Anda di halaman 1dari 13

Makalah Memahami dampak industrialisasi

Dan sektor perdagangan Indonesia

Dosen Pengampuh :

Dr. Sri Rahayu, M.E.

Disusun Oleh :

Muhammad Ilham

Kevin Multi

Geneveva Elvina Angely

UNIVERSITAS SAMAWA (UNSA)

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-
Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai
penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

ii
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL ……………………..........................................……… i

KATA PENGANTAR …………………...........................................……… ii

DAFTAR ISI ……………………………...........................................……... iii

BAB I PENDAHULUAN ………………...........................................……… 1

 A. Latar Belakang …………………………………………................. 1


 B. Rumusan Masalah ……………………………………...............… .1
 C. Tujuan Penulisan ……………………………………...............….. .1

BAB II PEMBAHASAN ………………………….

 A. Deskripsi Industrialisasi …………………………………….............2


 B. Dampak sosial dan Lingkungan…………………………………….. 3
 C. Industrialisasi di Indonesia ……………………..................................3
 D. Faktor penghambat industri Indonesia……………….......…………..4
 E. Dampak Industrialisasi di Indonesia................. …………...................5
 F Dampak positif dan negatif industrialisasi……………………….. .....6
 G. Proteksi Dalam perdagangan Indonesia...............................................7
 H. Macam-macam Proteksi.......................................................................7
 I. Dasar hukum dan tujuan Proteksi di
Indonesia....................................................................................................8

BAB III PENUTUP ……………………………………

 A. Simpulan …………………………………………………….9
 B. Saran ………………………………………………………… 9

DAFTAR PUSTAKA …………………………………10


iii

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Isu proteksi memang benar·benar merupakan sebuah isu yang mudah hj


memicu kontroversi seperti yang terjadi belakangan ini yang dialami oleh beberapa
perusahaan swasta nasional. Apabila kita membicarakan proteksi berarti kita mulai
masuk ke dalam sebuah pembicaraan yang berkisar pada dua hal pokok, penama
adalah bicara mengenai sebuah bisnis dengan nilai komersial yang sangat tinggi
yang melibatkan para pengusaha kelas kakap dengan bargaining power yang
begitu besar, dan kedua adalah bicara mengenai komitmen pemerintah mengenai
nasib perekonomian nasional dan komit· men negara terhadap perlindungan alas
kepentingan masyarakat luas. Kalaupun nantinya akan ada sebuah peraturan
perundang·undangan yang akan mengatur mengenai masalah proteksi secara jelas,
maka tentu saja concern pemerintah harus ditujukan terlebih dahulu kepada
masyarakat luas sebagai konsumen barang dan bukan sebaliknya malah berpihak
kepada kepentingan kaum industrialis yang dalam ban yak kasus justru semakin
menancapkan monopoli yang melahirkan ekonomi berbiaya tinggi. Kepetingan
kaum industrialis yang mengejar keuntungan material secara maksimal haruslah
dibatasi secara ketat dengan terus memperkuat pilar·pilar hukum yang diletakkan
di atas landasan keadilan dan kepastian hukum yang bermuara kepada
keberpihakannya pada masyarakat luas, dan bukan malah sebaIiknya.

B.Rumusan Masalah

1. apa yang dimaksud dengan industrialisasi dan proteksi?

2. bagaimana dampak industrialisasi dan proteksi di indonesia?

3. apa saja faktor penghambat industrialisasi dan proteksi?

C. Tujuan Masalah

1. mengetahui pengertian industrialisasi dan proteksi

2. mengetahui apa saja macam industrialisasi dan proteksi di Indonesia

3. mengetahui apa saja faktor penghambat industrialisasi dan proteksi

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Industrialisasi

adalah suatu proses perubahan sosial ekonomi yang mengubah sistem


pencaharian masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Industrialisasi
juga bisa diartikan sebagai suatu keadaan di mana masyarakat berfokus pada
ekonomi yang meliputi pekerjaan yang semakin beragam (spesialisasi), gaji,
dan penghasilan yang semakin tinggi. Industrialisasi adalah bagian dari proses
modernisasi di mana perubahan sosial dan perkembangan ekonomi erat
hubungannya dengan inovasi. teknologi

