BAB III
Tujuan:
Hidup kita pada saat ini semakin tidak bisa lepas dari ketergantungan pada
teknologi. Teknologi yang berupa peralatan yang kita gunakan dibuat dengan
menggunakan teknologi pula. Masyarakat yang masih sederhana peralatan yang
digunakannya merupakan teknologi yang digerakan dengan tenaga manusia atau hewan
(animated technology) sedangkan dalam masyarakat yang telah maju teknologinya tidak
digerakkan tenaga manusia atau hewan (unanimated technology). Dalam kegiatan
produksi teknologi bisa melipatgandakan tenaga manusia. Dengan peralatan teknologi
yang maju kegiatan produksi bisa menghasilkan produk barang 20 atau 100 kali
daripada dengan teknologi yang digerakkan dengan tenaga manusia atau hewan. Pada
masyarakat primitif dimana teknologinya masih sangat sederhana seperti tombak dan
panah untuk berburu binatang orang harus bekerja dari ke hari dengan hasil tangkapan
yang sedikit. Hal ini menyebabkan tidak ada waktu untuk beristirahat. Atau tidak ada
perbedaan antara bekerja dan istirahat. Pada saat masyarakat mulai bertani karena
teknologinya sudah maju orang bisa memproduksi bahan pangan dalam jumlah yang
lebih besar. Bahan makanan bisa disimpan berbulan-bulan sehingga orang tidak harus
bekerja keras setiap hari.
yang bekerja di bidang pertanian hanya 2 persen dari keseluruhan penduduk. Pada
masyarakat industri teknologi semakin maju, dan orang harus bekerja setiap hari karena
kebutuhan hidup yang semakin beragam, bukan hanya kebutuhan makanan yang cukup
saja. Namun demikian, dalam masyarakat industri ada perbedaan yang sangat jelas
antara waktu kerja dan waktu istirahat.
III.1. T e k n o l o g i
Dalam masyarakat industri hanya ada sedikit orang yang bekerja di rumah
tangga atau di lingkungan masyarakat. Sebagian besar dari mereka bekerja di
perusahaan-perusahaan dengan organisasi yang semakin kompleks. Perusahaan-
perusahaan tersebut dalam kegiatan produksinya didukung dengan teknologi. Teknologi
dan organisasi sangat erat hubungannya, meski tidak berarti bahwa bentuk organisasi
65
ditentukan oleh bentuk atau jenis teknologi. Menurut Hodson dan Sullivan teknologi
dan organisasi merupakan dua sisi dari koin yang sama atau pasangan yang tidak
terpisahkan satu dengan yang lan. Koin tersebut dinamakan hubungan-hubungan sosial
produksi. Hubungan-hubungan sosial tersebut meliputi sarana material dan non-material
dan teknik yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Hubungan-hubungan
sosial produksi meliputi peralatan dan mesin yang digunakan, keahlian dan ketrampilan
yang diperlukan, kelompok formal dan informal yang digunakan, dan struktur
organisasi besar serta hubungan-hubungannya dengan organisasi-organisasi lain dalam
masyarakat (Hodson dan Sullivan, 2008).
Menurut Denis Goulet teknologi memiliki tiga bentuk: (1) Teknologi yang
melekat pada alat seperti mesin, komputer, dan alat yang nampak sederhana seperti
obeng atau pisau. (2) Teknologi yang melekat pada manusia, seperti keterampilan atau
keahlian. (3) Teknologi yang melekat pada resep (Goulet, 1971). Teknologi yang
melekat pada resep ini berupa rumus atau formula untuk membuat barang, seperti
bagaimana membuat plastik, cara menanam tanaman dengan baik, dsb. Seringkali
dalam menggunakan komputer atau mesin (teknologi yang melekat pada alat) juga
membutuhkan keahlian (teknologi yang melekat pada diri manusia) tertentu untuk
mengoperasikannya. Tanpa keahlian untuk menggunakannya maka komputer tidak ada
manfaatnya sama sekali. Karena itu, penggunaan peralatan (teknologi yang melekat
pada alat) seperti komputer harus dilengkapi dengan ketrampilan atau keahlian
(teknologi yang melekat pada manusia).
66
Agar kegiatan industri bisa berjaan dengan baik maka kegiatan industri perlu
diorganisir. Organisasi industri merupakan salah satu bentuk organisasi ekonomi.
