Anda di halaman 1dari 17

PEMBANGUNAN INDUSTRI

Nama Kelompok :
Yolanda Via Angelia (143170058 )
Ulin Nuha D K (143170093)
Neysya Yuniasari L (1431700094)
Rizky Dwi A (143170132)
Ajeng Trini (143170145)
Konsep Dasar

Merupakan jalur kegiatan guna meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam dua pengertian
( tingkat hidup yang lebih maju dan peningkatan taraf hidup ).

Pengupayaan proses industrialisasi dibagi menjadi 2, yaitu vertikal dan


horizontal

Tolak ukur peranan industri dalam perkembangan struktural negara adalah : kontribusi
sektor industri terhadap pdb, jumlah tenaga kerja yang terserap sektor industri dan
kontribusi dari industri terhadap ekspor barang dan jasa
Pembagian Negara Menurut UNIDO

 Kelompok negara non Industri


 Kelompok negara dalam Proses Industrialisasi
 Kelompok Negara Semi Industri
 Kelompok Negara Industri
Perhatian Pembangunan Industri
 Dipelopori oleh Perroux (1970), Myrdal (1957), Hireschman (1958) sehingga dikenal dengan terori
Perroux yang berbunyi :
“ Pertumbuhan Ekonomi tidak akan terjadi di berbagai tempat pada satu waktu yang bersamaan.
Pertumbuhan hanya terjadi di beberapa tempat yang disebut pusat pertumbuhan “
Inti Teori Perroux :
 Dalam proses pembangunan, akan senantiasa munul industri pemimpin yang menjadi penggerak utama
dalam pembangunan daerah.
 Permusatan industri pada satu daerah akan mempercepat pertumbuhan perekonomian
 Perekonomian merupakan gabungan antara sisem industri yang relatif aktif dan yang relatif pasif.

Pada dasarnya terori ini menyatakan bahwa jika ditinjadu dari aspek lokasi pembangunan ekonomi
daerah seringkali tidak merata dan terjadi aglomerasi pada daerah pusat. Kemudian daerah pusat akan
mempengaruhi daerah yang lambat. Aglomerasi memberikan dampak yaitu adanya keuntungan skala
ekonomis, dan keuntungan dalam penghematan biaya.
Keuntungan Skala Ekonomis

 Keuntungan internal perusahaan


muncul karena ada faktor produksi yang tidak dapat dibagi dan hanya didapat dalam
jumlah tertentu.
 Keuntungan lokasi
keuntungan ini berhubungan dengan bahan baku atau pasar.
 Keuntungan eksternal
akan menyebabkan munculnya banyak tenagakerja terampil yang sesuai dengan
kualifikasi industri
Campur tangan pemerintah dalam
pencegahan aglomerasi
 Kebijakan Negatif
 Kebijakan Fiskal berupa
1. pembebasan atas pajak
2. Pembebasan atas pajak dan cukai impor barang tertentu
3. Mempercepat depresiasi
4. Perangsang keuangan
 Kebijakan institusional
1. Menghemat pengeluaran pemerintah dalam pembangunan prasarana
2. Memungkinkan terjadinya eksternalitas ekonomi industri
Teori Penyebab Perkembangan Suatu
Daerah
 Teori Export Base (North, 1964).
 Teori Resource-Based (Perloff dan Wingo, 1964)

Keterkaitan Antarindustri
 Keterkaitan kebelakang
 Keterkaitan kedepan
Industri dan Tujuan Pembangunan

 Produktivitas yang lebih besar da;am industri merupakan kunci untuk meningkatkan
pendapatan perkapita
 Industri pengolahan memberikan kemungkinan yang ebih besar bagi industri subtitusi
impor agar lebih efisien. Dan meningkatan ekspor.
Industrialisasi di Indonesia
Macam-Macam Industri
 Menurut Departemen Perindustrian  Menurut Jumlah Tenaga Kerja oleh Badan
1. Industri Dasar, meliputi Industri Mesin Pusat Statistik
(ex: industri mesin pertanian, 1. Industri Besar, jika lebih dari 100
elektronika, kereta api, dll) dan Industri pekerja
Kimia Dasar (ex: industri pengolahan
kayu, industri pestisida, industri pupuk, 2. Industri Menengah, jika antara 20-99
dll) pekerja
2. Industri Kecil, meliputi Industri Pangan, 3. Industri Kecil, jika 5-19 pekerja
Industri Sandang dan Kulit, Industri
4. Industri Mikro, jika kurang dari 5
Kimia, Industri Galian bukan Logam,
pekerja
dan Industri Logam
3. Industri Hilir / Aneka Industri, meliputi
industri pengolahan sumber daya hutan,
industri hasil pertambangan, industri
pengolahan pertanian secara luas, dll
Strategi Industrialisasi

