MODEL PERENCANAAN
KAWASAN SENTRA PRODUKSI AGRIBISNIS (KSPA)
(BAHAN KAJIAN, soemarno 2011)
1. Pendahuluan
Perencanaan tata ruang yang komprehensif untuk pengembangan
dan pembangunan sektor strategis sangat diperlukan dalam pencapaian hasil
pembangunan yang optimal di suatu wilayah, seperti Propinsi Kalimantan
Timur.
Permasalahan yang dihadapi dewasa ini adalah seringkali
perencanaan tata ruang yang ada belum mampu mewadahi dan
mengimbangi perkembangan dan potensi sektor pembangunan strategis
yang pengembangannya tidak terlepas dari sektor lain. Oleh karena itu tujuan
perencanaan ruang pada kawasan sektor strategis di suatu wilayah, seperti
Propinsi Kalimantan Timur, adalah memadukan penggu-naan ruang secara
fungsional antar berbagai sektor untuk mendorong sektor strategis agar
tercapai pertumbuhan wilayah yang seimbang.
Perencanaan Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Agribisnis (PKSPA) merupakan salah satu bentuk perencanaan ruang untuk sektor
strategis yang diharapkan dapat mendorong percepatan peningkatan nilai
tambah yang diikuti peningkatan produksi pada sentra-sentra produksi dari
sub sektor pertanian tanaman pangan, subsektor perkebunan, subsektor
kehutanan, subsektor perikanan dan subsektor peternakan yang didukung
oleh sarana dan prasarana yang relevan. Konsep kawasan dalam Kawasan
Sentra Produksi Agribisnis (KSPA) dapat berdiri diri dan ataupun menyatu
dalam satu Kawasan lebih luas (beberapa bagian wilayah kecamatan),
tergantung dari potensi sentra produksi (fungsi kawasan) serta faktor jarak
geograffs dan faktor jarak aksesibilitas. Faktor jarak aksesibilitas sangat
berperan di dalam menentukan orientasi suatu kawasan, terutama kawasan
potensial yang jauh dari pusat pengembangannya. Sehingga penentuan
kawasan sentra produksi tidak lagi dipengaruhi oleh batas administratif.
Oleh karena itu untuk mempercepat pertumbuhan dan perkem-bangan
di daerah, dipandang perlu adanya penyusunan rencana pengembangan
Kawasan Sentra Produksi guna pengembangan komoditas unggulan / utama,
yaitu subsektor pertanian tanaman pangan, sub sektor perkebunan, sub
sektor perikanan dan subsektor peternakan yang dibentuk dalam suatu
kawasan sebagai Sentra Pengembangan Produksi mulai dari berskala kecil
(mikro) hingga bersekala besar (makro) dan ekonomis. Ini dilakukan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi khususnya di suatu wilayah, seperti di
Propinsi Kalimantan Timur, serta pemerataan pembangunan ekonomi wilayah.
Dalam jangka pendek upaya ini diharapkan dapat mendorong pemanfaatan
sumber-daya pertanian dalam arti luas dan pengembangan infrastruktur
penunjangnya secara optimal.
2.
3.
4.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Tenaga tenaga kerja siap pakai, tidak hanya terampil tetapi memiliki
pengetahuan dan kemampuan dalam berusahatani, sistem produksi
komoditi tanaman pangan yang berkesinambungan, bergulir sepanjang
tahun guna menjamin
persediaan pangan dalam me-ningkatkan
ketahanan pangan masyarakat Kalimantan Timur serta menjamin
permintaan kebutuhan pangsa pasar
Peningkatan produksi dalam mengantisipasi , tidak hanya penyediaan
pangan semata, namun memperhitungkan seberapa besar produksi
yang dapat diproses ke nilai tambah, juga pemanfaatan limbah
potensial, seperti ikan dan tulang-tulang untuk dikelola menjadi tepung
ikan dan tepung tulang sebagai bahan pembuat pakan ternak dan
sebagainya.
Penyediaan benih /bibit unggul yang memiliki: umur pendek,
produktivitas tinggi dan ketahanan kondisi alam yang tidak menentu
(iklim dan curah hujan) serta resisten terhadap hama dan penyakit.
Sarana produksi termasuk pestisida, hipertisida dan herbisida yang
mudah diperoleh di setiap kawasan, relatif murah dan terjangkau oleh
masyarakat petani setempat dalam rangka mendukung peningkatan
produksi dan meningkatkan ketahanan pangan.