Dalam Industrialisasi ada perubahan filosofi manusia di mana manusia


mengubah pandangan lingkungan sosialnya menjadi lebih kepada rasionalitas
(tindakan didasarkan atas pertimbangan, efisiensi, dan perhitungan, tidak lagi
mengacu kepada moral, emosi, kebiasaan atau tradisi). Menurut para peniliti
ada faktor yang menjadi acuan modernisasi industri dan pengembangan
perusahaan. Mulai dari lingkungan politik dan hukum yang menguntungkan
untuk dunia industri dan perdagangan, bisa juga dengan sumber daya alam yang
beragam dan melimpah, dan juga sumber daya manusia yang cenderung rendah
biaya, memiliki kemampuan dan bisa beradaptasi dengan pekerjaannya.Negara
pertama yang melakukan industrialisasi adalah Inggris ketika terjadi revolusi
industri pada abad ke 18.Pada akhir abad ke 20, Negara di Asia Timur telah
menjadi bagian dunia yang paling banyak melakukan industrialisasi.

Menurut klasifikasi Jean Fourastie, sebuah ekonomi terdiri dari 3 bagian.


Bagian pertama terdiri dari produksi komoditas (pertanian, peternakan,
ekploitasi sumber daya mineral). Bagian kedua proses produksi barang untuk
dijual dan bagian ketiga sebagai industri layanan. Proses Industrialisasi
didasarkan pada perluasan bagian kedua yang kegiatan ekonominya didominasi
oleh kegiatan bagian pertama.

Revolusi Industri pertama terjadi pada pertengahan abad ke 18 sampai awal


abad ke 19 di daerah Eropa Barat, Amerika Utara, dimulai pertama kali di
Inggris.Revolusi Industri kedua terjadi pada pertengahan abad ke 19 setelah
penemuan mesin uap, listrik, mesin pembakaran dalam (tenaga fosil) dan
pembangunan kanal kanal, rel kereta api sampai ke tiang listrik

2
A. Dampak Sosial dan Lingkungan

1. Urbanisasi

Terpusatnya tenaga kerja pada pabrik – pabrik di suatu daerah, sehingga


daerah tersebut berkembang menjadi kota besar.[6]

2. Eksploitasi tenaga kerja

Pekerja harus meninggalkan keluarga agar bisa bekerja di mana industri


itu berada.

3. Perubahan pada struktur keluarga

Perubahan struktur sosial berdasarkan pada pola pra industrialisasi di


mana suatu keluarga besar cenderung menetap di suatu daerah. Setelah
industrialisasi keluarga biasanya berpindah pindah tempat dan hanya
terdiri dari keluarga inti (orang tua dan anak – anak). Keluarga dan anak –
anak yang memasuki kedewasaan akan semakin aktif berpindah pindah
sesuai tempat di mana pekerjaan itu berada.

4. Lingkungan hidup

Industrialisasi menimbulkan banyak masalah penyakit. Mulai polusi


udara, air, dan suara, masalah kemiskinan, alat alat berbahaya,
kekurangan gizi. Masalah kesehatan di Negara industri disebabkan oleh
faktor ekonomi, sosial politik, budaya dan juga patogen[7]
(mikroorganisme penyebab penyakit)

B. Industrialisasi di Indonesia

Industrialisasi di Indonesia semakin menurun semenjak krisis ekonomi tahun


1998. Kemunduran ini bukanlah berarti Indonesia tidak memiliki modal untuk
melakukan investasi pada industri dalam negeri, tetapi lebih kepada penyerapan
barang hasil produksi industri dalam negeri. Membuka pasar dalam negeri
adalah kunci penting bagi industri Indonesia untuk bisa bangkit lagi karena saat
ini pasar Indonesia dikuasai oleh produk produk asing.[8]

3
Faktor-faktor pembangkit Industri Indonesia

Adapun faktor-faktor pembangkit industri di Indonesia, antara lain:

1. Struktur organisasi

Dilakukan inovasi dalam jaringan institusi pemerintah dan swasta yang


melakukan impor. Sebagai pihak yang membawa,mengubah,
mengembangkan dan menyebarluaskan teknologi.

