AREAL LUAS
KELAPA SAWIT :
TM 59.701,50 Ha
Non Produktif 1.117,24 Ha
TBM/TU/TK 17.643,78 Ha
Bibitan 106,40 Ha
Total Areal Kelapa Sawit 78.568,92 Ha % Umur Tanaman
KARET :
TM 5.006,10 Ha
Non Produktif 1.632,08 Ha
TBM 895,22 Ha
Bibitan 5,00 Ha
Total Areal Karet 7.538,40 Ha
TOTAL AREAL PTPN V 86.107,32 Ha
2014 2015 2016 2017 2018 Ideal 2019 2020 2021 2022 2023
Periode 2019 s.d 2023 merupakan periode ideal terhadap komposisi umur tanaman
Kelapa Sawit PTPN V
KONDISI EKSISTING PTPN V
KINERJA PRODUKSI 2014 - 2018
Protas CPO Kebun Inti Ton CPO/Ha 3,70 4,15 4,01 4,25 4,88
Rendemen CPO Kebun Inti % 23,02% 22,01% 21,77% 21,51% 22,25%
KONDISI EKSISTING PTPN V
INDIKATOR KINERJA KEUANGAN TAHUN 2018
1 2 3 4 5
4,761
44,2%
33,1%
TAHUN
INDIKATOR
2014 2015 2016 2017 2018
Total Aset (Rp. Juta) 5.461.975 6.968.636 7.560.229 8.045.605 8.799.194
Total Ekuitas (Rp. Juta) 2.094.663 2.556.337 2.315.969 1.907.039 2.348.802
Total Liabilitas (Rp. Juta) 3.367.312 4.412.299 5.244.259 6.138.567 6.450.392
Penjualan Bersih (Rp. Juta)*) 5.537.242 4.347.501 4.492.554 5.013.646 4.781.275
Laba Bersih (Rp. Juta)**) 230.550 112.770 42.340 170.082 208.108
NPM (%) 4,16% 2,59% 0,94% 3,39% 4,35%
ROA (%) 4,22% 1,62% 0,56% 2,11% 2,37%
ROE (%) 11,01% 4,41% 1,83% 8,92% 8,86%
PERUSAHAAN INDUSTRI PERKEBUNAN TAHUN 2018
PT ASTRA PT PP LONDON PT
INDIKATOR
PTPN IV PTPN V PTPN VI AGRO SUMATERA SAMPOERNA
LESTARI, Tbk INDONESIA, Tbk AGRO, Tbk
Total Aset (Rp. Juta) 15.722.952 8.799.194 4.228.185 26.856.967 10.037.294 9.018.845
Total Ekuitas (Rp. Juta) 7.599.589 2.348.802 1.639.429 19.474.522 8.332.119 4.028.850
*)
Penjualan Bersih (Rp. Juta) 4.939.116 4.781.275 1.405.849 19.084.387 4.019.846 3.207.182
**)
Laba Bersih (Rp. Juta) 580.373 208.108 75.060 1.520.723 329.426 63.608
NPM (%) 11,75% 4,35% 5,34% 7,97% 8,19% 1,98%
ROA (%) 3,69% 2,37% 1,78% 5,66% 3,28% 0,71%
ROE (%) 7,64% 8,86% 4,58% 7,81% 3,95% 1,58%
*) Penjualan Bersih dari produk utama
**) Laba Bersih setelah pajak diluar Penghasilan Komprehensif lainnya
Sumber : Annual Report atau Laporan Keuangan entitas Tahun 2018
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI
Kinerja operasional belum optimal berdasarkan capaian produktivitas TBS per Ha,
CPO per Ha dan rendemen CPO seharusnya masih dapat ditingkatkan.
Kondisi persaingan yang sangat ketat dari kompetitor swasta yang juga
menginginkan pasokan TBS dari Kebun Plasma PTPN V sehingga Pasokan TBS
Kebun Plasma yang tidak sepenuhnya dapat diraih oleh Perusahaan, sementara
dalam pembelian TBS Pihak-III tidak dapat sepenuhnya memenuhi kebutuhan
pasokan bahan baku yang dibutuhkan PKS, sehingga terjadi kondisi idle capacity.
