Anda di halaman 1dari 22

Laporan Akhir

PT. Archiegama Bangun Cipta Pratama

BAB 2
Arah Pemanfaatan Ruang Wilayah KAPET DAS
KAKAB

2.1 DASAR-DASAR ARAH PEMANFAATAN RUANG

Kebijakan dan strategi yang menyangkut pembangunan kota secara spasial perlu
dijabarkan ke dalam bentuk program-program yang merupakan perwujudan struktur
wilayah kota. Arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten merupakan perwujudan
rencana tata ruang yang dijabarkan ke dalam indikasi program utama kabupaten dalam
jangka waktu perencanaan 5 (lima) tahunan sampai akhir tahun perencanaan (20 tahun).
Arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten berfungsi:
a. sebagai acuan bagi pemerintah dan masyarakat dalam pemrograman pemanfaatan
ruang;
b. sebagai arahan untuk sektor dalam penyusunan program utama (indikasi program,
lokasi, besaran, sumber pendanaan, instansi pelaksana, dan tahap pelaksanaan);
c. sebagai dasar estimasi kebutuhan pembiayaan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun
pertama; dan
d. sebagai acuan bagi masyarakat dalam melakukan investasi.
Arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten disusun berdasarkan:
a. rencana struktur ruang dan pola ruang;
b. ketersediaan sumber daya dan sumber dana pembangunan;
c. kesepakatan para pemangku kepentingan dan kebijakan yang ditetapkan; dan
d. prioritas pengembangan wilayah kabupaten dan pentahapan rencana pelaksanaan
program sesuai dengan RPJPD.
Arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten disusun dengan kriteria:
a. mendukung perwujudan struktur ruang, pola ruang, dan kawasan strategis kabupaten;

Rencana Tata Ruang Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu


Pengembangan KAPET DAS KAKAB
II-1
Laporan Akhir
PT. Archiegama Bangun Cipta Pratama

b. mendukung program utama penataan ruang nasional dan provinsi;


c. realistis, objektif, terukur, dan dapat dilaksanakan dalam jangka waktu perencanaan;
d. konsisten dan berkesinambungan terhadap program yang disusun, baik dalam jangka
waktu tahunan maupun antar lima tahunan; dan
e. sinkronisasi antar program harus terjaga.

2.2 INDIKASI PROGRAM PERWUJUDAN PENGEMBANGAN EKONOMI

Pengembangan ekonomi merupakan arah pengembangan utama dalam arah


pemanfaatan Ruang Wilayah KAPET DAS KAKAB. Pengembangan ekonomi diartikan
bahwa pengembangan investasi ekonomi khusunya dalam pengembangan produk-produk
kmoditas unggulan utama dan komoditas unggulan lokal dalam kerangka pengembangan
komoditas yang terpadu (hulu sampai hilir) yang memperkuat dan menumbuhkan KUKM.
Strategi pengembangan ekonomi Wilayah KAPET DAS KAKAB dijabarkan kedalam 4
tahap (stage) implementasi yaitu :
1. Stage 1: Pengembangan infrastruktur perdagangan regional dalam meningkatkan
efesiensi dan optimalisasi potensi kawasan internal dan hiterland yang selaras dalam
Pengembangan Usaha komoditas Unggulan Utama (Perkebunan Karet, Sawit),
Komoditas unggulan lokal (Pertanian Padi, Kelapa, , Rotan, Peternakan Sapi,
Perikanan Darat, Tambak) serta aglomarasi pusat pelayanan.
Beberapa indikasi program yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :
a. Pengembangan Komoditas Unggulan Utama
 Pengembangan Agribisnis Komoditas Karet sektor Hulu
 Ekstensifikasi Perkebunan Karet Rakyat dan Swasta terutama di daerah
Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Kapuas
 Pembangunan Sarana dan Prasarana Perkebunan Karet Rakyat ( Jalan
Utama, jalan produksi, parit dan gorong-gorong
 Pengembangan Agribisnis Komoditas Kelapa Sawit sektor Hulu
 Ekstensifikasi Perkebunan kelapa sawit Rakyat (plasma) dan Swasta
terutama di daerah Kabupaten Kapuas, Kabupaten Kapuas, Kabupaten
Barito Selatan dan Kota Palangkaraya
 Pembangunan Sarana dan Prasarana Perkebunan kelapa sawit Rakyat
( Jalan Utama, jalan produksi, parit dan gorong-gorong
b. Pengembangan Komoditas Unggulan Utama
 Pengembangan Usaha Komiditas Padi Sektor Hulu
 Pembangunan dan Pengembangan Jaringan Irigasi
 Survei dan Desain Pencetakan Sawah terutama di Kabuapten Pulang Pisau
dan Kabupaten Kapuas

Rencana Tata Ruang Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu


Pengembangan KAPET DAS KAKAB
II-2
Laporan Akhir
PT. Archiegama Bangun Cipta Pratama

 Pembangunan Sarana dan Prasarana Persawahan ( Jalan Utama, jalan


produksi, parit dan gorong-gorong
 Pengembangan Usaha Komiditas Kelapa, Rotan, Peternakan dan Perikanan
Sektor Hulu
 Ekstensifikasi Perkebunan Kelapa teutama di Kabupaten Pulang Pisau dan
Kapuas
 Ekstensifikasi Budidaya Rotan teutama di Kabupaten Kapuas dan Kabupaten
Barito Selatan
 Bantuan Bibit Sapi di Kabupaten Pulang Pisau dan Kapuas
 Pembangunan Tambak Air Tawar di Kawasan Minapolitan Pulang Pisau,
Kota Palangkraya dan Kabupaten Barito Selatan.
c. Pemberdayaan Masyarakat Dan Kawasan
 Peningkatan kapasitas masyarakat dan permodalan untuk pengembangan
komoditas unggulan utama dan lokal
 Peningkatan kegiatan penyuluhan pertanian dan perkebunan untuk
pengembangan komoditas unggulan utama dan lokal
 Penguatan kelembagaan dan kelompok sosial ekonomi untuk pengembangan
komoditas unggulan utama dan lokal
 Aglomerasi permukiman untuk pengembangan komoditas unggulan utama
dan lokal dengan pemantapan fungsi kawasan transmigrasi dan agropolita di
Basarang dan Lamunti sebagai kawasan pengembangan agribisnis.
d. Pengembangan infrastruktur regional khususnya infrastruktur perdagangan-jasa
dan fungsi koleksi distribusi dengan tujuan meningkatkan efesiensi pergerakan
barang yang memiliki nilai strategis dan optimalisasi berbagai potensi internal dan
ekternal di wilayah hiterland yang kaya akan sumberdaya alam terutama batubara,
baik sebagai sumber energi dan potensi pengembangan sektor perdagangan-jasa.
 Pengembangan jaringan rel kereta api Puruk Cahu – Bangkuang sebagai
sarana transportasi dalam memfasilitasi pergerakan potensi SDA baik internal
maupun kawasan hiterland.
 Studi awal dan persiapan awal pengembangan pelabuhan laut utama sekunder
yang memiliki fugnsi regional – nasional di Batanjung sebagai inlet dan outlet
utama wilayah DAS KAKAB dan wilayah hiterland-nya.
2. Stage 2 : Pembangunan Industri Pengolahan skala besar dan kecil Stage 2 mulai
dari tahun ke 6 s/d. tahun ke 10. Bertujuan untuk percepatan pertumbuhan ekonomi.
Pembangunan industry memberikan nilai tambah bagi komoditi unggulan dan
memberikan multiplier effect sehingga tumbuh jenis-jenis usaha baru, perekonomian
akan tumbuh lebih cepat.
Beberapa indikasi program yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :
a. Pembangunan industri pengolahan berskala besar yang berorientasi pasar
regional
 Pembangunan industri pengolahan komoditas unggulan utama
 Pembangunan Crumb Rubber di Kab. Pulang Pisau dan kab. Kapuas