2. Ideologi

Perlu sikap dalam menentukan pilihan untuk mengembangkan suatu


teknologi apakah menganut tecno-nasionalism,techno-globalism, atau
techno-hybrids

3. Kepemimpinan

Pemimpin dan elit politik Indonesia harus tegas dan cermat dalam
mengambil keputusan. Hal ini dimaksudkan untuk mengembalikan
kepercayaan pasar dalam negeri maupun luar negeri.

C. Faktor penghambat Industri Indonesia

Faktor-faktor yang menjadi penghambat industri di Indonesia meliputi:

1. Keterbatasan teknologi

Kurangnya perluasan dan penelitian dalam bidang teknologi menghambat


efektivitas dan kemampuan produksi.

2. Kualitas sumber daya manusia

Terbatasnya tenaga profesional di Indonesia menjadi penghambat untuk


mendapatkan dan mengoperasikan alat alat dengan teknologi terbaru.

3. Keterbatasan dana pemerintah

Terbatasnya dana pengembangan teknologi oleh pemerintah untuk


mengembangkan infrastruktur dalam bidang riset dan teknologi

4
D. Dampak Industrialisasi di Indonesia

Teknologi memungkinkan negara tropis seperti Indonesia untuk memanfaatkan


kekayaan hutan untuk meningkatkan devisa negara dan pembangunan
infrastruktur. Hilangnya hutan di Indonesia berarti hilang juga tanaman -
tanaman yang memiliki khasiat sebagai obat dan juga fauna langka yang hidup
di ekosistem hutan tersebut. Dibalik kesuksesan Indonesia dalam pembangunan
sebenarnya ada kemerosotan dalam cadangan sumber daya alam dan
peningkatan pencemaran lingkungan. Pada kota kota yang sedang berkembang
seperti Gresik, Medan, Jakarta Surabaya, Bandung, Lhoksumawe, bahkan
hampir seluruh kota kota di pulau Jawa sudah mengalami peningkatan suhu
udara, Walaupun daerah tersebut tidak pesat perkembangan industrinya.
Pencemaran dapat diklasifikasikan dalam bermacam-macam bentuk menurut
pola pengelompokannya. mengelompokkan pecemaran atas dasar:

1. Bahan pencemar yang menghasilkan bentuk pencemaran biologis


kimiawi, fisik, dan budaya.
2. Pengelompokan menurut medium lingkungan menghasilkan bentuk
pencemaran udara, air, tanah, makanan, dan sosial.
3. Pengelompokan menurut sifat sumber menghasilkan pencemaran dalam
bentuk primer dan sekunder.

E. Dampak Positif dan Negatif Industrialisasi


*Berikut ini beberapa dampak positif industrialisasi:

 Peningkatan pendapatan nasional Industrialisasi memungkinkan


negara-negara mengoptimalkan sumber daya mereka yang mulai
berkurang. Industrialisasi meningkatkan kuantitas dan kualitas akan
barang-barang yang diproduksi suatu perusahaan. Inilah yang
membuat kontribusi lebih besar pada produk nasional bruto atau Gross
National Product (GNP). Baca juga: Menperin Bujuk Industri
Otomotif Taiwan Investasi di Indonesia
 Standar hidup yang lebih tinggi Dalam masyarakat industri, tenaga
kerja lebih berharga. Apabila produktivitas lebih tinggi maka
pendapatan individu meningkat.
 Stabilitas ekonomi Negara yang bergantung pada produksi dan ekspor
bahan mentah saja tidak dapat mencapai tingkat pertumbuhan
ekonomi yang cepat. Permintaan yang terbatas dan fluktuatif akan
produk pertanian dan bahan mentah didukung ketidakpastian alam
akan menghambat kemajuan ekonomi. Kemajuan ekonomi yang
terhambat mengarah pada ekonomi yang tidak stabil atau tidak aman.
5
 Peningkatan neraca pembayaran Industrialisasi mengubah pola
perdagangan luar negeri di dalam suatu negara. Peningkatan ekspor
barang-barang manufaktur lebih menguntungkan dalam valuta asing.
Pada saat yang sama memproses bahan mentah di dalam negeri akan
membatasi impor barang sehingga menghemat devisa. Dampak
orientasi ekspor dan substitusi impor dari industrialisasi membantu
meningkatkan neraca pembayaran.
 Menstimulasi kemajuan sektor lain Industrialisasi mendorong
kemajuan sektor-sektor ekonomi lainnya. Perkembangan pada satu
industri berdampak pada pengembangan dan perluasan industri terkait.
 Peningkatan peluang kerja Industrialisasi memberikan peningkatan
kesempatan kerja di industri skala kecil dan besar. Industri menyerap
pekerja yang menganggur dan pengangguran dari sektor pertanian
sehingga meningkatkan pendapatan masyarakat.
 Spesialisasi pekerja lebih besar Industrialisasi membuka jalan pada
tenaga kerja khusus atau tenaga kerja ahli untuk lebih dikenal.
Pembagian kerja ini meningkatkan produk nilai marjinal tenaga kerja.
Tenaga kerja khusus lebih menguntungkan. Pendapatan sektor pekerja
di industri rata-rata akan lebih tinggi daripada pekerja di sektor
pertanian.

