Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENGEMBANGAN MASYARAKATA DAN PENGORGANISASIAN


MASYARAKAT

“DIFUSI INOVASI”

Dosen Pengampu : Restu Yuliani, M.Kes

Oleh :

KELOMPOK 7

1. Ainun Jariah
2. Anidar Rahmi
3. Ayu Ajriani Putri S
4. Efridayanti Tambunan
5. Fadilatul Aisyah

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

2019
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah Pengembangan Masyarakat dan Pengorganisasian Masyarakat
ini dengan penuh kemudahan, tanpa pertolongan-Nya mungkin makalah ini tidak dapat kami
selesaikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah kami.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing Pengantar Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Ibu Restu Yuliani, M.Kes yang telah membimbing kami dalam
belajar dan juga pembuatan makalah ini.
Akhir kata, semoga Makalah tentang Pengembangan Masyarakat dan
Pengorganisasian Masyarakat ini bermanfaat bagi para pembaca. Semoga Allah AWT selalu
meridhoi segala usaha kami.

Medan,20 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1

1.2 Tujuan.............................................................................................................................. 2

1.3 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Difusi Inovasi ................................................................................................ 3

2.2 Sejarah Difusi Inovasi ..................................................................................................... 3


2.3 Karakter Inovasi .............................................................................................................. 4
2.4 Tahapan Difusi Inovasi ................................................................................................... 7
2.5 Elemen-Elemen Difusi Inovasi ....................................................................................... 8
2.6 Tahapan Pengambilan Keputusan Difusi Inovasi ......................................................... 10
2.7 Contoh Kasus Difusi inovasi ......................................................................................... 11

BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 13

Kesimpulan ............................................................................................................................. 13

Saran ....................................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia dengan akalnya telah dapat menunjukkan kelebihan anugrah Tuhan dengan
kemampuannya menciptakan berbagai macam sarana yang dapat digunakan untuk
menguasai, memenfaatkan dan mengembangkan lingkungannya untuk kemajuan dan
kesejahteraan hidupnya.

Pada mulanya ada tiga hal yang dapat menjadi dasar kebangkitan kemajuan
kehidupan umat manusia yaitu diciptakannya bahasa tulis kira-kira lima atau enam ribu tahun
yang lalu. Disusul dengan kemampuan mengopersaikan hitungan sederhana, kira-kira seribu
tahun yang lalu kemudian diciptakannya mesin cetak sekitar lima ratus tahun yang lalu.

Media merupakan salah satu bentuk kemajuan teknologi dalam bidang informasi dan
komunikasi. Pengaruh media massa berbeda-beda terhadap setiap individu. Hal ini
disebabkan karena adanya perbedaan pola pikir, perbedaan sifat yang berdampak pada
pengambilan sikap, hubungan sosial sehari-hari, dan perbedaan budaya.

Dampak dari perubahan sosial di masyarakat berorientasi pada upaya untuk


menunggalkan unsur-unsur yang harus ditinggalkan, berorientasi pada pembentukan unsur
baru, serta berorientasi pada nilai-nilai yang telah ada pada masa lampau. Tanpa sadar media
massa telah membawa masyarakat masuk kepada pola budaya yang baru dan mulai
menentukan pola pikir serta perilaku masyarakat.

Hasil kemajuan teknologi dapat didayagunakan untuk meningkatkan kesejahteraan


hidup manusia, tetapi kemajuan dan perubahan ini terkadang masih banyak orang yang belum
mau meneriman apalagi melaksanakannya. Bahkan banyak pula yang menyadari bahwa
sesuatu yang baru itu bermanfaat baginya, tetapi belum juga mau menerima dan
menggunakan atau menerapkannya.

Dari permasalahan diatas ternyata terdapat jarak antara mengetahui dan mau
menerapkan serta mengguanakan atau menerapkan ide yang beru tersebut. Maka dalam
proses penyebaran inovasi timbul masalah, yakni bagaiman acara untuk mempercepat
diterimanya suatu inovasi oleh masyarakat. Untuk memecahkan masalah tersebut maka difusi

1
inovasi menarik perhatian para ahli pengembangan masyarakat dan dipelajari secara
mendalam.

