PEMBANGUNAN INDUSTRI
Proses industrialisasi dan pembangunan industry ini sebenarnya merupakan satu jalur
kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang lebih maju
maupun taraf hidup yang lebih bermutu. Dengan kata lain, pembangunan industry merupakan
suatu fungsi dari tujuan pokok kesejahteraan rakyat.
Industri mempunyai 2 arti :
1. Industri adalah himpunan perusahaan-perusahaan sejenis, misalnya industry kosmetika
artinya himpunan perusahaan-perusahaan kosmetika.
2. Industri adalah suatu sector ekonomi yang produktif mengolah bahan mentah menjadi
barang jadi.
2. STRATEGI INDUSTRIALISASI
Jika dalam implementasinya terdapat empat argumentasi diatas, maka dalam hal
strategi industrialisasi dikenal 2 pola yaitu :
a. Pola industri substitusi impor
yaitu strategi yang mengutamakan jenis-jenis industry untuk menggantikan kebutuhan
impor. Pada awalnya mengembangkan industry-industri ringan, yang menghasilkan
barang-barang konsumsi. Untuk memungkinkan industry ini bisa menjadi besar, maka
industry ini (disebut infant industry) sangat dilindungi pemerintah. Akibatnya industry ini
bisa manja sehingga tidak berkembang.
b. Pola strategi promosi ekspor
pola strategi promosi ekspor berkaitan dengan orientasi keluar (outward looking
strategy), yakni mengutamakan industri-industri yang menghasilkan produk-produk untuk
diekspor. Strategi ini bisa menjadi lanjutan bagi substitusi impor, tetapi boleh juga tidak,
tergantung kepada besarnya pasar dalam megeri.
Macam-macam industri
Pengelompokan industri di Indonesia dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Pertama,
dilakukan oleh Departemen Perindustrian, yang membedakan atas tiga kelompok.
a. Industri Dasar
Meliputi kelompok Industri Mesin dan Logam Dasar (IMLD) dan Industri Kimia Dasar
(IKD). Industri dasar mempunyai misi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
membantu penjualan struktur industri dan bersifat padat modal. Dapat mendorong
terciptanya lapangan kerja baru oleh karena tumbuhnya industry hilir dan kegiatan
ekonomi lainnya.
b. Industri Kecil
Meliputi industry pangan, industri sandang dan kulit, industri kimia dan bahan bangunan,
industri kerajinan umum dan industri logam. Industri kecil ini mempunyai misi
melaksanakan pemerataan teknologi yang digunakan adalah menengah atau sederhana dan
padat karya. Industri kecil ini diharapkan dapat menambah kesempatan kerja dan
meningkatkan nilai tambah dengan memanfaatkan pasar luar negeri.
c. Industri Hilir
Meliputi Aneka Industri (AI) yang meliputi industry yang mengolah sumber daya hutan,
mengolah hasil pertambangan, industry yang mengolah sumber daya pertanian dan lain-
lain. Industri aneka ini mempunyai misi meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
memperluas kesempatan kerja, tidak padat modal dan teknologi yang digunakan adalah
teknologi menengan dan maju.
3. INDUSTRIALISASI DI INDONESIA
Sejarah sektor industri di Indonesia dapat diringkaskan sebagai berikut :
a. Pada zaman kolonial, industri dikuasai oleh orang asing. Pada masa itu terdapat beberapa
industry modern, tetapi kebanyakan industri-industri kecil. Setelah depresi 1929/1930,
industri beralih ke perkebunan.
b. Pada masa Perang Dunia II, industri baik namun setelah Jepang memerintah Indonesia ada
larangan impor bahan mentah. Barang-barang capital diangkut ke Jepang.
c. Pada tahun 1951, Pemerintah meluncurkan kebijakan RUP (Rencana Urgensi
Perekonomian). Undang-Undang ini mendorong industri kecil dan pribumi dan membatasi
industry-industri besar/modern yang dimiliki Eropa dan Cina.
d. Pada tahun 1957 industri mengalami stagnasi dan perekonomian mengalami masa tidur.
Pada tahun 1960 industri tidak berkembang, akibat situasi politik dan kelangkaan modal,
tenaga ahli, dan tenaga terampil.
e. Pada tahun 1967 dibentuk udang-undang baru dalam bidang penanaman modal, yakni
undang-undang untuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan undang-undang untuk
Penanam Modal Dalam Negeri (PMDM). Lahirnya kedua undang-udang tersebut mampu
menggerakkan industry. Pada tahun 1978, misalnya, sumbangan sektor industri terhadap
GNP adalah 10%. Sejak itu pamor sektor industri terus meningkat pada PJP I.
