Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERILAKU KONSUMSI MASYARAKAT ERA


POSTINDUSTRIAL
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiologi Ekonomi dengan
Dosen Pengampu : Drs.Anasis, M.ag

Disusun Oleh :

Reksa Anugrah (1198030214)


Rika Erpia Rahmadani (1198030223)
Rini Nur Aisyah (1198030226)
Salsabila Naprilia Monna (1198030239)

Kelas : Sosiologi 4E

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUN DJATI BANDUNG

2021 M / 1442 H
KATA PENGAsNTAR

Assalamu’alaikum wr.wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaika makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta yakni Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Drs. Anasis,
M.Ag, selaku dosen pengampu dimata kuliah Sosiologi Ekonomi yang telah
memberikan tugas ini. Tidak lupa pula kami mengucapkan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan makalah yang berjudul
Perilaku konsumsi masyarakat era postindustri .
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak sekali kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan juga saran dari para pembaca untuk makalah ini supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Demikian dan jika terjadi banyak kesalahan dalam makalah ini kami
minta maaf yang sebesar-besarnya. Terimakasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb

Bandung, 6 April 2021


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan Masalah .............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3
2.1 Pengertian Masyarakat Konsumsi .................................................. .3
2.2 Gambaran Masyarakat Konsumsi Era Postindustri ........................ .3
2.3 Perilaku Konsumsi Masyarakat Postindustrial ................................ 4
2.4 Dampak Perilaku Masyarakat Postindustrial ................................... 7
BAB III PENUTUP ....................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 10
3.2 Saran ................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 12

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Post-industrial society (masyarakat post-industrial) merupakan sebuah konsep
yang digunakan untuk mengungkapkan karakteristik dari struktur, dinamika dan
kedudukan dari masyarakat industri maju. Sebagaimana konsep baru lainnya
seperti postmodern, konsep masyarakat post-industrial berupaya untuk membuat
pandangan mengenai perubahan substansial yang dialami masyarakat industri
maju sejak akhir Perang Dunia ke II.
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi yang semakin canggih di
zaman globalisasi ini, kita dapat bebas untuk saling berinteraksi ke berbagai
negara1. Didalam masyarakat sendiri terdapat norma dan nilai yang mengatur
segala aspek kehidupan, mulai dari hal yang terkecil yaitu status dan peran sertah
hal yang kompleks yaitu produksi dan komsumsi. Semua aspek tersebut berada
dalam masyarakat yang tercermin didalam pola hidup keseharian.
Komsumsi sendiri menjadi pokok persoalan yang sangat mendasar didalam
masyarakat.
Di era post industrial, masyarakat yang berprilaku konsumtif menjadi
pokok permasalahan yang utama. Dimana pola hidup masyarakat yang ingin serba
instan harus bisa terpenuhi dan menciptakan stabilitas ekonomi agar suatu roda
pemerintahan bisa berjalan dengan baik. Perilaku konsumsi masyarakat juga
didorong oleh kemajuan teknologi dan juga informasi yang berkembang sangat
pesat sampai saat ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan perilaku konsumsi ?
2. Bagaimana gambaran masyarakat postindustri ?
3. Bagaimana perilaku konsumsi masyarakat postindustri ?
4. Apa dampak prilaku konsumsi masyarakat postindustri ?

1
Burhan Bungin. 2014. Sosiologi Komunikasi Teori Paradigma dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana. hlm. 100.

1
2

1.3 Tujuan Masalah


Adapun tujuan dari tersusunnya makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa sebenarnya yang di maksud dengan perilaku
konsumsi
2. Untuk mengetahui bagaimana gambaran masyarakat postindustri
3. Untuk mengetahui perilaku konsumsi masyarakat postindustri
4. Untuk mengetahui apa saja dampak perilaku konsumsi masyarakat
postindustri.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perilaku Konsumsi


