KEMENTERIAN INVESTASI/BKPM
Sebagai tindak lanjut diskusi dengan Badan Kajian Fiskal, Kementerian Keuangan 28
Juli 2022 yang lalu, telah diselenggarakannya kegiatan “Diskusi Peluang dan Tantangan
masing-masing sektor prioritas menuju 2045” oleh Satuan Tugas Percepatan Investasi Tahun
Anggaran 2022 yang dihadiri oleh para Tenaga Ahli dan Staff Tenaga Ahli pada Selasa, 02-
Agustus-2022, hasil dari diskusi tersebut dapat disampaikan sebagai berikut:.
1. Ringkasan
a. Rapat difokuskan pada penjabaran isu, permasalahan, strategi dan analisa kebijakan
tiap sektor (tekstil dan produk tekstil, pertambangan batu bara, dan minyak sawit/
(crude palm oil) dimana sudah banyak terdapat kajian fiskal kepabeanan
b. Masukkan terkait harmonisasi kebijakan untuk peningkatan devisa negara tiap sektor
c. Masukan untuk memperhatikan detail regulasi yang ada ,dampak ekonomi, dampak
sosial dan dampak lingkungan dari aplikasi suatu kebijakan fiskal pemerintah yang
mana pasti akan terlihat dalam penerimaan devisa negara
2. Tindak Lanjut
a. Rapat Konsinyering/Diskusi Peluang & Tantangan masing-masing sektor prioritas
menuju 2045 akan berlanjut sekitar 1-2 minggu lagi, menunggu kepaastian jadwal dari
Kementerian Investasi, Badan Kajian Fiskal (BKF), dan stakeholder terkait.
b. Kegiatan pasca konsinyering dapat dilanjutkan dengan pengumpulan data secara
kualitatif melalui kunjungan lapang dan FGD di daerah, untuk perencanaan kegiatan
kunjungan lapang akan di komunikasikan kembali dengan izin bagian divisi
pengendalian dan pelaksanaan BKPM .
c. Dalam rangka menjamin dan menjaga pasar dalam negeri, stakeholder pemerintahan
sudah menetapkan instrumen pengendalian impor melalui banyak permen
d. Tujuan akhir dari hilirisasi di sektor/komoditas prioritas ialah kajian yang dapat
menjadi acuan dan baseline yang mempercepat penerimaan investasi secara massif
(berdampak pada pembukaan industri dan lapangan pekerjaan baru, pengembangan
ekonomi regional, memperdalam keterkaitan Indonesia dalam rantai nilai global/
global value chain. Hal ini dapat dicapai dengan memanfaatkan hilirisasi &
penambahan nilai produk.
e. Terdapat banyak kasus dimana adanya selisih data neraca perdagangan dengan data
bilateral/multilateral merupakan indikasi adanya penyelewengan di sektor industri
yang berakibat menurunnya potensi pendapatan devisa negara
RISALAH RAPAT
3. PEMBAHASAN
i) Agus Joko Saptono (Direktur Wilayah I, Kementerian Investasi/BKPM)
(1) Indonesia diperkirakan menjadi negara pendapatan tinggi pada tahun 2036
dan PDB terbesar ke-5 pada tahun 2045. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi
dan inklusif akan meningkatkan jumlah kelas pendapatan menengah menjadi
sekitar 70 persen penduduk Indonesia pada tahun 2045.
(2) Peningkatan pertumbuhan ini sesuai dengan sasaran ekonomi Indonesia 2045
(berdaulat, maju, adil dan makmur) dan visi Indonesia Menuju Negara
Pendapatan Tinggi dan Salah Satu PDB Terbesar Dunia apabila terus
melakukan reformasi struktural, memanfaatkan bonus demografi dan tepat
sasaran dalam peningkatan kemajuan teknologi dan meningkatkan daya saing
ekonomi di kancah internasional
(3) Pada kesempatan ini akan di kaji 3 sektor dan/atau komoditas prioritas yang
dipilih Satgas Percepatan Investasi ini dalam peningkatan devisa negara.
iii) Djaka Kusumartata (Analis Kebijakan Ahli Madya Pusat Kebijakan Pendapatan
Negara, Badan Kajian Fiskal, Kementerian Keuangan)
(1) Masalah strategis kepabeanan ialah harus adanya evaluasi dan dibuka
catatan-catatan lampau karena banyaknya bottleneck di tingkat regulasi
pemerintah. Dengan adanya pengalaman lampau untuk mencari tahu dampak
dari sebuah kebijakan, harapannya dapat dilakukan pengukuran secara
objektif yang mempertimbangkan aspek kemanfaatan dan keberlanjutan.