Rencana Tata Ruang Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu


Pengembangan KAPET DAS KAKAB
II-3
Laporan Akhir
PT. Archiegama Bangun Cipta Pratama

 Pengembangan Industri Tersier Karet di Kab. Pulang Pisau di kawasan zona


industri
 Pembangunan Pabrik CPO pada lokasi pengembangan budidaya khususnya
tersebar di Kabupaten Pulang Pisau dan Kabupaten Kapuas
 Pembangunan Pabrik Biodiesel, Pembangunan Pabrik Oleokimia,
Pembangunan Pabrik Oleopangan, dan Pembangunan Pabrik Minyak
Goreng/Margarin di Kawasan Zona Industri.
 Pembangunan industri pengolahan komoditas unggulan lokal
 Pembangunan Rice Miling tersebar di Kabupaten Pulang Pisau dan
Kabupaten Kapuas
 Pembangunan Pabrik Coco Oil dan Nata De Coco di kawasan zona industri
 Pengembangan Industri Perumahan Nata De Coco
 Pembangunan Industri Pengolahan Rotan Asalan, Pengembangan Industri
Meubel Rotan, dan Pengembangan Industri Kerajinan Rotan di kawasan
pengembangan zona industri
 Pengembangan Industri Pengolahan Daging Sapi di Kawasan Agropolitan
dan Pengembangan Industri Kerajinan Kulit di Kawasan Agropolitan di
kawasan zona industri
 Pembangunan Industri Pengolahan Ikan Dikawasan Minapolitan Kab Pulang
Pisang
 Pembangunan Pabrik Pakan Ternak di Kawasan Agropolitan di kawasan
zona industri.
 Pembangunan sarana prasarana ekonomi di pusat-pusat pelayanan sesuai
dengan hirarki pelayanan (akan dijelaskan pada indikasi program Struktur
Ruang), yang meliputi :
 Pembangunan Pasar Tradisional (pasar los terbuka dan tertutup)
 Pembangunan Pasar Grosir
 Pembangunan dan Pengembangan Pusat Pertokoan, Jasa Perdagangan dan
Perkantoran
 Pembangunan dan Pengembangan Toko/Kios Sarana Produksi Pertanian
 Pembangunan dan PengembanganToko Peralatan Mesin Pertanian
3. Stage 3 : Pembangunan Fasilitas-Utilitas dalam rangka mendukung peningkatan
orientasi ke pasar Internasional .Stage 3 mulai dari tahun ke 11 s/d. tahun ke 15.
Dengan semakin cepatnya pertumbuhan ekonomi di Wilayah Kapet Das KAKAB akan
membutuhkan fasilitas-fasilitas pendukung kegiatan ekonomi dalam rangka
memperkuat daya saing dengan daerah sekitar.
Indikasi program ini sangat berhubungan dengan arah pemanfaatan Struktur Ruang
dan Pola Ruang yang akan dijelaskan secara rinci pada bagian selanjutnya.
4. Stage 4 : Terbentuknya Kawasan Ekonomi Terpadu Stage 4 mulai dari tahun ke 16
s/d. tahun ke 20. Pada stage ini diharapkan . Wilayah Kapet Das KAKAB menjadi
pusat perkeonomian baru dan penjadi pusat pelayanan dan jasa bagi daerah-daerah
sekitar.

Rencana Tata Ruang Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu


Pengembangan KAPET DAS KAKAB
II-4
Laporan Akhir
PT. Archiegama Bangun Cipta Pratama

Indikasi program ini sangat berhubungan dengan arah pemanfaatan Struktur Ruang
dan Pola Ruang yang akan dijelaskan secara rinci pada bagian selanjutnya.

2.3 INDIKASI PROGRAM PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG

Arah pemanfaatan atau indikasi program Struktur Ruang Wilayah KAPET DAS KAKAB
didasarkan kepada strategi dan arah pemanfaatan pengembangan ekonomi yang telah
dirumuskan diatas. Oleh karena itu dalam penjabaran indikasi program struktur ruang
lebih didasarkan kepada perwujudan tahapan (staging) dari pengembangan ekonomi.
Arah pemanfaatan Rencana Struktur Ruang Wilayah KAPET DAS KAKAB Tahun 2011-
2030 meliputi:
1. Program pengembangan sistem pusat-pusat kegiatan pelayanan perkotaan; dan
2. Program pengembangan sistem jaringan prasarana dan sarana transportasi, sebagai
jaringan utama pembentuk struktur dan penghubung antar pusat-pusat kegiatan
pelayanan perkotaan.

2.3.1 Perwujudan Sistem Perkotaan

Atas dasar hirarki dan skala pelayanannya, pusat-pusat kegiatan pelayanan perkotaan di
wilayah KAPET DAS KAKAB dibedakan atas Pusat Pelayanan Utama, Pusat Pelayanan
Utama Primer, Pusat Pelayanan Sekunder, dan Pusat Pelayanan Lingkungan Kawasan.
Pusat Pelayanan Utama pusat pelayanan hirarki ke 1 (satu) dengan skala pelayanan
seluruh wilayah KAPET dan Provinsi, termasuk fungsi koleksi dan distribusi dengan skala
regional - nasional yang merupakan pintu gerbang perdagangan dan perhubungan dari
dan ke luar wilayah provinsi. Pusat Pelayanan Primer merupakan pusat pelayanan hirarki
ke 2 (dua) kegiatan perdagangan dan jasa serta permukiman dalam skala wilayah
provinsi atau antar kabupaten. Pusat Pelayanan Sekunder merupakan pusat pelayanan
hirarki ke 3 (tiga) sebagai pusat pelayanan untuk kawasan dan kota-kota kecamatan yang
berdekatan, perdagangan dan jasa skala kawasan dan regional, dan Pusat Pelayanan
Lingkungan merupakan pusat pelayanan hirarki ke 4 (empat) dengan dengan fungsi
sebagai pusat produksi dan koleksi hasil pertanian dengan skala pelayanan lokal.
Untuk Pusat Pelayanan Utama, Primer dan Pusat Pelayanan Sekunder, berdasarkan
jenis dan sasaran pelayanannya dapat dibedakan lagi sebagai berikut.
A. Pusat Pelayanan Utama, yang meliputi :
1. Kota PKN (Pusat Kegiatan Nasional)
2. Pusat Pemerintahan Propinsi
3. Pintu primer transportasi udara regional-nasional
4. Pusat jasa bisnis/kegiatan MICE regional-nasional (meeting,
information, conference, entertainment)

Rencana Tata Ruang Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu


Pengembangan KAPET DAS KAKAB
II-5
Laporan Akhir
PT. Archiegama Bangun Cipta Pratama