Organisasi ekonomi sebagian memiliki struktur sebagai berikut:
a. Kompleksitas
b. Formalisasi
barang yang sejenis. Industri yang hasil produksinya bersifat standar aturan-aturan yang
tertulis bisa diterapkan, bahkan sangat diperlukan. Industri yang produksinya
menggunakan mesin biasanya produksinya bersifat standar. Agar standar produknya
tidak berubah, maka aturan-aturan tertulis diperlukan. Industri kerajinan biasanya
produksinya tidak standar. Ada banyak variasi produk kerajinan yang dihasilkan agar
bisa mengikuti selera konsumen. Variasi produk tidak memungkinkan penggunaan
mesin yang biasanya hanya memberikan keuntungan kalau produk yang dibuatnya
dalam jumlah besar. Pembuatan aturan tertulis dalam melaksanakan pekerjaan dalam
industri kerajinan bisa berakibat buruk karena bisa membatasi kreativitas dalam
pembuatan barang.
c. Sentralisasi
Teknologi ini digunakan dalam masyarakat yang masih primitif untuk mengambil
material yang diperlukan untuk mempertahankan hidup. Teknologinya berupa alat
71
seperti tombak, panah, batu penumbuk, bakul, dsb. Untuk membuat peralatan
tersebut dibutuhkan pengetahuan tertentu untuk mendapatkan bahannya, misalnya
kayu apa, atau batu seperti apa, dimana mendapatkannya dan bagaimana cara
membuatnya. Bagaimana menghaluskan batu agar bisa digunakan sebagai alat,
bagaimana menganyam bambu untuk dijadikan bakul, dsb. Kesederhanaan
teknologi ini membuat kapasitasnya untuk menghasilkan barang-barang kebutuhan
manusia sangat terbatas.
Teknologi kerajinan ini banyak digunakan pada klaster (kumpulan dalam jumlah
besar) industri mebel di Leilem, Minahasa, industri rumah kayu di Desa Woloan,
Tomohon, dan industri gerabah di Desa Pulutan, Minahasa, dan di Desa Kasongan,
Yogyakarta. Klaster industri tersebut merupakan klaster industri kecil yang
pekerjanya kurang lebih 10 orang tiap unit industrinya. Para pekerjanya terdiri dari
para perajin atau tukang yang mendapat ketrampilan dan keahliannya lewat proses
magang.
.
GAMBAR 6: Proses perakitan mobil pada assembly line
tempat kerja seperti kondisi sosial, budaya dan organisasi yang bebas dari faktor
teknologi. Karena itu, tergantung paa bagaimana cara teknologi diterapkan oleh
manajemen perusahaan dan digunakan oleh pekerja, sehingga teknologi bisa
menurunkan atau meningkatkan keahlian para pekerja.
Para sarjana ilmu sosial mengukur tingkat keahlian dan ketrampilan suatu
pekerjaan dari segi komplekitas, diversitas (keragaman) dan otonomi. Konpleksitas
menunjuk pada tingkat, cakupan dan integrasi pekerjaan fisik, mental dan interpersonal
(hubungan antar peribadi dalam menjalankan pekerjaan). Pekerjaan yang lebih banyak
menggunakan tenaga memasang ban pada pabrik mobil merupakan pekerjaan yang
sangat sederhana tetapi pekerjaan sebagai sekretaris merupakan pekerjaan yang lebih
kompleks karena disamping melibatkan kerja fisik juga kerja mental dan membutuhkan
ketrampilan menjalin hubungan dengan banyak orang dalam menjalankan pekerjaannya.
Diversitas menunjuk pada jumlah tugas dan tanggungjawab yang dituntut oleh satu
pekerjaan. Sekretaris dan manajer memiliki diversitas yang lebih besar dan sekaligus
juga lebih kompleks daripada pekerjaan Satpam. Otonomi menunjuk pada penentuan
oleh diri sendiri (self-direction) tentang bagaimana menjalankan pekerjaan dan
keleluasaan untuk melakukan improviasi secara kreatif dalam menjalankan tugas.
Biasanya pekerjaan yang lebih kompleks, beragam dan otonom merupakan pekerjaan
yang posisinya tinggi dan tinggi pula gajinya. Pekerjaan seperti ini juga membutuhkan
proses pendidikan dan pelatihan yang lebih lama.