NO. VARIABEL OPPORTUNITIES BOBOT RATING SCORE NO. VARIABEL THREATS BOBOT RATING SCORE
1 Potensi pengembangan lini bisnis hulu dan hilir dan 0,10 3 0,30 1 Semakin meningkatnya persyaratan sertifikasi produk 0,10 1 0,10
Pengembangan usaha diluar Core Business yang yang ditetapkan oleh konsumen dan pasar terkait tata
dapat berkontribusi pada laba Perusahaan kelola perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan
2 Potensi peningkatan kebutuhan CPO untuk program 0,10 3 0,30 2 Menjamurnya PKS Swasta tanpa areal yang 0,10 2 0,20
Biodiesel menyebabkan Tingkat Persaingan terhadap
Kompetitor sangat ketat
3 Terbukanya program kemitraan untuk pemenuhan 0,15 4 0,60 3 inkonsistensi Pengurus KUD dan Petani Plasma 0,15 1 0,15
kebutuhan bahan baku dalam kerjasama pasokan TBS dan Pengelolaan
4 0,10 4 0,40 4 Plasma
Lemahnya komitmen petani KKPA dalam melunasi 0,10 2 0,20
semakin luasnya Potensi pasar produk bersertifikat
cicilan utang sehingga membebani keuangan
5 Teknologi energi terbarukan yang dapat menekan 0,05 2 0,10 5 perusahaan
Moratorium izin pengembangan usaha perkebunan 0,05 3 0,15
cost production
50% 1,70 0,50 0,80
NILAI SWOT DAN GRAFIK DELPHI
SUMBU
URAIAN TOTAL SCORE FORMULA IFE/EFE
KOORDINAT
S 1,91
=S-W x 1,27
W 0,64
O 1,70
=O-T y 0,9
T 0,80
y
Opportunity
Stability Growth
(1,27 ; 0,9)
Weakness Strength x
Survive Diversification
Threat
SO & WO STRATEGY
SO Strategies WO Strategies
(1.2.3.4.a.b) (1.a.b.) Konversi tanaman karet menjadi tanaman sawit atau
- Melakukan strategi Diversifikasi produk turunan dengan Pengelolaan kebun karet existing melalui pola KSO
bersinergi bersama PTPN Lainnya dan Holding Perkebunan
(2.b.c) Pemeliharaan/Peremajaan Peralatan Pabrik existing
- Menjajaki kerjasama dengan BUMN Migas seperti melalui perluasan mekanisme managed service, strategi
Pertamina untuk pembuatan bisnis Pabrik Biodiesel di efektivitas maintenance, revitalisasi Pabrik.
Dumai.
(2.5.e) Penataan Sistem energi PKS menggunakan energi
- Melakukan penjualan excess power Biogas dan Biomassa terbarukan internal
- Power Purchase Agreement/Perjanjian Jual Beli Listrik (3.c.) Pembentukkan optimalisasi fungsi EVP yang khusus
selama 25 Tahun dengan PT PLN. fokus membidangi Petani Plasma, KKPA dan Pasokan TBS
serta Memperkuat kemitraan bersama petani plasma/KKPA
(1.4.a.b.c.d) Membangunan Unit Processor baru PKS di wilayah
Tandun-II , PKS AMO (untuk mengolah TBS dari unit Kerja Air (4.5. a)
Molek yang selama ini dititip olah di PKS lain dan merebut - Optimalisasi Penerapan Sistem Pengelolaan SDM
potensi pasar pembelian P-III dari Pekebun setempat) berdasarkan Kinerja (CBPM), dan Pengembangan SDM
sesuai arah pengembangan bisnis dan kebutuhan customer.
(1.e) Pemanfaatan limbah produksi menjadi energi, sehingga
meningkatkan efisiensi dan pendapatan. - Tour of Duty/Penempatan Pekerja ke pengembangan
usaha di luar bisnis inti untuk mengurangi beban
(1.2.c.d) Melakukan Sertifikasi RSPO, ISPO dan ISCC diseluruh
Kebun Inti dan Kebun Kelapa Sawit Plasma single management
(5.2.a.b.d)
- Pelaksanaan IPO untuk mendapatkan pendanaan tanpa
(3.4.5.c.d) Meningkatkan hubungan koordinasi yang lebih bunga (Non Interest Bearing)
intensif dengan stakeholders. - Membangun lini bisnis baru diluar bisnis inti yang semakin
menurun marginnya dengan Dana IPO
(3.4.c) Pembentukkan Struktur jabatan baru EVP (Executive Vice
President) yang khusus fokus membidangi Petani Plasma, KKPA
dan Pasokan TBS dan Memperkuat kemitraan bersama petani
plasma dan petani swadaya dalam single management.