Secara definisi Konsumsi merupakan suatu kegiatan individu untuk
menggunakan, memakai, atau memakan suatu produk yang telah diperjual
belikan. Perilaku konsumsi masyarakat merupakan salah satu komponen penting
dalam kegiatan ekonomi. Akan tetapi, sayangnya perilaku konsumsi masyarakat
belakangan ini menjadi masyarakat yang konsumtif.
Menurut Don Slater (1997), konsumsi adalah bagaimana manusia dan
aktor sosial dengan kebutuhan yang dimilikinya berhubungan dengan sesuatu
(dalam hal ini Material, Barang simbolik, Jasa atau Pengalaman) yang dapat
memuaskan mereka.
Berhubungan dengan sesuatu yang dapat memuaska mereka dapat
dilakukan dengan berbagai cara seperti menikmati, menonton, melihat,
menghabiskan, mendengar, memperhatikan, dan lainnya. Jadi pengertian
Komsumsi menurut Slater tersebut, sesuai dengan istilah mengkomsumsi, seperti
yang dikutip Featherstone (2001) dari Raymond Williams, sebagai merusak (to
destroy), memakai (to use up), membuang (to waste), dan menghabiskan (to
exhaust).
Dengan definisi yang di kemukakan Slater tersebut maka komsusmsi
mengacu pada seluruh aktifitas sosial yang orang lakukan sehingga bisa dipakai
untuk mencirikan dan mengenali mereka di samping apa yang mereka “lakukan”
untuk hidup (Chaney, 2004), dengan demikian, tindakan komsumsi tidak hanya
dipahami sebagai makna, sandang, pangan dan papan saja tetapi harus dipahami
dalam berbagai fenomena dan kenyataan.
Masyarakat konsumtif merupakan suatu perilaku dimana masyarakat
tersebut selalu membelanjakan uangnya secara berlebihan. Contohnya itu selalu
membeli barang yang sebenarnya dia tidak membutuhkannya, hanya karena untuk
memenuhi gaya hidupnya akhirnya perilaku tersebut bisa dikatakan menjadi

3
4

masyarakat yang berperilaku konsumtif. Perilaku konsumtif ini salah satu


penyebabnya akibat dari kemajuan arus globalisasi.
Komsumsi pada dasarnya adalah matarantai terakhir dalam aktivitas
ekonomi tempat di ubahnya modal, dalam bentuk uang menjadi komoditas-
komoditas melalui proses produksi materiel (Lee, 2006: 3). Seluruh aktivitas
produkasi, di mana perusahaan mempekerjakan kaum buruh, mengembangkan
menejemen produksi, mencetak produk dan kemudian memasarkannya ke
konsumen, muara dari seluruh aktivitas ekonomi ini adalah bagaimana produk
atau komoditas yang dihasilkan leku dan kemudian dikomsumsi masyarakat.

2.2 Gambaran Masyarakat Postindustri


Masyarakat post industrial adalah masyarakat yang sangat terdidik; tentu
saja pengetahuan adalah sumber utamanya, tapi pengetahuan dalam pengertian
khusus. Masyarakat industri bekerja atas pengetahuan praktis, yakni pegetahuan
yang datang setelah melakukan sesuatu, bukan dari riset murni. Tokohnya yang
representative adalah para penemu seperti Watt da Edision.
Masyarakat post industrial berdasar pada pengetahuan teoritis,
pengetahuan yang dikembangkan di universitas-universitas dan lembaga-lembaga
riset. Ia tidak hanya mengacu pada pengetahuan untuk banyak industri khasnya,
seperti industri kimia dan aeronotika, tapi terus menempatkan semakin banyak
bagian yang baik dari sumber daya nasionalnya untuk mengembangkan
pengetahuan semacam itu, dalam bentuk dukungan untuk aktivitas pendidikan
tinggi dan riset pengembangan. Perubahan penekanan ini tercermin dalam
meningkatnya arti ilmuwan dan professional “kelas pengetahuan”, lembaga-
lembaga pengetahuan seperti universitas. Ini semua pada akhirnya akan
menyingkirkan kalangan bisnis dan organisasi bisnis sebagai kelompok penguasa
dalam masyarakat.
Masyarakat post-industrial dicirikan kegiatan produksi untuk
menghasilkan informasi yang dimungkinkan oleh adanya teknologi komputer.
Jika masyarakat industri kegiatannya terpusat pada pabrik dan mesin penghasil
barang material, maka masyarakat post-industrial fokus pada pengelolaan dan
5

manipulasi informasi, yang produksinya bergantung pada komputer dan peralatan


elektronik lain. Teknologi utamanya digunakan untuk memproduksi, memproses,
menyimpan, dan menerapkan informasi. Jika individu masyarakat industri belajar
keahlian teknis, maka individu masyarakat post-industrial mengembangkan
kemampuan teknologi informasi menggunakan komputer dan perangkat teknologi
informasi lain sebagai alat bantu kerja. Masyarakat Postindustrial cenderung lebih
mengembangkan softskill ketimbang hardskill. Percepatan masyarakat
postindustrial berkali-kali lipat masyarakat industri.
Era post-industrial society ditandai dengan:
 Ekonomi menuju transisi dari memproduksi barang menjadi menyediakan
jasa.
 Pengetahuan menjadi bentuk modal yang berharga.
 Memproduksi ide adalah jalan utama untuk menumbuhkan ekonomi.
 Melalui proses globalisasi dan automasi, nilai dan kepentingan terhadap
ekonomi ala kerah biru (buruh), pekerjaan yang tidak bersatu, termasuk
buruh manual (contoh: pekerjaan lini perakitan) menurun. Lalu pekerjaan
profesional (seperti ilmuwan, profesional di bidang industri kreatif, dan
profesional IT) bertumbuh.
 Teknologi, sains, dan keterampilan informasi meningkat dan jadi
kebiasaan sehari-hari.