77
Lamanya pendidikan dan latihan yang diperlukan untuk memasuki satu jenis
pekerjaan merupakan indikator tingkat keahlian yang diperlukan jenis pekerjaan
tersebut. Pekerjaan yang bisa dilakukan oleh pekerja lulusan SD menunjukkan
pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang sangat sederhana dan tidak membutuhkan
kerja mental dan keahlian dalam hubungan interpersonal. Sebaliknya pekerjaan yang
memelukan pendidikan universitas menandakan bahwa pekerjaan tersebut lebih banyak
membutuhkan pekerjaan intelek-mental dan keahlian hubungan interpersonal. Keahlian
dan kerampilan dalam melaksanakan pekerjaan sering tidak cukup hanya mengandalkan
pada pendidikan formal. Ada jenis keahlian lain yang tidak dapat diperoleh lewat
pendidikan formal tetapi hanya bsa diperoleh lewat pengalaman kerja secara langsung.
Keahlian ini dinamakan tacit skills. Contoh sederhana tacit skills adalah keahlian orang
pada saat orang melepaskan kopling mobil di jalan tanjakan. Keahlian seperti ini tidak
bisa diajarkan dengan kata-kata tetapi bisa didapat dengan praktik langsung secara
berulang-ulang. Sama seperti keahlian mengetik dengan cepat dimana orang tidak perlu
teres-menerus melihat keyboard.
Pembagian kerja dalam masyarakat sederhana didasarkan pada gender dan umur.
Pembagian kerja berdasarkan gender ada dimana laki-laki bekerja berat berburu hewan
dan menangkap ikan sedangkan perempuan bekerja di rumah seperti memasak atau
mengolah hasil buruan, dan di sekitar rumah. Pembagian kerja atas dasar umur ada
dimana orang dewasa melakukan pekerjaan yang berat dan membutuhkan keahlian
tertentu dan anak-anak membantu orang tua pada saat dibutuhkan dan dimana
tenaganya memungkinkan. Dengan membantu orang tua ini anak-anak akan
mendapatkan pengetahuan dan keahlian dalam bekerja. Dalam masyarakat yang sangat
sederhana, organisasi kerja tidak bisa dipisahkan dengan keluarga. Keluarga dan
organisasi kerja menjadi satu. Kelompok masyarakat juga merupakan organisasi kerja.
Ada dua bentuk pembagian kerja, yaitu pembagian kerja sosial dan pembagian
kerja manufaktur. Pembagian kerja sosial adalah pembagian kerja yang ada dalam
masyarakat luas di luar tempat kerja (pabrik atau perusahaan). Pembagian kerja sosial
nampak pada adanya aktivitas di bidang politik, di badang agama, di bidang kesehatan,
dan di bidang ekonomi. Dalam bidang ekonomi ada pembagian kerja lagi, misalnya di
bidang pasar, perbankan, pertanian, dsb. Pembagian kerja manufaktur adalah pembagian
kerja yang ada dalam organisasi industri atau organisasi pekerjaan. Dalam organisasi
industri ada pembagian kerja seperti bagian produksi, bagian pemasaran, bagian
pembelian, bagian personalia dan bagian keuangan. Pada bagian produksipun pekerjaan
di bagi-bagi lagi menjadi tugas-tugas pekerjaan yang lebih sederhana. Pembagian kerja
dalam organisasi industri ini disebut dengan pembagian kerja manufaktur.
sepatu. Dengan cara ini dalam sehari bisa dihasilkan lebih banyak sepatu. Membagi atau
mengurai tugas pekerjaan menjadi beberapa bagian tugas ini dinamakan analisa
pekerjaan. Analisa pekerjaan ini menghasilkan efisiensi dalam mengolah bahan baku
dan dalam irama kerja. Pembagian kerja manufaktur juga berupa membagi dan
menyerahkan bagian-bagian pekerjaan pada orang-orang yang berbeda-beda. Jadi ada
orang yang bertugas membuat sol sepatu, orang yang bertugas membuat bagian atas
sepatu, dan orang yang bertugas menyatukan sol sepatu dan bagian atas sepatu, dan
akhirnya menghasilkan banyak sekali sepatu.
mengerjakan hanya satu tugas yang sangat sederhana. Para pekerja paling bawah ini
mengalami apa yang biasa disebut deskilling (kehilangan keahlian dan ketrampilan).
