BAB 4
ANALISIS SWOT DAN SKENARIO
PENGEMBANGAN WILAYAH KAPET DAS
KAKAB
Beberapa faktor yang digunakan dalam analisis SWOT untuk Kawasan Ekonomi Terpadu
(Kapet) DAS Kakab adalah sebagai berikut (diadaptasi dari Dong Sung Cho dalam ”Peta
Jalan Pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah”, 2007), yaitu:
1. Sumberdaya alam
2. Infrastruktur dan Struktur Pelayanan
3. SDM dan Tenaga Kerja
4. Wirausahawan baik IKM dan Perusahaan Besar
5. Industri terkait dan usaha pendukung
6. Lingkungan bisnis
7. Politisi dan Birokrat.
8. Kelembagaan
9. Permintaan
10. Sosial Budaya
Faktor-faktor tersebut selanjutnya akan disesuaikan dengan kondisi nyata dan analisa
yang telah dirumuskan sebelumnya yang ada di wilayah KAPET Das Kakab, dan akan
dipaparkan kondisinya menurut tipologi kekuatan, kelemahan (internal), dan peluang,
ancaman (eksternal). Dalam analisis SWOT yang dilakukan yang dimaksud dengan
faktor internal adalah, kondisi dan kinerja nyata yang ada dalam pengembangan
perekonomian wilayah Kapet Das Kakab yang disesuikan dengan penataan ruang. Di sisi
lain yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah kondisi dan kinerja nyata yang ada
sangat jarang dan memiliki dampak yang sangat minim terhadap peningkatan
kualitas pemerintah desa.
- Di banyak desa, baik desa transmigrasi dan tradisional, organisasi-organisasi
masyarakat seperti kelompok wanita (PKK), karang taruna dan lain-lain tidak
berfungsi secara efektif.
Struktur Pelayanan dan Infrstruktur
- Rendahnya tingkat ketersediaan prasarana transportasi baik dalam lingkup
internal wilayah maupun keterhubungan dengan wilayah luar (eksternal).
- Ketersediaan sarana prasarana wilayah dengan jumlah dan kualitas yang
masih sangat rendah dan belum merata. Pemenuhan sarana dan prasrana (air
bersih, utilitas, drainase, listrik dan telekomunikasi) masih terbatas pada
kawasan-kawasan perkotaan.
- Tidak adanya multiplier effect yang signifikan terhadap pengembangan ekonomi
wilayah untuk membangkitkan kegiatan ekonomi hulu sampai hilir tanpa adanya
infrstruktur pemasaran regional yang menunjang, dimana permasalahan pasar
merupakan permasalahan utama dalam pengembangan ekonomi KAPET.
- Karena tidak adanya infrastruktur perdagangan regional yang layak maka
kegiatan fungsional utama pusat-pusat pelayanan (Utama, Primer dan
Sekunder) sangat lambat terjadi dengan hanya mengandalkan kepada
interaksi perdagangan regional yang sangat terbatas.
- Akan sulit terwujudnya pusat pengembangan wilayah (PKW) baru tanpa adanya
intervensi untuk menimbulkan fungsi pelayanan regional baru yang akan secara
langsung memperkuat pusat pelayanan wilayah yang ada sekarang (Pulang
Pisau, Kapuas dan Buntok).
B. FAKTOR EKSTERNAL :
1. PELUANG. Beberapa aspek yang diidentifikasi sebagai peluang untuk
pengembangan Wilayah KAPET DAS KAKAB adalah :
Sumber Daya Alam
- Memanfaatkan potensi sumber daya alam dan ekonomi wilayah hiterland
(khususnya wilayah utara yaitu Kabupaten Kabupaten Barito Timur, Kabupaten
Barito Utara, Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Gununga Mas, dan
Kabupaten Katingan) yaitu pertambangan – batubara (990 juta ton yang diukur
dan diproyeksikan potensi volume transportasi sekitar 10 -20 juta ton per
tahun), kehutanan dan perkebunan khususnya sebagai outlet-inlet utama yang
akan menumbukan pusat-pusat perdagangan dan jasa baru.