Industri Subtitusi Impor


Pentingnya ISI :
- Untuk mengurangi/ menghemat penggunaan devisa.
- Dengan adanya ISI, biasanya pemerintah akan melakukan
Industri Promosi Ekspor
Menurut Anne Krueger (1978), menjelaskan 4 faktor
proteksi terhadapnya dengan cara pembatasan barang-
mengapa stategi IPE dianggap dapat mendorong pertumbuhan
barang impor
ekonomi lebih pesat, yaitu :
- Agar sebuah negara mampu memenuhi kebutuhan barang
- Kaitan sektor pertanian dengan industri
inndustri dengan kemampuan sendiri - Skala ekonomis
- Untuk mengembangkan kegiatan ekonomi didalam negeri
- Dampak persaingan atas prestasi perusahaan
- Dampak kekurangan devisa terhadap pertumbuhan
Permasalahan yg muncul dalam pelaksanaan ISI
- Kualitas barang yang dihasilkan ekonomi
- Biaya produksi
DIKASIH DATA PDB INDUSTRI KECIL-
BESAR MENURUT HARGA BERLAKU
TERBARU
SAMA DATA PENYERAPAN TENAGA
KERJA INDUSTRI KECIL-BESAR
Pola Pengembangan Industri

Pengelompokan pola pikir industrialisasi tercakuo dalam PPIN (Pola Pengembangan Industri
Nasional) yang dibuat oleh Departemen Perindustrian terdiri atas :
1. Pengembangan industri yang diarahlkan untuk pendalaman dan pemantapan struktur industri
serta dikaitkan dengan sektor ekonomi lainnya
2. Pengembangan industri permesinan dan elektronika penghasil barang modal
3. Pengembangan industri kecil
4. Pembangunan ekspor komoditas industri
5. Pembangunan kemampuan penelitian, pengembangan dan rancang bangun, khususnya
perangkat lunak dan perekayasaan
6. Pembagunan kemampuan para wiraswasta dan tenaga kerja industri, berupa kemampuan
manajerial, keahlian, kejujuran dan ketrampilan
Klaster Industri

Klaster Industri merupakan Suatu kelompok perusahaan yang saling berdekatan secara
geografis dan terhubung dengan insitusi yang terkait dalam suatu bidang khusus (Michael E.
Porter)

Alfred Marshall mengidentifikasi tiga alasan pokok (The Marshallian Trinity) mengapa
sekelompok perusahaan pada industri yang sejenis cenderung untuk berlokasi saling
berdekatan satu sama lain dan memperoleh keuntungan lebih :
1. Labor Market Pooling
2. Supplier Specialization
3. Knowledge Spillovers
Menurut Porter (1990) ada 4 variabel yang dapat menentukan daya saing dari sebuah industri, yaitu :

Kondisi faktor

Kondisi Permintaan

Industri Pendukung dan terkait

Struktur, strategi Perusahaan dan Persaingan

Klaster berdasarkan perbedaan tipe dari orientasi dan


kebijakannya menurut Kolehmainen :
 The Industrial Districs Cluster
 The Industrial Complex Cluster
 The Social Network Cluster
Sejarah Pengembangan Klaster di
Indonesia
 Di Indonesia, jumlah dan jenis klaster relatif cukup banyak dan beragam, dimana sebagian
besar berupa klaster UKM. Sejarah UKM di Indonesia menunjukan peranan mereka dalam
penyerapan tenaga kerja dan kemampuan untuk bertahan dalam hempasan krisis karena
sebagian besar menggunakan bahan baku industri yang bersifat local content, sehingga
depresiasi rupiah tidak banyak berpengaruh pada kontinuitas usaha mereka.
 Selama ini kerjasama antar klaster UKM terjadi dalam pola subkontrak. Menurut White
(1989), pola subkontrak terbagi dalam 2 jenis :
1. Pola subkontrak industrial
2. Pola subkontrak komersial
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai