BAB I
Tujuan:
Apa yang dimaksud dengan industri? Pada umumnya orang memahami industri
dengan menunjuk pada pabrik yang memproduksi barang dalam jumlah yang besar
dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Industri adalah kegiatan untuk
2
memproses bahan mentah menjadi barang jadi. Tetapi industri juga bisa dimengerti
dalam pengertian yang lebih luas yang bisa mencakup semua kegiatan yang mengubah
atau mentransformasi hasil penelitian menjadi produk dan layanan atau jasa yang baru.
Definisi yang luas ini dapat ditelusuri dari kata industri yang bahasa Inggrisnya
“industri”. Kata Inggris ini berasal dari bahasa Perancis “industrie” atau Latin
“industria”, yang artinya bekerja keras (Oxford English Dictionary).
tersebut juga terkandung pengertian bahwa kegiatan ekonomi tersebut bertujuan untuk
mendapatkan keuntungan. Jadi kalau seorang ibu membuat kukis dalam jumlah yang
banyak tetapi dengan tujuan untuk dibagi-bagikan kepada saudara-saudara atau
tetangganya, atau untuk pesta, maka kegiatan tersebut tidak bisa disebut sebagai
kegiatan industri.
Usaha industri pada akhirnya akan menghasilkan berbagai macam barang yang
bisa diambil manfaatnya atau dikonsumsi oleh manusia. Berdasarkan produk yang
dihasilkan dalam kegiatan industri, industri diklasifikasikan menjadi beberapa macam,
yakni:
a. Industri primer
ekonomi, industri primer akan digantikan dengan industri sekunder dan tersier. Industri
primer meliputi pertanian, kehutanan, perikanan, dan pertambangan. Industri primer
dibagi lagi menjadi industri genetik dan industri ekstraktif. Industri genetik adalah
industri yang memproduksi bahan baku yang dalam proses produksinya ditingkatkan
dengan campur tangan manusia. Industri ekstraktif adalah industri yang menghasilkan
bahan baku yang bisa habis tkarena tidak bisa diperbanyak dengan campur tangan
manusia. Industri genetik meliputi pertanian, kehutanan, peternakan dan perikanan.
Sumberdaya ini merupakan sumberdaya yang bisa diperbarui atau ditingkatkan dengan
menggunakan ilm pengetahuan dan teknologi. Industri ekstraktif meliputi industri
pertambangan, penggalian batu-batuan, dan bahan bakar mineral seperti minyak bumi.
b. Industri sekunder
Industri sekunder bisa dibagi menjadi industri berat atau skala besar dan industri
ringan atau skala kecil. Industri skala besar atau industri berat umumnya membutuhkan
modal yang besar untuk membangun pabrik dan membeli memsin-mesin serta
mmelayani kebitihan pasar yang besr dan beragam termasuk juga industri manufaktur
yang lain. Industri skala besar memiliki organisasi industri yang kompleks dan sering
membutuhkan tenaga kerja spesialis yang berkerahlian tinggi dan menghasilkan nilai
produk yang sangat besar. Contoh industri skala besar adalah industri penyulingan
minyak, industri besi dan baja, pabrik kendaraan bermotor dan industri mesin berat.
pabrik semen, dsb.
Industri ringan atau skala kecil mungkin memproduksi produk yang tidak awet
atau tidak bertahan lama dan modal yang dibutuhkan lebih kecil untuk membangun
pabrik maupun peralatan mesinnya. Industri ringan atau skala kecil juga bisa
5
c. Industri Tersier
Industri tersier juga sering disebut dengan industri jasa. Industri ini tidak
menghasilkan barang-barang yang dapat dilihat karena yang dihasilkan adalah jasa atau
hasil-hasil lain yang tidak nampak (intangible) atau menghasilkan kekayaan. Yang
termasuk dalam industri tersier atau industri jasa adalah seperti perbankan, keuangan,
asuransi, investasi dan layanan real estate, pergudangan, penjualan eceran (retail),
kemudian jasa transprtasi, informasi dan komunikasi; jasa professional, hukum dan jasa
personal (dokter); pendidikan dan pengajaran; dan kesehatan, kesejahteraan sosial,
admisnistrasi, kepolisian, keamanan, dan jasa pertahanan.