- Dengan memanfaatkan potensi SDA tersebut, maka akan memberikan
pendapatan bruto wilayah (baik swasta maupun pemerintah) KAPET DAS
KAKAB yang cukup besar.
dan wilayah sekitar akan disalurkan dan sangat tergantung ke wilayah lain yang
lebih layak yang memiliki infrastruktur regional yang lebih baik (Banjarmasin
atau Sampit).
Kelembagaan
- Undang-undang dan Peraturan. Di Indonesia, hampir sebagian besar Undang-
Undang Peraturan tidak merupakan faktor pelindung pada usaha agribisnis,
bahkan banyak di antaranya justru menghambat. Undang-undang no 6 Tahun
1970 Peternakan sebagai contoh, tidak lagi sesuai bagi pengembangan
peternakan. Peraturan pemerintah daerah pada umumnya bersifat
menghambat seperti penarikan pajak dan retribusi.
- Kebijakan Tarif Impor dan Ekspor. Dalam era perdagangan bebas, sangat sulit
mencari alasan untuk menghambat impor yang akan menjadi faktor utama
ancaman daya saing produk.
Dari penjelasan mengenai SWOT yang telah dipaparkan di atas, maka dapat
digambarkan matriks SWOT pengembangan wilayah KAPET DAS KAKAB seperti pada
Gambar di bawah ini.
Masa depan Kawasan KAPET DAS KAKAB akan tergantung kepada beberapa
penggerak perubahan yang secara bersama-sama akan menentukan kondisi dan sifat
area studi di masa mendatang. Sebuah penggerak perubahan adalah faktor apa saja
yang menciptakan perubahan sistem dan dapat mempengaruhi sistem tersebut secara
langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu berdasarkan hasil analisis SWOT yang telah dilakukan sebelumnya
khususnya dalam isu penggerak perubahan pengembangan pola ruang dan penggerak
perubahan struktur ruang KAPET DAS KAKAB maka dapat dikembangkan menjadi
beberapa skenario utama Pengembangan KAPET DAS KAKAB yang akan dijelaskan
pada bagian dibawah ini.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya (pada bagian gambaran umumdan SWOT)
terdapat dua isu besar dalam pengembangan ekonomi KAPET DAS KAKAB yaitu :
1. Terjadi konflik penggunaan lahan antara Pengembangan Komoditi unggulan nasional
(karet dan kelapa sawit) di KAPET AS KAKAB yang sebagian besar saat ini
pembukaan lahan pengembangan berada pada kawasan konservasi lahan gambut
(berdasarkan hasil analisis dan INPRES No. 2 Tahun 2007 mengenai penetapan
kawasan konservasi lahan gambut).
2. Potensi komoditi SDA wilayah hiterland yang kaya (khususnya wilayah utara yaitu
Kabupaten Kabupaten Barito Timur, Kabupaten Barito Utara, Kabupaten Murung
Raya, Kabupaten Gununga Mas, dan Kabupaten Katingan) tidak dimanfaatkan secara
maksimal karena belum adanya infrastruktur perdagangan regional di wilayah KAPET
DAS KAKAB yang memadai sehingga outlet dan inlet utama masih tergantung dari
pelabuhan regional di Banjarmasin dan Sampit
Dua isu besar diatas akan menjadi bahasan skenario pengembangan KAPET DAS
KAKAB kedepan.
A. Skenario Pengembangan Pola Ruang
Pada skenario pengembangan pola ruang diasumsikan terdapat dua skenario utama
yang akan dikembangkan pada masa yang akan datang yaitu :
a. Mempertahankan Pengembangan Komoditi Unggulan Nasional (Karet dan
kelapa sawit) Pada Lahan Gambut. Beberapa asumsi dasar yang dapat
mempengaruhi dalam pengembilan skenario ini adalah sebagai berikut :
- Sebagian besar wilayah selatan KAPET DAS KAKAB (Blok C dan Blok B pada
PLG sebelah barat dan selatan wilayah KAPET DAS KAKAB) pola ruangnya
sebagian besar dikonversi menjadi area perkebunan swasta (yang telah
mendapat ijin yang sebagian besar kelapa sawit) dengan luas pengembangan
hampir mencapai 971,868 Ha.
- Di luar area konsesi, tidak ada rehabilitasi lahan gambut dan kondisi tetap
overdrainase hingga saat ini.
