perhitungan aliran kas. Alasan dimasukkannya bunga dalam perhitungan
tabel di atas adalah persoalan utang dalam akuisisi cukup Kompleks. Pembeli akan mengambil alih utang target,
utang baru akan diterbitkan, akuisisi seringkali dibiayai dengan utang. Metode tersebut disebut sebagai metode
equity residual metode. Aliran kas tersebut kemudian akan didiskontokan dengan biaya modal saham.
 Misalkan untuk contoh teks di atas, biaya modal saham dihitung dengan CAPM, premi risiko adalah 7%, tingkat
bunga bebas risiko adalah 7%, dan Beta risiko sistematis adalah 1,2. Biaya modal saham adalah:
 KS = (RF + RM- RF) B= 7 +( 7) 1,2 = 15, 4%
 Dengan demikian, 15,4% dipakai sebagai diskon rate setelah biaya modal ditentukan. Nilai tes bisa dihitung
sebagai berikut ini :
 V= 6,4/(1, 154) ¹+8, 8/(1, 154) ²+9, 8/(1, 154) ³+10, 2/(1, 154) ⁴+137, 5/(1, 154)
 =91, 5
 Dengan demikian, nilai Hitech adalah 91, 5. Manajer keuangan kemudian bisa memasukkan faktor Sinergi yang
kemudian bisa meningkatkan harga target lebih tinggi dari 91, 5 karena nilai tersebut belum memasukkan
manfaat dari Sinergi.
5. Pendekatan Kelipatan
Alternatif penilaian lain adalah, dengan menggunakan pendekatan kelipatan multiple
approach. Basis yang dipakai bisa berupa pendapatan bersih earning per share.
Penjualan nilai buku dan untuk bisnis tertentu berdasarkan jumlah pelanggan. Misal
untuk tv kabel, operator seluler, sebagai ilustrasi di atas mempunyai forecast net
income 2,4 juta tahun 2002 sampai mencapai 13,2 juta dolar untuk tahun 2006.
Dengan rata-rata 7,7 juta. Rata-rata untuk perusahaan sejenis adalah 12. Dengan
menggunakan PER, Maka Nilai Hitech adalah:
V = 12 x 7,7 = 92, 4 juta.
Dalam marger dan akuisisi yang sesungguhnya, biasanya premium akan dibayarkan
kepada perusahaan target. karena itu rasio-rasio diatas bisa dimodifikasi untuk
mencerminkan premium yang akan dibayarkan kepada target. Pendekatan yang
memasukkan kemungkinan premium kepada target tersebut disebut sebagai rasio
transaksi. Misalkan rasio transaksi untuk ketiga perusahaan pembanding.
6. Metode Aliran Kas Yang Didiskontokan
Analisis Lebih Lanjut
Variasi lain dalam metode aliran kas yang didiskontokan adalah dengan
memasukkan biaya bunga, sehingga aliran kas yang tersedia tidak hanya untuk
pemegang saham, tetapi juga untuk pemegang utang.
5. STRATEGI DAN TAKTIK MARGER DAN AKUISISI

Jika suatu perusahaan ingin mengakuisisi atau menggabungkan diri dengan


perusahaan lain, maka ia akan melakukan langkah-langkah ofensif. Sebaliknya,
jika perusahaan yang diincar tidak mau dibeli atau bergabung, maka
perusahaan tersebut bisa mengembangkan langkah-langkah mempertahankan
diri dari serangan tersebut. Langkah-langkah ofensif dan defensif yang bisa
dilakukan oleh perusahaan :
1. Strategi dan Taktik Ofensif
Berikut ini langkah-langkah taktis untuk memulai proses merger dan atau akuisisi.
Pertama perusahaan bisa melakukan langkah awal dengan jalan membeli saham
perusahaan target melalui pasar saham. Pembelian tersebut praktis, sama seperti
investor biasa membeli saham tersebut di pasar saham orang lain tidak akan melihat
langkah tersebut. Langkah berikutnya, perusahaan bisa melakukan tender offer atau
tetap melakukan pembelian di pasar saham. Dalam tender offer, perusahaan
menggumumkan akan membeli saham dengan harga tertentu dalam konteks produksi.
Perusahaan membujuk pemegang saham lain untuk mewakilkan suaranya kepada
perusahaan pengakuisisi.
Berikut ini contoh mekanisme kontes proxy. Misalkan kita tidak setuju dengan kebijakan
manajer yang akan bergabung dengan perusahaan lain, kita bisa mengajak pemegang
saham lainnya untuk menentang kebijakan tersebut. Penentangan tersebut bisa
dilakukan dengan cara suara pemegang saham lain diwakilkan kepada kita. Sehingga kita
bisa menggunakan suara pemegang saham lain untuk kepentingan kita. Yaitu menentang
penggabungan usaha gabungan antara kontes proxy tender offer dan pembelian terbuka
bisa mempercepat pengambilalihan perusahaan target.