(2) Dengan terciptanya suatu kebijakan yang komprehensif, baik dan terwujud,
harapannya harmonisasi peraturan dapat dilakukan pada tingkat sectoral.
RISALAH RAPAT
(3) Shock tariff harus terukur secara XAnt untuk ditinjau secara komprehensif.
(4) Fungsi pemerintah dalam pembentukan daya saing juga perlu ditinjau dari
aspek yang komprehensif (infrastruktur penunjang, fasilitas, industri dll)
(5) Yang perlu untuk terus ditinjau dalam aspek tariff bea ialah penyesuaian tariff
karena kondisi ekonomi global, regional dan lokal.
iv) Tuti Eka Asmarani (TA & Moderator 1: Sektor Tekstil dan Produk Tekstil)
(1) Secara sederhana struktur industri tekstil dan produk tekstil berupa: (PTA →
MEG → Serat Polyester → Benang → Kain → Pakaian Jadi)
(2) Industri hulu dari sektor/komoditas tekstil dan produk tekstil ini sudah kuat
karena serat alami yang melimpah namun tidak termanfaatkan dengan baik
karena mahal harganya.
(3) Pada tahun 2010, dengan dibukanya China-ASEAN dalam FTA. Dampak dari
perdagangan bebas tersebut ialah, minusnya neraca perdagangan beberapa
turunan komoditas dari sektor tekstil dan produk tekstil.
(4) Untuk mengatasi banjir impor, adanya sistem safeguard, penataan tata-niaga,
dan anti-dumping ini dinilai cukup efektif dalam pemberantasan impor illegal.
Apakah system safe guard, anti dumping akan bertahan lama, jika tidak apakah
ada roadmap penggantinya? Apakah ada peraturan yang mengatur tentang
substitusi impornya?
v) Ady Rochmanto Pandiangan (Dirjen Tekstil, Kulit dan Alas Kaki, Kementerian
Perindustrian & Pengampu Materi Sektor Tekstil dan Produk Tekstil
(1) Industri Kulit dan Barang dari Kulit dan Tekstil pangsa pasar ekspor
terbesarnya ialah USA, Jepang dan China. Akan tetapi negara China masih
jauh menjadi pangsa pasar impor terbesar Indonesia.
(2) Banyak instrument yang pernah dikaji menyatakan bahwa industri tekstil dan
produk tekstil ini padat karya juga sebagai pioneer. Sifatnya yang padat karya,
menjadikan industri ini sebagai “Jaring Pengaman Sosial” disisi pendapatan
penduduk.
(3) Tekstil merupakan bagian dari sejarah dan budaya Nasional Indonesia,
karena Industri TPT juga berperan sebagai alat pemerataan perekonomian
daerah” dan menciptakan multiplier effect pada perekonomian sekitar.
(4) Ekspansi impor AS yang kuat dibayangi oleh meningkatnya ketidakpastian
pasar. Dalam lingkup pengeluaran konsumen, hal ini mengkonfirmasikan
meningkatnya kecemasan konsumen tentang prospek keuangan rumah
tangga mereka.
(5) Ketika pertumbuhan suatu negara terhambat, konsumen menjadi lebih berhati-
hati dalam pengeluaran diskresioner untuk pakaian dan/atau memprioritaskan
kebutuhan lainnya.
(6) Selain proses pengolahan circular economy, penggunaan sustainable dengan
renewable fiber juga dilakukan dengan
(a) Sustainable Rayon (traceable woods, sustainable forestry & ecofriendly
production serta bahan baku tekstil ramah lingkungan lainnya.