Mereka dibayar murah, mudah dipecat dan sulit mendapat pekerjaan (karena tidak
punya keahlian dan ketrampilan).
Kontrol personal secara langsung adalah kontrol dimana pengusaha atau pemilik
perusahaan menunjukkan kepada para pekerja mengenai bagaimana cara bekerja,
kecepatan serta tahap-tahapan kerjanya. Pemilik perusahaan menilai pekerja dan
memberikan upah atau ganjaran serta memberi hukuman kalau melakukan
kesalahan. Di jaman dulu para pekerja terdiri dari para budak dimana kalau
melakukan kesalahan bisa mendapatkan hukuman fisik yang keras. Di awal revolusi
industri hukuman dilakukan dalam bentuk bentakan atau cacian, hukuman fisik dan
pemecatan. Pada zaman sekarang hukuman fisik sudah jarang sekali dilakukan.
Ancaman pemecatan merupakan bentuk hukuman paling keras. Pada saat ini
berbagai bentuk ganjaran atau hadiah merupakan sarana untuk mengotrol para
pekerja. Kontrol langsung tidak bisa dilakukan kalau industrinya sudah besar karena
keterbatasan kemampuan pemilik untuk secara langsung mengontrol para pekerja.
Pada saat ini kontrol langsung oleh pemilik banyak dilakukan dalam industri kecil
dan industri rumah tangga. Dalam industri kecil dan industri rumah tangga, kontrol
secara langung oleh pemili bisa dilakukan dengan mudah karena jumlah pekerjanya
sangat sedikit.
Kalau industri semakin besar maka kontrol langung tidak bisa lagi diterapkan.
Sebagai gantinya, industri besar dalam melakukan kontrol menggunakan
menggunakan tenaga yang secara khusus dibayar untuk ditugaskan sebagai
81
pengawas. Di Amerika kontrol pekerja oleh pengawas dilakukan pada tahun 1900
dalam industri baja, kereta api, tekstiel. Tetapi sistem kontrol menggunakan
pengawas ini tidak sesuai dengan organisasi pekerjaan dalam sistem industri
produksi masal karena dalam sistem ini lebih membutuhkan koordinasi dan
standardisasi.
c. Manajemen ilmiah
Para pekerja dalam sistem ini sering menolak bekerja dengan cepat sesui dengan
kapasitasnya. Untuk mengatasi hal seperti ini maka pekerja yang pandai diganti
dengan pekerja yang kurang ahli. Meskipun demikian manajemen ilmiah tetap
menghadapi banyak penolakan dari para pekerja. Para pekerja merasa dikontrol
terlalu ketat dalam menjalankan tugas pekerjaannya. Meskipun upahnya menjadi
lebih tinggi tetapi para pekerja juga marah pada sistem kontrol ini. Para pekerja
khawatir bahwa produktivitas yang tinggi pada akhirnya akan membuat perusahaan
menurunkan upahnya, karena upah tidak sebanding dengan tingkat produktivitas
pekerja. Para manajer tingkat bawah dan para pengawas juga marah karena mereka
merasa kehilangan wewenangnya untuk melakukan pengawasan (Volti, 2011:58).
d. Kontrol teknis
para pekerja. Dalam sistem ini material yang dibawa oleh conveyor pada assembly
line bergerak secara terus menerus dan berhenti sebentar untuk dilengkapi dengan
bagian material lain. Dalam sistem ini kontrol oleh pengawas tidak terlalu penting.
Gerakan assembly line yang memaksa pekerja untuk bekerja.
Dengan assembly line terjadi pengurangan waktu kerja untuk menyelesaikan satu
pekerjaan. Assembly line pertama diterapkan di pabrik mobil Ford. Dengan prosedur
kerja yang lama dibutuhkan waktu 18 menit. Setelah tugas pekerjaan dibagi-bagi
dibutuhkan waktu13 menit. Dan setelah assembly line diperbaiki waktu kerja
berkurang menjadi 5 menit. Waktu untuk menghasilkan mesin berkurang dari 12
jam menjadi 6 jam. Sedangkan untuk merakit chasis waktunya berkurang dari 12
jam 30 menit menjadi 1 jam 33 menit. Dengan teknologi assembly line pabrik mobil
Ford menghasilkan mobil Ford Model T yang mendominasi Amerika pada tahun
1920-an. Tetapi pekerjaan dengan sistem assembly line dirasakan sangat berat dan
membosankan oleh para pekerja. Bekerja pada assemby line para pekerja harus
bekerja yang kecepatannya ditentukan oleh kecepatan assembly line. Pada tahun
1913, dari semua pegawai yang baru bekerja 71% diantaranya mengundurkan diri
kurang dari 5 hari setelah mulai bekerja (Volti, 2011:50).
