Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

FAKTOR TERJADINYA FENOMENA


PERUBAHAN SOSIAL DIMASYARAKAT

DISUSUN OLEH

NAMA: NAELI INAYATUL MAULA

KELAS: XII IPS 2

SMAN 1 SANGKULIRANG

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang
"Faktor terjadinya fenomena perubahan social dimasyarakat”
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak
akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena
itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca.

Sangkulirang, 05 April, 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................................1
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah.................................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................................2
1.4 Manfaat....................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................1
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................1
2.1 Definisi Perubahan Sosial.........................................................................................1
2.2 Tipe-Tipe Perubahan................................................................................................2
2.3 Gejala Gejala Sosial dan Ketimpangan Dimasyarakat...............................................3
1. Pengertian Gejala Sosial.........................................................................................3
2. Contoh Gejala Sosial...............................................................................................5
3. Faktor Penyebab Gejala Sosial................................................................................6
4. Gejala Sosial Akibat Pengaruh Perubahan Sosial....................................................7
2.4 Ketimpangan Sosial..................................................................................................8
1. Pengertian Ketimpangan Sosial..............................................................................8
2. Faktor Penyebab Ketimpangan Sosial..................................................................10
3. Dampak dan Upaya Mengatasi Ketimpangan Sosial dalam Masyarakat..............12
BAB III.................................................................................................................................1
PENUTUP............................................................................................................................1
3.1  Kesimpulan..............................................................................................................1
3.2 Saran........................................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................1
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari
hubungan dengan manusia lain. Sebagai akibat dari hubungan yang terjadi di
antara individu-individu (manusia) kemudian lahirlah kelompok-kelompok sosial
(social group) yang dilandasi oleh kesamaan-kesamaan kepentingan bersama.
Namun bukan berarti semua himpunan manusia dapat dikatakan kelompok sosial.
Untuk dikatakan kelompok sosial terdapat persyaratan-persyaratan tertentu.
Dalam kelompok social yang telah tersusun susunan masyarakatnya akan
terjadinya sebuah perubahan dalam susunan tersebut merupakan sebuah
keniscayaan. Karena perubahan merupakan hal yang mutlak terjadi dimanapun
tempatnya.

Perubahan bisa terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam


suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalam nilai-
nilai, sikap dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat. 
Hubungan perubahan sosial dengan perubahan kebudayaan yang menyangkut
pembangunan

Pembangunan merupakan sebuah perubahan yang direncanakan dan


mempunyai tujuan serta periodeisasi yang jelas. Pada dasarnya pembangunan
merupakan haruslah bertujuan untuk memecahkan berbagai permasalahan yang
dihadapi oleh masyarakat. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan mutlak
diperlukan, tanpa adanya partisipasi masyarakat pembangunan hanyalah
menjadikan masyarakat sebagai objek semata. Salah satu kritik adalah masyarakat
merasa “tidak memiliki” dan “acuh tak acuh” terhadap program pembangunan
yang ada. Penempatan masyarakat sebagai subjek pembangunan mutlak
diperlukan sehingga masyarakat akan dapat berperan serta secara aktif mulai dari
perencanaan, pelaksanaan hingga monitoring dan evaluasi pembangunan. Terlebih
apabila kita akan melakukan pendekatan pembangunan dengan semangat
lokalitas. Masyarakat lokal menjadi bagian yang paling memahami keadaan
daerahnya tentu akan mampu memberikan masukan yang sangat berharga.
1.2 Perumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah yang dapat dikaji dari uraian-uraian di atas antara lain:
1.    Apa yang pengertian dengan perubahan sosial dan pembangunan?
2.    Sebutkan tipe-tipe dari perubahan sosial?
3.   Apa saja gejala gejala sosial dan ketimpangan dimasyarakat?
1.3 Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan peneliti dalam pembuatan makalah ini ialah
sebagai berikut:
1.    ingin mengetahui macam-macam definisi dari perubahan social dan
pembangunan.
2.    ingin mengetahui tipe-tipe deri perubahan sosial dari masyarakat.
3.    ingin mengetahui gejala gejala sosial dan ketimpangan dimasyarakat
1.4 Manfaat
Adapun yang menjadi manfaat dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini
adalah sebagai berikut:
1.    Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang
definisi, tipe-tipe serta gejala gejala sosial dan ketimpangan dimasyarakat
2.    Bagi pembaca
Manfaat bagi pembaca dapat digunakan sebagai pengetahuan di dalam kehidupan
sehari-hari.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Perubahan Sosial
Berikut ini ialah beberapa pengertian perubahan sosial menurut pendapat ahli
social.
1.    Selo Soemardjan
Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-
lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem
sosialnya, termasuk nilai, sikap-sikap sosial, dan pola perilaku di antara
kelompok-kelompok dalam masyarakat.

2.    Mac Iver


Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan
(social relation), atau perubahan terhadap keseimbangan hubungan social.

3.    Gillin dan Gillin


Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi sebagai suatu variasi dari cara
hidup yang telah diterima karena adanya perubahan kondisi geografi, kebudayaan
material, komposisi penduduk, ideologi, maupun adanya difusi atau penemuan
penemuan baru dalam masyarakat.

4.    William F. Ogburn


Perubahan sosial adalah perubahan yang mencakup unsur-unsur kebudayaan baik
material maupun immaterial yang menekankan adanya pengaruh besar dari unsur-
unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial.

Dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang berkenaan


dengan kehidupan masyarakat yang termasuk perubahan sistem nilai dan norma
sosial, sistem pelapisan sosial, struktur sosial, proses-proses sosial, pola dan
tindakan sosial warga masyarakat serta lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Perubahan sosial adalah proses di mana terjadi perubahan struktur dan fungsi
suatu sistem sosial. Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat masuknya ide-ide
pembaruan yang diadopsi oleh para anggota sistem sosial yang bersangkutan.
Proses perubahan sosial biasa tediri dari tiga tahap:
1. Invensi, yakni proses di mana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan.
2. Difusi, yakni proses di mana ide-ide baru itu dikomunikasikan ke dalam
sistem sosial.
3. Konsekuensi, yakni perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem sosial
sebagai akibat pengadopsian atau penolakan inovasi. Perubahan terjadi jika
penggunaan atau penolakan ide baru itu mempunyai akibat.

2.2 Tipe-Tipe Perubahan


1.         Perubahan peradaban
Ada seorang arkeolog yang bernama V. Gordon Childe, ia mendefinisikan
peradaban sebagai suatu transformasi elemen-elemen budaya manusia, yang
berarti transformasi dalam penguasaan tulis-menulis, metalurgi, bangunan
arsitektur monumental, perdagangan jarak jauh, standar pengukuran panjang dan
berat, ilmu hitung, alat angkut, cabang-cabang seni dan para senimannya, surplus
produksi, system pertukaran atau barter dan penggunaan bajak atau alat bercocok
tanam lainnya.

Perubahan peradaban yang dimaksud pada alinea sebelumnya, prosesnya


harus didesain dengan kesadaran, kesengajaan, kebersamaan, dan komitmen, yang
didasarkan atas nilai-nilai kehidupan yang benar. Selanjutnya melalui
pendidikanlah, kita dapat berharap wujudnya yaitu dengan mencerdaskan
kehidupan bangsa. Kehidupan yang cerdas inilah yang patut menjadi dasar sebuah
peradaban yang kokoh dan sehat. Pendidikan adalah syarat mutlak berkembangya
peradaban. Tanpa pendidikan yang memadai, tidak aka nada SDM yang mampu
membawa perubahan peradaban ke arah yang lebih baik.
2.         Perubahan kebudayaan
Pengertian perubahan kebudayaan adalah  suatu keadaan dalam
masyarakat yang terjadi karena ketidak sesuaian diantara unsur-unsur kebudayaan
yang saling berbeda sehingga tercapai keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi
kehidupan.
Contoh: Masuknya mekanisme pertanian mengakibatkan hilangnya beberapa jenis
teknik pertanian tradisional seperti teknik menumbuk padi dilesung diganti oleh
teknik “Huller” di pabrik penggilingan padi. Peranan buruh tani sebagai
penumbuk padi jadi kehilangan pekerjaan.

Semua terjadi karena adanya salah satu atau beberapa unsur budaya yang
tidak berfungsi lagi, sehingga menimbulkan gangguan keseimbangan didalam
masyarakat. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian yaitu :
kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi dan filsafat bahkan perubahan dalam
bentuk juga aturan-aturan organisasi social. Perubahan kebudayaan akan berjalan
terus-menerus tergantung dari dinamika masyarakatnya.

2.3 Gejala Gejala Sosial dan Ketimpangan Dimasyarakat


1. Pengertian Gejala Sosial
Gejala sosial adalah suatu fenomena yang ditandai dengan timbulnya
permasalahan sosial yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh tingkah laku setiap
individu di dalam lingkungan kehidupannya. Dengan kata lain, setiap gejala ini
menjadi dampak sekaligus penyebab dari gejala sosial lainnya. Gejala sosial
adalah hal-hal yang menyebabkan terjadinya masalah sosial. Gejala sosial
seringkali disamakan dengan masalah sosial, penting untuk dimengerti bahwa hal
ini tidak tepat. Namun, kedua konsep memang saling berkaitan erat.