(b) Otomasi proses produksi (Restrukturisasi mesin, implementasi industri 4.0)
untuk mengurangi waste, pemakaian air, energy dan bahan kimia:
(c) Digitalisasi Monitoring Pengolahan Limbah
(7) Dalam rangka menjamin dan menjaga pasar dalam negeri, kemenperin,
kemendag dan kemenkeu telah menetapkan Instrumen pengendalian impor
RISALAH RAPAT
melalui kondisi safeguard, anti-dumping pada psf dan sdy dan permendag no
20 tahun 2021
(8) Adapula kebijakan pendukung dan insentif lainnya yang telah diberkan adalah:
(a) BMDTP sebagai bahan baku
(b) Program P3DN & Promosi
(c) Peningkatan Kompetensi SDM
(9) Daya saing sektor tekstil nasional tidak akan dapat bersaing dengan global
secara harga melainkan dengan nilai tambah produksi (contoh: batik)
Bea Masuk
Pajak Penghasilan
Subsidi
Simulasi
Konsumen
Pajak Penghasilan
Penerimaan
Pemerintah
Pengeluaran
x) Ade Jamal Mirdad (TA & Moderator III Sektor Crude Palm Oil)
(1) Dengan adanya program hilirisasi akan meberikan nilai tambah yang lebih
tinggi, apakah ada model CGE khusus untuk hilirisasi. Dengan adanya faktor
yang berbeda-beda mempengaruhi stabilitas harga
Sesi II
i) Masagus Ahmad Azizi (TA & Moderator II Sektor Pertambangan)
a. Kontribusi Cadangan Mineral terhadap Cadangan Dunia adalah sebagai
berikut:
i. Timah: 16,3%
ii. Nikel: 22,1%
iii. Tembaga: 2,7%
iv. Bauksit: 3,8%
b. Namun disamping itu ada pula satu komoditas yang menjadi pokok perhatian
dunia ialah komoditas batubara
c. Concern Industri Nasional dan Pemerintah Indonesia dalam estimasi
penggunaan mineral ialah :
i. Bila tingkat produksi rata-rata 600 juta, maka cadangan batubara
Indonesia akan habis hingga 61 tahun ke depan
ii. Peningkatan status sumberdaya menjadi cadangan dapat menambah
usia batubara di Indonesia
d. Proses hilirisasi komoditas batubara (gasifikasi) baru akan dimulai aktif pada
2023 ini
e. Guna memodelkan pengaruh shock kebijakan hilirisasi sector pertambangan
minerba terhadap peningkatan devisa dan pendapatan negara, maka
diperlukan masukan dari dirjen minerba ESDM dan Badan Kajian Fiskal.
f. Terdapat 6 skema PNT dalam hilirisasi batubara yang menambahkan nilai
komoditasnya
g. Telah disampaikan PKP2B sudah sampai generasi ke-3 (yang mana harus
melakukan proses hilirisasi) ke 6 PNT tersebut:
i. Sudah tercatat PTBA produksi DME,
ii. KPC, Adaro Indonesia produksi Methanol
h. Untuk mencapai proyeksi 1.4 juta ton bagaimana konversinya, akan dilihat
bagaimana efektifitasnya komoditas batubara dalam
i. Masa depan batubara Indonesia ada pada low rank coal, untuk pelaksanaan
gasifikasi yang berhasil ialah Sasol di Afrika Selatan ; apakah yakin bisa
diterapkan adaptasinya di Indonesia
RISALAH RAPAT
j. Selain gasifikasi ada coal bricketting ada 500.000 ton, seberapa signifikan
penambahan nilai tambahannya
k. Pembangunan smelter batubara terhambat karena UU CK dan keraguan
investor karena mengikuti trend net zero emission.
ii) Ing. Toni (Subkoordinator Bimbingan Anggaran Biaya Usaha Batubara Analis
Kebijakan Ahli Muda)
a. Pengembangan hilirisasi batubara ada 6 yaitu:
i. coal upgrading ;
ii. coal briquetting ;
iii. coal making ;
iv. coal liquification;
v. coal gasification ; dan
vi. coal. slurry
b. Batubara di Indonesia kebanyakan middle low calorie dimana perlu adanya coal
upgrading
c. Kontrak batubara nasional dikenal PKP2B. Dimana dalam kontrak tersebut wajib ada
klausul nilai tambah, fokusnya pada gasifikasi batubara, namun boleh dilakukan
hilirisasi lain yang memiliki nilai tambah tinggi juga.