83
aturan birokrasi meluas sampai pada bagaimana karyawan harus melayani dengan
sapaan yang ramah dan penuh dengan senyum. Misalnya, kalau kita datang ke bank
kita akan disambut oleh Satpam dengan mengucapkan kata-kata “Ada yang perlu
dibantu”?
Kontrol terhadap para pekerja tidak hanya dilakukan secara internal oleh
manajemen. Terutama pada industri jasa para customer atau konsumen juga
dilibatkan dalam mengontrol kinerja para pekerja. Pada beberapa perusahaan sering
menempelkan pada kendaraan perusahaan kata-kata “kalau pengemudi tidak hati-
hati laporkan ke no hp 08 ….” Beberapa perusahaan kadang minta kepada
pelanggannya untuk melaporkan keluhan-keluhannya kalau ada karyawan yang
tidak melayani dengan baik. Ada juga yang menyediakan tempat kotak kritik dan
saran yang disediakan untuk menampung kritik dan keluhan para pelanggan.
Penggunaan call centre oleh berbagai perusahaan juga merupakan bentuk kontrol
oleh customer.
Kontrol terhadap pekerja memang merupakan tugas dari para manajer. Namun
demikian tanggungjawab untuk mengontrol para pekerja bisa didelegasikan kepada
para pekerja sendiri sehingga para pekerja mengontrol diri mereka sendiri. Hal ini
dilakukan dengan cara manajer dan para pekerja secara bersama-sama untuk
membuat aturan bagi para pekerja. Dengan cara demikian para pekerja akan
mematuhi aturan yang mereka buat sendiri. Pembentukan tim yang terdiri dari para
pekerja juga merupakan cara bagaimana manajer berusaha mengontrol para pekerja.
Para pekerja sebagai sebuah tim membuat kesepakatan-kesepakatan sendiri
bagaimana mereka bekerja. Di sini manajer bersama-sama para pekerja menentukan
sendiri mana pekerja yang rajin dan tidak rajin, pekerja yang produktif dan yang
tidak produktif. Cara seperti ini akan mendorong para pekerja untuk berdisiplin diri.
Panopticon adalah bangunan atau menara yang tinggi yang diusulkan oleh Jeremy
Bentham untuk dibangun di penjara mengawasi para narapidana. Para narapidana
tidak bisa melihat pengawas tetapi pengawas bisa melihat para narapidana. Dengan
85
cara demikian, para narapidana akan merasa diawasi terus menerus. Prinsip kontrol
atau pengawasan seperti ini pada saat ini juga banyak digunakan di perusahaan atau
di kantor-kantor dalam bentuk penggunaan alat pengawas elektronik seperti CCTV.
Penggunaan CCTV yang dipasang di tempat kerja merupakan bentuk cara
bagaimana manajemen atau pimpinan mengawasi para pekerja atau pegawainya.
Fingerprint untuk mengontrol kehadiran pegawai juga merupakan bentuk
panopticon.
Kata-kata kunci:
Birokrasi Panopticon
Organisasi industri Teknologi
Formalisasi Teknologi craft
Kompleksita Teknologi sederhana
Kontrol teknik Teknologi produksi massal
Pekerjaan Up-grading
Assembly line Deskilling
Surveillance
Bacaan:
Edgell, Stephen, Heidi Gottfried dan Edward Granter, 2013, the Sage Handbook of the
Sociology of Work and Employment, Thousand Oaks, California: Sage
Publication Ltd.
Goulet, Dennis, 1971, the Cruel Choice: A New Concept in the Theory of Development,
New York: Atheneum Press.
Hodson, Randy dan Teresa Sullivan, 2008, the Social Organization of Work, Belmond
C.A.: Thompson Wadsworth.
Smith, Vicki, 2013, Sociology of Work: An Encyclopedia, New Delhi: Sage Publication
India Pvt. Ltd.