2. Strategi dan Taktik Defensif
Strategi untuk mempertahankan perusahaan dari ancaman akuisisi nampaknya lebih
banyak dan bervariasi. Strategi tersebut bisa dikelompokkan sebagai strategi
pencegahan dan strategi perlawanan. Jika sudah di ancam untuk diakuisisi.
 Strategi pencegahan
Secara umum, strategi pencegahan bertujuan menjadikan target menjadi tidak
menarik untuk diambil alih oleh perusahaan lain. Bisa dilakukan dengan beberapa cara.
Pertama menjadi perusahaan yang baik. Perusahaan yang baik mendorong harga
saham menjadi lebih tinggi, sehingga menjadi terlalu mahal bagi perusahaan lain yang
akan membeli perusahaan tersebut. Biasanya sasaran empuk adalah perusahaan yang
sebenarnya mempunyai potensi baik tetapi tidak dikelola dengan baik.
Berikut ini karakteristik perusahaan yang mempunyai potensi tinggi untuk diambil alih :
 Q-rasio yang rendah
 Neraca yang sangat Liquid dengan excess cash yang besar
 Rasio P/EPS yang rendah
 Anak perusahaan atau aset yang bisa dijual tanpa mengganggu aliran kas
 Kepemilikan manajemen yang rendah
 Perusahaan bisa menghindari akuisisi dengan menjadi perusahaan yang tidak menarik
untuk diambil alih Berikut ini beberapa cara yang bisa ditempuh
 Menaikkan utang untuk membeli saham sehingga terkonsentrasi
 menaikkan dividen
 Perjanjian utang pembayaran dipercepat jika terjadi take over
 Invest excess cash ke proyek dengan npv positif
 Beli perusahaan lain
 Under value aset sell off atau restrukturisasi untuk meningkatkan nilai
Mengamati perdagangan saham perusahaan bisa secara continue. Mengamati
perdagangan saham jika ada tanda-tanda akumulasi, saham harus diperhatikan
Apakah ada yang pihak sengaja mengakumulasi saham.
Perusahaan juga bisa menetapkan beberapa peraturan dalam AD ART yang
bertujuan untuk mempersulit pengambilalihan. Perusahaan target bisa mendesain
dewan direksi sedemikian rupa. Sehingga terjadi dewan direksi berlapis. Misal ada 9
anggota dewan direksi pergantian dilakukan. Setiap 3 tahun hanya sepertiga anggota.
Untuk setiap pergantian tersebut dengan cara tersebut jika ada pengambilalihan,
maka pengakuisisi tidak bisa langsung menyingkirkan semua anggota direksi
Poison Pills. Poison Pills adalah teknik dimana pemegang saham perusahaan target
mempunyai hak untuk membeli perusahaan target atau membeli perusahaan
pengakuisisi (flip over). Jika terjadi upaya pengambilalihan harga pembelian ditetapkan
rendah, sehingga pemegang saham target secara efektif diberi subsidi mengakibatkan
terjadinya dilusi saham target, atau pengakuisisi. Sehingga membuat usaha
pengambilalihan menjadi semakin mahal.
Golden parasut. GP merupakan perjanjian dimana perusahaan diambil alih maka
manajer akan diberi pesangon yang besar Jika dia disingkirkan
Strategi pertahanan aktif :
 Liligations : tidak bisa menghindari pengambil alihan melalui jalur hukum.
 Green mail: pembelian blok saham dari pemegang saham tertentu dengan premium
 White knight: target mungkin tidak suka dengan calon pengganti akuisisi
 White square: partner tidak perlu memiliki kontrol atas target.
Kesimpulan
Marger dan akuisisi merupakan aktivitas yang bisa menghasilkan nilai tambah bagi
perusahaan yang terlibat, bagi masyarakat, analisis margin dan akuisisi secara umum
akan sama dengan analisis penganggaran modal yang biasa Marger dan akuisisi
dilakukan jika NPV dari kegiatan tersebut lebih besar dari nol. Implementasi Marger dan
akuisisi yang baik adalah Jika kegiatan tersebut dikaitkan dengan strategi perusahaan
secara keseluruhan. Ada beberapa alasan marger yang baik dan yang tidak baik.
Manajer keuangan seharusnya memfokuskan pada alasan marger yang baik. Penelitian
menunjukkan bahwa target cenderung merupakan pihak yang paling diuntungkan
dalam kegiatan marger dan akuisisi. Karena penilaian target merupakan elemen penting
yang menentukan keberhasilan marger dan akuisisi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai