Anda di halaman 1dari 6

Nama : Bernadus Dhamas H

NIM : 170910301048
Matkul: Sosiologi Industri

 Sosiologi Industri
Sosiologi industri adalah kajian ilmu pengetahuan sosial diterapkan untuk memecahkan
ataupun berguna dalam mengenal berbagai masalah yang terjadi dalam masyarakat industri,
dimana untuk sasaran penelitian yang ada di dalam sosiologi industri ialah tingkah laku manusia
dalam kelompok masyarakat industri. George R. Terry (1997), definisi sosiologi industri adalah
kajian ilmu sosial yang dilakukan melalui pendekatan penelitian kuantitatif sehingga proses
pendekatan dalam spesifikasi ilmu ini menitikberatkan pada penggunaan proses sistematis
sekaligus matematis terhadap metode pemecahan masalah yang dikemukakan.
Sosiologi Industri mengkaji tentang dunia industri dan pola - pola ekonomi dan juga
struktur industri yang akan membentuk masyarakat yang cerdas dalam perekonomian maupun
perindustrian seperti saat ini, serta memberikan identitas sosial pada seseorang dan gaya hidup
serta membentuk bagaimana masyarakat yang berada disekitar kita. Industrialisasi berasal dari
kata industri yang berarti memiliki makna kegiatan memproses atau mengolah barang dengan
menggunakan sarana dan peralatan, melalui mesin. Idustrialisasi mempunyai pengaruh yang
cukup besar pada perubahan tata kehidupan masyarakat. Industrialisasi dapat mengubah bentuk
kesejahteraan masyarakat, cara manusia dalam berinteraksi, cara berpikir hingga pola
pengelompokan dan penggolongan manusia di dalam masyarakat. Pada masa kini, tidak ada satu
masyarakat atau negara pun yang tidak menggunakan industri sebagai mesin penggerak
perubahan sosial ekonominya.
Dalam hal ini, sosiologi industri, selaku cabang ilmu terapan, tidak seperti ilmu falsafah
yang ingin menjelaskan kepada setiap anggota kelompok masyarakat nilai-nilai hidup yang harus
diikuti atau cara bagaimana anggota kelompok itu harus berprilaku, tetapi hanya
inginmenggambarkan dengan nyata mungkin apa yang sedang dikerjakan atau apa yang sedang
terjadi dalam kelompok masyarakat industri itu.
 Masyarakat Industri
Masyarakat merupakan suatu perwujudan kehidupan bersama manusia. Sebagai sebuah
kelompok sosial masyarakat berlangsung pula proses kehidupan sosial, proses antar hubungan
dan antar aksi, dalam sistem dan prosesi tertentu. Sebagai suatu sistem, individu-individu yang
ada di dalam masyarakat saling berhubungan atau berinteraksi satu sama lain, misalnya dengan
melakukan kerja sama guna memenuhi kebutuhan hidup masing-masing. Masyarakat industri
adalah masyarakat yang mempunyai ciri utamanya produksi barang, seperti makanan, pakaian,
bahan bangunan, dan sebagainya, dengan bantuan teknologi mesin yang digerakkan oleh sumber
daya energi nonhewani (sumber daya baru). Penggunaan energi hewan yang marak di tahap
masyarakat agraris berkurang penggunaannya. Teknologi mesin yang operasinya didukung oleh
sumber daya energi baru (bahan bakar fosil) membuat proses produksi jauh lebih cepat dengan
hasil jauh lebih banyak ketimbang yang bisa dilakukan masyarakat sebelumnya. Material surplus
dalam masyarakat ini terjadi berkali-kali lipat. Apalagi dengan ditemukannya teknologi kereta
uap, kapal uap, listrik, rel-rel besi, dan juga komunikasi kawat yang memungkinkan proses
distribusi hasil produksi semakin cepat dan ekstensif
Manusia cenderung bersifat dinamis. Selalu ada perubahan yang terjadi pada diri
manusia. Semakin meningkatnya kebutuhan hidup sedangkan SDA yang tersedia semakin
menipis dan lahan kerja yang tidak memadai. Perubahan paling sederhana yang tampak secara
spasial adalah alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan industri dan kawasan perumahan
yang tentu berdampak pada beralihnya profesi masyarakat petani ke profesi lain. Hal ini
mempunyai pengaruh pada pola hidup, mata pencaharian, perilaku maupun cara berpikir
Masyarakat dan kebudayaan memang saling mempengaruhi, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Pengaruh tersebut dimungkinkan karena kebudayaan merupakan produk dari
masyarakat. Pengaruh yang nantinya akan membuat perubahan umumnya terjadi karena adanya
tuntutan situasi sekitar yang berkembang. Sehingga, masyarakat yang awalnya masyarakat
pertanian lambat laun berubah menjadi masyarakat industry. Perubahan sosial terjadi karena