1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang si atas maka tujuan dari makalah ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengetrian dar difusi inovasi
2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah difusi inovasi
3. Untuk mengetahui bagaimana proses difusi inovasi
4. Untuk mengetahui apa saja elemen-elemen difusi inovasi
5. Untuk mengetahui bagaimana tahapan dan proses pengambilan keputusann difusi
inovasi.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dari difusi inovasi ?
2. Bagaimana sejarah perkembangan difusi inovasi ?
3. Bagaimana proses difusi inovasi ?
4. Apa saja elemen-elemen difusi inovasi ?
5. Bagaimana tahapan dan proses pengambilan keputusan difusi inovasi ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Difusi Inovasi


Difusi inovasi adalah proses dimana sebuah inovasi dikomunikasikan melalui
beberapa saluran selama periode waktu tertentu kepada anggota dari sebuah sistem sosial
(Rogers, 1973). Inovasi adalah sebuah gagasan, praktek atau obyek tertentu yang dianggap
baru oleh seseorang (Rogers, 1973). Selain itu difusi inovasi juga dapat dianggap sebagai
suatu jenis perubahan sosial yakni suatu proses perubahan yang terjadi dalam struktur dan
fungsi sosial.
Dari kedua padanan kata di atas, maka Difusi Inovasi adalah suatu proses penyebar
serapan ide-ide atau hal-hal yang baru dalam upaya untuk merubah suatu masyarakat yang
terjadi secara terus menerus dari suatu tempat ke tempat yang lain, dari suatu kurun waktu ke
kurun waktu yang berikut, dari suatu bidang tertentu ke bidang yang lainnya kepada
sekelompok anggota dari sistem sosial. Dan tujuan utama dari difusi inovasi adalah
diadopsinya suatu inovasi (ilmu pengetahuan, tekhnologi, bidang pengembangan
masyarakat) oleh anggota sistem sosial tertentu. Sistem sosial dapat berupa individu,
kelompok informal, organisasi sampai kepada masyarakat.

2.2 Sejarah Difusi Inovasi


Konsep difusi inovasi ini lahir dari penelitian -penelitian tentang proses penerimaan
teknologi -teknologi baru di bidang pertanian oleh para petani di Amerika Serikat, dan telah
dikembangkan sejak tahun 1940. Dalam perkembangannya konsep ini juga digunakan dalam
bidang -bidang non pertanian seperti misalnya program KB. Karena hakekat pelaksanaannya
agak berbeda, maka penggunaan konsep ini dalam bidang KB menggunakan beberapa
penyesuaian. Model yang digunakan dalam bidang pertanian dikenal sebagai model klasik
difusi inovasi.
Dalam model klasik difusi inovasi digambarkan proses penyebaran/penerusan dari
suatu gagasan (yang dianggap) baru dalam suatu kurun waktu tertentu, dimana akhirnya
dapat dibedakan beberapa macam "penerima" gagasan sesuai dengan derajat kecepatan
adopsinya yang berbeda -beda. Berdasarkan perhitungan -perhitungan statistik maka setelah
suatu kurun waktu tertentu sejak dikomunikasikannya inovasi kepada kelompok masyarakat
tertentu maka Terlihat bahwa setelah kurun waktu tertentu dapat dibedakan lima kategori
adopter yang distribusinya secara keseluruhan membentuk kurve distribusi normal, yaitu :

3
1. Inovator
2. Early Adapter
3. Early majority
4. Late majority
5. Laggard .
Secara akumulatif, distribusi daripada kelima kategori adopter tersebut juga dapat
digambarkan membentuk kurve S. Inovator dan early adopter merupakan kelompok
masyarakat yang dalam waktu singkat mengadopsi inovasi, sedangkan laggard merupakan
kelompok masyarakat yang paling akhir mengadopsi inovasi tersebut. Jika digunakan
perhitungan -perhitungan statistik, maka dari kelima kategori adopter tersebut, early majority
dan late majority merupakan jumlah terbesar, sedangkan innovator merupakan minoritas .
Seperti telah disebutkan sebelumnya, inovasi adalah setiap gagasan, praktek atau
obyek tertentu yang dianggap baru oleh seseorang, sekelompok orang atau sistem sosial
tertentu. Dibutuhkan kurun waktu tertentu sebelum gagasan tersebut juga diterima oleh orang
lain. Kesempatan penyebaran gagasan tersebut dipengaruhi oleh karakter dari inovasi itu
sendiri dan karakter dari anggota masyarakat.