5. Pusat jasa pariwisata regional-nasional-global


6. Pusat jasa pendidikan tinggi regional-nasional
7. Pusat jasa keuangan regional-nasional
8. Pusat jasa transportasi darat regional
9. Pusat jasa transportasi sungai regional
10. Pusat ditribusi-koleksi perdagangan regional
B. Pusat Pelayanan Primer, yang meliputi :
1. Pusat jasa transportasi darat regional
2. Pusat jasa transportasi laut regional
3. Pusat distribusi-koleksi barang umum Regional
4. Pusat jasa transportasi sungai regional
5. Pusat jasa keuangan regional
6. Pusat jasa pariwisata regional
7. Pusat Pengembangan Industri
8. Pusat PelayananPrimer Kegiatan Perikanan
C. Pusat Pelayanan Sekunder, yang meliputi :
1. Pusat Pengembangan agroindustri
2. Pusat Pengembangan Penelitian dan Pengembangan Agribisnis
3. Pusat distribusi-koleksi barang umum lokal
4. Pusat jasa lokal
Untuk Pusat Pelayanan Lingkungan yang merupakan pusat pelayanan hirarki keempat
(terbawah) dan memberikan pelayanan langsung ke unit-unit produksi di setiap
kecamatan. Pengembangan sarana pendidikan dilakukan terutama di wilayah
pengembangan perumahan baru dan daerah yang belum terjangkau pelayanannya
dengan skala pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan serta diikuti oleh
profesional dan jumlah guru di setiap sekolah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan.
Distribusi fasilitas pendidikan disesuaikan dengan struktur hirarki pelayanan yang didasari
jenjang pendidikannya. Untuk fasilitas pendidikan yang pelayanan berskala regional
ditempatkan pada kawasan tertentu yang berhubungan dengan transportasi lalu lintas
regional.
Untuk fasilitas pendidikan dasar dan menengah yang pelayanannya berskala kota
didistribusikan di bagian wilayah kota kecamatan, kelurahan hingga lingkungan, khusus
untuk fasilitas pendidikan menengah lanjutan atas diarahkan ke pusat-pusat bagian
wilayah perkotaan dan untuk akademi dan perguruan tinggi pengembangan disesuaikan
dengan kebutuhan lokal.

Rencana Tata Ruang Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu


Pengembangan KAPET DAS KAKAB
II-6
Laporan Akhir
PT. Archiegama Bangun Cipta Pratama

2.3.2 Program Perwujudan Sistem Perkotaan

Kebijakan dan strategi yang terkait dengan sistem perkotaan antara lain :
1. Optimalisasi fungsi dan pelayanan pusat Utama, Primer dan Sekunder terutama di
Bangkuang, lamunti, Batanjung dan Bahaur . Program yang akan dilaksanakan
antara lain :
 Penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan

 Penyusunan panduan rancang kota

 Peremajaan kota dan revitalisasi fungsi kegiatan


2. Pengembangan kegiatan ekonomi (perdagangan jasa komersial, dan lain-lain)
baik yang berskala nasional, regional, maupun kota. Program yang akan
dilaksanakan antara lain:
 Penyusunan rencana detail tata ruang kota

 Penyusunan peraturan zonasi

 Penyusunan standar teknis

 Penyusunan panduan rancang kota


3. Pengembangan pusat kota, subpusat kota dan pusat-pusat lingkungan secara
merata, program yang akan dilaksanakan yaitu:
 Pengembangan perdagangan eceran, grosir, pasar dan sejenisnya skala
regional
 Pengembangan perkantoran jasa skala lokal

 Pengembangan fasilitas umum skala regional

 Penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan atau rencana teknik ruang
kota atau panduan rancang kota untuk setiap subpusat.
4. Pembagian wilayah KAPET DAS KAKAB menjadi subwilayah pengembangan
(SWP), masing-masing dilayani oleh satu subpusat pelayanan kota.

2.3.3 Perwujudan Sistem Transportasi

Pengembangan sistem jaringan prasarana dan sarana transportasi disusun secara


terpadu antar dan intra moda, didukung prasarana dan sarana yang sesuai dengan
tuntutan kebutuhan dan perkembangan kota serta kemajuan teknologi transportasi,
meliputi :
A. Program sistem jaringan prasarana dan sarana transportasi darat;
B. Program sistem jaringan prasarana dan sarana transportasi laut;
C. Program sistem jaringan prasarana dan sarana transportasi udara.

Rencana Tata Ruang Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu


Pengembangan KAPET DAS KAKAB
II-7
Laporan Akhir
PT. Archiegama Bangun Cipta Pratama

2.3.3.1 Perwujudan Sistem Transportasi Darat

Transportasi merupakan aspek penting dalam perencanaan kawasan. Transportasi


berfungsi sebagai sarana untuk menghubungkan satu tempat dengan tempat lain. Jalan
adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun, meliputi segala bagian
jalan termasuk bangunan pelengkap (seperti jembatan, tempat parkir, overpass,
underpass, saluran air, dan lain-lain) dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu
lintas (seperti rambu-rambu dan marka jalan, lampu, dan lain-lain).
Jalan mempunyai sistem jaringan jalan yang mengikat dan menghubungkan pusat-pusat
pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannya dalam suatu
hubungan hirarki. Sistem jaringan transportasi diperlukan untuk mempermudah
masyarakat mengakses suatu tempat melalui darat. Sistem jaringan ini terdiri dari jalan
arteri primer, kolektor primer, jalan lokal primer dan sekunder. Kelas jalan ini didasarkan
pada tingkat pelayanannya.
Perwujudan sistem transportasi meliputi jalan raya, sungai, penyeberangan, dan kereta
api.
a. Program perwujudan sistem transportasi di sektor jalan raya, yaitu :
 Peningkatan teknologi kontruksi jalan yang tepat guna mengatasi kondisi tanah
yang sangat lembek.
 Penataan fungsi dan struktur jaringan jalan yang serasi dengan sebaran fungsi
kegiatan primer dan sekunder;
 Peningkatan kapasitas jaringan jalan melalui pembangunan dan pelebaran jalan,
pengelolaan lalu lintas serta menghilangkan gangguan sisi jalan sesuai dengan
kententuan geometri fungsi jalan
b. Program perwujudan sistem transportasi di sektor angkutan jalan raya antara lain
 Penataan ulang jumlah dan rute angkutan umum dalam kota;

 Menyediakan pemberhentian untuk angkutan umum bus maupun non bus yang
memadai
 Pengembangan dan penataan pelayanan angkutan paratransit;

 Peningkatan angkutan pedesaan pada kawasan-kawasan sentra produksi di


wilayah KAPET DAS KAKAB.
 Terminal Regional Tipe A yaitu terminal regional angkutan antar propinsi dan
juga digabungkan dengan pengembangan fungsi terminal barang yang akan
dikembangkan di Palangkaraya, Kuala Kapuas dan Batanjung (terintergrasi
dengan pengembangan Pelabuhan Regional dan Terminal Kereta Api sebagai
salah satu pintu masuk keluar utama Kawasan KAPET).
 Terminal Regional Tipe B yaitu terminal angkutan dalam provinsi yang akan
dikembangkan di Pusat-Pusat primer yaitu Kuala Kapua, Buntok dan Pulang
Pisau

Rencana Tata Ruang Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu


Pengembangan KAPET DAS KAKAB
II-8
Laporan Akhir
PT. Archiegama Bangun Cipta Pratama

