Anda di halaman 1dari 17

PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Matrikulasi :


Ilmu Pendidikan

Dosen Pengampu :
Dr. Dyah Kumalasari, M.Pd.

Disusun Oleh :

Muhammad Bayu Rahmani AR (19720251005)


Farah Nadia Karima (19725251041)

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019

1
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat dan
kesempatan sehingga makalah yang berjudul Pendidikan dan Perubahan Sosial yang diampu
oleh Ibu Dr. Dyah Kumalasari, M.Pd., dalam memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan
ini dapat selesai tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini terdapat
kekurangan-kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan dan kemampuan kami sebagai
penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan selanjutnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi tambahan wawasan perkembangan ilmu pengetahuan
pada umumnya, terlebih untuk kita para calon pendidik dan bagi penulis khususnya. Aamiin
ya rabbal’alamin.

Yogyakarta, Agustus 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ 2
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................. 4
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Perubahan Sosial….………………………………………….....5
B. Konsep-konsep Perubahan Sosial...………………………………………... 6
C. Faktor-faktor Penyebab Perubahan Sosial…………………………………. 7
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jalannya Proses Perubahan Sosial…….9
E. Pendidikan sebagai Social Control dan Social Change.................................12
F. Pendidikan dan Pembaharuan Masyarakat.....................................................13

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan…..………….……………………………………...………......15
B. Saran…………………..…..………....……………………………..….........15

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah kehidupan. Segala situasi hidup yang mempengaruhi individu
disebut pendidikan. Sedangkan secara sempit, pendidikan adalah sekolah. Di mana
sekolah ini melakukan pengajaran terhadap anak agar anak mempunyai kemampuan yang
sempurna dan kesadaran terhadap tugas sosial mereka. Pendidikan dan kehidupan sosial
sangat berkaitan satu dan lainnya yang juga memiliki dampak luas dalam kehidupan.
Akan tetapi, kehidupan sosial akan berubah dengan perubahan zaman yang terus
berkembang pesat. Perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dapat
terjadi karena faktor yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri maupun dari luar
masyarakat.
Perubahan sosial dapat berupa suatu kemajuan yang bersifat positif dan juga
dapat berupa suatu kemunduran yang bersifat negatif dari masa sebelumnya.
Perubahan–perubahan yang terjadi di masyarakat tidak hanya berdampak pada sosial
namun juga pada pendidikan.
Ilmu pendidikan memiliki peran penting dalam menghadapi perubahan sosial,
dimana perannya sebagai sebuah sistem yang menata kembali arah kehidupan manusia
dan merangkul arena perubahan sosial tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka permasalahan yang diangkat
adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari perubahan sosial?
2. Apa saja konsep-konsep perubahan sosial?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi proses perubahan sosial?
4. Bagaimana kaitannya pendidikan sebagai social control dan social change?
5. Bagaimana kaitan pendidikan dengan pembaharuan masyarakat?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERUBAHAN SOSIAL


Pengertian perubahan sosial adalah suatu perubahan yang terjadi di dalam masyarakat
terkait dengan pola pikir, sikap sosial, norma, nilai-nilai, dan berbagai pola perilaku manusia
di dalam masyarakat.
Setiap individu atau suatu masyarakat pasti akan mengalami perubahan secara terus-
menerus. Hal ini terjadi karena setiap individu dan anggota kelompok masyarakat memiliki
pemikiran dan kemampuan yang terus berkembang dari waktu ke waktu.
Menurut John Lewis Gillin dan John Phillip Gillin, pengertian perubahan sosial adalah
suatu variasi dari cara hidup yang diterima, sebagai akibat adanya perubahan kondisi
geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun karena adanya difusi
dan penemuan baru dalam masyarakat. perubahan sosial dibedakan menjadi beberapa
klasifikasi, yaitu:
a. Perubahan sosial cepat dan perubahan sosial lambat
Dikatakan perubahan sosial lambat karena perubahan memerlukan waktu yang lama dan
rentetan perubahan kecil yang mengikuti dengan lambat (evolusi). Perubahan yang terjadi
dikarenakan adanya kebutuhan yang baru dari anggota masyarakat. Namun, perubahan
sosial yang cepat (revolusi) dimana perubahan tersebut mengenai sendi pokok kehidupan
masyarakat. Revolusi dapat terjadi apabila ada kemauan besar untuk mengadakan suatu
perubahan.
b. Perubahan sosial kecil dan perubahan sosial besar
Perubahan kecil adalah perubahan dimana tidak akan terjadi perubahan langsung pada
unsur – unsur struktur sosial.
c. Perubahan besar
Perubahan besar adalah perubahan dimana akan terjadi suatu perubahan lainnya yang
berdampak besar bagi kehidupan masyarakat.
d. Perubahan yang dikehendaki dan perubahan yang tidak dikehendaki
Perubahan yang dikehendaki merupakan perubahan yang memang telah direncanakan
sebelumnya terutama oleh pihak yang memiliki wewenang untuk mengeluarkan