2.3 Karakter Inovasi


Beberapa karakter inovasi yang mempengaruhi kecepatan penyebaran adalah :
1. Manfaat relatif (relative advantage )
Inovasi yang dinilai sebagai lebih bermanfaat (dari segi sosial maupun ekonomi)
akan lebih cepat diterima. Penilaian kemanfaatannya disini tidak hanya berdasarkan
kriteria obyektif, tetapi kriteria subyektif juga sangat berpengaruh.
2. Kesesuaian (compatibility )
Yang dimaksud disini adalah kesesuaiannya dengan nilai -nilai, pengalaman masa lalu
dan kebutuhan seseorang. Semakin tinggi derajat kesesuaiannya, semakin cepat
difusinya
3. Kerumitan (complexity )
Suatu inovasi yang dinilai sulit dimengerti atau diterapkan, akan lebih lambat
difusinya.
4. Dapat dicoba (trialability )
Inovasi yang dapat dicoba lebih dulu secara terbatas akan lebih cepat diterima.
5. Dapat diamati (observabilit y )
Inovasi yang hasilnya dapat segera dilihat akan lebih cepat diadopsi

4
Tidak semua orang mempunyai kemampuan adopsi yang sama terhadap suatu inovasi.
Ini dipengaruhi juga oleh ciri -ciri individu tersebut sehingga terdapat perbedaan
dalam keterbukaan dan kecepatannya untuk mengadopsi hal -hal baru.

Ciri -Ciri Dari Lima Kategori Adopter (Gwyn Jones, 1972)

Kategori Adopter Ciri -ciri Individu Sifat Hubungan Perilaku


Sosial Komunikasi

Inovator Status sosial tinggi, Leader, berani Mempunyai


lingkup usaha besar mengambil risiko, hubungan sangat
dan spesialistis, kosmopolitan. baik dengan sumber
kaya, usia muda, -sumber informasi
pendidikan tinggi, ilmiah, interaksi
berpengalaman aktif dengan
diluar lingkungan sesama inovator,
pertanian. sangat mampu
memanfaatkan
saluran komunikasi
non -personal.

Early Adopter Status sosial tinggi, Dihargai dan dilihat Hubungan sangat
lingkup usaha besar oleh sesamanya baik dengan
dan spesialistis. sebagai contoh, penyuluh pertanian,
opinion leader yang mampu
sangat berpengaruh. memanfaatkan
informasi dari

5
media massa.

Early Majority Status sosial Bersedia Mempunyai


menengah -atas, mempertimban hubungan dengan
lingkup usaha rata - gkan hal -hal baru penyuluh pertanian
rata. jika kelompoknya dan kelompok early
juga menerima ide adopter, kontak
tsb. dengan media
massa.

Late Majority Status sosial Skeptis, Terutama


menengah –bawah membutuhkan berhunungan
lingkup usaha kecil, dorongan kelompok dengan sesama
pendapatan relatif sebelum menerima early dan late
rendah. ide baru. majority, jarang
berhubungan
dengan media
massa

Laggard Status sosial Berorientasi pada Sumber informasi


rendah, lingkup masa lalu, t.u dari tetangga,
usaha kecil, menghindari risiko, teman dan sanak

6
pendapatan rendah, terpencil dari keluarga yang
usia lanjut, pergaulan sosial. mempunyai
pendidikan rendah persmaaan nilai,
curiga terhadap
penyuluh pertanian.

2.4 Tahapam Difusi Inovasi


Menurut Rogers, proses difusi inovasi terdiri dari 5 tahap, yaitu:
1. Tahap Pengetahuan (Knowledge)
Pada tahap knowledge kelompok sasaran memperoleh informasi tentang sebuah
inovasi, baik melalui perantaraan media massa maupun komunikasi interpersonal.
Setelah mendengar dan mengetahui informasi ini, pada tahap persuasion terbentuklah
sikap terhadap inovasi tersebut yang bisa bersifat positif (menyukai) atau negatif
(tidak menyukai).
2. Tahap Bujukan (Persuasion), tahap ini berlangsung ketika seseorang atau unit
pengambil keputusan yang lain, mulai membentuk sikap menyenangi atau tidak
menyenangi terhadap inovasi.
3. Tahap Keputusan (Decision)
Selanjutnya kelompok sasaran akan mengambil keputusan (decision) apakah dia akan
mengadopsi inovasi tersebut (adoption) atau tidak (rejection). Tahap ini berlangsung
ketika seseorang atau unit pengambil keputusan yang lain, melakukan aktivitas yang
mengarah kepenetapan untuk memutuskan menerima atau menolak inovasi.
4. Tahap Implementasi (Implementation), tahap ini berlangsung ketika seseorang atau
unit pengambil keputusan yang lain, menerapkan atau menggunakan inovasi.
5. Tahap Konfirmasi (Confirmation)
6. Tahap konfirmasi merupakan bagian penting yang sering terabaikan dalam banyak
upaya pelayanan kesehatan kita. Hal ini terjadi karena diasumsikan bahwa proses
adopsi selesai dengan adanya keputusan untuk menggunakan produk pelayanan
kesehatan tertentu (misalnya pelayanan posyandu, penggunaan kontrasepsi, pelayanan
vaksinasi dsb). Dimana kelompok sasaran bisa menilai apakah keputusan yang telah
diambil sebelumnya akan tetap dilanjutkan (continue adoption) atau selanjutnya
ditolak (later rejection). Tahap ini berlangsung ketika seseorang atau unit pengambil
7
keputusan yang lain, mencari penguatan terhadap keputusan inovasi yang telah
dibuatnya. Pengambil keputusan dapat menarik kembali keputusannya jika ternyata
diperoleh informasi tentang inovasi yang bertentangan dengan informasi yang
diterima terdahulu.

Dari skema diatas dapat dilihat bahwa setelah pengambilan keputusan untuk
menggunakan produk masih dilanjutkan dengan tahap konfirmasi dimana keputusan yang
sudah diambil sebelumnya bisa berubah jika kelompok sasaran mengalami kekecewaan
terhadap produk pelayanan yang diterima. Oleh karena itu penting sekali mengembangkan
pelayanan “purna jual” dimana petugas kesehatan tetap menjaga kualitas pelayanan dan
hubungannya dengan konsumen agar konsumen tetap puas terhadap produk yang telah
digunakannya.

2.5 Elemen-Elemen Difusi Inovasi


Menurut Rogers (Ibrahim, 1988:60 ) terdapat 4 elemen pokok difusi inovasi, yaitu :
1. Inovasi
Suatu ide, barang, kejadian, metode, yang diamati sebagai sesuatu yang baru bagi
seseorang atau sekelompok orang, baik berupa hasil discovery maupun invensi diadakan guna
mencapai tujuan.
Dengan adanya informasi, maka akan mengurangi ketidaktentuan tersebut, karena
dengan informasi itu berarti memperjelas arah pada satu alternatif tertentu. Contoh : inovasi
KB, maka orang yang mengamati KB sebagai sesuatu yang baru, berarti KB bagi orang itu
masih serba tidaktentu. Dengan memperoleh informasi tentang KB, maka informasi tersebut
mengurangi ketidaktentuan bagi orang tersebut. Sehingga, orang tersebut makin mempunyai
kepastian tentang KB. Suatu inovasi dalam proses difusi terbuka kemungkinan
terjadinya perubahan (re-invention) atau modifikasi, dan para penerima inovasi
bukan berperan secara pasif hanya sekedar menerima apa yang diberikan.

2. Komunikasi dengan saluran tertentu


Komunikasi dalam proses difusi adalah upaya mempertukarkan ide baru (inovasi)
oleh seseorang atau unit tertentu yang telah mempunyai pengetahuan dan pengalaman dalam
menggunakan inovasi tersebut (innovator ) kepada seseorang atau unit lain yang belum
memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai inovasi itu (potential adopter ) melalui
saluran komunikasi tertentu.