ST & WT STRATEGY
ST Strategies WT Strategies
(1.2.4.b) Optimalisasi produktivitas Kebun inti dan produksi (1.a.e.) Konversi tanaman karet menjadi tanaman sawit atau
plasma untuk mengurangi ketergantungan pasokan bahan baku Pengelolaan kebun karet existing melalui pola KSO dan stop
Pihak III. deres
(2.a.b) Strategi pembelian bahan baku terintegrasi dengan (2.4.a.b) Perbaikan merevisi Bisnis Proses Perusahaan
strategi pemasaran. melalui revisi SISDUR, Pembaharuan Vademecum dan KPI
berbasis kinerja.
(3.e) Proaktif terhadap pengurusan perpanjangan HGU,
penanganan permasalahan lahan, meningkatkan hubungan/ (4.b) Penyusunan sistem reward & punishment yang
kerjasama kemitraan dengan pemerintah dan masyarakat/CSR, terintegrasi dengan sistem remunerasi
untuk mendapatkan lingkungan bisnis yang kondusif.
(2.5.a)
(1.4.5.a.b.c.) Sertifikasi RSPO, ISPO dan ISCC diseluruh Kebun - Mengganti peralatan Pabrik dengan teknologi yang lebih
Inti dan Kebun Kelapa Sawit Plasma single management agar efisien, hemat energi dan ramah lingkungan serta
memperoleh Premium Price yang bisa dinikmati melakukan perbaikan Pabrik untuk menekan losses,
Perusahaan/petani - Sistem pengadaan barang fast moving secara just in time
(3.4.b.c.d.e) - Pembentukkan optimalisasi fungsi EVP yang (3.5.b.c.d.e) Pembentukkan optimalisasi fungsi EVP yang
khusus fokus membidangi Petani Plasma, KKPA dan Pasokan khusus fokus membidangi Petani Plasma, KKPA dan
TBS serta Memperkuat kemitraan bersama petani plasma/KKPA Pasokan TBS serta Memperkuat kemitraan bersama petani
dan petani swadaya dalam single management plasma/KKPA dan petani swadaya dalam single
management
(5.a.d) Optimalisasi fungsi ERP-SAP untuk pengambilan
keputusan secara akurat dan real time
(5.a) Penerapan cost effective melalui skala prioritas
pengeluaran biaya
ACTION PLAN Of CORPORATE ACTION STRATEGY
COST/BENEFIT ANALYSIS
STRATEGY ACTION PLAN
KEBUTUHAN BIAYA/USAHA/SUMBER DAYA BENEFIT/ RETURN
b. Standarisasi Norma - Benchmark best practice di PTPN Group - Diperoleh Norma pekerjaan bidang tanaman
Pekerjaan (PTPN III dan IV) dan Swasta (Lonsum, yang standar dan optimum baik dari segi biaya
Socfin), serta Swasta di Riau (Asian Agri, maupun efektifitas.
Astra Agro dan Salim Ivomas)
c. Reward and - Kajian Internal oleh Bagian SDM, Bagian - Peningkatan Performa Pemanen, minimalisir
Punishment terkait Tanaman, Bagian Perencanaan dan risiko penurunan mutu dan loosis akibat restan
kepatuhan SOP dan IK Bagian SPI, serta kesepakatan dengan TBS serta perubahan budaya kerja yang lebih
terkait kegiatan Panen Serikat Pekerja SPTBUN disiplin dan positif.
b. Revitalisasi dan - Biaya Investasi pengadaan Decanter - Kenaikan Rendemen sekitar 0,5 s/d 0,7 % (dengan
Upgrading Peralatan sebanyak 12 Unit sebesar +/- Rp. 48 asumsi produksi CPO tahun 2018 sebesar 541.790
Miliar untuk pengolahan Sludge Ton maka akan terjadi penambahan CPO sebesar
2.709 Ton dengan nilai Return Rp. 19
Miliar/tahun (asumsi Harga CPO Rp. 7000)
c. Memperluas - Kontrak & Biaya Pembelian Energi dari - Efisiensi Biaya Supply energi dari Manage Service
Pelaksanakan Manage Pihak Manage Service sekitar Rp. 2,5 - 2,7 Miliar/PKS/tahun.
Service
d. Perbaikan Sistem - Perbaikan Sistem Perencanaan - Dapat memberikan Kepastian Pasokan Barang
Pengadaan Barang dan Pengadaan yang lebih Real Time dan dan Jasa yang dibutuhkan untuk mendukung
jasa yang tepat waktu dan terintegrasi operasional PKS
berkualitas
ACTION PLAN Of CORPORATE ACTION STRATEGY
COST/BENEFIT ANALYSIS
STRATEGY ACTION PLAN
KEBUTUHAN BIAYA/USAHA/SUMBER DAYA BENEFIT/ RETURN
4. Ekspansi Bisnis baik didalam
OPTIMALISASI maupun diluar core bussiness
OPERASIONAL yang sejalan dengan waste
product/by product seperti :
a. Pembangunan 2 unit PKS - Biaya Investasi pembangunan 2 unit PKS - Peningkatan Kapasitas Olah sebesar minimal 60
Baru yaitu PKS Tandun-II Kapasitas 30 Ton/jam sebesar Rp. 275 M Ton/Jam atau 282.000 Ton TBS pertahun dengan
dan PKS Air Molek dengan nilai Penyusutan Pertahun Rp. CPO 64.860 Ton CPO (asumsi 235 hari olah dan
18,3 miliar Rendemen Kebun Inti 23%), Peningkatan Laba Rp.
19,75 M (asumsi harga CPO Rp.7000 dan PM
4,35%
b. Pembangunan Pabrik - Sistem BOT 5-10 tahun (hanya - Dapat memenuhi kebutuhan Energi Domestik
Biogass di seluruh PKS penyediaan Lahan saja) Perusahaan, mengurangi penggunaan Biaya Solar
dan Penjualan Excess Power pada saat program
c. Pembangunan Biomassa - Sistem BOT 5-10 tahun (hanya BOT berakhir
penyediaan Lahan saja)
- Kepastian Market Penjualan CPO
d. Kerjasama pembangunan - JVA memanfaatkan Peluang rencana sepanjang harganya dapat memberikan
Pabrik Biodiesel pemerintah yang mendorong pertamina margin yang positif bagi PTPN V.
mengubah kilang Plaju dan Dumai agar
dapat membuat green Diesel B20 dan
B100 dengan kapasitas 300.000
barel/hari
ACTION PLAN Of CORPORATE ACTION STRATEGY
COST/BENEFIT ANALYSIS
STRATEGY ACTION PLAN
KEBUTUHAN BIAYA/USAHA/SUMBER DAYA BENEFIT/ RETURN
MEMBANGUN 1. Evaluasi dan Penerapan - Kepastian Pembayaran 1 hari setelah - Memperkuat kemitraan bersama petani plasma
SISTEM RANTAI Strategi dan Kebijakan penerimaan Pembelian TBS Plasma/P-III dan KUD dalam single management & program
PASOK BAHAN Pembelian Bahan Baku dan dengan Cash Management System
BAKU PETANI Plasma yang menstimulan (CMS), PTPN V menyediakan Plafond - Peningkatan trust petani plasma kepada PTPN V
PLASMA YANG peningkatan kepercayaan Dana Pembelian TBS sekitar Rp. 6-9
KONSISTEN Petani/KUD dan pasokan TBS Miliar Perhari atau Rp. 200-250 - Kepastian pengelolaan Plasma dan minimalisir
Plasma Miliar/Bulan untuk menjamin risiko perusahaan sebagai avalis produksi
pembayaran pembelian TBS Plasma/P-III
- Jaminan Pasokan Bahan Baku bagi Perusahaan
- Melakukan Program CSR kepada di dari Petani Plasma
Lingkungan Petani Plasma
COST/BENEFIT ANALYSIS
STRATEGY ACTION PLAN
COST/ SUMBER DAYA YANG DIBUTUHKAN BENEFIT/ RETURN
IMPLEMENTASI 1. Memperluas Unit Kerja dan - Biaya Sertifikasi ISCC untuk 7 PKS dan - Peningkatan Pendapatan dan insentif dengan
SAWIT LESTARI Rantai Pasok bahan baku Resertifikasi ISCC 5 PKS, Sertifikasi RSPO optimalisasi Penjualan produk tersertifikasi
SECARA yang tersertifikasi (target dan Audit Surveilance RSPO senilai Rp. a. Insentif ISCC untuk CPO sebesar USD 10 - USD
MENYELURUH seluruh PKS dan PKO PTPN V) 7,9 miliar/Tahun 11,5/Ton CPO
b. Insentif RSPO untuk CPO sebesar USD 6 - USD 7
/Ton CPO
c. Insentif RSPO untuk PKO sebesar USD 60/Ton PKO
2. Menginventarisasi petani - Bekerjasama dengan Deptan, Pemda, Peningkatan pendapatan petani dari insentif atas
plasma yang berpotensi Pemkab, dan Disbun untuk membantu produk petani plasma yang tersertifikasi
untuk diikutkan dalam proses sertifikasi tersebut.
