TENTANG
PERUBAHAN SOSIAL
DI SUSUN
OLEH :
RIDIT SENSIV
KELAS XII-IPS
GURU MAPEL :
.........................................
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang proses
perubahan sosial, penyebab perubahan sosil dan dampak yang ditimbulkan dari
perubahan sosial.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
sekalian.
Penulis
i
i
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ..............................................................................12
B. Saran ........................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari
hubungan dengan manusia lain. Sebagai akibat dari hubungan yang terjadi di
antara individu-individu (manusia) kemudian lahirlah kelompok-kelompok sosial
(social group) yang dilandasi oleh kesamaan-kesamaan kepentingan bersama.
Namun bukan berarti semua himpunan manusia dapat dikatakan kelompok sosial.
Untuk dikatakan kelompok sosial terdapat persyaratan-persyaratan tertentu.
Dalam kelompok social yang telah tersusun susunan masyarakatnya akan
terjadinya sebuah perubahan dalam susunan tersebut merupakan sebuah
keniscayaan. Karena perubahan merupakan hal yang mutlak terjadi dimanapun
tempatnya.
Perubahan bisa terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu
masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalam nilai-nilai,
sikap dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Hubungan perubahan sosial dengan perubahan kebudayaan yang menyangkut
pembangunan
Pembangunan merupakan sebuah perubahan yang direncanakan dan
mempunyai tujuan serta periodeisasi yang jelas. Pada dasarnya pembangunan
merupakan haruslah bertujuan untuk memecahkan berbagai permasalahan yang
dihadapi oleh masyarakat. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan mutlak
diperlukan, tanpa adanya partisipasi masyarakat pembangunan hanyalah
menjadikan masyarakat sebagai objek semata. Salah satu kritik adalah masyarakat
merasa “tidak memiliki” dan “acuh tak acuh” terhadap program pembangunan
yang ada. Penempatan masyarakat sebagai subjek pembangunan mutlak
diperlukan sehingga masyarakat akan dapat berperan serta secara aktif mulai dari
perencanaan, pelaksanaan hingga monitoring dan evaluasi pembangunan. Terlebih
apabila kita akan melakukan pendekatan pembangunan dengan semangat
lokalitas. Masyarakat lokal menjadi bagian yang paling memahami keadaan
daerahnya tentu akan mampu memberikan masukan yang sangat berharga.
1
B. Perumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah yang dapat dikaji dari uraian-uraian di atas
antara lain:
1. Apa yang pengertian dengan perubahan sosial dan pembangunan?
2. Sebutkan tipe-tipe dari perubahan sosial?
3. Faktor-faktor apa yang dapat mendorong dan menghambat perubahan sosial?
C. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan peneliti dalam pembuatan makalah ini ialah
sebagai berikut:
1. Ingin mengetahui macam-macam definisi dari perubahan sosial dan
pembangunan.
2. Ingin mengetahui tipe-tipe deri perubahan sosial dari masyarakat.
3. Ingin mengetahui faktor pendorong dan penghambat perubahan sosial dan
pembangunan.
D. Manfaat
Adapun yang menjadi manfaat dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang
definisi, tipe-tipe dan faktor pendorong serta faktor penghambat perubahan
sosial dan pembangunan.
2. Bagi pembaca
Manfaat bagi pembaca dapat digunakan sebagai pengetahuan di dalam
kehidupan sehari-hari.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Perubahan sosial adalah proses di mana terjadi perubahan struktur dan fungsi
suatu sistem sosial. Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat masuknya ide-ide
3
pembaruan yang diadopsi oleh para anggota sistem sosial yang bersangkutan.
Proses perubahan sosial biasa tediri dari tiga tahap:
1. Invensi, yakni proses di mana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan.
2. Difusi, yakni proses di mana ide-ide baru itu dikomunikasikan ke dalam
sistem sosial.
3. Konsekuensi, yakni perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem sosial
sebagai akibat pengadopsian atau penolakan inovasi. Perubahan terjadi
jika penggunaan atau penolakan ide baru itu mempunyai akibat.
B. Bentuk-Bentuk Perubahan
Terdapat tiga tipe perubahan yaitu: perubahan peradaban, perubahan,
budaya dan perubahan sosial.
1. Perubahan peradaban
Ada seorang arkeolog yang bernama V. Gordon Childe, ia mendefinisikan
peradaban sebagai suatu transformasi elemen-elemen budaya manusia, yang
berarti transformasi dalam penguasaan tulis-menulis, metalurgi, bangunan
arsitektur monumental, perdagangan jarak jauh, standar pengukuran panjang dan
berat, ilmu hitung, alat angkut, cabang-cabang seni dan para senimannya,
surplus produksi, system pertukaran atau barter dan penggunaan bajak atau alat
bercocok tanam lainnya.