Yang pertama adalah industri rumah tangga. Sektor industri rumah tangga
merupakan industri yang kecil skala atau jangkauannya. Ciri-ciri industi rumah tangga
antara lain adalah:
Itulah beberapa ciri dari industri rumah tangga. Industri rumah tangga ini biasanya
melakukan kegiatan produksinya di rumah atau di dekat rumah. Contoh industri rumah
tangga ini diantaranya adalah industri tahu atau tempe, serta berbagai makanan ringah
yang berskala kecil.
b. Industri kecil
Industri kecil merupakan industri yang lebih besar daripada industri rumah
tangga. Industri ini mempunyai beberapa ciri antara lain sebagai berikut:
Itulah beberapa ciri dari industri kecil. Contoh- contoh dari industri kecil ini adalah
industri pembuatan genteng, industri keramik, industri batu bata maupun industri
pengolahan rotan. Di Desa Pulutan, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara dan di Desa
Kasongan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta terdapat industri keramik yang dilakukan
oleh rumahtangga-rumahtangga desa. Keramik hasil produksi Kasongan banyak yang
diekspor ke luar negeri seperti Eropa, Australia dan Amerika Latin.
c. Industri sedang
Industri sedang adalah industri yang peranannya cukup besar bagi perekonomian
suatu wilayah atau daerah. Industri sedang ini mempunyai beberapa ciri sebagai berikut:
Itulah beberapa ciri yang dimiliki industri sedang. Beberapa contoh industri ini antara
lain industri konveksi (pakaian), industri perikanan, dan lain sebagainya. Di Kota
Bitung, Sulawesi Utara banyak terdapat industri perikanan yang hasil produksinya di
jual di dalam negeri dan diekspor ke luar negeri.
7
d. Industri besar
Industri besar adalah industri yang peranannya besar bagi perekonomian suatu
wilayah atau daerah. Industri sedang ini mempunyai beberapa ciri sebagai berikut:
Itulah beberapa ciri yang dimiliki industri besar. Beberapa contoh industri ini antara lain
industri pembuatan mesin serta alat-alat berat. Di Kota Bekasi, Jawa Barat dan di Kota
Tangerang, Banten banyak terdapat industri besar yang memproduksi sepatu, ban,
mobil, dsb.
perusahaan tambang untuk membangun smelter untuk melebur bijih bauksit, besi dan
emas. Industri non-ekstratif membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak daripada
industri non-ekstraktif. Disamping itu, industri non-ekstraktif juga memerlukan tenaga
kerja yang lebihh tinggi penguasaan pengetahuan dan keahlian teknologinya. Tanpa ada
larangan tersebut maka Indonesia akan terus-menerus menjadi negara yang penguasaan
tehnologinya.
Kedua adalah kemajuan di bidang tranportasi air (laut) dan penemuan dunia baru
(benua lain selain Eropa, Asia dan Afrika). Sebelum penemuan kompas, perjalanan jauh
di laut di luar jangkauan pandangan mata dianggap merupakan tindakan yang sangat
berbahaya. Karena itu, sebelum ada kompas perjalanan laut hanya sampai jarak dekat
saja, misalnya berlayar di Selat Inggris atau berlayar hingga Laut Tengah atau Laut
Mediterania untuk kepenntingan berdagang. Pada saat itu pusat perekonomian dunia ada
di wilayah Timur Tengah. Penemuan ruder (alat membelokkan kapal) dan kemajuan
teknologi dalam pembuatan kapal yang besar yang mudah dikemudikan dan lebih aman
dalam mengatasi ombak besar di laut. Dengan menggunakan kapal besar yang aman dan
mudah dikendalikan disertai dengan penggunaan kompas, memungkinkan pelayaran
yang sangat jauh dan berhari-hari. Dalam pelayarannya para pelaut Eropa bisa
menemukan jalan perdagangan ke India dan Cina. Dan pada saat itulah para pedagang
9
Eropa mengalahkan para pedagaang dari Timur Tengah. Dalam pelayaran kemudian
Columbus mendarat di Benua Amerika (yang biasa disebut Dunia Baru). Penguasaan
terhadap wilayah baru tersebut disertai dengan pengangkutan dalam jumlah besar
kekayaan berupa emas dan perak ke Eropa. Akibat masuknya kekayaan tersebut mulai
berkembang ekonomi berdasarkan uang sebagai alat tukar dan disertai dengan
berkurangnya praktik barter. Praktik barter tidak mendukung perkembangan ekonomi
karena pertukaran barang kurang fleksibel, arus barang dari tempat yang melimpah ke
wilayah yang kekurangan sangat sedikit. Dengan barter sangat sulit untuk menentukan
bidang produksi apa yang menguntungkan, sangat sulit untuk menghitung untung rugi
dari kegiatan ekonomi.
Pertengahan untuk menghasilkan satu kopi kitab suci (Injil) dibutuhkan waktu 10
hingga15 tahun. Di antara tulisan-tulisan ilmiah yang disebarkan secara meluas berkat
adanya mesin cetak adalah hasil karya Copernicus dan Galileo. Salah satu faktor
keberhasilan gerakan Protestanisme adalah banyaknya kitab suci yang berhasil dicetak
dan bisa dibaca oleh orang biasa (bukan pastor atau pendeta). Tanpa penemuan mesin
cetak oleh Gutenburg, sulit membayangkan ajaran Protestanisme bisa menyebar luas.
Ajaran Protestan Martin Luther mengatakan pertama bahwa bekerja dengan rajin dan
jujur (tidak malas dan menipu/curang) merupakan satu bentuk panggilan Tuhan sama
seperti orang yang menjadi biarawan dan biarawati. Artinya, bekerja dengan rajin dan
jujur merupakan bentuk ibadah yang memuliakan Tuhan di bumi. Kedua ajaran
Protestanisme menghilangkan kepercayaan pada magi dan mendorong cara berpikir
yang rasional. Ajaran Protestanisme juga mendorong orang untuk merencanakan
hidupnya secara rasional bukan sekedar hidup tanpa rencana dari hari ke hari. Ketiga,
banyak pengikut Protestanisme yang menghargai kehidupan yang menolak atau
mengecam gaya hidup bersenang-senang (pleasure). Hal ini membuat para pengikut
Protestanisme pada saat itu hidup hemat, dan hidup hemat ini memudahkan
pengumpulan modal untuk mengembangkan bisnis. “Waktu adalah uang” dan “Ora et
labora” (berdoa dann bekerja) merupakan pepatah yang dipengaruhi oleh Protestanisme
(Weber, ). Hal inilah yang menjelaskan mengapa perkembangan industri secara meluas
terjadi di Inggris dimana pengaruh Protestanisme sangat besar jika dibandingkan
dengan Italia, Spanyol, Portugis atau negara-negara Eropa Timur yang lebih didominasi
oleh pengaruh Gereja Katolik.
Pada abad ke-18 para tuan tanah menghadapi inflasi baru dan mengharuskan
mereka untuk memilih melakukan pembaruan (atau inovasi) atau berdiam diri dengan
resiko standar hidupnya menurun. Pada abad itu pula para tuan tanah melakukan rotasi
(pergantian tanaman) berocok tanam sehingga bisa menghasilkan terus-menerus
sepanjang tahun. Sebelumnya para tuan tanah membiarkan satu tahun tanahnya
menganggur untuk setiap empat tahun sehingga tanahnya menjadi subur kembali. Para
tuan tanah yang lain mencoba membuat mesin sederhana agar pengolahan lahan
pertanian menjadi lebih efisien. Disamping itu, ada pula yang berusaha melakukan
penutupan tanah milik umum menjadi milik pribadi, yang mengakibatkan orang miskin
tidak bisa lagi bertani dan harus berurbanisasi ke kota atau ke wilayah jajahan baru. Di
kota-kota mereka menjadi sumber buruh murah yang bisa bekerja di pabrik-pabrik atau
pemintalan.
12
GAMBAR 1: Mesin uap yang dikembangkan oleh James Watt yang memungkinkan
terjadinya revolusi Industri.
Revolusi industri menunjuk pada periode dimana terjadi inovasi teknologi dan
ekonomi di Inggris selama periode dar tahun 1760 hingga 1830. Selama periode
tersebut terjadi mekanisasi (pengggunaan mesin) dalam industri tekstil, kemajuan teknis
dan perluasan industri besi-baja, penggunaan mesin uap, perkembangan sistem pabrik
dan perkembangan-perkembangan lain yang merubah masyarakat Inggris. Pada
pertengahan abad ke-18 Inggris masih merupakan masyarakat industri dan pada
pertengahan abad ke-19 sudah berubah menjadi masyarakat industri. Selama periode
tersebut kegiatan produksi masyarakat berubah dengan cepat berkat penemuan mesin-
mesin yang digerakan dengan sumber energi yang berasal dari batu bara, minyak, gas
dan listrik. Mesin pemintal benang dan mesin tenun untuk memproduksi tekstil dengan
tenaga mesin uap mampu melipatgandakan produksi tekstiel. Manusia dan hewan tidak
lagi menjadi sumber energi bagi aktivitas produksi. Dengan menggunakan mesin yang
digerakkan dengan mesin uap biaya produksi untuk pembuatan tekstiel jadi lebih
murah. Setelah tahun 1800 Inggris menjadi negara pertama di dunia yang kegiatannya
industrinya menggunakan mesin dan kegiatan industrinya menggantikan pertanian
sebagai kegiatan ekonomi yang paling penting.
13
Pada periode tersebut terjadi perkembangan industri tekstiel, batu bara, dan besi-
baja. Pada awalnya pemintaan benang dan penenunan tekstiel dilakukan di rumah-
rumah dan menjadi semacam industri rumah tangga. Para pengusaha menyerahan bahan
baku tekstiel untuk dikerjakan oleh para pekerja yang terdiri dari keluarga-keluarga
miskin di rumah masing-masing. Peralatan untuk menenun dimiliki oleh para pekerja
sendiri karena biaya pembuatannya tidak mahal dan mudah dibuat. Cara kerja seperti ini
pada saat ini masih banyak dilakukan di Indonesia di bidang industri kerajinan.
Penenunan tekstiel dilakukan dengan tenaga manusia sehingga hasilnya tidak banyak.
Penemuan mesin tenun yang digerakkan dengan mesin uap tidak memungkinkan
pembuatan tekstiel di rumah masing-masing pekerja dan harus dilakukan secara terpusat
di pabrik-pabrik. Dengan bekerja di bawah satu atap di pabrik maka sejumlah besar
pekerja bisa dikontrol langsung.
GAMBAR 2: Mesin tenun yang sudah dikembangkan dari awalnya yang lebih sederhana.
Dengan mesin ini pekerja perempuan bisa bekerja di pabrk tekstiel.
Jadwal kerja dan cara kerja para pekerja bisa diawasi oleh para manajer. Orang mulai
lebih bisa membedakan antara waktu kerja dan waktu istirahat. Orang diperkenalkan
dengan hidup berdisiplin. Manchester merupakan kota yang menjadi pusat industri
tekstil di Inggris pada saat itu. Pada saat itu Inggris dikenal sebagai bengkel kerja dunia.
14
I.4. Sosiologi
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan muncul pada abad ke-19 di Eropa. Pada saat
itu masyarakat Eropa sedang mengalami perubahan besar sebagai akibat dari revolusi
politik yaitu Revolusi Perancis dan revolusi industri di Inggris. Akibat dari dua revolusi
tersebut adalah terjadinya kekacauan sosial sebagai akibat tidak lagi berlakunya norma-
norma sosial dan melemahnya otoritas dan kewibawaan para raja dan bangsawan serta
para pemimpin gereja. Raja, para bangsawan dan pemimpin gereja tidak lagi dihormati
dan didengar pendapatnya. Di samping itu, industrialisasi di kota-kota mengundang
para migran dari desa yang semula bekerja sebagai petani untuk bekerja sebagai buruh
pabrik. Kepadatan penduduk kota yang semakin meningkat menyebabkan munculnya
masalah-masalah sosial karena kurangnya fasilitas sosial untuk masyarakat. Polusi air
dan polusi udara sebagai akibat kegiatan industri menyebabkan kehidupan di kota tidak
nyaman. Persaingan antar perusahaan industri memaksa para pemiliknya untuk
mempekerjakan anak-anak dan kaum perempuan untuk mengerjakan tugas-tugas yang
berat. Ada perbedaan yang nyata antara kehidupan masyarakat sebelum industrialisasi
dan sesudah industrialisasi.
