Anda di halaman 1dari 10

UJIAN I MK PERENCANAAN KAWASAN INDUSTRI SMT GENAP 2018/2019

PROGRAM MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS LAMPUNG
(TAKE HOME EXAM)

1. Jelaskan peran kegiatan industri dalam pengembangan wilayah dan pembangunan ekonomi.
2. Mengapa diperlukan perencanaan Kawasan Industri? Bagaimana perkembangan regulasi yang
berkaitan dengan Kawasan Industri?
3. Kriteria-kiriteria lokasi atau penentuan yang diperlukan untuk pengembangan kawasan industri ?
Dan bagaimana keterakitannya dengan Perencanaan Tata Ruang Wilayah?
4. Jelaskan tahapan-tahapan yang diperlukan dalam penyusunan masterplan kawasan industri?
5. Jelaskan pengertian Eco-industrial Park? Bagaimana penerapan konsep Eco-industrial Park dalam
pengembangan kawasan industri di Indonesia?

Jawaban

Nama : Fauzi Nur Dewangga


NPM : 1820051005

1. Pembangunan di tingkat nasional maupun daerah menampilkan dua sisi hasil


pembangunan yaitu meningkatnya kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat dan terjadinya
kesenjangan pembangunan antar masyarakat dan antar wilayah (Muta’ali 2011). Ketimpangan
pembangunan antar wilayah seperti antara jawa-Luar jawa, antara Kawasan Barat Indonesia
(KBI) – Kawasan Timur Indonesia (KTI), serta antar kota dan kota dan antara kota dan desa
dan antar sector industry, pertanian, dan jasa. Akibatnya masih banyak wilayah wilayah yang
masih tertinggal dan kurang berkembang serta masyarakatnya yang kurang tersentuh oleh
program program pembangunan secara menyeluruh sehingga akses terhadap pusat pelayanan
sosial, pusat kegiatan social ekonomi dan politik menjadi terbatas terutama bagi daerah
terisolir.

Selain problem internal tentang kesenjangan antar kawasan, ketertinggalan dan kemiskinan ,
pada saat yang bersamaan terjadi tekanan yang cukup besar akibat perubahan factor eksternal
yang sangat cepat berubah. Iklim globalisasi yang tidak dapat dibendung , dan kesepakatan -
kesepakatan perdagangan internasional, seperti AFTA, WTO, dan APEC, bahkan AEC 2015
mengharuskan daerah-daerah dalam wilayah nasional untuk bersaing dalam perdagangan
bebas secara kompetitif dengan produk Negara-negara dari seluruh dunia. Konsekuensinya
adalah hanya daerah yang mampu menawarkan produk unggulan bermutu, dan pelayanan
prima dan didukung oleh kemampuan ADM, riset, Teknologi, dan informasi, serta
kemampuan dan keunggulan pemasaran, yang akan dapat bersaing dalam kompetisi, baik
didalam negeri maupun diluar negeri. Daya saing menjadi terminolodi daerah untuk survive
dalam menghadapi perubahan factor internal dan eksternal.

Kedua hal tersebut memberikan implikasi kepada wilayah Provinsi dan kabupaten atau kota
sebagai wilayah terdepan dari perwilayahan nasional dalam pembangunan ekonomi daerah,
untuk melaksanakan percepatan pembangunan ekonomi daerah secara terfokus melalui
pengembangan kawasan dan produk andalannyaagar tidak tertinggal dalam persaingan pasar
bebas minimal di wilayah sendiri, dengan tidak mengurangi perhatian pada masalah
pengurangan kesenjangan antar daerah dan distribusi serta pemerataan kesejahteraan dalam
wilayah. Tantangan kedepan adalah mengupayakan pengelolaan jalannya pembangunan
ekonomi daerah yang efektif dan efisien, dengan memanfaatkan seoptimal mungkin potensi
wilayah, termasuk sumberdaya alam dan sumberdaya manusia, sehingga menjadi kekuatan
pendorong utama dalam melaksanakan pembangunan daerah, pembangunan, dan pelayanan
masyarakat yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah (Bappenas 2005).