d. Realisasi capaian produksi batubara ialah sebagai berikut
i. Pertumbuhan selama 5 tahun terakhir mencapai 34%
ii. Kegiatan PNT Batuabara banyak di Kalimantan Timur, Kalimanta selatan dan
Sumatera Selatan,
iii. Air Products memiliki teknologi gasifikasi batu bara yang mana sudah dalam
pembangunan smelting dengan kapasitas rencana 1.4juta ton DME/tahun
iv. Produksi methanol yang direncanakan 1.8 juta ton/tahun
e. Coal Making ada pada PT Megah Energi Khatulistiwa (kaltara) dengan kapasitas
500.000 ton/tahun
f. PNT diarahkan ke tiga kegiatan yaitu gasifikasi, coal making dan coal briquetting
g. Jika ditinjau seberapa jauh pemanfaatan batubara proporsinya ialah ekspor 75%, dan
domestic 25%
h. Arah roadmap pengembangan dan pemanfaatan batu bara akan berubah karena
skema Bussiness as Usual dari Presiden RI
i. Di estimasikan juga teknologi batubara masih dapat digunakan dengan memanfaatkan
skema CCT (clean coal technology)
j. Sesuai roadmap perusahaan akan mulai perdana PNTnya pada 2025 ; pemerintah
menggaungkan net-zero emission (akan dilakukan koreksi) sesuai arahan pemerintah
yang akan coba didukung segenap jajaran masyarakat kementerian ESDM
k. Akan dicoba inventarisir kendala yang diajukan yaitu
l. Pengurangan tariff royalty 0% (akan terbentur dengan UU CK)
m. Regulasi harga batubara khusus untuk PNT yang dilaksanakan di mulut tambang
n. Regulasi jangka waktu IUP batubara yang khusus digunakan sebagai pasokan
batubara untuk gasifikasi
o. Yang tidak bisa dijangkau ialah pembebasan PPN, dan Tax Holiday, karena
sebenarnya bartubara itu industri yang mandiri
p. Institusi pembiayaan tidak mau membiayai produk barubara karena trend & skema
net-zero emmision
q. Misal tax allowance akan berhubungan dengan amandemen kontrak dimana
(penerimaan negara harus meningkat)
RISALAH RAPAT
r. Coals Making harganya unik, thermal coal sudah ada pasarnya, dapat di generate.
Sedangkan coal making harganya murni berdasarkan permintaan (volatile)
s. Sejalan amanat UU, PNT masih akan digalakkan dengan tekanan net-zero emission.
Batu bara sebagai bahan baku, bukan sebagai energi
t. Harapan jika program berjalan akan menjadi peluang sektor tambang akan memiliki
pangsa pasar yang lebih besar
Sesi III
i) Ade Jamal Mirdad (TA & Moderator II Sektor CPO)
a. Minyak sawit hingga saat ini masih menjadi salah satu komoditas andalan
Indonesia dalam menambah devisa negara
b. Komoditas minyak sawit termasuk salah satu dalam 10 kelompok komoditas
unggulan Indonesia yang didorong oleh pemerintah untuk proses hilirisasi dan
peningkatan daya saingnya
c. Sektor CPO menjadi sektor prioritas karena harganya yang volatile namun
memiliki kapasitas produksi massif
d. Secara umum, hilirisasi CPO dan PKO yang dapat dilakukan di Indonesia
dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu oleopangan, oleokimia dan
biofuel
e. Lebih lanjut, visi pemerintah adalah Indonesia Menuju Negara Pendapatan
Tinggi dan Salah Satu PDB Terbesar Dunia. Terkait dengan itu, untuk
mencapai sasaran pertumbuhan ekonomi yang tinggi nvestasi untuk sektor-
sektor
RISALAH RAPAT
f. unggulan dapat dilakukan sebagai upaya percepatan sektor/komoditas yang
dapat menghasilkan/menambah devisa berdampak pada pembukaan
lapangan pekerjaan, dan pengembangan ekonomi regional dan lokal.
PERCEPATAN
PEMBINAAN KERJASAMA
REKOMENDASI
DAN KEMITRAAN
TEKNIS & PEREMAJAAN
BIMBINGAN Bimbingan teknis
TRANSFER SAWIT Kerjasama kemitraan
BIAYA
TEKNIS PSR pelaksanaan peremajaan
Simplifikasi persyaratan pekebun dengan
sawit (proses pengusulan,
PSR semula 14 menjadi 2 swasta/BUMN/dll untuk
tumbang chipping,
syarat pelaksanaan tumbang
pemilihan benih unggul,
chipping dan tanam;
tanam, pemeliharaan dll)
Pembinaan kemitraan
pelaksanaan PSR
Peningkatan capacity
building kepada petugas
pendamping.
Bisma Reza