Pada saat itulah di Eropa Barat muncul para sarjana yang memikirkan tentang
bagaimana kehidupan masyarakat bisa tertib dan teratur sebagaimana sebelum
terjadinya revolusi industri. Para sarjana tersebut tidak ingin kembali ke masa silam
(bernostalgia) seperti sebelum terjadinya dua revolusi tersebut, tetapi mereka
menginginkan kemajuan industri yang tidak disertai dengan kekacauan. Mereka
berusaha menemukan hukum-hukum atau teori yang memungkinkan kehidupan
masyarakat bisa tertib dan teratur. August Comte adalah sarjana yang pertama kali
memperkenalkan istilah sosiologi. Menurut Comte masyarakat berkembang melewati
tiga tahap pemikiran, yaitu tahap teologis, tahap metafisik dan tahap ilmu pengetahuan.
Pada tahap pengetahuan ini industri mulai muncul. Menurut Bierstedt (1970), Comte
sendiri tidak bisa dikatakan sebagai ahli sosiologi karena dia tidak pernah melakukan
penelitian empiris mengenai kehidupan masyarakat. Dia adalah ahli filsafat sosial.
Berbeda dengan sosiologi yang pertama kali muncul di Eropa Barat, sosiologi
industri mulai muncul pada tahun 1920-an di Amerika Serikat. Di Amerika, menurut
Smith (1959), munculnya sosiologi industri dipengaruhi oleh adanya penelitian di
perusahaan Western Electric di kota Hawthorne yang terkenal dengan Hawthorne Study.
Western Electric adalah perusahaan yang memproduksi peralatan telpon. Penelitian
tersebut bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengauh penerangan di tempat kerja
(workplace) terhadap produktivitas para pekerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pada saat lampu penerangan diperbesar (dibuat lebih terang) produktivitas para pekerja
meningkat. Tetapi yang mengejutkan para peneliti adalah bahwa pada saat lampu
penerangan diperkecil (dibuat lebih gelap/remang-remang) ternyata produktivitasnya
tetap meningkat juga. Hasil penelitian ini seolah-olah menunjukkan bahwa besar-
kecilnya penerangan tidak berpengaruh pada produktivitas pekerja. Kemudian
penelitian dilanjutkan oleh Elton Mayo dan Roetlishberger. Penelitian tidak hanya pada
17
Ilmu sosial, dengan paradigma fakta sosial juga beranggapan bahwa realitas
sosial juga diatur oleh hukum-hukum tertentu. Dan tugas ilmu sosial adalah untuk
menemukan hukum-hukum yang mengatur realitas sosial. Dengan ditemukannya
hukum-hukum tersebut maka orang bisa menggunakannya untuk memperbaiki
kehidupan sosial agar menjadi lebih baik. Dalam ilmu alam gejala-gejala alam bisa
diukur, misalnya temperatur, panjang-pendek/lebar, kecepatan, kepadatan, dsb. Karena
gejala-gejala alam bisa diukur maka dalam ilmu alam orang bisa meramalkan kejadian-
kejadian atau peristiwa-peristiwa dengan lebih tepat atau pasti. Ahli sosiologi yang
menggunakan paradigma fakta sosial juga berpandangan bahwa gejala-gejala sosial pun
bisa diukur.
akan terjadi dan berlangsung lama kalau kedua belah pihak bisa mendapat keuntungan.