8
Contoh : saluran media massa seperti televise, radio, surat kabar, dan sebagainya tepat
digunakan untuk menyampaikan informasi dari seseorang kepada sekelompok orang tertentu.
Sedangkan saluran interpersonal (antar individu), lebih efektif untuk mempengaruhi
seseorang, sahabat, keluarga agar menerima inovasi. Saluran interpersonal dapat pula dipakai
dalam sebuah kelompok
3. Waktu
Waktu merupakan elemen terpenting dalam proses difusi, karena waktu adalah aspek utama
dalam komunikasi. Waktu merupakan aspek dari Setiap kegiatan yang dilakukan. Peranan
dimensi waktu dalam proses difusi yaitu :
a. Proses keputusan inovasi
Ialah proses sejak seseorang mengetahui inovasi pertama kali sampai ia memutuskan
untuk menerima atau menolak inovasi. Terdapat 5 langkah dalam proses keputusan
inovasi, yaitu : i) pengetahuan tentang inovasi; ii) bujukan atau himbauan; iii)
penetapan atau keputusan; iv) penerapan (implementasi); v) konfirmasi
(confirmation).
b. Kepekaan seseorang terhadap inovasi
Tidak semua orang dalam suatu sistem sosial (masyarakat) menerima inovasi dalam
waktu yang sama. Mereka menerima inovasi dalam urutan waktu, artinya ada yang
dahulu ada yang kemudian. Yang menerima inovasi lebih dahulu secara relative lebih
peka terhadap inovasi daripada yang menerima inovasi lebih akhir.
c. Kecepatan penerimaan inovasi
Kecepatan penerimaan inovasi ialah kecepatan relative diterimanya inovasi oleh
warga masyarakat (anggota sistem sosial). pengukuran kecepatan inovasi cenderung
diukur dengan berdasarkan tinjauan penerimaan inovasi oleh keseluruhan warga
masyarakat, bukan penerimaan inovasi secara individual.

4. Sistem Sosial
System social adalah hubungan (interaksi) anatr individu atau unit dengan bekerja
sama untuk memecahkan masalah guna mencapai tujuan. anggota system social dapat
individu, organisasi, kelompok, dan sub system lainya yang saling pengertian dan memberi
hubungan timbale balik. Misalnya : petani di desa, para dosen dan karyawan di perguruan
tinggi, dan sebagainya. Individu akan terpengaruh oleh system social dalam menghadapi
sebuah difusi inovasi.

9
2.6 Tahapan proses Pengambilan Keputusan Difusi Inovasi
Rogers (1983) menerangkan bahwa dalam upaya perubahan seseorang untuk mengadopsi suatu
perilaku yang baru, terjadi berbagai tahapan pada seseorang tersebut, yaitu:
Knowledge (pengetahuan), Persuasion (persuasi), Decision (keputusan), Implementation
(pelaksanaan), dan Confirmation (konfirmasi).
1. Tahap pengetahuan.
Dalam tahap ini, seseorang belum memiliki informasi mengenai inovasi baru. Untuk
itu informasi mengenai inovasi tersebut harus disampaikan melalui berbagai saluran
komunikasi yang ada, bisa melalui media elekt ronik, media cetak, maupun
komunikasi interpersonal diantara masyarakat. Tahapan ini juga dipengaruhi oleh
beberapa karakteristik dalam pengambilan keputusan, yaitu:
a. Karakteristik sosial-ekonomi,
b. Nilai-nilai pribadi dan
c. Pola komunikasi.
2. Tahap persuasi.
Pada tahap ini individu tertarik pada inovasi dan aktif mencari informasi/detail
mengenai inovasi. Tahap kedua ini terjadi lebih banyak dalam tingkat pemikiran
calon pengguna. Inovasi yang dimaksud berkaitan dengan karakteristik inovasi itu
sendiri, seperti:
a. Kelebihan inovasi,
b. Tingkat keserasian,
c. Kompleksitas,
d. Dapat dicoba dan
e. Dapat dilihat.
3. Tahap pengambilan keputusan. Pada tahap ini individu mengambil konsep inovasi
dan menimbang keuntungan/kerugian dari menggunakan inovasi dan memutuskan
apakah akan mengadopsi atau menolak inovasi.
4. Tahap implementasi. Pada tahap ini mempekerjakan individu untuk inovasi yang
berbeda-beda tergantung pada situasi. Selama tahap ini individu menentukan
kegunaan dari inovasi dan dapat mencari informasi lebih lanjut tentang hal itu.
5. Tahap konfirmasi. Setelah sebuah keputusan dibuat, seseorang kemudian akan
mencari pembenaran atas keputusan mereka. Tidak menutup kemungkinan seseorang
kemudian mengubah keputusan yang tadinya menolak jadi menerima inovasi setelah
melakukan evaluasi.