 Terminal Tipe C yaitu terminal angkutan antar kawasan dengan pergerakan lokal
yang akan dikembangkan di Pusat-Pusat Sekuner yaitu Bukit Liti, Pangkoh,
Bahaur, Lamunti – Mentangai, Timpah, dan Bangkuang.
c. Program perwujudan sistem transportasi di sektor kereta api, yaitu :
Pengembangan Tahap Pertama diarahkan kepada Pengemabangan jalur Kereta Api
Palaci-Purukcahu-Bangkuang (L=185km) dengan dilanjutkan oleh sistem
transportasi sungai dari Bangkuang ke Lupakdalam – Batanjung sepanjang
175km. Volume angkutan komoditi pada jalur kereta api ini diperkirakan mencapai 10
juta ton/tahun dari 10 tahun pertama dan meningkat sebesar 20 juta ton/tahun dalam
10 tahun berikutnya.
Pengembangan sistem transportasi kereta api didasarkan kepada meningkatkan
efesiensi pergerakan barang yang memiliki nilai strategis dan optimalisasi berbagai
potensi internal dan ekternal di wilayah hiterland yang kaya akan sumberdaya alam
terutama batubara, baik sebagai sumber energi.
d. Program perwujudan sistem transportasi di sektor sungai, yaitu :
 Normalisasi atau pembersihan alur sungai pada anjir kelampan, basarang, terusan
raya, terusan batu, Tumbang Nusa, Terusan Sumpur sungai kahayan, Kapuas dan
barito serta anak sungai d di bagian hulu untuk alur pergerakan utama.
 Normaslisasi dan pembersihan Pemberihan alur sungai dan normalisasi sungai
pada anak-anak sungai Kahayam, anank-anak sungai Kapuas dan anak-anak
sungai Barito yaitu Sungai Maliau, Jalang, Bakuku, Puning Pulo, Sari Panji, Babai,
Damparan, Tabuk, Bonto – Parigi, Muangun Muara Telang, Mapaku – Muara
Paken, Pancalang, Tampirai Buntok, Surapanji, dan Sungai Mengkatip. Kegiatan
ini untuk melancarkan alur pergerakan lokal sampai ke pusat-pusat sentra
produksi.
 Pembangunan dan Peningkatan perambuan angkutan sungai pada ruas-ruas
sungai untuk memperingatkan kondisi arus dan hamabtan sungai
e. Program perwujudan sistem angkutan transportasi di sektor sungai dan
penyeberangan, yaitu :
 Pengembangan Dermaga Utama dengan Fungsi pengumpul atau konektor di
arahkan di Dermaga K. Bengkirai (Palangkaraya), Dermaga D. Mare (Kuala
Kapuas) dan Dermaga Bangkuang.
 Pengembangan Dermaga Lokal dengan Fungsi lokal
- Pengembangan dermaga lokal diarahkan kepada peningaktan kualitas fisik
dermaga di berbagai Kabupaten/kota yaitu untuk Kota Palangkaraya (Dermaga
Rambang, tangkiling dan B. Bengkel), Kabuapten Pulang Pisau (Pasar
Patanak, Mintim, Maliku, Pangkoh, Pasar Pangkoh, Bahaur, Bukit Rawi, Bawan,
Sebangau Kuala, Gandang, Jibiren, Buntoi, dan Bandirih) Kabupaten Kapuas
(Dermaga Patih Rumbih, Dermaga A. Serapat, Dermaga A. Tamban, Dermaga

Rencana Tata Ruang Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu


Pengembangan KAPET DAS KAKAB
II-9
Laporan Akhir
PT. Archiegama Bangun Cipta Pratama

A. Basarang, Dermaga M. Dadahup, Dermaga Lamunti, Dermaga Palingkau ,


Dermaga Lamunti, dan Dermaga Mantangai) dan Kabupaten Barito Selatan
(Dermaga Jenamas, Dermaga Mangkatip dan Dermaga Pasar Lama)
- Pembuatan Tambatan perahu – dermaga halte di berbagai pusat desa dan
sentra produksi di setiap kecamatan Kab. Kapuas, Kab. Pulang Pisau dan Kab.
Barito Selatan
 Pengembangan Dermaga Penyeberangan di Bahaur

 Peningaktan Kualitas pelayanan trayek angkutan sungai yang strategis yaitu


Palngkaraya – Kapuas, pangkoh, maliku, bahaur – Kuala Kapuias, Lupak Dalam –
Kula Kapuas – Mentangai – Timpah, Buntok – Bangkuang – Mangkatip –
Jenamas, Dadahup – Palingkau – Kula Kapuas
 Peningaktan trayek angkutan sungai pada jalur utama bahaur, maliku, pangkuh
dengan Kuala Kapuas serta Sebangau – Bahaur dan Sebangau Pulang Pisau.

2.3.3.2 Perwujudan Sistem Transportasi Laut

Program pengembangan perwujudan sistem transportasi laut adalah sebagai berikut:


a. Pengembangan pelabuhan yang berfungsi sebagai inlet-outlet point utama dari
sistem pergerakan penumpang dan barang menuju ke dan dari wilayah KAPET
DAS KAKAB.
Pengembangan sistem transportasi pelabuhan regional – nasional dimaksudkan
untuk meningkatkan efesiensi pergerakan barang yang memiliki nilai strategis dan
optimalisasi berbagai potensi internal dan ekternal di wilayah hiterland yang kaya
akan sumberdaya alam terutama batubara, baik sebagai sumber energi yang
memerlukan inlet dan outlet sebagai fungsi distribusi dan koleksi utama.
b. Jenis pelabuhan yang akan dibangun dan dikembangkan adalah pelabuhan
Batanjung dengan fungsi pelabuhan utama sekunder dengan fungsi regional -
nasional dan peningkatan pelabuhan Pulang Pisau sebagai pelabuhan
pengumpan.
c. Agar kawasan pelabuhan utama sekunder dan pelabuhan pengumpan dapat
menarik lebih banyak pelanggan, maka perlu dilakukan peningkatan kualitas
pelabuhan dengan strategi :
 Pengembangan sarana penunjang pelabuhan seperti pertokoan, hotel, dan
restoran
 Pengintegrasian pelabuhan dengan jaringan intermoda di dalam kawasan

 Peningkatan pengelolaan kawasan perairan pantai (tepian air) dilengkapi


dengan sarana pendukung pelayaran/navigasi, dan bangunan penahan
ombak (jety).