adanya kondisi-kondisi sosial primer, misalnya kondisi ekonomi, teknologi, georafi dan biologi.
Kondisi-kondisi inilah yang menyebabkan terjadinya perubahan pada aspek-aspek kehidupan
sosial lainnya.
 Sistem Produksi (Kelas dan Pasar Tenaga Kerja)
Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan potensi. Potensi tersebut antara
lain dalam bidang Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia. Dilihat dari segi SDA-nya,
Indonesia tentu saja memiliki beragam variasi hasil alam yang dapat diolah dan dikembangkan
menjadi sesuatu yang bernilai tambah. Dalam pengolahan SDA ini dibutuhkan manusia sebagai
subjeknya. Dilihat dari segi SDM, mungkin di Indonesia ini masih tergolong standar. Untuk
mengolah barang-barang mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang memiliki
nilai jual tentu dibutuhkan ketrampilan. Ketrampilan tersebut dapat diperoleh melalui pelatihan
dan pengalaman. Sedangkan kegiatan pengolahan barang itu sendiri merupakan proses kegiatan
industri. Perkembangan industri-industri di suatu tempat tergantung pada SDM-nya. Baik
industri kecil, menengah, maupun yang besar, dibutuhkan suatu ketelitian dan kerjasama antar
manusia yang satu dengan manusia yang lain.
Pasar tenaga kerja sebagai tempat bertemunya pencari kerja (supply) dan penerima kerja
(demand) saat ini mengalami perkembangan yang cukup pesat seiring dengan berbagai
perkembangan penemuan teknologi. Berbagai penemuan teknologi tersebut dikenal mendorong
berkembangnya istilah revolusi industri. Oleh karena itu betapa pentingnya penguasaan ilmu
pengetahuan oleh suatu bangsa, karena penemuan tersebut tidak hanya berdampak terhadap
perubahan sosial, budaya namun juga berpengaruh terhadap kondisi ketenagakerjaan. Kondisi
industri yang begitu cepat diikuti oleh pasar tenaga kerja yang dimana kondisi pasar kerja saat ini
mengarah ke fleksibilitas tenaga kerja dimana lalu lintas tenaga kerja tidak hanya lintas daerah
namun juga sudah lintas negara. Kondisi pasar kerja saat ini selain terampil juga dibuktikan
dengan sertifikasi khususnya yang diakui di tingkat internasional. Sertifikasi tersebut sebagai
pengakuan dan merupakan bagian dari cara kerja kapitalis. Hal tersebut bertujuan untuk
mendapatkan tenaga kerja yang terampil. Pembagian kerja sebagai upaya dalam efisiensi dan
bentuknya kondisi sekarang ini adalah dalam bentuk sertifikasi tersebut.
Sosiologi mikro adalah bagian dari sosiologi yang menerangkan berbagai kenyataan
dalam kehidupan sehari-hari sesungguhnya merupakan suatu koreksi terhadap cara pendekatan
sosiologi makro. Koreksi yang dilakukan oleh analisa sosiologi mikro adalah bahwa: “makna
kerja bukanlah makna kehidupan”. Pengalaman kerja bukanlah satu-satuya faktor yang
membentuk identitas individu yang diantaranya meliputi kedudukan, bahasa di dalam hubungan
antar individu. Adat-istiadat dan gaya hidup merupakan dua faktor utama yang memberikan
identitas diri. Dalam hal ini secara umum diterangkan beberapa macam interaksi dan pengalaman
subyektif dalam dunia kerja dan industri. Usaha kecil yang berkembang pada umumnya
merupakan usaha rumah tangga yang sebagian besar masih bercampur dengan tempat tinggalnya,
dan masih memerlukan pembinaan yang terus-menerus agar masalah yang dihadapi seperti
permodalan dan pengelolaan dapat diatasi (Industri Mikro dan Kecil).
Berkembangnya industri kecil di latar belakangi oleh penduduk Indonesia yang tingkat
pendidikannya relatif rendah serta mempunyai sedikit modal. Hal ini berdampak pada
terbatasnya kegiatan ekonomi masyarakat, terutama bagi masyarakat yang mulai memasuki usia
kerja, tanpa adanya bekal pendidikan serta modal yang cukup, maka pilihannya adalah bekerja
atau membuka lapangan kerja di sektor industri kecil dan menengah (UKM). Intensitas teknologi
yang relative rendah membuat UKM berkembang pesat, sebab modal yang diperlukan tidak
terlalu besar. Disisi lain, UKM juga dapat menyerap banyak tenaga kerja di lingkungan
berkembangnya UKM. Selain tidak memerlukan modal yang besar dalam perkembangannya,
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memiliki peran strategis mengingat berbagai potensi yang
dimiliki terutama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar

 Interaksi Sosial Pada Masyarakat Industri


Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis menyangkut
hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara
orang perorangan dengan kelompok manusia. Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial
dimulai pada saat itu.
Tingkah laku individu yang dimanifestasikan keluar itu, pada hakikatnya bersumber dari
potensi yang menetap dalam diri individu itu sendiri. Semua tingkah laku tersebut pada dasarnya
mencerminkan fungsi individu di dalam kelompok. Dan tingkah laku ini cocok atau sesuai
dengan konsep masyarakat yang dituntutkan pada diri masing-masing individu tersebut. Dengan
demikian sebagian besar dari tingkah laku manusia itu selalu berkorelasi dengan kedudukannya
dalam suatu kelompok sosial dan berkorelasi dengan kedudukannya dalam suatu kelompok
sosial dan berkorelasi pula dengan situasi dan peranan sosialnya.
Banyak fakta membuktikan, bahwa lebih mudah mengubah tingkah laku sekelompok
orang daripada mengubah tingkah laku individu demi individu. Jelasnya lebih mudah mengubah
seseorang dalam ikatan kelompok daripada secara individu. Maka jelaslah bahwa tekanan sosial
itu besar sekali peranannya dalam usaha pembentukan kebiasaan, tingkah laku, sikap dan disiplin
kerja di dalam lingkungan. Pada masyarakat industri dapat dijumpai aksi-aksi dan reaksi-reaksi
yang timbal balik dari masing-masing individu yang tergantung dalam kelompok tersebut. Agar
terjadi ketertiban didalam organisasi, perlu adanya pengaturan mengenai pembagian tugas, cara
kerja dan hubungan antara pekerja yang satu dengan pekerja yang lain, serta pribadi yang satu
dengan pribadi yang lain.

 Kaitannya dengan Pekerjaan Sosial Industri


Pekerjaan Sosial Industri dapat didefinisikan sebagai lapangan praktik Pekerjaan Sosial
yang secara khusus menangani kebutuhan-kebutuhan kemanusiaan dan sosial di dunia kerja
melalui berbagai intervensi dan penerapan metoda pertolongan yang bertujuan untuk memelihara
adaptasi optimal antara individu dan lingkungannya, terutama lingkungan kerja. Dalam konteks
ini, menangani beragam kebutuhan individu dan keluarga, relasi dalam perusahaan, serta relasi
lain yang lebih luas antara tempat kerja dan masyarakat yang dikenal dengan istilah
tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR). Pekerja Sosial
sebagai agen perubahan yang bertugas mewujudkan keberfungsian sosial masyarakat agar
terciptanya kesejahteraan sosial memiliki peran-peran tersendiri dalam menjalankan praktiknya.
Dalam dunia industri, pekerja sosial memiliki tugas serta peranan tersendiri.
Kebijakan, perencanaan dan administrasi. Bidang ini umumnya tidak melibatkan
pelayanan sosial secara langsung. Sebagai contoh, perusahaan tidak melibatkan kebijakan untuk
peningkatan karir, pengadministrasian program-program tindakan afirmatif, pengkoordinasian
program-program jaminan sosial dan bantuan sosial bagi para pekerja, atau perencanaan
kegiatan-kegiatan sosial dalam departemen-departemen perusahaan. Praktik langsung dengan
individu, keluarga dan populasi khusus. Tugas Pekerja Sosial dalam bidang ini meliputi
intervensi krisis (crisis intervention), asesmen (penggalian) masalah-masalah personal dan
pelayanan rujukan, pemberian konseling bagi pecandu alcohol dan obat- obatan terlarangm
pelayanan dan perawatan sosial bagi anak-anak pekerja dalam perusahaan atau organisasi serikat
kerja, dan pemberian konseling bagi pensiunan atau pekerja yang menjelang pension. Praktik
yang mengkombinasikan pelayanan sosial langsung dan perumusan kebijakan sosial bagi
perusahaan.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa kebutuhan akan Pekerja Sosial industri dalam
perusahaan sangatlah luas cakupannya. Tidak hanya sekedar menangani dampak dari
pemanfaatan teknologi saja, tapi berbagai aspek seperti dampak dari meningkatnya jumlah
karyawan, peran Pekerja Sosial untuk menjawab isu pemberhentian karyawan dan pada saat
perasaan tidak aman timbul pada pegawai (declining mode), dan juga pada saat terjadi conflict of
interest pada karyawan seperti konflik karyawan dengan serikat kerja, dengan masyarakat lokal,
dengan pemerintah, maupun dengan lembaga swadaya masyarakat yang berhubungan dengan
perusahaan. Semua hal tersebut direalisasikan dalam bentuk pelayanan yang diberikan Pekerja
Sosial industry

Anda mungkin juga menyukai