10
2.7 Contoh Kasus Difusi Inovasi
KASUS KEBERHASILAN & KEGAGALAN DIFUSI INOVASI DI INDONESIA
Teori Diffusion of Innovations yang dikembangkan Everett M Rogers (2007) adalah
suatu teori yang berusaha menjelaskan bagaimana, mengapa, dan seberapa cepat ide-ide baru
dan teknologi menyebar melalui berbagai budaya. Difusi inovasi adalah proses dimana suatu
inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu dari waktu ke waktu di antara para anggota
suatu sistem sosial. Artinya difusi inovasi bisa berbeda prosesnya serta berbeda juga hasilnya
pada berbagai bentuk ide atau teknologi baru. Ada 4 elemen difusi yang mempengaruhi
proses yaitu:
1. Inovasinya, yaitu ide, praktek atau objek yang dianggap baru oleh masayarakat.
2. Saluran komunikasi dimana pesan diteruskan dari individu ke individu.
3. Waktu, yaitu rentang waktu yang diperlukan dalam penciptaan ide baru serta waktu
adopsi dalam suatu sistem sosial.
4. Sistem sosial, suatu kesatuan yang saling terkait yang terlibat dalam pemecahan
masalah secara bersama untuk mencapai tujuan bersama.
Rogers juga menyampaikan beberapa faktor yang mempengaruhi difusi inovasi
diantaranya karakteristik inovasi, karakteristik individu, dan karakteristik jaringan sosial.
Faktor-faktor ini ikut mempengaruhi proses difusi inovasi ke masyarakat.
Keberhasilan difusi teknologi informasi yang sangat masif dalam masyarakat kita adalah
salah satu contoh kasus dimana proses difusi inovasi berlangsung sukses dalam jangka
pendek. Contoh bisa dilihat pada begitu cepatnya penyebaran ponsel di masyarakat. Disini
terlihat bahwa semua elemen difusi berfungsi baik dalam kasus ini. Inovasi memang
memiliki nilai manfaat yang sangat tinggi serta berlangsung cepat dan selalu menyesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat, saluran komunikasi sangat banyak dan lancar mengalirkan
berbagai informasi terbaru ke masyarakat, waktu proses inovasi juga sangat cepat serta proses
adopsi berlangsung singkat, dan didukung oleh sistem sosial yang juga mendukung.
Dalam kasus pengenalan dan implementasi peraturan wajib helm bagi pengendara
sepeda motor diperlukan waktu lebih panjang. Kemungkinan karena faktor waktu adopsi
yang juga dibuat bertahap oleh pihak berwajib untuk menghindari shock di masyarakat
karena penerapan atau adopsi yang terlalu mendadak. Faktor lain bisa karena sistem sosial
yang kurang mendukung bahkan cenderung menentang di awal pengenalan teknologi ini.
Dalam kasus pengenalan biogas dari kotoran sapi untuk bahan bakar rumah tangga,
kemungkinan kegagalan adalah pada sifat inovasi yang kurang cocok dengan budaya lokal

11
kita yang didukung oleh sistem sosial yang ada. Masyarakat kita menganggap bahwa kotoran
sapi adalah suatu hal yang “menjijikkan” dan bukan pada tempatnya dipakai dan dibawa ke
proses pengolahan makanan. Akan sangat sulit bagi bangsa Indonesia untuk merubah
paradigma tersebut. Artinya eleman pertama dan keempat yaitu produk inovasinya sendiri
serta sistem sosial sudah mengandung kelemahan. Karenanya proses difusi inovasi yang
terjadi mandek dan tidak berhasil.

12
BAB III
PENUTUP

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/36416804/Difusi_inovasi_bab
https://1ptk.blogspot.com/2012/06/kasus-keberhasilan-kegagalan-difusi.html

14

Anda mungkin juga menyukai