Dampak Negatif Industrialisasi :

 Urbanisasi Akibat industrialisasi, orang-orang dari pedesaan akan migrasi


ke kota karena mencari pekerjaan di pabrik. Urbanisasi adalah
perpindahan masyarakat dari desa ke kota. Akibatnya, populasi penduduk
di kota meningkat.
 Pencemaran lingkungan Dikutip dari Investopedia, Industrialisasi
berkontribusi negatif terhadap lingkungan. Baca juga: Kawasan Industri
di Jawa Fokus pada Teknologi dan Padat Karya Antara lain polusi (baik
udara, air dan tanah), peningkatan emisi gas rumah kaca dan pemanasan
global, perubahan iklim. Proses industrial dapat menyebabkan masalah
kesehatan pada manusia hingga punahnya spesies baik tanaman maupun
hewan akibat eksploitasi.
 Kesenjangan pendapatan Pemisahan modal dan tenaga kerja menciptakan
perbedaan pendapatan antara buruh dan orag-orang yang mengendalikan
sumber daya modal
6
F. PROTEKSI DALAM PERDAGANGAN DI INDONESIA

Kebijakan perdagangan di negara berkembang tidak hanya mencakup


lankah-langkah atau tindakan unukk pengimbangan ekspor, akan tetapi
kebijakan tersebut juga meliputi pengaturan impor mata dagang yg
menimbulkan dampak dagangan hasil industi domestik dipasaran dalam
negri. Telah kita ketahui bahwa dalam perdagangan negara terdapat siklus
perdagangan dimana pada suatu masa terdapat dominasi perdagangan bebas
(liberal) dan di lain kece11derungcm ke arah proteksi perdagangan. Secara
urutan proteksi dapat didefinisikan sebagai perlindungan yang diberikan
pada suatu sektor ekonomi atau industri di dalan1 negri terhadap persaitigan
dari luar negri (Boediono 1983 : 156). Atau dengan definisi lain berarti
perlindungan dalam perdagangan atau industri (Depertemen Pendidikan dan
Kebudayaan 1995 : 791). Kedua definisi ini memang sating melengkapi satu
sania lainnya, sektor ekonomi tennasuk perdagangan dan industri dalam
negri akan memperoleh perlindungan dari pemerintah terhadap persaingan
dari luar negri karena produksi dalam negri dianggap kurat1g efisien jika
dibandingkan dengan banmg-baraing impor, data tanpa perlindunga. tersebut
sektor ekonomi dalam negri tidak bisa bersaing dengan barang-barang
buatan luar negri. Tetapi persoahmyang timbul kemudian adalah,jika produk
dalam negri kuraug efisien
di sini dengan harga jual yang terlalu tinggi, kualitas produk di bawah
oleh aspck-aspek lainnya dlisebabkan karena memang negara tersebut tidak

mempunyai keunggulan komparatif untuk memproduksinya, kenapanegara


itu memaksakan

G. Beberapa Macam Bentuk Proteksi


Pada umurrmya proteksi yang diberikan oleh satu negara dapat berbentuk:
1. Tariff barric1 yaitu tindakan pengenaan bea impor tinggi atas mata
dagangan hasil industri yang akan diimpor, disebabkan karena sudah mampu
diproduksi di dalam negeri
2. Bounties payment, yaitu pemberian subsidi kepada industri dalam negri
agar mereka dapat menurunkan harga jual barang-barang yang dihasilkan
mereka.
3. Non tarif barier, yaitu bernpa tindakan-tindakan, pernturan-peraturan
seperti larangan impor, pembatasan impor (kuota), peugaturan tata niaga,
pajak khusus drut sebaginya.
4. Bantuan biaya researchang development (R & D), yaitu penelitian dan
pengembangan, terutama dalam sumber-sumber dalam ngeri.
7
H. Dasar Hukmn dan Tujuan Adanya Proteksi di Indonesia

