7
Modul ke:
Fakultas
FEB Rieke Pernamasri, SE.,M.Ak
Program Studi
S1 Akuntansi
PEMBANGUNAN SEKTOR INDUSTRI DI INDONESIA
Sektor industri merupakan salah satu sektor yang mampu mendorong percepatan
pertumbuhan ekonomi. Tidak heran jika sektor industri mampu menjadi mesin
penggerak utama (prime mover) perekonomian nasional, sekaligus tulang
punggung ketahanan ekonomi nasional dengan berbasis sumber daya lokal yang
memiliki struktur keterkaitan dan kedalaman yang kuat.
• Struktur organisasi
Dilakukan inovasi dalam jaringan institusi pemerintah dan swasta
yang melakukan impor. Sebagai pihak yang membawa,mengubah,
mengembangkan dan menyebarluaskan teknologi.
• Ideologi
Perlu sikap dalam menentukan pilihan untuk mengembangkan suatu
teknologi apakah menganut tecno-nasionalism,techno-globalism,
atau techno-hybrids.
• Kepemimpinan
Pemimpin dan elit politik Indonesia harus tegas dan cermat dalam
mengambil keputusan. Hal ini dimaksudkan untuk mengembalikan
kepercayaan pasar dalam negeri maupun luar negeri.
Faktor-Faktor Penghambat Industri Di Indonesia
• Keterbatasan teknologi
Kurangnya perluasan dan penelitian dalam bidang teknologi
menghambat efektifitas dan kemampuan produksi.
• Kualitas sumber daya manusia
Terbatasnya tenaga profesional di Indonesia menjadi penghambat
untuk mendapatkan dan mengoperasikan alat alat dengan
teknologi terbaru.
• Keterbatasan dana pemerintah
Terbatasnya dana pengembangan teknologi oleh pemerintah untuk
mengembangkan infrastruktur dalam bidang riset dan teknologi
Permasalahan Pembangunan Sektor Industri di Indonesia
Permasalahan internal:
•Lemahnya sarana dan prasarana
•Kesenjangan pembangunan daerah
•Ketergantungan impor
•Rendahnya kualitas SDM
•Lemahnya penguasaan teknologi
•Lingkungan usaha yang belum kondusif
kepastian hukum
Permasalahan eksternal:
•Isu globalisasi dan liberalisasi ekonomi
•Kesepakatan internasional
•Munculnya raksasa ekonomi baru
•Arah perkembangan pasar dunia
Kebijakan Industri Nasional
2 pendekatan guna membangun daya saing industri nasional yang
tersinergi dan terintegrasi antara pusat dan daerah.
•Pertama, melalui pendekatan top-down dengan pengembangan 35
klaster industri prioritas yang direncanakan dari Pusat (by design) dan
diikuti oleh partisipasi daerah yang dipilih berdasarkan daya saing
internasional serta potensi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
•Kedua, melalui pendekatan bottom-up dengan penetapan kompetensi
inti industri daerah yang merupakan keunggulan daerah, dimana pusat
turut membangun pengembangannya, sehingga daerah memiliki daya
saing. Pengembangan kompetensi inti di tingkat provinsi disebut sebagai
Industri Unggulan Provinsi dan di tingkat kabupaten/kota disebut
Kompetensi Inti Industri Kabupaten/Kota. Pendekatan kedua ini
merupakan pendekatan yang didasarkan pada semangat Otonomi Daerah.
Klaster Industri Prioritas
35 Roadmap Pengembangan Klaster Industri Prioritas, yakni:
•Industri Agro, terdiri atas: (1) Industri pengolahan kelapa sawit; (2) Industri karet dan barang karet; (3)
Industri kakao; (4) Industri pengolahan kelapa; (5) Industri pengolahan kopi; (6) Industri gula; (7) Industri
hasil Tembakau; (8) Industri pengolahan buah; (9) Industri furniture; (10) Industri pengolahan ikan; (11)
Industri kertas; (12) Industri pengolahan susu.
•Industri Alat Angkut, meliputi: (13) Industri kendaraan bermotor; (14) Industri perkapalan; (15) Industri
kedirgantaraan; (16) Industri perkeretaapian.
•Industri Elektronika dan Telematika: (17) Industri elektronika; (18) industri telekomunikasi; (19) Industri
komputer dan peralatannya
•Basis Industri Manufaktur, mencakup:
– Industri Material Dasar: (20) Industri besi dan baja; (21) Industri Semen; (22) Industri petrokimia; (23) Industri
Keramik
– Industri Permesinan: (24) Industri peralatan listrik dan mesin listrik; (25) Industri mesin dan peralatan umum.
– Industri Manufaktur Padat Tenaga Kerja: (26) Industri tekstil dan produk tekstil; (27) Industri alas kaki;
•Industri Penunjang Industri Kreatif dan Kreatif Tertentu: (28) Industri perangkat lunak dan konten
multimedia; (29) Industri fashion; (30) Industri kerajinan dan barang seni.
•Industri Kecil dan Menengah Tertentu: (31) Industri batu mulia dan perhiasan; (32) Industri garam
rakyat; (33) Industri gerabah dan keramik hias; (34) Industri minyak atsiri; (35) Industri makanan ringan.
Kebijakan Pembangunan Industri di Indonesia dari masa
ke masa