2.3 Perilaku Konsumsi Masyarakat Postindustri


Konsep masyarakat post-industrial mengindikasikan perubahan signifikan
dalam karakteristrik sentral masyarakat industri (industrial society)—yang
menjadi fase sebelumnya—dalam hal meningkatnya pemanfaatan teknologi dan
mekanisasi bagi kerja, meningkatnya komunikasi, transportasi, pasar, dan income;
urbanisme menjadi way of life, pembagian tenaga kerja (division of labor)
semakin kompleks; ditandai dengan peningkatan peran Negara, serta birokratisasi
dalam pemerintahan dan ekonomi; juga ditandai dengan peningkatan sekularisasi
dan rasionalisasi. Jadi, masyarakat post-industrial merupakan perkembangan lebih
6

lanjut dari masyarakat-masyarakat indutri maju. Dalammakalah ini akan dibahas


mengenai perilaku ekonomi dan konsumsi mayarakat post-industrial.
Berbelanja dan mengkonsumsi produk-produk industri budaya merupakan
salah satu kegemaran masyarakat post-industrial saat ini. Apalagi ditambah
dengan kemudahan fasilitas sekarang yang mengemas uang menjadi uang plastik
atau kartu kredit menawarkan berbagai kemudahan yang dapat digunakan untuk
menunjang kehidupan masyarakat. Banyak perubahan yang ditimbulkan dalam
masyarakat post-industrialisme. Salah satunya adalah budaya utang. Utang pada
zaman dahulu biasanya hanya dilakukan oleh masyarakat miskin ketika mereka
tidak mempunyai pilihan lain untuk mempertahankan hidupnya.
Akan tetapi yang terjadi sekarang ini, utang menjadi salah satu tren dan
bagian dari gaya hidup masyarakat post-modern. Pandangan masyarakat di era
post-industrial saat ini beranggapan bahwa sebagai seorang konsumen yang
terlihat keren adalah konsumen harus mempunyai berbagai kartu kredit yang
terjajar di dalam dompetnya.
Bukan hanya budaya utang saja yang berubah, budaya berbelanja sekarang
juga menjadi hobi para masyarakat post-industrial. Hal ini terjadi karena teknologi
dan informasi berkembang dengan pesat. Dengan perkembangan teknologi
memberikan kemudahan dalam menjalankan akses berbagai kehidupan manusia.
Tawaran berbelanja dengan sistem online memberikan kemudahan kepada
masyarakat untuk dapat berbelanja sesuai dengan kebutuhannya dimana saja dan
kapan saja.
Dan tawaran berbelanja dengan sistem online tersebut memberikan cara
baru berbelanja yang benar-benar menggiurkan bagi masyarakat post-industrial.
Dunia maya dalam masyarakat post-industrial bisa diibaratkan sebagai mall super
raksaksa yang dengan aktif menawarkan berbagai produk kebutuhan masyarakat
mulai dari baju, buku, tas, sepatu, furniture, peralatan dapur dan hampir semua
berbagai kebutuhan yang penting dalam kehidupan manusia disediakan oleh dunia
maya.
7

Perilaku konsumsi dan bagaimana cara kekuatan industri budaya


memanipulasi selera konsumen pada batas-batas tertentu adalah bentuk relasi satu
arah yang indoktrinatif, sugesti, manipulatif, dan melahirkan masyarakat
konsumen “satu dimensi” yang cara berfikir dan hasratnya sepenuhnya ditentukan
oleh suprastruktur kultural yang dikembangkan kekuatan kapitalisme (Suyatno,
2013:271).
Walaupun masyarakat post-industrial sekarang cenderung mengikuti
perubahan yang ada dalam bidang kehidupan mereka dengan cara mengikuti gaya
hidup yang sedang menjadi tren masa kini, akan tetapi masih ada orang yang
mampu melaawan hegemoni kekuatan industri budaya. Mereka bersikap resisten
terhadap tawaran gaya hidup yang diciptakan iklan dan budaya populer yang ada
sertamampu mengembangkan mekanisme survival dan gaya hidup yang jauh
berbeda dengan apa yang dikehendaki oleh kapitalisme selama ini.
Walaupun banyak konsumen yang boros, akan tetapi masih ada segelintir orang
yang cenderung selektif dan memiliki cita rasa tersediri yang unik dalam
menentukan gaya hidup mereka. Mereka cenderung tidak larut dalam
pusaran mainstreamdimana hasrat dan selera terhadap gaya hidupnya merupakan
hasil murni dari pemikirannya sendiri dan cenderung terbebas ddari dominasi
kultural kekuatann industri budaya.