program sertifikasi sawit
3. Memanfaatkan Mitra - No Cost - Bantuan Biaya sertifikasi dari Mitra Kerja yang
Pembeli produk tersertifikasi membeli produk tersertifikasi PTPN V seperti
untuk mendanai program Unilever.
implementasi sawit lestari
RENCANA PENCAPAIAN SERTIFIKASI ISPO, RSPO
DAN ISCC PTPN V
SERTIFIKASI YANG TELAH DIMILIKI
23
POLA KERJA SAMA KEMITRAAN PLASMA
(PERJANJIAN TRIPARTIT)
Peserta
replantin
g
Pemerintah membantu
pengurusan kelengkapan
persyaratan BPDPKS dan
Ke ecar
n
H T t da
rja a K
s
sebagai MONEV dalam
sa
tan edi
ma emit
program peremajaan sawit
ika n Kr
pe raan
rakyat
ng
pe rjanjia
elo / Of
laa ftak
ng
Pe
n k er
eb
un
Membantu perbankan dalam PERJANJIAN Tripartid
pemotongan hasil untuk
pembayaran Kewajiban
PTPN V KOPERASI
HAK PTPN V HAK KOPERASI
1. Menjadi perusahaan mitra dalam pelaksanaan 1. Memilih pola kerjasama dalam kemitraan sesuai
replanting pedoman teknis BPDPKS (swadaya atau kerjasama
2. Melaksanakan nota kesepahaman dalam kemitraan dengan perusahaan perkebunan).
pelaksanaan replanting. 2. Menerima sosilisasi, bimbingan teknis dan
3. Membatalkan perjanjian kerjasama apabila data pendampingan oleh perusahaan mitra.
kepesertaan replanting fiktif.
KEWAJIBAN KOPERASI
KEWAJIBAN PTPN V 3. Melaksanakan Nota Kesepahaman dalam
4. Memberikan sosialisasi kepada petani/KUD dalam pelaksanaan replanting.
proses replanting. 4. Membuat permohonan untuk bermitra dengan
5. Membantu dan memberikan pendampingan PTPN V.
terhadap petani/KUD dalam pemenuhan 5. Mengumpulkan KTP/KK/Sertifikat sebagai
persyaratan perolehan dana BPDPKS dan pinjaman persyaratan BPDPKS dan pinjaman kredit.
perbankan sebagai dana pendamping atas 6. Memverifikasi CP/CL peserta replanting.
kekurangan dana replanting.
6. Membantu KUD dalam penyusunan RAB replanting.
III. HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK PADA SAAT PEMBANGUNAN
KEBUN SECARA KEMITRAAN
PTPN V KOPERASI
HAK PTPN V HAK KOPERASI
1. Menerima kuasa dari petani/KUD untuk pembangunan 1. Memperoleh kebun sesuai standar kultur teknis.
kebun sesuai standart PTPN V. 2. Sebagai pengawas dalam pelaksanaan
2. Mengelola dana kredit untuk pembangunan kebun. pembangunan kebun.
3. Menerima pernyataan petani/KUD untuk mengikuti 3. Memperoleh bimbingan teknis dan gaji sesuai
aturan pengadaan barang dan jasa PTPN V untuk kesepakatan para pihak yang tertuang dalam RAB.
pembangunan kebun (Land Clearing dan pengadaan
bibit). KEWAJIBAN KOPERASI
4. Membebankan biaya langsung/tidak lansung (overhead 4. Menyediakan tenaga kerja untuk ikut serta dalam
cost) seperti gaji Asisten dan Mandor pengelolaan kebun.
