Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI

TENTANG

PERUBAHAN SOSIAL

DI SUSUN

OLEH :

RIDIT SENSIV

KELAS XII-IPS

GURU MAPEL :

.........................................

SMA NEGERI 01 LUMAR

TAHUN AJARAN 2023 – 2024


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang proses
perubahan sosial, penyebab perubahan sosil dan dampak yang ditimbulkan dari
perubahan sosial.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan


hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini,
semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
sekalian.

Penulis

i
i
DAFTAR ISI

Halaman

KAKAT PENGANTAR ......................................................................................i

DAFTAR ISI .....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...........................................................................1


B. Rumusan Masalah.......................................................................2
C. Tujuan ........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Perubahan sosial........................................................3


B. Bentuk- bentuk perubahan sosial ...............................................4
C. Faktor Perubahan Sosial ............................................................5
D. Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial ...............6
E. Proses Perubahan Sosial ............................................................6
F. Dampak Perubahan Sosial ........................................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..............................................................................12
B. Saran ........................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari
hubungan dengan manusia lain. Sebagai akibat dari hubungan yang terjadi di
antara individu-individu (manusia) kemudian lahirlah kelompok-kelompok sosial
(social group) yang dilandasi oleh kesamaan-kesamaan kepentingan bersama.
Namun bukan berarti semua himpunan manusia dapat dikatakan kelompok sosial.
Untuk dikatakan kelompok sosial terdapat persyaratan-persyaratan tertentu.
Dalam kelompok social yang telah tersusun susunan masyarakatnya akan
terjadinya sebuah perubahan dalam susunan tersebut merupakan sebuah
keniscayaan. Karena perubahan merupakan hal yang mutlak terjadi dimanapun
tempatnya.
Perubahan bisa terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu
masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalam nilai-nilai,
sikap dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Hubungan perubahan sosial dengan perubahan kebudayaan yang menyangkut
pembangunan
Pembangunan merupakan sebuah perubahan yang direncanakan dan
mempunyai tujuan serta periodeisasi yang jelas. Pada dasarnya pembangunan
merupakan haruslah bertujuan untuk memecahkan berbagai permasalahan yang
dihadapi oleh masyarakat. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan mutlak
diperlukan, tanpa adanya partisipasi masyarakat pembangunan hanyalah
menjadikan masyarakat sebagai objek semata. Salah satu kritik adalah masyarakat
merasa “tidak memiliki” dan “acuh tak acuh” terhadap program pembangunan
yang ada. Penempatan masyarakat sebagai subjek pembangunan mutlak
diperlukan sehingga masyarakat akan dapat berperan serta secara aktif mulai dari
perencanaan, pelaksanaan hingga monitoring dan evaluasi pembangunan. Terlebih
apabila kita akan melakukan pendekatan pembangunan dengan semangat
lokalitas. Masyarakat lokal menjadi bagian yang paling memahami keadaan
daerahnya tentu akan mampu memberikan masukan yang sangat berharga.

1
B. Perumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah yang dapat dikaji dari uraian-uraian di atas
antara lain:
1. Apa yang pengertian dengan perubahan sosial dan pembangunan?
2. Sebutkan tipe-tipe dari perubahan sosial?
3. Faktor-faktor apa yang dapat mendorong dan menghambat perubahan sosial?
C. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan peneliti dalam pembuatan makalah ini ialah
sebagai berikut:
1. Ingin mengetahui macam-macam definisi dari perubahan sosial dan
pembangunan.
2. Ingin mengetahui tipe-tipe deri perubahan sosial dari masyarakat.
3. Ingin mengetahui faktor pendorong dan penghambat perubahan sosial dan
pembangunan.
D. Manfaat
Adapun yang menjadi manfaat dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang
definisi, tipe-tipe dan faktor pendorong serta faktor penghambat perubahan
sosial dan pembangunan.
2. Bagi pembaca
Manfaat bagi pembaca dapat digunakan sebagai pengetahuan di dalam
kehidupan sehari-hari.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Perubahan Sosial


Berikut ini ialah beberapa pengertian perubahan sosial menurut pendapat
ahli social.
1. Selo Soemardjan
Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-
lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem
sosialnya, termasuk nilai, sikap-sikap sosial, dan pola perilaku di antara
kelompok-kelompok dalam masyarakat.
2. Mac Iver
Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan
(social relation), atau perubahan terhadap keseimbangan hubungan social.
3. Gillin dan Gillin
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi sebagai suatu variasi dari cara
hidup yang telah diterima karena adanya perubahan kondisi geografi,
kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun adanya difusi atau
penemuan penemuan baru dalam masyarakat.
4. William F. Ogburn
Perubahan sosial adalah perubahan yang mencakup unsur-unsur kebudayaan
baik material maupun immaterial yang menekankan adanya pengaruh besar dari
unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial.

Dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang


berkenaan dengan kehidupan masyarakat yang termasuk perubahan sistem nilai
dan norma sosial, sistem pelapisan sosial, struktur sosial, proses-proses sosial,
pola dan tindakan sosial warga masyarakat serta lembaga-lembaga
kemasyarakatan.

Perubahan sosial adalah proses di mana terjadi perubahan struktur dan fungsi
suatu sistem sosial. Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat masuknya ide-ide

3
pembaruan yang diadopsi oleh para anggota sistem sosial yang bersangkutan.
Proses perubahan sosial biasa tediri dari tiga tahap:
1. Invensi, yakni proses di mana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan.
2. Difusi, yakni proses di mana ide-ide baru itu dikomunikasikan ke dalam
sistem sosial.
3. Konsekuensi, yakni perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem sosial
sebagai akibat pengadopsian atau penolakan inovasi. Perubahan terjadi
jika penggunaan atau penolakan ide baru itu mempunyai akibat.

B. Bentuk-Bentuk Perubahan
Terdapat tiga tipe perubahan yaitu: perubahan peradaban, perubahan,
budaya dan perubahan sosial.
1. Perubahan peradaban
Ada seorang arkeolog yang bernama V. Gordon Childe, ia mendefinisikan
peradaban sebagai suatu transformasi elemen-elemen budaya manusia, yang
berarti transformasi dalam penguasaan tulis-menulis, metalurgi, bangunan
arsitektur monumental, perdagangan jarak jauh, standar pengukuran panjang dan
berat, ilmu hitung, alat angkut, cabang-cabang seni dan para senimannya,
surplus produksi, system pertukaran atau barter dan penggunaan bajak atau alat
bercocok tanam lainnya.

Perubahan peradaban yang dimaksud pada alinea sebelumnya, prosesnya


harus didesain dengan kesadaran, kesengajaan, kebersamaan, dan komitmen,
yang didasarkan atas nilai-nilai kehidupan yang benar. Selanjutnya melalui
pendidikanlah, kita dapat berharap wujudnya yaitu dengan mencerdaskan
kehidupan bangsa. Kehidupan yang cerdas inilah yang patut menjadi dasar
sebuah peradaban yang kokoh dan sehat. Pendidikan adalah syarat mutlak
berkembangya peradaban. Tanpa pendidikan yang memadai, tidak aka nada
SDM yang mampu membawa perubahan peradaban ke arah yang lebih baik.
2. Perubahan kebudayaan
Pengertian perubahan kebudayaan adalah suatu keadaan dalam masyarakat
yang terjadi karena ketidak sesuaian diantara unsur-unsur kebudayaan yang

4
saling berbeda sehingga tercapai keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi
kehidupan.
Contoh: Masuknya mekanisme pertanian mengakibatkan hilangnya
beberapa jenis teknik pertanian tradisional seperti teknik menumbuk padi
dilesung diganti oleh teknik “Huller” di pabrik penggilingan padi. Peranan buruh
tani sebagai penumbuk padi jadi kehilangan pekerjaan.
Semua terjadi karena adanya salah satu atau beberapa unsur budaya yang
tidak berfungsi lagi, sehingga menimbulkan gangguan keseimbangan didalam
masyarakat. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian yaitu :
kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi dan filsafat bahkan perubahan dalam
bentuk juga aturan-aturan organisasi social. Perubahan kebudayaan akan
berjalan terus-menerus tergantung dari dinamika masyarakatnya.