Jasa pelayanan perbankan dan sistem infor-masinya mengenai kendala
dan persoalan dalam upaya pem-berdayaan kegiatan usahatani,
misalnya sistem KUT.
Jasa pelayanan Koperasi, Dolog sebagai mitra petani dan berperan
dalam
meningkatkan daya beli hasil-hasil produksi komoditi, dengan
harga dasar ketetapan nasional sehingga harga dapat terkendali dan
tidak dikendalikan oleh para tengkulak yang selama ini menjerat para
petani di wilayah sentra produksi.
Prasarana produksi bila mungkin tersedianya jaringan irigasi, listrik, air
bersih, telekomunikasi di setiap Kawasan Sentra Produksi Agribisnis
dalam upaya pengembangan pangan dan perikanan.
Sistem transportasi dan pola aliran barang dari sentra produksi ke
penyimpanan sementara/gudang, ke tempat distribusi barang hingga
sampai ke tempat tujuan tujuan (pengolahan, pedagang) maupun pasar
sebagai konsumen akhir.
Alokasi pasar dan sistem pemasaran dari sentra produksi ke
penyimpanan sementara, ke distribusi barang hingga sampai pada
tempat tujuan (pengolahan, pedagang) maupun pasar sebagai
konsumen akhir.
1.3. Ruang Lingkup
KSPA MAKRO
KSPA MIKRO
DEVELOPMENT
AREA KSPA
MARKET
AREA I
OUTLET
(Pelabuhan)
EXPORT
(MARKET AREA ll)
Gambar 1. Konsep ruang pengembangan KSPA
IV.
V.
VI.
Gambar 2.
10
3. Metodologi
Pendekatan KSPA memandang kawasan sebagai suatu sistem
produksi, yakni input , proses dan output. Dari sudut pandang ini KSPA harus
mempertimbangkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pro-ses produksi
bidang pertanian tanaman pangan dan perikanan. Dengan demikian kajian
yang berkaitan dengan penyediaan input di dalam KSPA,
pengolahan
sumberdaya dan jenis produk yang dihasilkan perlu dilakukan, sehingga
dapat ditentukan besaran komoditas yang akan dikembangkan. Mengenali
permasalahan yang dihadapi dalam rangka pengembangan komoditas
tersebut.
Kawasan snetra produksi di Kalimantan Timur lebih difokuskan kepada
kegiatan kelautan khususnya perikanan laut dan komoditas pertanian yang
telah ditetapkan sebagai sektor unggulan. Sektor unggulan ini selanjutnya
dikembangkan sebagai sektor penggerak utama.
Dalam kaitannya dengan rencana ruang yang ada, kegiatan ini
merupakan upaya untuk mengisi dan mengoptimalkan pemanfaatan ruang
yang mengacu pada rencana tersebut, sekaligus secara interaktif
memberikan umpan balik bagi penyempurnaan rencana itu sendiri.
Sedangkan dari sisi output, dimaksudkan untuk meningkatkan per-tumbuhan
ekonomi nasional dan daerah, serta sekaligus meng-optimalkan pemerataan
pembangunan ekonomi wilayah.
Keberadaan KSPA ini menjadi penting sebagai acuan lokasi investasi
bagi pemerintah dan swasta, khususnya dalam upaya untuk mencapai
efisiensi, efektifitas dan nilai tambah. Pendekatan ini diha-rapkan dapat
menjadi salah satu upaya untuk mengoptimalkan pember-dayaan tata ruang
yang ada dan dapat mempermudah perumusan dukungan pembangunan
sarana dan prasarana penunjang kegiatan pertanian dalam arti luas.
3.1. Kegiatan Survai Pengumpulan Data
Survei lapangan dapat dilakukan di wilayah Propinsi Kalimantan yang
terpilih, antara lain dimaksudkan untuk memantapkan kondisi eksisting dan
potensi pengembangan komoditas yang berada pada wilayah tersebut.
Sejumlah Kabupaten /kecamatan di Propinsi Kalimantan Timur
dapat
digunakan sebagai wilayah contoh analisis.
3.2. Sistem lnformasi Geografis
Hasil kajian data eksisting, baik dari hasil survei instansional maupun
survei lapangan, dianalisis menurut kritena-kriteria berdasarkan tingkat
kebutuhan dalam pembuatan master plan pengembangan Kawasan Sentra
Produksi. Sementara itu, metoda analisis yang di-lakukan dengan Sistem
Informasi Geografis adalah untuk menetapkan secara kewilayahan hasil
11