Terwujudnya dan terlaksananya proteksi di Indonesia, baik itu proteksi


melalui sarana tarif maupun non tarif dilakukan berdasarkan peraturan dan
ketentuan-ketentuan yang termuat beberapa undang-undang dan surat
keputusan Menteri serta peraturan pemerintah Iainnya, yakni :

1. Undang-undang tarif di Indonesia, Stbl 1873 No.35 sebagaimana telah


diubah dan ditambah.
2. Ordinatie Bea(Recht dinantie) Stbl 1931No.471 sebagaimana telah diubah
dan ditambah.
3. Peraturan Pemerintah Indonesia No.6 tahun 1969 tentang kewenaugan
penetapan bea masuk.
4. Peraturan Pemerintan No.2 tahun 1973 tentang pemberlakuan buku tarif
Brussels Tarif Nomen.clature (B1N).
5. Buku tarif bea masuk tahun 1980.
6. Kepuhisan Menteri Keuangan Republik lndonesiaNo.433/KMK.05/1978
clan No.410/ KMK.05/1979 tentang penurunan Bea masuk PPn impor atas
bahan balm dan baku penolong.
7. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.434/KMK.05/1978
tentang fasilitas pembebasan dan Hak Pembebasan Bea Masuk dan PPn
Impor clan MPO Impor (Wapun )dari bahan baku dan bahan penolong suku
cadang dalam pembnatan hasil industri yang diekspor.
8. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No,185/KMK.05/1979
tentang perubahan tarif advalorem menjadi tarif spesifik atas beberapa jenis
barang import beberapa SK penyempumaan.
9. Surat Keputusan Menteri Keuangan N0.253/KMK.05/1985 buku tarif Bea
Masuk di Indonesia tahun 1985.
10. Surat Keputusan Menteri Perdagangan No.334/Kp/X/1971 clan
No.29/Kp/I/1982
tcntru1g paket larangan impor (kuota).
11. Surat Keputusan Menteri Perindustrian No. 51 7 /M/SK/ 11 /1980
tentang pelarangan
industri besar
8

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Dengan situasi seperti sekarang dimana tidak ada aturan main yang jelas
mengenai pemberian fasilitas proteksi kepada pihilk swasta, dikhawatirkan
apabila terus dibiarkan berlarut larut akan menjadi alat bagi kaum industrialis
untuk mengeruk keuntungan yang sangat banyak di atas penderitaan rakyat
sebagai konsumen yang harus memikul harga atas barang yang didalamnya
termasuk komponen biaya yang tidak semestinya . Pemberian proteksi pada
sisi lain juga cenderung akan memberatkan perekonomian nasional secara
makro, oleh karena telah direduksinya mekanisme pasar yang modern yang
mengarahkan pasar kepada efisiensi dan produktifitas yang tinggi.

SARAN

Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan
dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan
lugas.Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan Dan
kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di
hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
9
DAFTAR PUSTAKA

Black, Henry, Campbel, Black Law Dictionary (Revised Fourth Edition),


West Publishing Co, 1968.
Industries in Developing Country , 10rdans & Sons Limited, 1992 .
Do ing Bus iness in Asia, CH International , 1991.
Informasi 1ndustri Nasional, Departemen Perindustrian, 1991.
Information of Investment in Indonesia, Badan Koordinasi Penanaman
Modal, 1994.
Indonesian Manufacturer Industries, crc 1993/1994 .
Undang-undang No. 5/ 1984 mengenai Perindustrian.
Bender Matthew lordans, 1992. Interna
tional Corporate Procedures .

10

Anda mungkin juga menyukai