- Jumlah penduduk bertambah secara alami dengan beberapa imigrasi pekerja di
sektor perkebunan.
- Kondisi pasar, ilmu pengetahuan dan pelayanan pemerintah tetap stabil.
- REDD tidak tidak dibuat sebagai sebuah opsi.
- Kebakaran besar terjadi satu kali setiap 10 tahun di luar areal perkebunan dan
satu kali setiap 20 tahun di dalam areal perkebunan.
b. Merehabilitasi Lahan Gambut dengan Pengembangan Komoditi Unggulan
Nasional (Karet dan kelapa sawit) dilakukan di luar Konservasi Lahan
Gambut.
- Lahan gambut direhabilitasi, penutup/pelindung hutan mulai diciptakan kembali
(prospek terbaik untuk rehabilitasi mungkin melalui penanaman hutan tanaman
industri yang sesuai yang memerlukan drainase sedikit, terutama di areal
gambut tipis) di lahan gambut dalam permukaan air dinaikkan pada titik di mana
penurunan permukaan tanah akan secara bertahap berhenti secara bersama.
- Pengembangan tertentu di lahan gambut dangkal dan di perbatasan gambut
dilakukan oleh sebagian besar petani dan perusahaan swasta (misalnya
drainase terbatas) untuk perkebunan tanaman industri (karet) mencapai luasan
226.736 Ha.
- Pengembangan lahan sawit yang dapat diusahakan mencapai luasan 369.788
Ha.
- Diberikan lahan pengganti (konsesi) di luar lahan gambut untuk pihak
perkebunan yang terlanjur memiliki hak ijin ataupun pada taraf opersional.
- Jumlah penduduk bertambah secara alami
- Pelayanan pertanian meningkat dengan pengembangan pertanian yang
didasarkan pada pengembangan komoditas unggulan (karet, rotan, kelapa sawit
padi, kelapa, peternakan, perikanan, dll) melalui pembauran strategi pertanian
(intensifikasi, ekstensifikasi, dan diversifikasi) yang dilakukan oleh para petani
dan sektor swasta.
- REDD/dana karbon berhasil dikembangkan sebagai sebuah opsi sebagai
sumber daya pendanaan yang lebih besar untuk pembangunan lokal.
Skenario ini memberikan sebuah cara untuk menanyakan dan menilai “apa yang akan
terjadi jika”. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menemukan berbagai jenis
pemanfaatan lahan secara optimal yang didasarkan pada rencana yang ada dan
pembangunan untuk sebuah pengembangan area berkelanjutan dalam jangka panjang
dalam kerangka pengembangan ekonomoi. Bagian dari laporan ini membandingkan dan
menganalisis skenario tersebut dalam konteks apa yang diketahui tentang area
perencanaan dan menyajikan opsi utama dan keputusan-keputusan bagi para pembuat
kebijakan.
SKENARIO
Mempertahankan Merehabilitasi Lahan Merehabilitasi Lahan
Pengembangan Gambut dengan Gambut dengan
Komoditi Unggulan Pengembangan Pengembangan Komoditi
Parametetr
Tanpa Perubahan Pada Lahan Gambut Komoditi Unggulan di Unggulan di luar kawasan
Dengan luar kawasan koservasi koservasi Dengan
Pembangunan Tanpa Penambahan Pembangunan
Infrastruktur Regional Infrstruktur Regional Infrastruktur Regional
kelapa sawit dan kelapa sawit dan peningkatan asset alam. alam.
kinerja perusahaan. kinerja perusahaan - Tidak menimbulkan efek - menimbulkan efek
walaupun infrastruktur kegiatan hilir yang tinggi kegiatan hilir yang tinggi
regional atau pasar karena tidak efesiennya (perdagangan tingkat lokal
telah dibangun akses perdagangan dan wilayah yang diikuti
yang terjadi kegiatan penunjang
lainnya) karena akses
perdagangan regional
semakin efesien.
Pembangunan - pertumbuhan ekonomi - pertumbuhan ekonomi - Pertumbuhan ekonomi - Pertumbuhan ekonomi
Wilayah 6 % + 971,868 Ha 6 % + 971,868 Ha tahunan sebesar 6 % tahunan sebesar > 7 %
perkebunan sawit perkebunan sawit + selama 20 tahun plus selama 20 tahun
(diperkirakan lebih dari Memanfaatkan potensi pendapatan dari (pendapatan dari 226.736
6 %) ekonomi hiterland dan 226.736 ha HTI + ha HTI + 369.788 Ha
- Hilangnya potensi menjadikan potensi 369.788 Ha perkebunan kelapa sawit
ekonomi (capital flow) ekonomi di bidang perkebunan kelapa sawit + Memanfaatkan potensi
yang tinggi dari potensi industri pengolahan, dan 400.000 ha ekonomi hiterland).
hiterland khusunya perdagangan dan jasa penurunan emisi dari - Pembauran antara
sektor industri (diperkirakan lebih dari lahan gambut pengembangan
pengolahan, 7 %) - Pembauran antara perkebunan rakyat dan
perdagangan dan jasa - Pengembangan pengembangan perkebunan swasta
- Pengembangan perkebunan dapat perkebunan rakyat dan menciptakan prospek
perkebunan dapat meningkatkan perkebunan swasta ekonomi yang baik dengan
meningkatkan pengeluaran publik menciptakan prospek karbon memberikan
pengeluaran publik yang akan datang ekonomi yang baik potensi untuk sumber daya
yang akan datang untuk (a) memelihara dengan karbon pendanaan yang lebih
untuk (a) memelihara jalan dan prasarana memberikan potensi besar untuk pembangunan
jalan dan prasarana lainnya dan (b) untuk sumber daya lokal.
lainnya dan (b) mengatasi banjir pendanaan yang lebih - Terjadinya multiplier effect
mengatasi banjir tambahan akibat dari besar untuk yang signifikan untuk
tambahan akibat dari penurunan permukaan pembangunan lokal. membangkitkan kegiatan
penurunan permukaan tanah di areal gambut - Hilangnya potensi ekonomi hulu sampai hilir
tanah di areal gambut terutama terkait ekonomi (capital flow) dengan adanya infrstruktur
terutama terkait dengan dengan risiko yang tinggi dari potensi pemasaran regional yang
risiko kenaikan kenaikan permukaan hiterland khusunya menunjang.
permukaan air laut air laut akibat dari sektor industri - Terjadinya aglomerasi
akibat dari perubahan perubahan iklim. pengolahan, kegiatan ekonomoi yang
iklim. perdagangan dan jasa cukup besar sehingga
- Penignaktan fungsi-fungsi regional
pendapatan pemda pengolahan, perdagangan
terbatas dan jasa regional menjadi
layak untuk
dikembangkan. Potensi
pengembangan industri di
Lamunti, Bangkuang dan
pengembangan
minapolitan di Pulang
Pisau akan sangat
mendukung dengan
adanya pengembangan
infrastruktur ini.
Optimasi - Kegiatan fungsional - Terjadi percepatan - Kegiatan fungsional - Dengan adanya intervensi
Struktur utama pusat-pusat Kegiatan fungsional utama pusat-pusat dengan menciptakan
Pelayanan pelayanan (Utama, utama pusat-pusat pelayanan (Utama, fungsi regional baru maka
Primer dan Sekunder) pelayanan (Utama, Primer dan Sekunder) akan memperkuat pusat-
sangat lambat terjadi Primer dan Sekunder) sangat lambat terjadi pusat pelayanan (Utama,
SKENARIO
Mempertahankan Merehabilitasi Lahan Merehabilitasi Lahan
Pengembangan Gambut dengan Gambut dengan
Komoditi Unggulan Pengembangan Pengembangan Komoditi
Parametetr
Tanpa Perubahan Pada Lahan Gambut Komoditi Unggulan di Unggulan di luar kawasan
Dengan luar kawasan koservasi koservasi Dengan
Pembangunan Tanpa Penambahan Pembangunan
Infrastruktur Regional Infrstruktur Regional Infrastruktur Regional
dengan hanya akan tetapi terjadi dengan hanya Primer dan Sekunder)
mengandalkan kepada over capacity pada mengandalkan kepada yang ada.
interaksi perdagangan saat sektor hulu (SDA) interaksi perdagangan - Terciptanya fungsi-fungsi
regional yang sangat mengalami penurunan regional yang sangat pelayanan yang terpadu
terbatas. karena faktor terbatas. dan kompak baik itu pada
- Akan sulit terwujudnya degradasi lingkungan. - Akan sulit terwujudnya tingakat kawasan sentra
pusat pengembangan pusat pengembangan produksi, industri
wilayah (PKW) baru wilayah (PKW) baru pengolahan, perdagangan
tanpa adanya intervensi tanpa adanya intervensi dan jasa lokal sampai
untuk menimbulkan untuk menimbulkan regional.
fungsi pelayanan fungsi pelayanan - Adanya sustainability dari
regional baru yang regional baru yang akan fungsi pusat pelayanan
akan secara langsung secara langsung karena fungsi ini adalah
memperkuat pusat memperkuat pusat turunan dari sustainability
pelayanan wilayah pelayanan wilayah yang kegiatan sektor hulu.
yang ada sekarang ada sekarang (Pulang
(Pulang Pisau, Kapuas Pisau, Kapuas dan
dan Buntok). Buntok).
RANGKUMAN ‘Pertumbuhan Tinggi, Pertumbuhan Tinggi, Sebuah ‘Keseimbangan Sebuah ‘Keseimbangan
strategi pengurangan strategi pengurangan Strategi Pembangunan’ Strategi Pembangunan’
risiko yang lebih tinggi’ risiko yang lebih dengan dampak dan optimasilisasi
dengan dampak tinggi’ dengan lingkungan yang positif struktur ruang dengan
lingkungan negatif dan dampak lingkungan dan penurunan angka dampak lingkungan yang
potensi penurunan negatif dan potensi kemiskinan tanpa positif dan penurunan
angka kemiskinan penurunan angka otimaslisasi struktur angka kemiskinan
tanpa otimaslisasi kemiskinan ruang
struktur ruang maksimalisasi
struktur ruang yang
tidak sustainaable.
Berdasarkan hasil Analisis Komparatif Skenario diatas, maka pilihan kebijakan yang
optimis untuk dilakukan adalah :
Jasa, Perdagangan,
Koleksi dan Distribusi
Sekunder
Jasa, Perdagangan,
Koleksi dan Distribusi
Wilayah
Menuju Sampit
Jasa, Perdagangan,
dengan Koleksi dan Distribusi
Kapasitas Lokal
Perdagangan
yang Lebih
besar
Jasa, Perdagangan,
Pendidikan Koleksi
dan Distribusi Utama
Regional Banjir Parah
· OM Infrastruktur
sangat besar
Jasa, Perdagangan,
Koleksi dan Distribusi,
skala Industri yang
kecil
Pengembangan HTI · OM Infrastruktur
pada kawasan hutan dan sangat besar
gambut dangkal dengan
pola kemitraan
Jasa, Perdagangan,
Koleksi dan Distribusi,
wilayah
· OM Infrastruktur
sangat besar
Jasa, Perdagangan,
Koleksi dan Distribusi,
wilayah
· OM Infrastruktur
sangat besar
Jasa, Perdagangan,
Koleksi dan Distribusi, Banjir Parah
Industri perikanan
Wilayah
· OM Infrastruktur
sangat besar
Inlet - outlet
Pengembangan Perkebunan Pada Lahan Gambut · Memanfaatkan potensi sumber daya alam dan ekonomi wilayah hiterland
· Pengurangan EGS hutan dengan sebagian besar · Menciptakan pusat-pusat perdagangan dan jasa yang lebih luas dan besar
masalah banjir parah yang berkaitan dengan · multiplier effect yang signifikan untuk membangkitkan kegiatan ekonomi
penurunan tingkat permukaan tanah · Terjadinya aglomerasi kegiatan ekonomoi yang cukup besar
· Emisi karbon jangka panjang yang lebih tinggi dari · Memberikan pendapatan bruto wilayah yang cukup besar
drainase untuk areal perkebunan.