Kelompok bisa terbentuk kalau para calon anggotanya melihat potensi keuntungan yang
bisa diperolehnya. Selama para anggota kelompok merasa puas dengan keuntungan
yang bisa diperoleh dengan menjadi anggota kelompok maka para anggota tersebut
akan terus bertahan menjadi anggota kelompok.
harus dimiliki oleh para pekerja. Karena ada syarat seperti itu maka banyak orangtua
yang mendorong anaknya untuk melanjutkan pendidikan. Ada pula pekerja yang
mengikuti kursus pendidikan Paket B.
Mengapa perlu sosiologi industri? Kita tahu bahwa kegiatan industri tidak hanya
melibatkan satu orang saja. Kegiatan industri melibatkan beberapa orang, bahkan satu
kegiatan industri bisa melibatkan ratusan atau ribuan orang. Kegiatan industri yang
melibatkan banyak orang perlu diorganisir dengan baik supaya kegiatan industri bisa
berjalan dengan lancar. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kegiatan industri akan
membentuk kelompok atau organisasi sosial. Kelompok atau organisasi sosial tersebut
nampak teratur karena adanya norma-norma baik yang tertulis maupun tidak tertulis,
ada prosedur kerjanya yang standar. Dalam kelompok atau organisasi sosial bisa juga
muncul konflik, persaingan dan harmoni. Kelompok atau organisasi sosial yang
melingkupi kegiatan industri bisa mendukung tercapainya tujuan kegiatan industri tetapi
juga bisa menghambat pencapaian tujuan. Misalnya, persaingan antar industri
menyebabkan organisasi industri yang birokratis (hirarkhis/vertikal) dan kaku tidak bisa
mendukung pencapaian tujuan-tujuannya. Akibatnya, pada saat ini banyak perusahaan
yang membuat organisasinya lebih flat (horizontal) dan tidak hirarkhis. Misalnya,
pabrik mobil tidak memproduksi mobil dengan menggunakan komponen-komponen
yang semuanya diproduksi sendiri. Sebagai gantinya, pabrik mobil bekerja sama dengan
perusahaan-perusahaan yang memproduksi komponen-komponen mobil. Kalau pabrik
dalam memproduksi mobil hanya menggunakan komponen-komponen buatannya
sendiri maka organisasinya akan menjadi lebih hirarkhis. Atau, IPTN Bandung yang
memproduksi pesawat terbang Cassa menggunakan mesin yang diproduksi oleh
perusahaan General Electrics di Amerika Serikat; perusahaan pesawat terbang Boeing
di Amerika Serikat yang menghasilkan Boeing 747 menggunakan mesin jet Rolls Royce
yang diproduksi di Inggris.
yang bisa meningkatkan produktivitas dan upah para pekerja juga bisa memuaskan para
pekerja itu sendiri. Misalnya, dulu pabrik mobil Ford menerapkan metode produksi
dimana pekerjaan dibagi-bagi menjadi bagian-bagian atau potongan-potongan kerja
yang sangat sederhana. Para pekerja tidak perlu memiliki keahlian yang tinggi dan
hanya mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang sangat sederhana. Misalnya, dari hari ke
hari para pekerja pekerjaanya hanya memasang ban mobil, kemudian para pekerja yang
lain mengerjakan pekerjaan lain dengan cara yang sama. Dengan metode produksi
seperti itu terjadi peningkatkan produktivitas perusahaan dan peningkatan upah para
pekerja. Tetapi, para pekerja banyak yang tidak bisa bertahan bekerja di perusahaan
tersebut. Banyak di antara para pekerja yang hanya bisa bertahan selama tuga hari, dan
setelah itu mengundurkan diri dari perusahaan (Volti, 2011:50).
Kata-kata Kunci:
Bacaan:
Royce, Edward, 2015, Classical Social Theory and Modern Society, New York:
Rowman and Littlefield.
Smith, J.H., 1959, “New Ways in Industrial Sociology”, the British Journal of
Sociology, Vol. 2, No. 3.
Volti, Rudi, 2012, An Introduction to Sociology of Work and Occupations, London:
Sage Publication.
Watson, Tony J., 2003, Sociology, Work and Industry, London: Routledge.