Rencana Tata Ruang Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu


Pengembangan KAPET DAS KAKAB
II-10
Laporan Akhir
PT. Archiegama Bangun Cipta Pratama

Beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan dalam perencanaan pelabuhan yaitu:
 Lokasi pelabuhan harus terlindung dari gelombang laut yang besar, sedapat
mungkin terletak pada daerah teluk dengan kedalaman perairan yang memadai
bagi kapal-kapal yang dilayani;
 Perencanaan kawasan pelabuhan hendaknya bebas dari gangguan bencana
badai dan gelombang laut, dekat dengan tempat pengisian bahan bakar, dapat
melakukan kegiatan bongkar muat barang dan penumpang dengan aman, dapat
melakukan perbaikan dan mensuplai barang untuk keperluan perdagangan;
 Pelabuhan hendaknya dibangun di lokasi yang jauh dan muara sungai, untuk
mencegah pendangkalan alur pelayaran akibat sedimentasi sungai;
 Tersedianya areal penambatan kapal (anchorage area) yang memadai dan aman
juga selama kapal menunggu giliran untuk berlabuh. Tempat pembuangan jangkar
ini harus melindungi kapal dari gangguan gelombang dan angin topan, dan
sedapat mungkin diIetakkan di dekat alur pelayaran utama untuk memudahkan
pergerakan kapal;
 Pelabuhan harus memiliki daerah untuk pemutaran kapal sebelum dan sesudah
kegiatan bongkar muat barang dan penumpang;
 Pelabuhan harus memiliki areal di daratan untuk menunjang operasi bongkar muat
penumpang dan barang dari dan ke kapal. Terdapat dua macam peruntukan areal
bagi kegiatan pelabuhan di daratan, yaitu:
o Areal untuk menampung kegiatan administrasi meliputi kantor otorita
pelabuhan (syahbandar), kantor untuk kegiatan komersial, seperti pengurusan
ekspor and impor (EMKL), kantor imigrasi, kantor keamanan pelabuhan
(KP3), kantor bea dan cukai (termasuk areal untuk karantina), kantor
departemen perhubungan dan komunikasi, kantor pemadam kebakaran, dan
klinik kesehatan.
o Areal untuk menampung kegiatan teknis meliputi dermaga, gedung terminal
penumpang, areal bongkar muat barang, gudang tertutup lini satu dan dua,
terminal peti kemas, gudang terbuka (open storage), depot bahan bakar,
bangunan utilitas berupa gardu listrik, pembangkit tenaga listrik cadangan,
sarana telekomunikasi, jaringan air bersih, jaringan drainase, dan jaringan
jalan di dalam kawasan pelabuhan.

2.3.3.3 Perwujudan Sistem Transportasi Udara

 Bandara Cilikriwut di Palangkaraya dimantapkan fungsinya sebgai Bandar udara


kedua, berperan melayani penumpang dengan jumiah sedang dengan lingkup
pelayanan satu provinsi dan terhubungkan dengan bandar udara utama. Dengan
fungsi jaringan pelayanan transportasi sekunder, yaitu jaringan pelayanan transportasi
yang menghubungkan bandar udara primer dengan sekunder dan antar bandar udara

Rencana Tata Ruang Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu


Pengembangan KAPET DAS KAKAB
II-11
Laporan Akhir
PT. Archiegama Bangun Cipta Pratama

sekunder. Prioritas perlakuan untuk mengoptimalkan fungsinya ialah penambahan


fungsi angkutan khusus kargo di masa mendatang dan perpanjangan landasan pacu
untuk meningkatkan kapasitas pesawat terbang.
 Bandar udara kelas tiga di Sanggu di Buntok , berperan melayani penumpang
dengan jumiah rendah dengan lingkup pelayanan beberapa kabupaten dan
terhubungkan dengan Bandar udara utama atau kedua bagi perhubungan internal
wilayah. Dengan fungsi jaringan pelayanan transportasi tersier, yaitu jaringan
pelayanan transportasi yang menghubungkan bandar udara sekunder dengan tersier
dan antar bandar udara tersier.

2.3.4 Perwujudan Infrastruktur Dasar Wilayah

Sistem jaringan prasarana terdiri dari sistem jaringan air bersih, jaringan drainase, air
limbah, dan persampahan. Agar sistem jaringan prasarana terintegrasi dengan skala
pelayanan kawasan dan terkait dengan pusat-pusat pengembangan lainnya yang ada di
KAPET DAS KAKAB, diperlukan strategi sebagai berikut:
 Program Pengembangan kawasan pelabuhan dilakukan secara terintegrasi
dengan sistem jaringan jalan primer dan sekunder
 Program Peningkatan jaringan telekomunikasi yang menjangkau semua pusat
kegiatan
 Program Perluasan jaringan distribusi energi pada semua wilayah perkotaan
dalam kawasan
 Program Penambangan dan peningkatan jaringan transmisi dan distribusi air
baku untuk pemenuhan kebutuhan dalam kawasan
 Program Perluasan, peningkatan, dan pengembangan akses jaringan distribusi
air bersih dalam kawasan (kontinu, kuantitas dan kualitas)
 Program Perencanaan sistem pengolahan limbah domestik dengan model
gabungan on-site dan off-site persampahan dengan pendekatan good
housekeeping (reduksi di sumber sistem)
 Program Pengembangan dan perbaikan sistem pengendalian drainase secara
utuh dari hulu sampai hilir melalui pendekatan “satu sungai, satu rencana, dan
satu pengelolaan terpadu”
 Program Perencanaan sistem persampahan dengan pendekatan good
housekeeping (reduksi di sumber)

2.3.4.1 Perwujudan Sistem Jaringan Energi

Sebagai sebuah Pusat Kegiatan wilayah dan pusat pelayanan lingkungan, listrik
merupakan komponen yang sangat vital harus disediakan untuk mendukung kegiatan

Rencana Tata Ruang Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu


Pengembangan KAPET DAS KAKAB
II-12
Laporan Akhir
PT. Archiegama Bangun Cipta Pratama

jasa dan perdagangan, selain telekomunikasi dan IT. Pelayanan listrik 24 jam merupakan
hal yang mutlak dan menjadi keunggulan Kawasan Perdagangan & Jasa kota-kota
kecamatan di wilayah KAPET DAS KAKAB.
Untuk itu, upaya peningkatan kebutuhan akan listrik diarahkan melalui:
a. Upaya dan rencana aksi konservasi energi yang berkelanjutan yaitu upaya
penghematan-penghematan pemakaian energi listrik terutama yang bersumber
dari energi fosil.
b. Program Peningkatan daya tenaga listrik melalui peningkatan kapasitas
pembangkit yang ada saat ini.
c. Pengembangan energi yang bersumber dari batubara, dimana wilayah hiterland
KAPET DAS KAKAB memiliki cadangan batubara yang jumlahnya sangat besar
yang akan dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu :
- Tahap I Pengembangan PLTU Batubara di Buntoi (Kab. Pulang Pisau) dengan
kapasitas 2 x 68 MW. Pengembangan PLTU tersebut memiliki potensi
perluasan jangkauan pelayanan listrik dengan potensi 62.000 pelanggan RT
dan kawasan komersial serta untuk pengembangan kawasan industri di
Bahaur, Lamunti dan di Batanjung
- Tahap II Pembangunan PLTU di wilyah sekitar Buntok dengan potensi
kapasitas 100 MW.
d. Pengembangan energi yang bersumber energi baru terbarukan (EBT). Untuk
mendukung program pemerintah dalam penerapan Economic Low Emission ,
maka pengembangan EBT sangat strategis untuk dikembangkan dalam
pemenuhan kebutuhan energi terutama listrik di wilayah KAPET DAS KAKAB,
mengingat sanagt beragamnya energi EBT yang terdapat di wilayah KAPET DAS
KAKAB. Pengembangan EENT untuk tenaga listrik dapat dilakukan yaitu :
- Pembangunan PLTA di kawasan Riam Jerawi dan beberapa anak sungai
Barito yang bisa membangkitkan 500 MW listrik (pada kawasan hiterland
KAPET DAS KAKAB bagian utara).
- Perluasan pengembangan biomass pada unit-unit pengembangan pertanian
dan Perluasan Pengembangan PLTS pada daerah-daerah pedalaman yang
belum terkoneksi dengan jaringan listrik. Kedua jenis pengembangan ini dapat
dilkaukan dengan sistem kelembagaan Desa Mandiri Energi.
- Pengembangan teknologi dan pilot project untuk Pembangkit Listrik Tenaga
Angin
- Pengembangan teknologi dan pilot project untuk Pembangkit Listrik Biogass
terutama yang bersumber dari gambut – gas metan.
e. Pada beberapa kawasan yang strategis, PT. PLN (Persero) menyediakan listrik
melalui program pengembangan power plant. Jumlah listrik yang akan