5
kebijaksanaan. Sedangkan perubahan sosial yang tidak dikehendaki, merupakan
perubahan yang terjadi diluar pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya
akibat sosial yang tidak diharapkan masyarakat. Contohnya terjadinya bencana alam.
B. KONSEP – KONSEP PERUBAHAN SOSIAL
Konsep perubahan sosial yaitu semua konsep yang kita perlukan apabila kita ingin
menganalisis proses-proses dinamika serta perubahan masyarakat dan kebudayaan antara lain
internalisasi (internalization), sosialisasi (socialization), dan enkulturasi (enculturation),
difusi (diffusion), akulturasi (acculturation), asimilasi (assimilation), pembaruan atau inovasi
(inovation), dan penemuan baru (discovery atau invention). Konsep – konsep perubahan
sosial meliputi :
a. Internalisasi : proses dimana seorang individu belajar untuk menanamkan segala
perasaan, hasrat dan emosi yang dibutuhkan selama hidupnya.
b. Sosialisasi : proses yang dialui oleh seorang individu dari masa kanak-kanak hingga
masa tua yang bertujuan untuk mempelajari pola – pola tindakan dan interaksi dalam
kehidupan masyarakat.
c. Enkulturasi : proses seorang individu dalam beradaptasi terhadap aturan, norma dan
adat istiadat yang ada di kehidupannya.
d. Diffusion :suatu proses yang menyebabkan unsur – unsur kebudayaan dari suatu
kelompok ke kelompok lainnya .
e. Akulturasi : percampuran 2 kebudayaan tanpa menghilangkan unsur kepribadian
budaya yang sebelumnya.
f. Asimilasi : proses perpaduan dua kebudayaan yang lebih membaur dibandingkan
akulturasi. Hal ini terjadi apabila ada hal-hal seperti:
- Golongan-golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-
beda;
- Saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama;
- Kebudayaan-kebudayaan golongan-golongan tadi masingmasing berubah sifatnya
yang khas, dan juga unsurunsurnya berubah wujudnya menjadi unsur-unsur
kebudayaan campuran.
g. Inovasi : yaitu suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam,
energi, dan modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru

6
yang semua akan menyebabkan adanya sistem produksi, dan dibuatnya produk-
produk yang baru. Inovasi biasanya berkaitan dengan pembaruan kebudayaan yang
khusus mengenai unsur teknologi dan ekonomi.
C. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN SOSIAL (James M. Henslin, 2007;
PB Horton dan CL Hunt, 1992; Soerjono Soekanto, 2000)
Penyebab terjadinya perubahan sosial tidak dapat diketahui dengan mudah karena
perlu mencermati berbagai fenomena yang kompleks. Secara umum, penyebab perubahan
sosial dibedakan menjadi dua yaitu penyebab yang bersumber dari dalam masyarakat itu
sendiri (internal) dan yang bersumber dari luar masyarakat (eksternal)
1) Penyebab perubahan yang bersumber dari dalam (internal) masyarakat
a. Bertambah dan Berkurangnya Penduduk.
Bertambahnya penduduk dapat menyebabkan struktur masyarakat, lembaga
kemasyarakatan, bentuk aturan, dan norma sosialnya. Sedangkan berkurangnya
penduduk dapat disebabkan karena penduduk berpindah ke daerah lain. Kondisi ini
dapat mengakibatkan kekosongan dalam bidang pembagian kerja dan stratifikasi
sosial, sehingga memepengaruhi lembaga - lembaga kemasyarakatan
b. Penemuan - penemuan baru
Penemuan-penemuan baru seperti penemuan unsur kebudayaan yang baru diikuti oleh
pengakuan masyarakat, diterima, dan diterapkan. Tentunya penemuan baru yang ada
akan menjadikan kehidupan masyarakat menjadi berubah, terjadi penyesuaian secara
besar-besaran. Pengaruh dari suatu penemuan baru akan berdampak pada bidang-
bidang yang lain. Selain penemuan unsur kebudayaan dan teknologi terdapat juga
penemuan baru di bidang unsur kebudayaan immaterial (ruhani). Misalnya dengan
lahirnya ideologi baru, aliran-aliran kepercayaan baru, sistem hukum yang baru dan
lain-lain.
c. Pertentangan (Conflict)
Pertentangan dapat terjadi antara individu dengan kelompok maupun antara
kelompok dengan kelompok yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial
masyarakatnya. Contohnya pergeseran dari masyarakat traditional menuju masyarakat
modern, konflik antara kelompok generasi tua dengan kelompok generasi muda

7
karena generasi muda lebih mudah menerima unsur-unsur kebudayaan modern, dan
lain-lain.

d. Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi


Revolusi dalam pemerintahan negara berpotensi menyebabkan terjadinya perubahan –
perubahan besar dalam kehidupan negara tersebut. Seluruh elemen kemasyarakatan,
mulai dari bentuk negara hingga keluarga.

2) Penyebab perubahan yang bersumber dari luar (eksternal) masyarakat


a. Lingkungan Alam Fisik
Perubahan yang terjadi karena lingkungan alam fisik seperti banjir, gunung meletus,
gempa bumi, angin taufan dan sebagainya, maupun berupa tindakan sengaja maupun
tidak sengaja oleh manusia yang tidak terkontrol sehingga dapat merusak lingkungan.
Contohnya adalah penebangan hutan secara liar yang menyebabkan terjadinya
bencana tanah longsor. Kondisi tersebut mengakibatkan penduduk harus pindah ke
daerah yang lebih aman dan berbeda dengan kondisi lingkungan yang lama.
b. Peperangan
Negara yang menang dari perang biasanya akan memaksakan kehendaknya pada
negara yang kalah. Sehingga dapat menyebabkan perubahan bagi negara yang kalah,
karena negara yang kalah akan menjadi negara terjajah dan harus mengikuti pola
kehidupan politik sesuai dengan kehendak negara yang memenangkan peperangan
tersebut
c. Pengaruh Kebudayaan Masyarakat lain
Masuknya pengaruh kebudayaan masyarakat lain dapat terjadi secara timbal balik
maupun terjadi secara sepihak, misalnya melalui media massa seperti koran, TV,
radio, dan lain-lain. Masyarakat pemirsa siaran TV dapat terpengaruh oleh isi siaran
yang ditayangkan yang tidak selalu sesuai dengan kebudayaan di mana pemirsa
tersebut tinggal.

8
D. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JALANNYA PROSES
PERUBAHAN SOSIAL (Djazifah ER, 2012)
Proses perubahan sosial di dalam masyarakat juga dipengaruhi oleh faktor-faktor
pendorong maupun penghambat jalannya proses perubahan sosial tersebut.
1) Faktor – faktor Pendorong Proses Perubahan Sosial
a. Kontak dengan Kebudayaan lain
Proses kontak dengan kebudayaan lain dapat berlangsung melalui prses difusi
(diffusion) yaitu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan ke individu atau
masyarakat lain. Sehingga masyarakat yang mengalami kontak dengan kebudayaan
lain yang dikenal sebagai kebudayaan baru cenderung akan terpengaruh oleh
kebudayaan tersebut sehingga berpotensi menghasilkan perubahan dalam kehidupan
masyarakatnya.
b. Sistem Pendidikan Formal yang Maju
Pendidikan akan membuka pikiran serta menambah wawasan sehingga penerimaan
terhadap hal - hal yang baru menjadi lebih mudah dan dapat berberpikir secara lebih
ilmiah. Pendidikan mengajarkan manusia untuk dapat berfikir secara obyektif,
rasional dan melihat ke masa depan, berusaha menciptakan kehidupan yang lebih
baik.
c. Sikap menghargai Hasil Karya Seseorang dan Keinginan Untuk Maju
Sikap menghargai karya seseorang dapat mendorong masyarakat untuk selalu
berprestasi melalui berbagai penemuan-penemuan baru lewat hasil karya mereka
yang diharapkan dapat membawa perubahan dan kebaikan dalam kehidupan
masyarakatnya.
d. Toleransi terhadap perbuatan menyimpang yang bukan merupakan delik (pelanggaran
hukum)
Adanya sikap toleransi terhadap penyimpangan yang terjadi di masyarakat dalam
bentuk penyimpangan dari norma hidup masyarakatnya akan tetapi bukan
penyimpangan dalam arti delik / pelanggaran hukum ) menyebabkan masyarakat

9
memiliki keberanian atau bahkan meremehkan untuk lebih leluasa melakukan hal-hal
yang menyimpang/berbeda dari kebiasaan - kebiasaan yang ada, sehingga terjadi
perubahan di dalam kehidupan masyarakatnya.

e. Sistem Pelapisan Masyarakat (Stratifikasi Sosial) yang terbuka


Sistem ini dapat memberikan peluang kepada masyarakat untuk mengalami mobilitas
sosial vertikal secara luas, sehingga setiap warga masyarakat memiliki kesempatan
untuk meraih prestasi dan memiliki kedudukan/status sosial yang lebih tinggi.
f. Penduduk yang Heterogen
Perbedaan latar belakang kebudayaan, ras, ideologi dan sebagainya, di tengah-tengah
masyarakat yang heterogen mempermudah terjadinya konflik-konflik dalam
masyarakat, sehingga sering muncul goncangan- goncangan yang mendorong
terjadinya perubahan kehidupan masyarakat.
g. Ketidakpuasan masyarakat terhadap berbagai bidang kehidupan
Ketidak puasan yang berkembang di masyarakat dan telah berlangsung lama oleh
berbagai sebab dapat mendorong munculnya sebuah revolusi atau pemberontakan.
h. Orientasi ke masa depan
Masyarakat yang mampu berpikir ke arah masa depan (memiliki visi, misi dan tujuan
hidup yang jelas dan baik) akan terdorong untuk mewujudkan cita - cita masa
depannya, sehingga tumbuh semangat sebagai masyarakat yang dinamis, kreatif, yang
diharapkan dapat merubah kehidupan masyarakatnya menuju terwujudnya
masyarakat yang lebih baik.
i. Pandangan bahwa manusia harus senantiasa memperbaiki hidupnya
Berkembangnya keyakinan terhadap nilai – nilai hakikat hidup untuk terus
memperbaiki hidupnya, menjadi pendorong masyarakat untuk selalu berusaha
meningkatkan kualitas hidupnya dengan berusaha merubah kondisi hidupnya ke arah
yang lebih baik.
2) Faktor - faktor Penghambat Proses Perubahan Sosial
a. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain dan terhambatnya ilmu pengetahuan

10
Faktor ini dapat terjadi pada masyarakat yang hidup di pinggiran, terpencil, terjajah,
dan jauh dari akses informasi sehingga terkesan terisolasi dengan masyarakat yang
lain. Hal tersebut dapat menyebabkan pikiran yang kurang maju dan tetap berada
pada pemikiran yang konvensional. Kondisi tersebut juga berdampak pada
keterlambatan berkembangnya ilmu pengetahuan sehingga masyarakatnya tetap statis,
tidak dinamis.