C. Faktor yang pendorong dan Penghambat perubahan sosial


Berikut adalah penjelasan faktor-faktor perubahan sosial berdasarkan arah
timbulnya pengaruh.
1. Faktor Internal
Berikut ini sebab-sebab perubahan sosial yang bersumber dari dalam
masyarakat (sebab intern).
a. Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah
penduduk.
b. Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat.
Munculnya berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat.
c. Terjadinya pemberontakan atau revolusi sehingga mampu menyulut
terjadinya perubahan-perubahan besar.
2. Faktor Eksternal
Berikut ini sebab-sebab perubahan sosial yang bersumber dari luar
masyarakat (sebab ekstern).
a. Adanya pengaruh bencana alam.
b. Adanya peperangan, baik perang saudara maupun perang antarnegara
dapat menyebabkan perubahan, rubahan yang sangat berarti.
c. Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain.

5
Adapun fakator-faktor yang mendorong dan menghambat perubahan sosial
ialah sebagai berikut:
D. Faktor yang mempengaruhi Perubahan Sosial
1. Faktor Pendukung Proses Perubahan
Faktor pendorong tersebut menurut Soerjono Soekanto antara lain:
a. Kontak dengan kebudayaan lain.
b. Sistem pendidikan formal yang maju.
c. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju.
d. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (deviation).
e. Sistem terbuka pada lapisan masyaraka.
f. Adanya penduduk yang heterogen.
g. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu.
h. Adanya orientasi ke masa depan.
2. Faktor Penghambat Proses Perubahan
Ada faktor penghambat terjadinya proses perubahan tersebut. Faktor
penghalang tersebut antara lain:
a. Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat.
b. Sikap masyarakat yang tradisional.
c. Adanya kepentingan yang telah tertanam dengan kuatnya.
d. Adanya prasangka buruk terhadap hal-hal baru.
e. Adat atau kebiasaan.
E. Proses Perubahan Sosial
Proses perubahan sosial terdiri dari tiga tahap barurutan : (1) invensi yaitu
proses di mana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan, (2) difusi, ialah
proses di mans ide-ide baru itu dikomunikasikan ke dalam Sistem sosial, dan (3)
konsekwensi yakni perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem social
sebagai akibat pengadopsian atau penolakan inovasi. Perubahan terjadi jika
penggunaan atau penolakan ide baru itu mempunysi akibat. Karena itu
perubahan sosial adalah akibat komunikasi sosial.

Beberapa pengamat terutama ahli anthropologi memerinci dua tahap


tambahan dalam urutan proses di atas. Salah satunya ialah pengembangan

6
inovasi yang terjadi telah invensi sebelum terjadi difusi. Yang dimaksud ialah
proses terbentuknya ide baru dari suatu bentuk hingga menjadi suatu bentuk
yang memenuhi kebutuhan audiens penerima yang menghendaki. Kami tidak
memaaukkan tahap ini karena ia tidak selalu ada. Misalnya, jika inovasi itu
dalam bentuk yang siap pakai. Tahap terakhir yang terjadi setelah konsekwensi,
adalah menyusutnya inovasi, ini menjadi bagian dari konsekwensi.

Yang memicu terjadinya perubahan dan sebaliknya perubahan sosial dapat


juga terhambat kejadiannya selagi ada faktor yang menghambat
perkembangannya. Faktor pendorong perubahan sosial meliputi kontak dengan
kebudayaan lain, sistem masyarakat yang terbuka, penduduk yang heterogen
serta masyarakat yang berorientasi ke masa depan. Faktor penghambat antara
lain sistem masyarakat yang tertutup, vested interest, prasangka terhadap hal
yang baru serta adat yang berlaku.

Perubahan sosial dalam masyarakat dapat dibedakan dalam perubahan


cepat dan lambat, perubahan kecil dan besar serta perubahan direncanakan dan
tidak direncanakan. Tidak ada satu perubahan yang tidak meninggalkan dampak
pada masyarakat yang sedang mengalami perubahan tersebut. Bahkan suatu
penemuan teknologi baru dapat mempengaruhi unsur-unsur budaya lainnya.
Dampak dari perubahan sosial antara lain meliputi disorganisasi dan reorganisasi
sosial, teknologi serta cultural.

F. Dampak Akibat Perubahan Sosial


Arah perubahan meliputi beberapa orientasi, antara lain (1) perubahan
dengan orientasi pada upaya meninggalkan faktor-faktor atau unsur-unsur
kehidupan sosial yang mesti ditinggalkan atau diubah, (2) perubahan dengan
orientasi pada suatu bentuk atau unsur yang memang bentuk atau unsur baru, (3)
suatu perubahan yang berorientasi pada bentuk, unsur, atau nilai yang telah eksis
atau ada pada masa lampau. Tidaklah jarang suatu masyarakat atau bangsa yang
selain berupaya mengadakan proses modernisasi pada berbagai bidang
kehidupan, apakah aspek ekonomis, birokrasi, pertahanan keamanan, dan bidang
iptek; namun demikian, tidaklah luput perhatian masyarakat atau bangsa yang

7
bersangkutan untuk berupaya menyelusuri, mengeksplorasi, dan menggali serta
menemukan unsur-unsur atau nilai-nilai kepribadian atau jatidiri sebagai bangsa
yang bermartabat.

Dalam memantapkan orientasi suatu proses perubahan, ada beberapa faktor


yang memberikan kekuatan pada gerak perubahan tersebut, yang antara lain
adalah sebagai berikut, (1) suatu sikap, baik skala individu maupun skala
kelompok, yang mampu menghargai karya pihak lain, tanpa dilihat dari skala
besar atau kecilnya produktivitas kerja itu sendiri, (2) adanya kemampuan untuk
mentolerir adanya sejumlah penyimpangan dari bentuk-bentuk atau unsur-unsur
rutinitas, sebab pada hakekatnya salah satu pendorong perubahan adanya
individu-individu yang menyimpang dari hal-hal yang rutin. Memang salah satu
ciri yang hakiki dari makhluk yang disebut manusia itu adalah sebagai makhluk
yang disebut homo deviant, makhluk yang suka menyimpang dari unsur-unsur
rutinitas, (3) mengokohkan suatu kebiasaan atau sikap mental yang mampu
memberikan penghargaan (reward) kepada pihak lain (individual, kelompok)
yang berprestasi dalam berinovasi, baik dalam bidang sosial, ekonomi, dan
iptek, (4) adanya atau tersedianya fasilitas dan pelayanan pendidikan dan
pelatihan yang memiliki spesifikasi dan kualifikasi progresif, demokratis, dan
terbuka bagi semua fihak yang membutuhkannya.

Modernisasi, menunjukkan suatu proses dari serangkaian upaya untuk


menuju atau menciptakan nilai-nilai (fisik, material dan sosial) yang bersifat atau
berkualifikasi universal, rasional, dan fungsional. Lazimnya suka
dipertentangkan dengan nilai-nilai tradisi. Modernisasi berasal dari kata modern
(maju), modernity (modernitas), yang diartikan sebagai nilai-nilai yang
keberlakuan dalam aspek ruang, waktu, dan kelompok sosialnya lebih luas atau
universal, itulah spesifikasi nilai atau values. Sedangkan yang lazim
dipertentangkan dengan konsep modern adalah tradisi, yang berarti barang
sesuatu yang diperoleh seseorang atau kelompok melalui proses pewarisan
secara turun temurun dari generasi ke generasi. Umumnya tradisi meliputi
sejumlah norma (norms) yang keberlakuannya tergantung pada (depend on)
ruang (tempat), waktu, dan kelompok (masyarakat) tertentu. Artinya

8
keberlakuannya terbatas, tidak bersifat universal seperti yang berlaku bagi nilai-
nilai atau values. Sebagai contoh atau kasus, seyogianya manusia mengenakkan
pakaian, ini merupakan atau termasuk kualifikasi nilai (value). Semua fihak
cenderung mengakui dan menganut nilai atau value ini. Namun, pakaian model
apa yang harus dikenakan itu? Perkara model pakaian yang disukai, yang
disenangi, yang biasa dikenakan, itulah yang menjadi urusan norma-norma yang
dari tempat ke tempat, dari waktu ke waktu, dan dari kelompok ke kelompok
akan lebih cenderung beraneka ragam.

Spesifikasi norma-norma dan tradisi bila dilihat atas dasar proses


modernisasi adalah sebagai berikut, (1) ada norma-norma yang bersumber dari
tradisi itu, boleh dikatakan sebagai penghambat kemajuan atau proses
modernisasi, (2) ada pula sejumlah norma atau tradisi yang memiliki potensi
untuk dikembangkan, disempurnakan, dilakukan pencerahan, atau dimodifikasi
sehingga kondusif dalam menghadapi proses modernisasi, (3) ada pula yang
betul-betul memiliki konsistensi dan relevansi dengan nilai-nilai baru. Dalam
kaitannya dengan modernisasi masyarakat dengan nilai-nilai tradisi ini, maka
ditampilkan spesifikasi atau kualifikasi masyarakat modern, yaitu bahwa
masyarakat atau orang yang tergolong modern (maju) adalah mereka yang
terbebas dari kepercayaan terhadap tahyul. Konsep modernisasi digunakan untuk
menamakan serangkaian perubahan yang terjadi pada seluruh aspek kehidupan
masyarakat tradisional sebagai suatu upaya mewujudkan masyarakat yang
bersangkutan menjadi suatu masyarakat industrial. Modernisasi menunjukkan
suatu perkembangan dari struktur sistem sosial, suatu bentuk perubahan yang
berkelanjutan pada aspek-aspek kehidupan ekonomi, politik, pendidikan, tradisi
dan kepercayaan dari suatu masyarakat, atau satuan sosial tertentu.

Modernisasi suatu kelompok satuan sosial atau masyarakat, menampilkan


suatu pengertian yang berkenaan dengan bentuk upaya untuk menciptakan
kehidupan masyarakat yang sadar dan kondusif terhadap tuntutan dari tatanan
kehidupan yang semakin meng-global pada saat kini dan mendatang.
Diharapkan dari proses menduniakan seseorang atau masyarakat yang
bersangkutan, manakala dihadapkan pada arus globalisasi tatanan kehidupan

9
manusia, suatu masyarakat tertentu (misalnya masyarakat Indonesia) tidaklah
sekedar memperlihatkan suatu fenomena kebengongan semata, tetapi diharapkan
mampu merespons, melibatkan diri dan memanfaatkannya secara signifikan bagi
eksistensi bagi dirinya, sesamanya, dan lingkungan sekitarnya. Adapun
spesifikasi sikap mental seseorang atau kelompok yang kondusif untuk
mengadopsi dan mengadaptasi proses modernisasi adalah, (1) nilai budaya atau
sikap mental yang senantiasa berorientasi ke masa depan dan dengan cermat
mencoba merencanakan masa depannya, (2) nilai budaya atau sikap mental yang
senantiasa berhasrat mengeksplorasi dan mengeksploitasi potensi-potensi
sumber daya alam, dan terbuka bagi pengembangan inovasi bidang iptek. Dalam
hal ini, memang iptek bisa dibeli, dipinjam dan diambil alih dari iptek produk
asing, namun dalam penerapannya memerlukan proses adaptasi yang sering
lebih rumit daripada mengembangkan iptek baru, (3) nilai budaya atau sikap
mental yang siap menilai tinggi suatu prestasi dan tidak menilai tinggi status
sosial, karena status ini seringkali dijadikan suatu predikat yang bernuansa
gengsi pribadi yang sifat normatif, sedangkan penilai obyektif hanya bisa
didasarkan pada konsep seperti apa yang dikemukakan oleh D.C. Mc Clelland
(Koentjaraningrat, 1985), yaitu achievement-oriented, (4) nilai budaya atau sikap
mental yang bersedia menilai tinggi usaha fihak lain yang mampu meraih
prestasi atas kerja kerasnya sendiri.

Tanpa harus suatu masyarakat berubah seperti orang Barat, dan tanpa harus
bergaya hidup seperti orang Barat, namun unsur-unsur iptek Barat tidak ada
salahnya untuk ditiru, diambil alih, diadopsi, diadaptasi, dipinjam, bahkan dibeli.
Manakala persyaratan ini telah dipenuhi dan keempat nilai budaya atau sikap
mental yang telah ditampilkan telah dimiliki oleh suatu masyarakat tersebut.
Khusus untuk masyarakat di Indonesia, sejarah masa lampau mengajarkan
bahwa sistem ekonomi, politik, dan kebudayaan dari kerajaan-kerajaan besar di
Asia seperti India dan Cina, yang diadopsi dan diadaptasi oleh kerajaan-kerajaan
di Nusantara ini, seperti Sriwijaya dan Majapahit, namun fakta sejarah tidak
membuktikan bahwa orang-orang Sriwijaya dan Majapahit, dalam pengadopsian
dan pengadaptasian nilai-nilai kebudayaan tadi sekaligus menjadi orang India
atau Cina.

10
Proses modernisasi sampai saat ini masih tampak dimonopoli oleh
masyarakat perkotaan (urban community), terutama di kota-kota Negara Sedang
Berkembang, seperti halnya di Indonesia. Kota-kota di negara-negara sedang
berkembang menjadi pusat-pusat modernisasi yang diaktualisasikan oleh
berbagai bentuk kegiatan pembangunan, baik aspek fisik-material, sosio-
kultural, maupun aspek mental-spiritual. Kecenderungan-kecenderungan seperti
ini, menjadikan daerah perkotaan sebagai daerah yang banyak menjanjikan
kehidupan yang lebih baik bagi penduduk pedesaan, terutama bagi generasi
mudanya. Obsesi semacam ini menjadi pendorong kuat bagi penduduk pedesaan
untuk beramai-ramai membanjiri dan memadati setiap sudut daerah perkotaan,
dalam suatu proses sosial yang disebut urbanisasi. Fenomena demografis seperti
ini, selanjutnya menjadi salah satu sumber permasalahan bagi kebijakan-
kebijakan dalam upaya penataan ruang dan kehidupan masyarakat perkotaan.
Sampai dengan saat sekarang ini masalah perkotaan ini masih menunjukkan
gelagat yang semakin ruwet dan kompleks.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Suatu perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang bertindak sebagai pendukung dan penghambat jalannya
proses perubahan social tersebut. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam
masyarakat itu sendiri (internal factor) serta juga dapat berasal dari luar
lingkupan masyarakat (External factor). Faktor-faktor yang berhubungan dengan
perubahan masyarakat berdasarkan arah antara lain, faktor internal yang
didalamnya terdapat berbagai factor seperti Dinamika Penduduk, Penemuan-
penemuan baru, munculnya pertentangan, dan Terjadinya Pemberontakan.
Sedangkan faktor yang kedua adalah faktor eksternal yang terdiri dari Bencana
Alam, Perang dan Kebudayaan masyarakat lain.

Faktor pendukung perubahan sosial antara lain, kontak dengan kebudayaan


lain, sistem pendidikan formal yang maju, sikap menghargai hasil karya
seseorang dan keinginan untuk maju, toleransi terhadap perbuatan-perbuatan
yang menyimpang (deviation), sistem terbuka pada lapisan masyarakat, adanya
penduduk yang heterogen, ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang
kehidupan tertentu dan adanya orientasi ke masa depan.

Faktor penghambat perubahan social antara lain, perkembangan ilmu


pengetahuan yang lambat, sikap masyarakat yang tradisional, adanya
kepentingan yang telah tertanam dengan kuatnya, kurangnya hubungan dengan
masyarakat lain, adanya prasangka buruk terhadap hal-hal baru, dan faktor
kebiasaan.

B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan ialah salah satunya agar kita selalu
melakukan suatu perubahan yang kearah positif baik dalam bidang

12
pembangunan, pendidikan, kesahatan dan lain-lain. Disamping itu kita harus
berperan aktif dan berpatisipasi di dalam melakukan perubahan tersebut.

13
DAFTAR PUSTAKA

Wijaya. E. Juhana. 2007. Memahami Sosiologi. Bandung: Armico


Soekanto, S. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Grafindo.
Hendropuspito. 1989. Sosiologi Sistematik. Yogyakarta: Kanisius.
———-. Makalah Perubahan Sosial.
http://syair79.wordpress.com/2009/04/17/makalah-perubahan-sosial/ [5
September 2009]
Alpizar. 2008. Islam dan Perubahan Sosial. http://
www.uinsuska.info/ushuluddin/attachments/074_ISLAM%20DAN
%20PERUBAHAN%20SOSIAL.pdf [8 September 2009]

14

Anda mungkin juga menyukai