Jawaban terhadap permasalahan dan tantangan tersebut diatas adalah perlunya melakukan
percepatan pembangunan melalui pembangunan pada wilayah wilayah strategis dan cepat
tumbuh. Karena secara konseptual peran wilayah strategis dan cepat tumbuh diharapkan dapat
mendorong atau menghela perekonomian di wilayah-wilayah sekitar. Dengan kata lain
kawasan strategis ekonomi mestinya mampu berperan sebagai pusat pertumbuhan, yang akan
berpengaruh positif begi bergeraknya mesin pertumbuhan wilayah khususnya daerah-daerah
yang kurang berkembang.

2. Pengembangan Kawasan Industri memerlukan suatu perencanaan yang matang


dan komprehensif untuk dapat memberikan manfaat secara ekonomi, kesejahteraan
masyarakat dan kelestarian lingkungan. Perencanaan Kawasan Industri sebagai upaya
konsekuensi logis dari globalisasi dan era perdagangan bebas di seluruh wilayah dunia, tidak
terkecuali Indonesia harus menyiapkan diri sejak dini dalam menghadapi persaingan dan
tekanan pasar global. Indonesia semakin dituntut untuk mengoptimalkan pengelolaan
pemanfaatan seluruh potensi dan peluang keunggulan masing-masing daerah secara optimal,
guna mendukung daya saing nasional, sekaligus menghadapi persaingan global dan
mengurangi dampak negatif globalisasi. Melalui pengembangan Kawasan Industri diharapkan
Indonesia mampu meningkatkan lapangan kerja seluas-luasnya, meningkatkan peluang usaha
dan penanaman modal yang terus meningkat baik modal asing maupun dalam negeri,
mempercepat pengembangan ekonomi daerah dan meningkatkan daya saing produk Indonesia
di pasar global.

Peningkatan daya saing Industri merupakan salah satu pilihan yang harus dilakukan agar
produk industri nasional mampu bersaing di dalam negeri maupun di luar negeri. Langkah—
langkah dalam rangka peningkatan daya saing dan daya tarik investasi yakni terciptanya iklim
yang kondusif, efisiensi, kepastian hukum, dan pemberian fasilitas fiskal serta kemudahan-
kemudahan lain dalam kegiatan usaha industri, yang antara lain dengan tersedianya lokasi
industri yang memadai yang berupa Kawasan Industri.

Terminologi kawasan industri (menurut BPIP Deperin), yang sesuai dengan Keppres 53 tahun
1989 dan telah diperbaiki dengan Keppres 41 tahun 1996 tentang kawasan industri yaitu
kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana
penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri yang memiliki
ijin usaha kawasan industri.

Berdasarkan pengertian di atas, maka areal industri harus memenuhi dua ciri utama yaitu :

a. Merupakan lahan yang disiapkan, yang sudah dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang,
b. Dalam pengelolaanya, terdapat suatu badan/manajemen pengelola (perusahaan)
yang telah memiliki izin usaha sebagai kawasan industri
Menurut Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2009 tentang kawasan industri didefinisikan
sebagai kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan
prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri
yang telah memiliki Izin Usaha Kawasan Industri. Sedangkan industri adalah kegiatan
ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/ atau barang
jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan
rancang bangun dan perekayasaan industri.