b. Sikap masyarakat yang sangat tradisional


Sikap masyarakat yang beranggapan bahwa tradisi secara mutlak tidak dapat dirubah,
akan menjadi penghambat jalannya proses perubahan, karena masyarakat dihinggapi
rasa takut yang berlebihan atau menganggap tabu untuk meninggalkan dan merubah
tradisi lama dengan tradisi yang baru.
c. Prasangka terhadap hal-hal baru (asing) atau sikap yang tertutup
Saat ini hal – hal baru umumnya datang dari dunia Barat, maka oleh masyarakat yang
pernah dijajah masih dihinggapi rasa trauma sehingga hadirnya hal-hal baru sering
disikapi dengan prasangka penjajahan kembali. Oleh sebab itu masuknya hal-hal baru
cenderung ditolak oleh masyarakat.
d. Hambatan-hambatan yang bersifat Ideologis
Ideologi tentu dimiliki setiap masyarakat karena mengandung nilai - nilai dasar
sebagai pedoman dalam hidup bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat. Masuknya
unsur budaya baru yang dianggap tidak sesuai apalagi bertentangan dengan nilai-nilai
ideologi tersebut dikhawatirkan dapat mengganggu kestabilan dan integrasi dalam
kehidupan mereka.
e. Adat atau Kebiasaan dalam Masyarakat
Ada kalanya adat atau kebiasaan yang merupakan merupakan pola-pola perilaku bagi
anggota masyarakat dalam memenuhi segala kebutuhan pokoknya begitu kokoh
ternanam dalam kehidupan masyarakat, sehingga sulit untuk diubah. Contohnya yang
berkaitan dengan bidang kepercayaan, sistem mata pencaharian, cara berpakaian
tertentu dan sebagainya.
f. Nilai bahwa Hidup itu pada hakikatnya buruk dan tidak mungkin diperbaiki

11
Nilai bahwa hidup itu pada hakikatnya buruk dan tidak mungkin diperbaiki yang
berkembang di dalam masyarakat akan melahirkan sikap hidup yang apatis. Mereka
meyakini bahwa kehidupan di dunia memang penuh dengan kesusahan dan kesulitan
yang dipahami sebagai kodrat yang harus diterima dan dijalaninya, karena kehidupan
tidak mungkin diubah dan diperbaiki.

E. PENDIDIKAN SEBAGAI SOCIAL CONTROL DAN SOCIAL CHANGE

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak


serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.”
- UU No.20 Sisdiknas 2003 pasal 3
Secara luas, pendidikan adalah kehidupan. Segala situasi hidup yang
mempengaruhi individu disebut pendidikan. Sedangkan secara sempit, pendidikan adalah
sekolah. Di mana sekolah ini melakukan pengajaran terhadap anak agar anak mempunyai
kemampuan yang sempurna dan kesadaran terhadap tugas sosial mereka (Mudyaharjo
dalam Maunah, 2009).
Pendidikan memiliki inti yaitu pengajaran baik di dalam maupun di luar sekolah yang
bertujuan untuk menuntun/membimbing seseorang sesuai dengan kodratnya sebagai
manusia secara komprehensif yang memuat aspek diri dengan Tuhannya (vertikal), sosial
dan alamnya (horizontal), dengan dirinya sendiri (konsentris), aspek diri dan aspek sosial,
aspek kognitif, psikomotor, serta aspek jasmani dan ruhani. Peran guru hanyalah sebagai
fasilitator yang mendukung terhadap perkembangan dan perubahan positif yang
diciptakan oleh peserta didik karena peserta didik yang menentukan sendiri bahwa
dirinya ingin berkembang dan berubah menjadi lebih baik atau tidak.

12
Pendidikan nasional dapat berperan sebagai pendorong perubahan sosial karena
pendidikan mengambil peran yang besar dalam kehidupan sosial bermasyarakat yang
akan mempengaruhi perubahan sosial sebagai berikut:
1. Melakukan reproduksi budaya
2. Difusi budaya
3. Mengembangkan analis kultural terhadap kelembagaan-kelembagaan tradisional
4. Melakukan perubahan yang lebih mendasar terhadap institusi – institusi
tradisional yang telah ketinggalan.
5. Melakukan perubahan atau modifikasi tingkat ekonomi sosial tradisional.
Pedagogik tradisional dan pedagogik modern terdapat sedikit perbedaan cara
pandang terhadap pendidikan. Pedagogik tradisional memandang bahwa lembaga
pendidikan sebagai salah satu struktur dan kebudayaan dalam suatu masyarakat sehingga
lembaga pendidikan perlu mempersiapkan agar lembaga tersebut berfungsi sesuai dengan
perubahan sosial yang akan terjadi nantinya. Tempat individu adalah sebagai objek
perubahan sosial karena individu tersebut yang mempelajari peranan baru dalam
kehidupan sosial yang berubah. Sedangkan pedagogik modern mengungkapkan bahwa
seorang individu hanya dapat berkembang di dalam interaksinya dengan tatanan
kehidupan sosial budaya dimana dia hidup. Individu berperan sebagai faktor dari
pengarah dari perubahan sosial atau sebagai agen perubahan.

F. PENDIDIKAN DAN PEMBAHARUAN MASYARAKAT


“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS Al Mujadalah: 11)
Manusia adalah satu-satunya mahluk Tuhan yang dibekali akal-budi untuk
memenuhi kebutuhannya sehingga menjadikan manusia begitu istimewa. Akal
menghadirkan kemampuan berpikir yang digunakan manusia untuk memecahkan
masalah-masalah hidup yang dihadapinya. Budi merupakan bagian dari kata hati, berupa
paduan akal dan perasaan/hati nurani yang dapat membedakan antara baik dan buruknya
sesuatu. Dengan berbekal akal-budi tersebut manusia memiliki tujuh kemampuan yang
berfungsi untuk: menciptakan, mengkreasi,memperlakukan, memperbarui, memperbaiki,

13
mengembangkan, dan meningkatkan segala hal dalam interaksinya dengan alam maupun
manusia lainnya (Herimanto dan Winarno, 2009).
Sedangkan manusia yang lebih tinggi derajatnya daripada manusia lainnya adalah
manusia yang menggunakan akal-budinya untuk mencari ilmu pengetahuan melalui
berbagai proses pendidikan baik formal maupun non formal disertai dengan keiman dan
ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Muhammad bin
Abdullah bin Abdul Muthalib ialah manusia terbaik, pendidik terbaik, dana gen
perubahan terbaik dengan klasifikasi tersebut yang berhasil memperbaharui tataran sosial
kehidupan masyarakat secara besar-besaran, sehingga masyarakat yang berasal dari
kehidupan yang bodoh, tidak beradab dan buruk serta jauh dari pedoman-pedoman baik
kehidupan menjadi kehidupan yang sangat beradab, maju, serta memiliki norma-norma
dan pedoman-pedoman yang baik. Hal tersebut dapat disebabkan karena metode
pengajaran yang diberikan oleh Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib di
antaranya adalah pengajaran penuh kasih dan sayang, meninggalkan kesulitan dan
menyukai kemudahan, lemah lembut terhadap orang yang belajar dan antusias
kepadanya, memberikan ilmu dan kebaikan kepadanya di setiap waktu dan kesempatan
(Ghuddah, 2019). Beliau berhasil mendidik masyarakat terbelakang menjadi masyarakat
yang berkembang secara kultur sosial politik maupun militer. Bahkan beberapa tahun
setelah wafatnya, pengikutnya yang menjadikannya role model berhasil menumbangkan
Imperium-Imperium besar dunia seperti Romawi dan Persia, kedua negara besar yang
pernah menjadi super power dunia selama ratusan tahun.
Maka. tidak heran jika Michael H. Harts, seorang ahli sejarah sekaligus penulis
buku tersohor dari Amerika Serikat yang pernah bekerja sebagai guru besar Astronomi
dan Fisika di Universitas Maryland AS, dalam Bukunya The 100: A ranking of the most
influential persons in history, Hart menempatkan Nabi Muhammad sebagai manusia
paling berpengaruh sepanjang sejarah melebihi tokoh lainnya. Sehingga sudah sepatutnya
kita mempelajari metode dan karakteristik pengajaran Muhammad bin Abdullah bin
Abdul Muthalib, seorang Nabi dan Rasul Allah serta manusia terbaik di dunia, sehingga
dapat dijadikan referensi utama untuk mengatasi perubahan-perubahan sosial yang terjadi
di masyarakat dan diharapkan juga dapat membaharui masyarakat menjadi lebih baik.