Rencana Tata Ruang Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu


Pengembangan KAPET DAS KAKAB
II-13
Laporan Akhir
PT. Archiegama Bangun Cipta Pratama

disediakan bergantung pada jumlah dan jenis kegiatan yang akan dilayani.
Keberadaan power plant didukung oleh penyediaan generator. Program Power
plant ini mensuplai listrik ke masing-masing kawasan dengan sistem jaringan
distribusi meliputi:
o Gardu induk (GI), merupakan gardu listrik tegangan tinggi, untuk mensuplai
kebutuhan listrik seluruh Kawasan Perdagangan & Jasa, Pusat Kegiatan
wilayahl KAPET DAS KAKAB.
o Jaringan tegangan tinggi, yang merupakan jaringan utama dan berfungsi
untuk menyalurkan daya listrik.
o Jaringan tegangan menengah, yang merupakan jaringan transmisi
menengah yang berfungsi untuk menyalurkan daya listrik dari GI ke gardu
distribusi (GD) atau ke kawasan-kawasan tertentu (industri, & perkantoran).
o Gardu distribusi (GD), berfungsi sebagai penurun tegangan untuk melayani
kebutuhan sehari-hari seluruh Kawasan Perdagangan & Jasa.
o Jaringan tegangan rendah, merupakan jaringan jaringan distribusi dari GD
ke masing-masing kawasan perumahan yang menggunakan kabel tanah
sebagai penyalur.
f. Selain pola on grid diatas, mungkin untuk beberapa wilayah pedalaman dapat
menggunakan sistem isolated (PLTS atau minihydro) dalam kapasitas energi
yang mencukupi.
g. Pengembangan berbagai sumber energi diatas diharapkan bahwa wilayah
KAPET DAS Kakab khususnya dan wilayah Kalimatan Tengah umumnya telah
mandiri secara energi dan tidak lagi tergantung dari interkoneksi PLTU Asam-
asam di Banjarmasin dan mampu memenuhi target pencapaian EBT sebesar 25
% dari total penggunaan energi final KAPET DAS KAKAB pada akhir tahun ke
20.

2.3.4.2 Perwujudan Sistem Jaringan Telekomunikasi

Program pengembangan sistem jaringan telekomunikasi meliputi:


 Peningkatan kualitas pelayanan jaringan telpon di wilayah KAPET DAS
KAKAB;
 Pengembangan jaringan telpon ke wilayah perkotaan dan pedesaan wilayah
KAPET DAS KAKAB dengan sistem bawah tanah;
 Pembangunan instalasi baru dan pengoperasian instalasi penyaluran;

 Pengembangan fasilitas telekomunikasi umum. Seperti telpon umum dan


warung telekomunikasi.

Rencana Tata Ruang Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu


Pengembangan KAPET DAS KAKAB
II-14
Laporan Akhir
PT. Archiegama Bangun Cipta Pratama

 Pengembangan jangkauan jaringan BTS samapai ke pelosok pedesaan


sebagai perwujudan pemerataan layanan komunikasi.
 Penertiban pembangunan menara BTS pada setiap wilayah melalui
pembangunan menara BTS bersama agar terkoordinir cara penempatannya.

2.3.4.3 Perwujudan Sistem Jaringan Sumber Daya Air

Program penyediaan sistem jaringan air bersih di Kawasan perkotaan dan pedesaan
KAPET DAS KAKAB diarahkan terintegrasi dengan sistem penyediaan air bersih, melalui
upaya-upaya :
a. Peningkatan kapasitas Instalasi Pengolahan Air (IPA) pada sumber-sumber
air baku yang sudah ada di wilayah KAPET DAS KAKAB.
b. Pengembangan alternatif sumber-sumber air baku baru di beberapa sumber
aliran sungai dan air tanah untuk daerah pedalaman yang didukung oleh
pengembangan IPA.
c. Pengembangan Water Treatment Plant (WTP) atau IPA baru, dengan
memanfaatkan sumber-sumber air baku yang baru. Kapasitas disesuaikan
dengan kemampuan sumber dan kebutuhan pelayanan, didukung oleh proses
pengolahan sebagai berikut:
 Proses pra sedimentasi, berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel
kasar yang dapat mengendap sendiri tanpa bantuan bahan kimia.
 Proses koagulasi dan flokulasi, yang dapat menghilangkan kekeruhan air
yang banyak dijumpai pada air sungai atau air saluran irigasi, yaitu dengan
cara pengendapan atau penyaringan secara langsung.
 Proses sedimentasi, berfungsi untuk mengendapkan flok-flok yang
terbentuk pada proses koagulasi dan flokulasi.
 Proses filtrasi, berfungsi untuk memisahkan sisa-sisa flok yang tidak dapat
terendapkan pada proses sedimentasi, terutama flok-flok dengan ukuran
yang lebih kecil.
 Proses desinfeksi, merupakan pembubuhan kaporit yang dibutuhkan untuk
membunuh bakteri paktogen yang masih terdapat dalam air, agar didapat
air yang memenuhi syarat bakteriologis.
d. Penyaluran air bersih ke pusat pelayanan wilayah KAPET DAS KAKAB
menggunakan sistem perpipaan yang penempatannya memperhatikan tempat
peletakan, penyebaran aktivitas, dan energi pengaliran. Sistem perpipaan
yang digunakan adalah menggunakan pipa transmisi. Pipa ini digunakan
untuk mengalirkan air dari areal bendungan ke zona pelayanan. Pipa yang
digunakan haruslah pipa yang tahan terhadap tekanan. Memperhatikan jenis
tanah di kawasan ini yang relatif dekat dengan laut, maka jenis pipa yang

Rencana Tata Ruang Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu


Pengembangan KAPET DAS KAKAB
II-15
Laporan Akhir
PT. Archiegama Bangun Cipta Pratama

digunakan adalah DCIP (Duct Cast Iron Pipe) dan ACP (Asbestos Cement
Pipe).
Dengan mempertimbangkan struktur jaringan jalan, maka sistem perpipaan transmisi
dibagi atas :
 Jaringan primer, adalah pipa yang menyalurkan air dari WTP ke blok-blok
peruntukan.
 Jaringan sekunder, adalah pipa yang menyalurkan air dari jaringan primer ke
petak-petak di masing-masing blok peruntukan.
Pengembangan sistem jaringan air bersih didukung pula oleh pengembangan hidran
kebakaran, untuk mendukung pelayanan utilitas pemadam kebakaran. Lokasi hidran
kebakaran ditentukan oleh luas daerah yang akan dilayani, dengan memperhatikan hal-
hal berikut :
 Penempatan hidran minimal berjarak 100 meter dari bangunan perdagangan
atau komersial. Penempatannya harus di tempat yang mudah terlihat dan
dicapai oleh unit pemadam kebakaran.
 Hidran sebaiknya diletakkan berjarak 60-180 cm dari tepi jalan untuk
menghindari gangguan arus lalu lintas.
 Hidran sebaiknya diletakkan berjarak 1 meter dari bangunan permanen atau
gerbang pintu keluar masuk yang jauh dari traffic light.
 Hidran akan lebih efektif diletakkan di persimpangan jalan, karena jangkauan
daerahnya akan lebih luas.
Agar program pengembangan sistem jaringan air bersih memperoleh hasil optimal, maka
dalam perencanaan dan pelaksanaannya harus memperhatikan hal-hal berikut:
 Menghindari melintasi jalan raya untuk memudahkan pengerjaan.