4
saling berbeda sehingga tercapai keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi
kehidupan.
Contoh: Masuknya mekanisme pertanian mengakibatkan hilangnya
beberapa jenis teknik pertanian tradisional seperti teknik menumbuk padi
dilesung diganti oleh teknik “Huller” di pabrik penggilingan padi. Peranan buruh
tani sebagai penumbuk padi jadi kehilangan pekerjaan.
Semua terjadi karena adanya salah satu atau beberapa unsur budaya yang
tidak berfungsi lagi, sehingga menimbulkan gangguan keseimbangan didalam
masyarakat. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian yaitu :
kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi dan filsafat bahkan perubahan dalam
bentuk juga aturan-aturan organisasi social. Perubahan kebudayaan akan
berjalan terus-menerus tergantung dari dinamika masyarakatnya.
5
Adapun fakator-faktor yang mendorong dan menghambat perubahan sosial
ialah sebagai berikut:
D. Faktor yang mempengaruhi Perubahan Sosial
1. Faktor Pendukung Proses Perubahan
Faktor pendorong tersebut menurut Soerjono Soekanto antara lain:
a. Kontak dengan kebudayaan lain.
b. Sistem pendidikan formal yang maju.
c. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju.
d. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (deviation).
e. Sistem terbuka pada lapisan masyaraka.
f. Adanya penduduk yang heterogen.
g. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu.
h. Adanya orientasi ke masa depan.
2. Faktor Penghambat Proses Perubahan
Ada faktor penghambat terjadinya proses perubahan tersebut. Faktor
penghalang tersebut antara lain:
a. Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat.
b. Sikap masyarakat yang tradisional.
c. Adanya kepentingan yang telah tertanam dengan kuatnya.
d. Adanya prasangka buruk terhadap hal-hal baru.
e. Adat atau kebiasaan.
E. Proses Perubahan Sosial
Proses perubahan sosial terdiri dari tiga tahap barurutan : (1) invensi yaitu
proses di mana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan, (2) difusi, ialah
proses di mans ide-ide baru itu dikomunikasikan ke dalam Sistem sosial, dan (3)
konsekwensi yakni perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem social
sebagai akibat pengadopsian atau penolakan inovasi. Perubahan terjadi jika
penggunaan atau penolakan ide baru itu mempunysi akibat. Karena itu
perubahan sosial adalah akibat komunikasi sosial.
6
inovasi yang terjadi telah invensi sebelum terjadi difusi. Yang dimaksud ialah
proses terbentuknya ide baru dari suatu bentuk hingga menjadi suatu bentuk
yang memenuhi kebutuhan audiens penerima yang menghendaki. Kami tidak
memaaukkan tahap ini karena ia tidak selalu ada. Misalnya, jika inovasi itu
dalam bentuk yang siap pakai. Tahap terakhir yang terjadi setelah konsekwensi,
adalah menyusutnya inovasi, ini menjadi bagian dari konsekwensi.
7
bersangkutan untuk berupaya menyelusuri, mengeksplorasi, dan menggali serta
menemukan unsur-unsur atau nilai-nilai kepribadian atau jatidiri sebagai bangsa
yang bermartabat.
8
keberlakuannya terbatas, tidak bersifat universal seperti yang berlaku bagi nilai-
nilai atau values. Sebagai contoh atau kasus, seyogianya manusia mengenakkan
pakaian, ini merupakan atau termasuk kualifikasi nilai (value). Semua fihak
cenderung mengakui dan menganut nilai atau value ini. Namun, pakaian model
apa yang harus dikenakan itu? Perkara model pakaian yang disukai, yang
disenangi, yang biasa dikenakan, itulah yang menjadi urusan norma-norma yang
dari tempat ke tempat, dari waktu ke waktu, dan dari kelompok ke kelompok
akan lebih cenderung beraneka ragam.
9
manusia, suatu masyarakat tertentu (misalnya masyarakat Indonesia) tidaklah
sekedar memperlihatkan suatu fenomena kebengongan semata, tetapi diharapkan
mampu merespons, melibatkan diri dan memanfaatkannya secara signifikan bagi
eksistensi bagi dirinya, sesamanya, dan lingkungan sekitarnya. Adapun
spesifikasi sikap mental seseorang atau kelompok yang kondusif untuk
mengadopsi dan mengadaptasi proses modernisasi adalah, (1) nilai budaya atau
sikap mental yang senantiasa berorientasi ke masa depan dan dengan cermat
mencoba merencanakan masa depannya, (2) nilai budaya atau sikap mental yang
senantiasa berhasrat mengeksplorasi dan mengeksploitasi potensi-potensi
sumber daya alam, dan terbuka bagi pengembangan inovasi bidang iptek. Dalam
hal ini, memang iptek bisa dibeli, dipinjam dan diambil alih dari iptek produk
asing, namun dalam penerapannya memerlukan proses adaptasi yang sering
lebih rumit daripada mengembangkan iptek baru, (3) nilai budaya atau sikap
mental yang siap menilai tinggi suatu prestasi dan tidak menilai tinggi status
sosial, karena status ini seringkali dijadikan suatu predikat yang bernuansa
gengsi pribadi yang sifat normatif, sedangkan penilai obyektif hanya bisa
didasarkan pada konsep seperti apa yang dikemukakan oleh D.C. Mc Clelland
(Koentjaraningrat, 1985), yaitu achievement-oriented, (4) nilai budaya atau sikap
mental yang bersedia menilai tinggi usaha fihak lain yang mampu meraih
prestasi atas kerja kerasnya sendiri.
Tanpa harus suatu masyarakat berubah seperti orang Barat, dan tanpa harus
bergaya hidup seperti orang Barat, namun unsur-unsur iptek Barat tidak ada
salahnya untuk ditiru, diambil alih, diadopsi, diadaptasi, dipinjam, bahkan dibeli.
Manakala persyaratan ini telah dipenuhi dan keempat nilai budaya atau sikap
mental yang telah ditampilkan telah dimiliki oleh suatu masyarakat tersebut.
Khusus untuk masyarakat di Indonesia, sejarah masa lampau mengajarkan
bahwa sistem ekonomi, politik, dan kebudayaan dari kerajaan-kerajaan besar di
Asia seperti India dan Cina, yang diadopsi dan diadaptasi oleh kerajaan-kerajaan
di Nusantara ini, seperti Sriwijaya dan Majapahit, namun fakta sejarah tidak
membuktikan bahwa orang-orang Sriwijaya dan Majapahit, dalam pengadopsian
dan pengadaptasian nilai-nilai kebudayaan tadi sekaligus menjadi orang India
atau Cina.
10
Proses modernisasi sampai saat ini masih tampak dimonopoli oleh
masyarakat perkotaan (urban community), terutama di kota-kota Negara Sedang
Berkembang, seperti halnya di Indonesia. Kota-kota di negara-negara sedang
berkembang menjadi pusat-pusat modernisasi yang diaktualisasikan oleh
berbagai bentuk kegiatan pembangunan, baik aspek fisik-material, sosio-
kultural, maupun aspek mental-spiritual. Kecenderungan-kecenderungan seperti
ini, menjadikan daerah perkotaan sebagai daerah yang banyak menjanjikan
kehidupan yang lebih baik bagi penduduk pedesaan, terutama bagi generasi
mudanya. Obsesi semacam ini menjadi pendorong kuat bagi penduduk pedesaan
untuk beramai-ramai membanjiri dan memadati setiap sudut daerah perkotaan,
dalam suatu proses sosial yang disebut urbanisasi. Fenomena demografis seperti
ini, selanjutnya menjadi salah satu sumber permasalahan bagi kebijakan-
kebijakan dalam upaya penataan ruang dan kehidupan masyarakat perkotaan.
Sampai dengan saat sekarang ini masalah perkotaan ini masih menunjukkan
gelagat yang semakin ruwet dan kompleks.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Suatu perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang bertindak sebagai pendukung dan penghambat jalannya
proses perubahan social tersebut. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam
masyarakat itu sendiri (internal factor) serta juga dapat berasal dari luar
lingkupan masyarakat (External factor). Faktor-faktor yang berhubungan dengan
perubahan masyarakat berdasarkan arah antara lain, faktor internal yang
didalamnya terdapat berbagai factor seperti Dinamika Penduduk, Penemuan-
penemuan baru, munculnya pertentangan, dan Terjadinya Pemberontakan.
Sedangkan faktor yang kedua adalah faktor eksternal yang terdiri dari Bencana
Alam, Perang dan Kebudayaan masyarakat lain.
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan ialah salah satunya agar kita selalu
melakukan suatu perubahan yang kearah positif baik dalam bidang
12
pembangunan, pendidikan, kesahatan dan lain-lain. Disamping itu kita harus
berperan aktif dan berpatisipasi di dalam melakukan perubahan tersebut.
13
DAFTAR PUSTAKA
14