14
Sehingga dapat sampai pada tujuan pendidikan nasional seperti yang disebutkan
di atas UU No.20 Sisdiknas 2003 pasal 3 yaitu:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.”

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perubahan sosial dapat dikatakan sebagai suatu perubahan yang terjadi di dalam
masyarakat terkait dengan pola pikir, sikap sosial, norma, nilai-nilai, dan berbagai pola
perilaku manusia di dalam masyarakat. Konsep perubahan sosial meliputi internalisasi
(internalization), sosialisasi (socialization), dan enkulturasi (enculturation), difusi
(diffusion), akulturasi (acculturation), asimilasi (assimilation), pembaruan atau inovasi
(inovation), dan penemuan baru (discovery atau invention). Proses perubahan sosial di
dalam masyarakat dipengaruhi oleh faktor-faktor pendorong maupun penghambat
jalannya proses perubahan sosial tersebut. Faktor pendorong di antaranya adalah kontak
dengan kebudayaan lain, sistem pendidikan formal yang maju, dan sikap menghargai
hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju. Sedangkan faktor penghambatnya di
antaranya kurangnya hubungan dengan masyarakat lain dan terhambatnya ilmu
pengetahuan, sikap masyarakat yang sangat tradisional, dan prasangka terhadap hal-hal
baru (asing) atau sikap yang tertutup. Pendidikan nasional dapat menjadi pendorong
perubahan sosial yang baik karena pendidikan mengambil peran yang besar dalam

15
kehidupan sosial bermasyarakat. Proses yang terjadi di dalam pendidikan juga dapat
menjadi jalan untuk mengawal perubahan sosial supaya senantiasa mengarah kepada
kebaikan dan melahirkan peradaban bangsa yang lebih bermartabat dengan masyarakat
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.

B. Saran
Perubahan sosial di dalam masyarakat suatu daerah tidaklah sama dengan masyarakat
di daerah yang lain sehingga pengawalan perubahan sosial ini disesuaikan dengan
perubahan yang terjadi di masyarakat setempat. Oleh karena itu setiap pendidik maupun
calon pendidik sebaiknya memahami perubahan sosial yang sedang terjadi, mencoba
membantu mengatasi, dan dapat mengarahkan masyarakat menjadi lebih bermartabat.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’anulkarim.
Abdulsyani. 2012. Sosiologi Sistematika, Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara.
Dzajifah ER, N. 2012. Modul Pembelajaran Sosiologi: Proses Perubahan Sosial di Masyarakat.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Ghuddah, A.F.A. 2019. Rasulullah Sang Guru: Meneladani Metode dan Karakteristik Nabi SAW
dalam Mengajar. Sukoharjo: Pustaka Arafah.
Henslin, James M. 2007. Essential of Sociology : A Down-to-Earth Approach (Sosiologi dengan
Pendekatan Membumi). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Herimanto dan Winarno. 2009. Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Jakarta. PT. Bumi Akasara.
Horton, Paul B & Hunt,Chester L. 1992. Sociology (Sosiologi). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Soerjono Soekanto. 2000. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada

Website:
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/perubahan-sosial.html
http://blog.unnes.ac.id/anita/2017/11/12/materi-kelas-xii-konsep-perubahan-sosial/

16
17

Anda mungkin juga menyukai