 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya kontaminasi


selama pengaliran.
 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (sering terjadi longsor) yang
sering menyebabkan perubahan tekanan terhadap pipa.
 Pelestarian sumber mata air dan konservasi daerah resapan air;

 Penertiban sumber air yang berasal dari sumber air tanah dalam, terutama
yang digunakan oleh industri

2.3.4.4 Perwujudan Sistem Jaringan Infrastruktur

a. Program Peningkatan Pelayanan Air Bersih meliputi :


 Pembangunan sistem baru untuk melayani daerah yang belum terlayani

 Peningkatan kapasitas produksi PDAM dan menurunkan. kehilangan air

Rencana Tata Ruang Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu


Pengembangan KAPET DAS KAKAB
II-16
Laporan Akhir
PT. Archiegama Bangun Cipta Pratama

 Perbaikan dan rehabilitasi terhadap kapasitas sistem transmisi dan distribusi.

 Diperlukan pengkajian sumber air baku di perkotaan, pedesaan dan pesisir


(Masterplan, SID, ataupun DED) beserta penggunaannya
 Pembangunan Penyediaan Air bersih di desa terpencil dengan pembangunan
sumur-sumur air tanah di Kab. Pulang Pisau, Palangkaraya, Kab. Barsel dan
Kab Kapuas
 Penambahan sambungan baru untuk meningkatkan pelayanan air bersih

 Memperbaiki jaringan pipa air bersih yang ada secara bertahap dan
mengkatkan manajemen operasi dan pemeliharaan pelayanan air bersih
 Mengembangkan kemitraan dengan pihak swasta dan atau masyaraakat
dalam memperluas wilayah pelayanan dan peningkatan kualitas pelayanan air
bersih.
b. Program pengembangan prasarana air limbah adalah :
 Pembuatan Masterplan Air Limbah wilayah KAPET DAS KAKAB

 Pengembangan pemasangan jaringan pipa air kotor diprioritaskan yang


berlangganan air minum
 Pengembangan system setempat diprioritaskan bagi daerah perkotaan,
kawasan perdagangan dan kawasan industri.
 Pengembangan saluran air limbah, sambungan rumah, interceptor serta pipa
utama di wilayah KAPET DAS KAKAB
 Pengendalian pembuangan limbah secara langsung ke saluran terbuka dan
sungai
 Mewajibkan pembuatan instalasi pengolahan limbah setempat untuk kegiatan
industry, rumah sakit, hotel, dan restoran sebelum dibuang ke badan perairan.
c. Program Pengembangan Prasarana Drainase adalah:
 Membuat Masterplan drainase pusat kegiatan wilayah KAPET DAS KAKAB

 Pembuatan saluran drainase tersier di sisi kiri kanan ruas jalan dipadukan
dengan drainase sekunder dan utama pada tempat-tempat yang belum
terlayani
 Evaluasidan pembangunan saluran drainase serta penyediaan fasilitas
resapan dan penahan air hujan di kawasan banjir
 Penerbitan jaringan utilitas lain yang menghambat fungsi drinase

 Rehabilitasi drainase makro seperti pembersihan sungai dari sampah dan


sedimen serta penertiban daerah bantaran sungai.

Rencana Tata Ruang Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu


Pengembangan KAPET DAS KAKAB
II-17
Laporan Akhir
PT. Archiegama Bangun Cipta Pratama

d. Program Pengembangan Prasarana Persampahan adalah :


 Studi lokasi untuk implementasi pengolahan sampah terpadu 3R skala
kawasan
 Upaya reduksi melalui pengomposan, daur ulang, dan pemilihan antara
sampah organik dan non- organik dapat bekerjasama dengan pihak swasta
 Penyediaan tempat sampah terpisah untuk samapah organik dan non- organic
di lokasi-lokasi public yang strategis, serta penyiapan sarana dan manajemen
pengumpulan dan pengangkutan sampah secara terpisah;
 Studi lanjutan mengenahi kelayakan manajemen pengelolaan sampah wilayah
KAPET DAS KAKAB;
 Studi kelayakan lahan-lahan dan pembagunan TPS yang baru dan rehabilitasi
TPS/container yang rusak;
 Optimalisasi manajemen dan operasional TPA-TPA eksisting wilayah KAPET
DAS KAKAB;
 Studi kellayakan lahan untuk TPA wilayah KAPET DAS KAKAB dengan
teknologi sanitary landfill;
 Tindak lanjut dari studi kelyakan PLTSa pada aspek teknologi, social dan
kognitif.

2.4 INDIKASI PROGRAM PERWUJUDAN POLA RUANG

Pemanfaatan ruang merupakan kegiatan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia atau


mengupayakan perlindungan fungsi suatu satuan ruang tertentu untuk jangka waktu yang
tertentu pula. Namun, kegiatan pemanfaatan ruang sesuai dengan dinamika perubahan
demografis, ekonomi, dan sosial tidak dijamin senantiasa menghasilkan kinerja
pemanfaatan sumberdaya yang optimal, oleh karena kebutuhan ruang sejalan dengan
perkembangan kegiatan budidaya cenderung selalu meningkat, sedang keberadaan dan
ketersediaan ruang bersifat tetap dan terbatas.

2.4.1 Dasar Perwujudan Kawasan Lindung

Prinsip dasar perencanaan pemanfaatan ruang adalah penetapan kawasan lindung dan
kawasan budidaya sebagaimana ketetapan UU Nomor 26 Tahun 2007, PP Nomor 26
Tahun 2008, dan Keppres Nomor 32 Tahun 1990 dengan batasan sebagai berikut :
 Kawasan lindung adalah kawasan yang berfungsi utama melindungi kelestarian
lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya binaan, nilai
sejarah, dan budaya bangsa untuk kepentingan pembangunan yang
berkelanjutan.

Rencana Tata Ruang Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu


Pengembangan KAPET DAS KAKAB
II-18
Laporan Akhir
PT. Archiegama Bangun Cipta Pratama

 Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya
binaan, dan sumberdaya manusia.
Pengelolaan kawasan lindung dan budidaya tersebut mencakup kegiatan perencanaan,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian atas pemanfaatan ruang. Penetapan kawasan
lindung merupakan perwujudan dari pengembangan struktur tata ruang wilayah yang
berlandaskan pada prinsip pembangunan berkelanjutan. Kawasan lindung ditetapkan
sebagai wilayah limitasi atau kendala bagi pengembangan wilayah budidaya.
Pertimbangan-pertimbangan yang digunakan untuk penetapan kawasan lindung KAPET
DAS KAKAB, meliputi hal-hal sebagai berikut :
 Hasil analisis kesesuaian lahan

 Hasil kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

 Kriteria Kawasan Lindung menurut Kepres No 32 Tahun 1990


Berdasarkan kedua point tersebut, klasifikasi kawasan lindung ditinjau dari fungsinya
mencakup 2 (dua) fungsi perlindungan, yaitu kawasan yang memberikan perlindungan
pada kawasan bawahannya dan kawasan perlindungan setempat.