5. Membebani pengikatan Hak Tanggungan kepada 5. Memberikan kuasa dan pernyataan kepada PTPN V
petani/KUD. dalam pembangunan dan pengelolaan kebun.
6. Menerima beban biaya langusng yang dibebankan
KEWAJIBAN PTPN V perusahaan.
6. Membangun kebun sesuai standar kultur teknis. 7. Bersedia dibebani hak tanggungan.
7. Mengikut sertakan petani/KUD dalam pengelolaan
kebun.
8. Penyampaian laporan pemakaian biaya pembangunan
secara berkala.
IV. HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK PADA
MASA KREDIT PERBANKAN (TANAMAN MENGHASILKAN)
PTPN V KOPERASI
HAK PTPN V HAK KOPERASI
1. Menerima hasil produksi TBS milik anggota koperasi 1. Sebagai pekerja dan pengawas dalam pelaksanaan
dengan standar buah matang yang ditetapkan oleh PTPN pemeliharaan kebun.
V yang tertuang dalam perjanjian offtaker. 2. Memperoleh bimbingan teknis dan gaji sesuai kesepakatan
2. Menerima kuasa dari petani/KUD untuk pemotongan para pihak yang tertuang dalam RAB.
hasil kebun terkait pembayaran cicilan perbankan dan 3. Menerima sisa hasil usaha setelah diselesaikan seluruh
dana talangan PTPN V. kewajiban sesuai perjanjian kredit.
3. Memberikan informasi kepada Perbankan apabila terjadi
jual beli lahan dibawah tangan oleh petani. KEWAJIBAN KOPERASI
4. Menyediakan tenaga kerja untuk ikut serta dalam pengelolaan
KEWAJIBAN PTPN V
kebun.
4. Melaksanakan pendampingan teknis pengelolaan kebun
5. Menjual seluruh TBS kepada PTPN V.
(kultur teknis pemeliharaan kebun).
5. Mengikut sertakan petani/KUD dalam sertifikasi sawit 6. Membuka rekening Escrow Acount untuk penampungan TBS
berkelanjutan dan pelatihan manajemen koperasi dalam dan operasional KUD.
pengembangan usaha. 7. Melaksanakan pengadaan bahan kimia dan pupuk dari hasil
6. Melakukan pembayaran TBS dan dimasukkan dalam penjualan TBS dengan berpedoman pada standart dan aturan
rekening Escrow Acount. PTPN V.
7. Melaksanakan pertemuan berkala dengan KUD 8. Petani tidak memperjual belikan lahannya selama masa kredit.
V. HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK PADA MASA TANAMAN
MENGHASILKAN SAMPAI 1 SIKLUS (SETELAH KREDIT LUNAS)
PTPN V KOPERASI
HAK PTPN V HAK KOPERASI
1. Menerima hasil produksi TBS milik anggota koperasi 1. Memperoleh bimbingan teknis kelapa sawit.
dengan standar buah matang yang ditetapkan oleh 2. Mendapatkan pelatihan dan diikutsertakan dalam
PTPN V yang tertuang dalam perjanjian offtaker sertifikasi sawit berkelanjutan.
selama 1 siklus tanaman dan TBS dihargai dengan 3. Mendapatkan priortas bantuan CSR perusahaan
harga Disbun dan atau sesuai kesepakatan. (bila ada).
2. Mengenakan denda apabila KUD wan prestasi dalam
penjualan TBS. KEWAJIBAN KOPERASI
4. Bersedia sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP).
KEWAJIBAN PTPN V 5. Menjual seluruh TBS ke PTPN V.
3. Melaksanakan pendampingan teknis pengelolaan
kebun (kultur teknis pemeliharaan kebun).
4. Mengikut sertakan petani/KUD dalam sertifikasi sawit
berkelanjutan dan pelatihan manajemen koperasi
dalam pengembangan usaha.