· Kebakaran akan tetap menjadi masalah yang tak
pernah tuntas di areal gambut yang mengalami
degradasi (kebakaran besar terjadi sekali setiap 10
tahun) dan areal perkebunan (kebakaran besar
terjadi sekali setiap 20 tahun)
Jasa, Perdagangan,
Koleksi dan Distribusi
Sekunder Jasa, Perdagangan,
Koleksi dan Distribusi
Regional
Jasa, Perdagangan,
Koleksi dan Distribusi
Sekunder
Jasa, Perdagangan,
Pendidikan Koleksi
dan Distribusi Utama
Regional - Nasional
· OM Infrastruktur
sangat besar
· Over capacity pada
Banjir Parah
saat SDA
mengalami
degradasi
lingkungan
Jasa, Perdagangan,
Koleksi dan Distribusi,
Primer
· OM Infrastruktur
sangat besar
· Over capacity pada
saat SDA
mengalami
Jasa, Perdagangan, degradasi
Banjir Parah
Koleksi dan Distribusi, lingkungan
Industri perikanan
Regional Jasa, Perdagangan,
Koleksi dan Distribusi,
· OM Infrastruktur
Industri Utama
sangat besar
Regional - Nasional
· Over capacity pada
saat SDA · OM Infrastruktur
mengalami sangat besar
degradasi · Over capacity pada
lingkungan saat SDA
mengalami
degradasi
lingkungan
Kawasan Pengembangan
Terpadu Perikanan
KAWASAN PENGEMBANGAN TERPADU
· PPI
· Pelabuhan Utama Sekunder (Inlet-
· TPI
Outlet)
· Industri Perikanan
· Jasa Kepabeanan
· Perdagangan – Koleksi
· Industri
Distribusi (Pelabuhan
· Perdagangan
Penyeberangan
· OM Infrastruktur sangat besar · OM Infrastruktur sangat besar
· Over capacity pada saat SDA · Over capacity pada saat SDA mengalami
mengalami degradasi lingkungan degradasi lingkungan
Inlet - outlet
Jasa, Perdagangan,
Koleksi dan Distribusi
Sekunder
Jasa, Perdagangan,
Koleksi dan Distribusi
Wilayah
Menuju Sampit
Jasa, Perdagangan,
dengan Koleksi dan Distribusi
Kapasitas Lokal
Perdagangan
yang Lebih
besar
Jasa, Perdagangan,
Pendidikan Koleksi
dan Distribusi Utama
Banjir dapat
Regional ditangulangi
Jasa, Perdagangan,
Koleksi dan Distribusi,
skala Industri yang
Pengembangan HTI kecil
pada kawasan hutan dan
gambut dangkal dengan
pola kemitraan
Jasa, Perdagangan,
Koleksi dan Distribusi,
wilayah
Jasa, Perdagangan,
Koleksi dan Distribusi,
wilayah
Jasa, Perdagangan,
Koleksi dan Distribusi,
Industri perikanan
Wilayah
Inlet - outlet
Jasa, Perdagangan,
Koleksi dan Distribusi
Sekunder
Jasa, Perdagangan,
Koleksi dan Distribusi
Regional
Jasa, Perdagangan,
Koleksi dan Distribusi
Sekunder
Jasa, Perdagangan,
Pendidikan Koleksi
dan Distribusi Utama
Regional - Nasional
Banjir dapat
ditangulangi
Jasa, Perdagangan,
Koleksi dan Distribusi,
Industri Sekunder
Pengembangan HTI
pada kawasan hutan dan
gambut dangkal dengan
pola kemitraan
Jasa, Perdagangan,
Koleksi dan Distribusi,
Primer
Jasa, Perdagangan,
Koleksi dan Distribusi,
Primer
Jasa, Perdagangan,
Koleksi dan Distribusi,
Jasa, Perdagangan, Industri Utama
Koleksi dan Distribusi, Regional - Nasional
Industri perikanan
Regional
Kawasan Pengembangan
Terpadu Perikanan KAWASAN PENGEMBANGAN TERPADU
· PPI · Pelabuhan Utama Sekunder (Inlet-
· TPI Outlet)
· Industri Perikanan · Jasa Kepabeanan
· Perdagangan – Koleksi · Industri
Distribusi (Pelabuhan · Perdagangan
Penyeberangan
Arah Koleksi dan distribusi regional Arah Koleksi dan distribusi lokal Inlet - outlet