2.4 Dampak Perilaku Masyarakat Postindustrial


Salah satu dampak dari adanya era postindustrial ialah perilaku
konsumerisme. Konsumerisme merupakan ideologi masyarakat posmodern di
mana makna hidup ditentukan oleh kegiatan konsumsi material dan kebahagiaan
diukur pada hal-hal bendawi.2 Pada era posmodern, konsumerisme dicirikan
dengan beberapa hal. 3
1. Keberadaan masyarakat yang memformulasikan tujuan hidup dalam
rangka mendapatkan barang-barang konsumsi yang tidak dibutuhkan.

2
Yapi Tambayong, Kamus Isme-Isme: Filsafat, Teologi, Seni, Sosial, Politik, Hukum, Psikologi,
Biologi, Medis, (Bandung: Nuansa Cendekia, 2013), p. 131
3
Yasraf Amir Piliang, Sebuah Dunia yang Dilipat, (Bandung: Mizan, 1998), p. 251
8

2. Masyarakat yang menjadikan barang-barang konsumsi sebagai penanda


identitas mereka.
3. Keberadaan pemilik modal yang selalu menarik masyarakat untuk terus
membeli barang-barang konsumsi lebih dari yang mereka butuhkan
melalui manipulasi periklanan dan kemasan.

Dapat disimpulkan, konsumerisme bukan lagi konsumtif, melainkan


gerakan manipulasi tingkah laku para konsumen melalui berbagai aspek
komunikasi pemasaran sehingga apa yang dituju bukan lagi pemenuhan
kebutuhan, melainkan kesenangan semata dan pemenuhan hasrat.
Munculnya konsumerisme di era posmodern tidak lepas dari kapitalisme.
Sebagai ideologi ekonomi, kapitalisme telah mengalami perkembangan. Pada
tahap awal kemunculannya, atau yang disebut kapitalisme pasar, ideologi
ekonomi dideskripsikan engan munculnya pasar nasional yang tersatukan. Dalam
perjalanannya, kapitalisme pasar berkembang menjadi kapitalisme imperialis yang
ditandai dengan kemunculan suatu jaringan kapitalisme global seiring dengan
upaya kolonialisasi dan penetrasi. Seiring dengan pergeseran paradigma
masyarakat dari modernisme ke posmodernisme, kapitalisme bertransformasi
menjadi kapitalisme tahap akhir yang diindikasikan dengan adanya ekspansi luar
biasa besar sehingga lahirlah ideologi kapitalis multinasional. Dalam era
kapitalisme multinasional ini, kapitalisme tahap akhir, dicirikan dengan
merebaknya ekonomi tanda atau sign economy dan komodifikasi besar-besaran di
hampir semua ruang kehidupan melalui proses globalisasi. Selanjutnya, ideologi
kapitalisme lanjut (late capitalism) secara sosial diterima sebagai budaya
konsumer atau konsumerisme.
Dalam wacana posmodern, konsumerisme berkaitan dengan kekuatan
industri budaya yang memengaruhi konsumen agar terus mengkonsumsi produk-
produk, termasuk di dalamnya isu-isu tentang perkembangan kapitalisme,
komodifikasi, gaya hidup, dan semacamnya. Dalam hal ini, diantara pergeseran
perilaku dari modern menuju posmodern yang paling menonjol di kalangan
masyarakat adalah :
9

1. Pergeseran fokus masyarakat dari produksi menuju konsumsi.


Pergeseran ini muncul terutama setelah perang dunia ke dua di mana publik
tidak lagi sibuk mendiskusikan isu politik dan lebih fokus kepada upaya perbaikan
pasca perang melalui program tritunggal, perumahan sub-urban, mobil, dan TV.