BAB X
PENGHAMBAT PEMBANGUNAN
1. MASALAH DUALISME
Dualisme merupakan suatu konsep yang sering dibicarakan dalam ekonomi
pembangunan. Ia menunjukkan perbedaan yang terus meningkat antara bangsa-bangsa kaya
dan miskin, atau antara berbagai golongan masyarakat dalam satu negara. Dualisme
dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu sebagai berikut :
a) Dualisme Sosial
Boeke menyatakan bahwa pemikiran ekonomi barat tidak bisa diterapkan pada
keadaan ekonomi di negara-negara jajahan (tropis) tanpa membutuhkan suatu pemilahan teori
untuk mendekati permasalahan dalam perekonomian seperti itu. Jika ada pembagian yang
tajam, dalam dan lebar yang memisahkan masyarakat menjadi dua kelompok, maka banyak
persoalan sosial dan ekonomi yang mempunyai bentuk yang sangat berbeda dari teori
ekonomi barat kehilangan hubungannya dengan realitas dan bahkan kehilangan nilainya.
Oleh karena itu Boeke menganggap bahwa prakondisi dari dualismenya adalah hidup
berdampingannya dua sistem sosial yang berinteraksi hanya secara marginal melalui
hubungan yang sangat terbatas antara pasar produk dan pasar tenaga kerja.
b) Dualisme Teknologi
Menurut Higgins (1956), sektor modern terpusat pada produksi komoditi primer
dalam pertambangan dan perkebungan dan mengimpor teknologinya dari luar negeri.
Perkembangan sektor modern terutama sekali merupakan respons terhadap pasar luar negeri
dan pertumbuhannya hanya mempunyai dampak yang sangat kecil terhadap perekonomian
local. Dengan kata lain, dualism teknologi adalah suatu keadaan dimana di dalam suatu
kegiatan ekonomi tertentu digunakan teknik produksi dan organisasi produksi modern yang
sangat berbeda dengan kegiatan ekonomi lainnya dan pada akhirnya akan mengakibatkan
perbedaan tingkat produktivitas yang sangat besar.
c) Dualisme Keuangan
Myint (1967) membuat analisi mengenai pasar uang yang terdapat di negara-negara
berkembang dan menunjukkan adanya dualism finansial. Pengertian dualism keuangan ini
menunjukkan bahwa pasar uang di negara-negara berkembang dapat dipisahkan ke dalam 2
kelompok yaitu pasar uang yang memiliki organisasi yang sempurna (organized money
market) dan pasar uang yang tidak teroganisir sama sekali (unorganized money market).
d) Dualisme Regional
Dualism regional ini banyak dibicarakan para ahli sejak tahun 1960an. Pengertian
dualisme regional ini adalah ketidakseimbangan tingkat pembangunan di antara berbagai
daerah dalam suatu negara. Dualisme regional dapat mengakibatkan bertambah lebarnya
jurang pemisah (kesenjangan) tingkat kesejahteraan antara berbagai daerah. Selain itu,
dualisme regional yang semakin buruk juga dapat menghambat usaha untuk mempercepat
laju pertumbuhan ekonomi di negara-negara sedang berkembang.
SARAN :
Buku Pengantar Ekonomi Pembangunan ini adalah salah satu media yang dibuat
untuk mengedukasi/menginformasikan seputar perekonomian dan pembangunan ekonomi
dalam negara maju dan berkembang dengan harapan pembaca dapat memahami tujuan
dari pembelajaran ekonomi pembangunan yaitu untuk menciptakan upaya perbaikan taraf
kehidupan yang lebih luas serta lebih cepat bagi kelompok yang terus tercekam
kemiskinan, kelaparan, serta buta huruf. Sedangkan didalam perkuliahan bertujuan untuk
membantu para mahasiswa memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai sejumlah
pertanyaan kritis yang berkenaan dengan perekonomian dinegara-negara.
Untuk para pelajar teruslah berjuang dan berkompetisi meraih prestasi baik di dalam
maupun di luar sekolah. Terus berkompetisi dengan sportif dan tetap menjaga
kekompakan. Banyak membaca agar menambah pengetahuan untuk maju.