Dari fakta empiris, beberapa dampak positif /keuntungan yang diperoleh dari pengembangan
kawasan industri bagi perkembangan lingkungan sekitarnya diantaranya adalah:

1) Memacu pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi


2) Kemudahan dalam hal penyediaan sarana infrastruktur karena efek aglomerasi kegiatan
3) Membuka lapangan pekerjaan baru
4) Peningkatan kualitas SDM
5) Peningkatan nilai tambah daerah dan efisiensi produksi
6) Sistem pengelolaan lingkungan yang lebih integrative dan terkelola dengan baik serta
7) Memacu proses urbanisasi dan perkembangan wilayah

3. Kriteria dan Penentuan Kawasan Strategis

Nilai strategis suatu kawasan baik tingkat nasional, provinsi, maupun kabupaten/kota ditentukan
berdasarkan aspek eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi penanganan kawasan. PP Nomor 26
Tahun 2008 tenteng Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional memberikan rincian tentang criteria
penentuan kawasan strategis yaitu :

Strategi Pertahanan Keamanan

a. Diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dana pertahanan Negara


berdasarkan geostrategic nasional.
b. Diperuntukkan bagi basis militer, derah latihan militer, daerah pembuangan amunisi dan
peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi dan peralatan pertahanan persenjataan,
dan/ atau kawasan industri sistem pertahanan; atau
c. Merupakan wilayah kedaulatan Negara termasuk pulau pulau kecil terluar yang
berbatasan langsung dengan Negara tetangga dan / atau laut lepas.
Strategi Ekonomi

a. Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh;


b. Memiliki sector unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional;
c. Memiliki potensi ekspor;
d. Didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjangkegiatan ekonomi
e. Memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;
f. Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam rangka
mewujudkan ketahanan pangan nasional;
g. Berfungsi untuk mempertahankan produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan
ketahanan energy nasional; atau
h. Ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.

Strategi Sosial Budaya

a. Merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya nasional;
b. Merupakan prioritas peningkatan kualitas social dan budaya serta jati diri bangsa;
c. Merupakan asset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan dilestarikan;
merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional;
d. Memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya; atau
e. Memiliki potensi kerawanan terhadap konflik social skala nasional.

Strategis Sumberdaya Alam dan Teknologi

a. Diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi


berdasarkan lokasi sumberdaya alam strategis nasional, pengembangan antariksa, serta
tenaga atom dan nuklir;
b. Memiliki sumberdaya alam strategis nasional;
c. Berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa;
d. Berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir ; atau
e. Berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.

Strategi Lingkungan Hidup

a. Merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati;


b. Merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan
ekosistem, flora dan/ atau fauna yang hampir punah atau yang diperkirakan akan punah
yang harus dilindungi dan / atau dilestarikan;
c. Memberikan perlindungan keseim bangan tataguna air yang setiap tahun berpeluang
menimbulkan kerugian Negara;
d. Memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro.
4. Pada umumnya proses penyusunan Master Plan Kawasan Industri mencakup hal-hal sebagai
berikut:

a. Analisis dan penataan struktur ruang;


b. Merencanakan zoni ng, meliputi lahan produktif (komersial) dan lahan tidak produktif (sarana
dan prasarana);
c. Menentukan besaran perbandingan lahan produktif dengan lahan tidak produktif;
d. Menyusun konsep pengembangan infrastruktur;
e. Menyusun konsep strategi pengembangan kawasan industri;
f. Menyusun konsep pengelolaan kawasan industri;
g. Menyusun rinci rencana induk kawasan (detail-master plan).

Penyusunan master plan dapat dilakukan oleh pemerintah daerah atau pihak swasta
tergantung kepada skenario model pengelolaan kawasan industri yang akan dilakukan. Jika
pengelolaan kawasan industri akan dilakukan sepenuhnya oleh Pemerintah Daerah, maka
dokumen master pl an dirancang serinci mungkin oleh Pemda.

Namun, jika areal kawasan industri akan dilakukan oleh pihak swasta maka Pemerintah
Daerah cukup memberi arahan teknis dan menyediakan data dan informasi kondisi daerah
pengembangan.

a. Analisis dan Penataan Struktur Ruang

Penataan struktur ruang menjadi tujuan antara di dalam upaya menyusun rencana
penetapan pola ruang. Untuk itu diperlukan analisis fungsional unsur-unsur di
ruang (tapak) untuk melihat keterkaitan, hirarki dan pengaruh terhadap
keseluruhan struktur ruang.

Unsur unsur yang perlu dipertimbangkan meliputi tataguna lahan, vegetasi, iklim, sifat fisik dan
kimia tanah, sistem drainase dan kondisi jaringan utilitas yang ada seperti sistem suplai air
bersih, listrik dan telekomunikasi.
b. Penetapan Pola Ruang

1) Penataan zoning/Kaveling

Penataan zoni ng/kaveling berfungsi sebagai panduan mengenai ketentuan teknis


pemanfaatan ruang dan pelaksanaan pemanfaatan ruang, serta pengendaliannya yang
merujuk pada rencana tata ruang wilayah seperti penetapan fungsi, intensitas,
ketentuan tata massa bangunan, prasarana dan sarana, serta indikasi program
pembangunan.

2) Penataan tapak (site pl an)

Penataan tapak merupakan proses lanjutan dari penyusunan master plan, yang
digunakan sebagai acuan dalam perancangan konstruksi dengan skala yang lebih besar
dan lebih detail termasuk ukuran serta dimensi. Penataan tapak dilakukan antara lain
untuk kaveling industri, kaveling komersial, kaveling perumahan, jalan dan sarana
penunjangnya, serta ruang terbuka hijau.

c. Perencanaan Prasarana dan Sarana Kawasan Industri

Suatu hal yang penting untuk direncanakan di dalam penyusunan Master Plan adalah
perencanaan prasarana yang wajib disediakan oleh perusahaan kawasan industri, seperti:

- Jaringan Jalan Lingkungan


- Listrik
- Air Bersih
- Sistem Drai nase
- Sistem Pengolahan Sampah
- Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
- Ruang Terbuka Hijau (RTH)
- Kantor Pengelola Kawasan Industri
- Penerangan Jalan
- Unit Pemadam Kebakaran
- Sarana Penunjang
d. Analisis Kelayakan Finansial

Perencaanan investasi perlu dilakukan dalam upaya untuk mendapatkan gambaran mengenai
tingkat kelayakan finansial dari pelaksanaan pembangunan kawasan industri. Analisa kelayakan
investasi secara finansial (misalnya dengan menghitung Net Provit Value (NPV) dan Fi nanci
al Internal Rate of Return (FIRR) dilakukan terhadap beberapa alternatif skenario
pengembangan sehingga didapatkan pilihan pengembangan yang paling optimal. Alternatif
skenario pengembangan yang dianalisis diturunkan dari dokumen Master Plan dan Rencana
Tapak serta penyusunannya dilakukan dalam bentuk pentahapan pembangunan.

e. Tahapan Pengembangan

Pengembangan suatu kawasan industri direncanakan secara bertahap dengan prakiraan waktu
penyelesaian dalam tahun pekerjaan, mulai dengan perencanaan pembebasan lahan hingga
penyiapan dan pembangunan sarana dan prasarana kawasan industri. Perencanaan pengembangan
dilakukan dengan mempertimbangkan hasil analisis penataan struktur dan pola ruang, estimasi
biaya yang diperlukan dan faktor faktor yang berdampak kuat, seperti kepemilikan lahan, iklim
ekonomi nasional/regional/internsional dan lainnya.

f. Manajemen Pengembangan dan Pengelolaan

Keberhasilan dan keberlangsungan suatu kawasan industri tidak terlepas dari metode pengelolaan
yang dilakukan oleh Perusahaan Kawasan Industri yang bersangkutan. Untuk itu bentuk dan
fungsi organisasi/kelembagaan yang dirancang harus menggunakan prinsip bisnis modern dan
profesional.

g. Sumber-sumber Pendanaan bagi Pengembangan (Pola Investasi)

Investasi dalam rangka pengembangan kawasan industri merupakan suatu kegiatan jangka
panjang, yang dalamtas tertentu memiliki peranan strategis sebagai pendorong pertumbuhan
perekonomian daerah/nasional. Untuk investasi kawasan industri, pada umumnya financial
scheme bersifat murni komersial.
5. Pembangunan Eco-Industrial Park (EIP) merupakan hal yang sudah harus menjadi pilihan, mengingat
kerusakan lingkungan yang terjadi akibat kegiatan industri dan dampak negatif pembangunan yang berupa
kemiskinan. Eco-industrial park (EIP) merupakan sekumpulan industri (penghasil produk jasa) yang
berlokasi pada suatu tempat dimana para pelaku-pelaku di dalamnya secara bersama mencoba meningkatkan
perfomansi lingkungan, ekonomi, dan sosialnya. Tujuan dari EIP ini tidak lain adalah memperbaiki
perfomansi ekonomi bagi industri-industri didalamnya melalui minimalisasi dampak lingkungan. Dalam hal
ini pendektan-pendekatan yang dilakukan akan diarahkan pada :desain hijau (greendesign) infrasturktur , perencanaan
dan penerapan konsep produk bersih, pencegahan polusi, efisiensi energi, dan hubungan antara perusahaan-
perusahaan (inter-company partnering). EIP akan memberikan kesempatan bagi anggotanya untuk mengurangi biaya-
biaya produksi melalui efisiensi terhadap material dan energi, daur ulangsampah/limbah industridan
minimalisasi biaya-biaya tambahan yang mungkintimbul karena denda yang berhubungan dengan aturan
pemerintah terhadappelanggaran perusakan lingkungan dan aktivitas produksi yang dilakukan.

Dalam pembangunan kawasan industri pemerintah daerah memegang peranan dalam penetapan
lahan yang akan digunakan, memberikan perizinan bagi perusahaan pengelola kawasan industri
termasuk juga melakukan pembinaan bagi perusahaan industri yang ada di kawasan tersebut.
Dengan demikian sangat berkepentingan dalam pembangunan kawasan industri, selain itu
multiplier effect dari kawasan industri juga diharapkan akan meningkatkan kondisi ekonomi
masyarakat di daerah tersebut.

Dalam pembangunan kawasan industri agar terbangun kawasan yang berwawasan


lingkungan seharusnya dibangun kumpulan industri yang mempunyai hubungan yang akan
menurunkan limbah yang dikeluarkan. Perpaduan beberapa industri yang salah satu industri
dapat memanfaatkan limbah dari industri yang lain, atau beberapa industri dapat memanfaatkan
buangan energi yang dikeluarkan oleh industri yang lain (metabolisme industri).

Dalam pembangunan kawasan industri berwawasan lingkungan (EIP) tersebut seharusnya


dibuat kebijakan dari pemerintah sehingga terdapat pedoman dalam pelaksanaannya.
Masyarakat lokal merupakan pihak yang seharusnya mendapat prioritas pertama menerima
manfaat keberadaan kawasan industri. Sehingga masyarakat lokal seharusnya dipersiapkan
untuk dapat berperan dalam kegiatan produksi pada kawasan industri. Suatu kawasan industri
yang berkelanjutan haruslah memperhatian masyarakat setempat. Partisipasi masyarakat
setempat didalam pembangunan dan pengembangan kawasan industri merupakan salah satu
faktor yang akan menentukan keberlanjutan kawasan industri.

Dasar pertimbangan dalam membuat kebijakan pembangunan kawasan industri


haruslah dengan memperhatikan industri yang telah dibangun di suatu tempat yang
sesuai dengan pemanfaatan sumberdaya alam setempat. Dengan demikan industri
yang dikembangkan selanjutnya adalah industri yang sesuai dengan industri setempat
tersebut dengan mempertimbangkan limbah yang akan dimanfaatkan kembali dan
maksimalisasi fasilitas yang ada sehingga meminimalkan keluaran atau polusi.

Anda mungkin juga menyukai