2. Pergeseran fokus kapitalisme dari pengeksploitasian pekerja ke


pengeksploitasian konsumen.
Akibatnya, masalah sosial yang muncul bukan lagi soal eksploitasi buruh,
melainkan hegemonisasi dan manipulasi hasrat konsumen. Manipulasi hasrat ini
diantaranya adalah melalui penciptaan alat-alat konsumsi yang sepertinya
memudahkan namun pada kenyataannya justru membujuk masyarakat sebagai
konsumen. Sebagai contoh, penggunaan kartu kredit. Hal ini menyebabkan
masyarakat membelanjakan uang lebih banyak daripada semestinya serta melebihi
persediaan uang yang ada. Dengan kondisi seperti ini, adagium “I Think
Therefore I am” agaknya tidak lagi relevan dan telah tergeser posisinya oleh
adagium lain “I Shop Therefore I am.”
Pada era posmodern ini, kebutuhan pada akhirnya bukan lagi berwujud
primer, sekunder, maupun tersier, melainkan telah melampaui kebutuhan alami,
yang lebih mirip hasrat atau libido yang tidak diketahui letak tapal batasnya.
Pelampiasan hasrat seakan-akan menjadi prasayarat bagi tercapainya perjuangan
revolusi kebudayaan4

4
Lihat Felix Guattari, Molecular Revolution, (London: Penguin Book, 1981), p. 86
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Di era post industrial, masyarakat yang berprilaku konsumtif menjadi
pokok permasalahan yang utama. Dimana pola hidup masyarakat yang ingin serba
instan harus bisa terpenuhi dan menciptakan stabilitas ekonomi agar suatu roda
pemerintahan bisa berjalan dengan baik. Perilaku konsumsi masyarakat juga
didorong oleh kemajuan teknologi dan juga informasi yang berkembang sangat
pesat sampai saat ini.
Masyarakat konsumtif merupakan suatu perilaku dimana masyarakat
tersebut selalu membelanjakan uangnya secara berlebihan. Contohnya itu selalu
membeli barang yang sebenarnya dia tidak membutuhkannya, hanya karena untuk
memenuhi gaya hidupnya akhirnya perilaku tersebut bisa dikatakan menjadi
masyarakat yang berperilaku konsumtif. Perilaku konsumtif ini salah satu
penyebabnya akibat dari kemajuan arus globalisasi.
Masyarakat post-industrial dicirikan kegiatan produksi untuk
menghasilkan informasi yang dimungkinkan oleh adanya teknologi komputer.
Jika masyarakat industri kegiatannya terpusat pada pabrik dan mesin penghasil
barang material, maka masyarakat post-industrial fokus pada pengelolaan dan
manipulasi informasi, yang produksinya bergantung pada komputer dan peralatan
elektronik lain.

3.2 Saran
Dengan berkembangnya teknologi saat ini semakin memudahkan
masyarakat untuk melakukan kegiatan konsumtif, dimana banyak sekali platform
jualan online yang menjual berbagai baramg kebutuhan sehari-hari. Ini sangat
memudahkan masyarakat untuk membeli sesuatu.

10
11

Dengan adanya seperti ini, budaya konsumtif masyarakat akan terus


berkembang, dan tidak akan terjaga lagi. Teknologi dan informasi apabila
digunakan dengan baik maka akan berdampak positif tetapi jika dipakai
berlebihan, maka akan berdampak negatif pula. Oleh sebab itu kita harus mampu
memilah mana yang sekiranya perlu untuk dibeli dan mana yang tidak. Agar kita
tidak menjadi masyarakat yang konsumtif.
DAFTAR PUSTAKA

AhmadRizqi : Jurnal Kritik Konsumerisme Di Era Posmodern


Burhan Bungin. 2014. Sosiologi Komunikasi Teori Paradigma dan Diskursus
Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana
Felix Guattari, Molecular Revolution, (London: Penguin Book, 1981)
Suyanto, Bagong. 2013. Sosiologi Ekonomi: Kapitalisme dan Konsumsi di Era
Masyarakat Post Modernisme. Prenada Media
http://arti-definisi-pengertian.info/arti-masyarakat-post-industri/ (Diunduh pada
tanggal 5 April 2021)
http://blog.unnes.ac.id/annisamedika/2015/11/08/sosiologi-ekonomi/ (Diunduh
pada 7 April 2021)
Yapi Tambayong, Kamus Isme-Isme: Filsafat, Teologi, Seni, Sosial, Politik,
Hukum, Psikologi, Biologi, Medis, (Bandung: Nuansa Cendekia, 2013
Yasraf Amir Piliang, Sebuah Dunia yang Dilipat, (Bandung: Mizan, 1998)

12

Anda mungkin juga menyukai