2.4.2 Dasar Perwujudan Kawasan Budidaya

Pemanfaatan ruang bagi kegiatan budidaya direncanakan berdasarkan :


 Kebijakan pembangunan yang memberikan implikasi terhadap pengalokasian
ruang bagi kegiatan budidaya terutama pengembangan komoditas unggulan
utama dan komoditas unggulan lokal.. Secara nasional dipertimbangkan kebijakan
sektor pembangunan yang mencakup sektor pertanian, pariwisata dan industri,
selanjutnya penetapan KAPET DAS KAKAB sebagai kawasan agribisnis.
 Kesesuaian lahan, yang merupakan hasil penilaian terhadap kemampuan atau
daya dukung fisik lahan terhadap kegiatan yang menggunakan lahan tertentu.
Kesesuaian sistem lahan untuk kegiatan tertentu diindikasikan oleh kinerja
produktivitas terhadap input bagi lahan yang bersangkutan terutama
pengembangan komoditas unggulan utama dan komoditas unggulan lokal.
 Potensi pengembangan, yaitu hasil evaluasi potensi ekonomi dan keruangan
terhadap pengembangan budidaya tertentu terutama pengembangan komoditas
unggulan utama dan komoditas unggulan lokal.
Alokasi ruang untuk kawasan budidaya dilakukan berdasarkan kriteria kawasan sesuai
dengan pemanfaatannya. Kriteria kawasan budidaya merupakan ukuran yang digunakan
untuk penentuan suatu kawasan yang ditetapkan untuk berbagai usaha dan/atau kegiatan
yang terdiri dari kriteria teknis sektoral dan kriteria ruang. Kriteria teknis sektoral adalah
ukuran untuk menentukan bahwa pemanfaatan ruang suatu kegiatan dalam kawasan

Rencana Tata Ruang Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu


Pengembangan KAPET DAS KAKAB
II-19
Laporan Akhir
PT. Archiegama Bangun Cipta Pratama

untuk memenuhi ketentuan-ketentuan teknis, daya dukung, kesesuaian lahan dan bebas
bencana alam.

2.4.3 Indikasi Program Perwujudan Pola Ruang Kota

Program perwujudan pola ruang antara lain:


a. Pemenuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebesar 30% dari luasan total wilayah
perkotaan KAPET DAS KAKAB
b. Perbaikan dan penataan permukiman yang tidak sehat (kawasan kumuh)
menjadi kawasan permukiman yang sehat
c. Penertiban fungsi ruang yang tidak sesuai denganrencana tata ruang
d. Program Penatagunaan Tanah, Air, dan Udara yang diwujudkan dalam Program
Penatagunaan tanah yaitu :
 Penertiban pemanfaatan tanah yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang

 Pemanfaatan tanah yang belum terdapat di dalam rencana rinci tata ruang
yang dilaksanakan dengan mempertimbangkan criteria dan standar
pemanfaatan ruang.
e. Program penataangunaan air adalah sebagai berikut :
 Pemeliharaan air baku, permukaan dan air tanah dapat dilakukan oleh
masyarakat dan badan usaha sesuai dengan peraturan yang berlaku
 Penertiban pemanfaatan air baku dan badan air sungai dan danau di atas
ambang batas yang ditetapkan dalam peraturan yang berlaku
f. Program penataan udara antara lain :
 Pemeliharaan kualitas udara wajib dilakukan oleh masyarakat dan badan
usaha
 Penertiban pemanfaatan udara di atas ambang batas yang ditetapkan dalam
peraturan yang berlaku
 Penertiban pemanfaaatan ruang udara di atas tanah yang dikuasai
masyarakat dan badan usaha harus seijin pemilik hak atas tanah yang
bersangkutan.

Rencana Tata Ruang Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu


Pengembangan KAPET DAS KAKAB
II-20
Laporan Akhir
PT. Archiegama Bangun Cipta Pratama

2.5 INDIKASI PROGRAM PERWUJUDAN KAWASAN STRATEGIS

Program perwujudan dan kawasan strategis adalah:


a. Penataan kawasan strategis nasional dan provinsi
yang ada di wilayah KAPET DAS KAKAB,
b. Penataan kawasan yang memiliki kawasan nilai
strategis dari aspek ekonomi, sosial budaya,
c. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau
teknologi tinggi, dan fungsi daya dukung lingkungan hidup.
d. Tahapan pembangunan Program Perwujudan
Kawasan Strategis: didasarkan pada dukungannya terhadap ekonomi kota dan
pengembangan wilayah.
 Prioritas I : melestarikan kawasan yang memiliki nilai strategis dari
sudut kepentingan fungsi daya dukung lingkungan hidup
 Prioritas II : mengembangkan sarana dan prasaranan di kawasan yang
memiliki nilai strategis ekonomi
 Prioritas III : melestarikan kawasan yang memiliki nilai strategis dari
sudut kepentingan sosial budaya
 Prioritas IV : mengembangkan sarana dan prasarana di kawasan yang
memiliki SDA strategis dan/atau teknologi tinggi

Rencana Tata Ruang Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu


Pengembangan KAPET DAS KAKAB
II-21
Laporan Akhir
PT. Archiegama Bangun Cipta Pratama

2.1 DASAR-DASAR ARAH PEMANFAATAN RUANG..................................................1


2.2 INDIKASI PROGRAM PERWUJUDAN PENGEMBANGAN EKONOMI................2
2.3 INDIKASI PROGRAM PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG..................................5
2.3.1 Perwujudan Sistem Perkotaan......................................................................................5
2.3.2 Program Perwujudan Sistem Perkotaan.......................................................................7
2.3.3 Perwujudan Sistem Transportasi..................................................................................7
2.3.3.1 Perwujudan Sistem Transportasi Darat...................................................................8
2.3.3.2 Perwujudan Sistem Transportasi Laut..................................................................10
2.3.3.3 Perwujudan Sistem Transportasi Udara................................................................11
2.3.4 Perwujudan Infrastruktur Dasar Wilayah...................................................................12
2.3.4.1 Perwujudan Sistem Jaringan Energi.....................................................................12
2.3.4.2 Perwujudan Sistem Jaringan Telekomunikasi......................................................14
2.3.4.3 Perwujudan Sistem Jaringan Sumber Daya Air....................................................15
2.3.4.4 Perwujudan Sistem Jaringan Infrastruktur............................................................16
2.4 INDIKASI PROGRAM PERWUJUDAN POLA RUANG..........................................18
2.4.1 Dasar Perwujudan Kawasan Lindung........................................................................18
2.4.2 Dasar Perwujudan Kawasan Budidaya......................................................................19
2.4.3 Indikasi Program Perwujudan Pola Ruang Kota........................................................20
2.5 INDIKASI PROGRAM PERWUJUDAN KAWASAN STRATEGIS.........................21

Rencana Tata Ruang Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu


Pengembangan KAPET DAS KAKAB II-22

Anda mungkin juga menyukai