Untuk memudahkan kita dalam membedakan gejala sosial dengan masalah


sosial, berikut adalah sebuah contoh yang dapat gunakan untuk memahami
masing-masing konsep. Ketimpangan ekonomi merupakan sebuah gejala sosial,
gejala sosial tersebut mengakibatkan terjadinya sebuah masalah sosial, yaitu
kriminalitas yang dilakukan oleh masyarakat miskin. Istilah "gejala" pada konsep
ini berasal dari pendekatan positivisme, yaitu cabang ilmu sosial yang diturunkan
dari tradisi ilmu alam.

Gejala-gejala sosial di dalam masyarakat yang tidak dikehendaki dan


diinginkan oleh masyarakat dapat disebut masalah sosial. Hal ini merupakan
gejala yang abnormal atau gejalagejala yang patologis. Masalah-masalah sosial
begitu mengganggu dan menghantui kehidupan manusia dalam kebudayaan dan
peradabannya karena dapat dipastikan hal tersebut dapat menjauhkan manusia dari
kesejatraannya

Kehidupan masyarakat sejatinya selalu mengalami perubahan seiring


berkembangnya zaman. Dalam proses perubahan tersebut, terkadang muncul
kondisi yang tidak diharapkan atau tidak seharusnya terjadi. Adanya gejala sosial
di dalam masyarakat ini memberikan beragam dampak terhadap manusia. Secara
umum, ini memiliki dampak baik positif maupun negatif bagi kehidupan
bermasyarakat. Dampak positif bisa berupa modernisasi dan gotong royong,
sedangkan dampak negatif bisa berupa perang, kejahatan, pengangguran,
kemiskinan, korupsi dan kenakalan remaja. Pada dasarnya semua manusia
menginginkan kehidupan yang baik, yaitu terpenuhinya kebutuhan hidup, baik
kebutuhan jasmani, kebutuhan rohani, maupun kebutuhan sosial. Manusia berpacu
untuk dapat memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya demi mempertahankan
kehidupan diri sendiri, maupun keluarganya.

Gejala sosial juga diartikan sebagai suatu pristiwa yang sering terjadi pada
lapisan masyarakat, baik masyarakat tradisional maupun masyarakat modern.
Macam-macam gejala sosial antara lain:

1. Gejala sosial religious, misalnya perayaan panen padi

2. Gejala sosial ekonomi, misalnya gejala menurunnya pertumbuhan ekonomi dan


meningkatkan pengangguran

3. Gejala sosial politik, misalnya terjadinya praktik politik uang untuk


memenangkan pemilu
4. Gejala sosial hukum, misalnya ketidakdisiplin pengendara sepeda motor di
jalan raya

2. Contoh Gejala Sosial


Contoh Gejala sosial antara lain kemiskinan, kejahatan, perang,
kewirausahaan, dan persamaan gender. Setiap gejala sosial menjadi dampak
sekaligus penyebab dari gejala sosial yang lain. Misalnya keyakinan agama
memengaruhi praktik ekonomi. Sedangkan kepentingan ekonomi menentukan
teori politik. Gejala sosial yang ada didalam masyarakat berawal dari adanya
perubahan sosial. Setiap masyarakat pasti mengalami perubahan di
lingkungannya. Perubahan sosial merupakan segala perubahan yang ada pada
lembaga-lembaga kemasyarakat dan dipengaruhi sistem sosial, nilai, sikap, serta
pola prilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Perubahan sosial
dalam masyarakat dapat berdampak positif maupun negatif. Bagi masyarakat yang
tidak dapat menerima perubahan sosial maka akan terjadi masalah sosial. Adapun
contoh gejala sosial yang ada pada masyarakat.

1. Kemiskinan
Dalam sosiologi, kemiskinan merupakan suatu gejala sosial yang sering
kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Gejala sosial ini terjadi diberbagai
negara di dunia termasuk Indonesia. Kemiskinan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

a. Kemiskinan absolut, yaitu seseorang atau sekelompok orang tidak dapat


memenuhi kebutuhan minimum hidupnya.

b. Kemiskinan relatif, yaitu seseorang atau sekelompok orang dapat memenuhi


kebutuhan minimum hidupnya, namun dirinya masih merasa miskin bila
dibandingakan dengan orang lain atau kelompok lain.

Kemiskinan dapat dikarenakan tidak mampunya seseorang dalam


memenuhi kebutuhankebutuhan primer. Namun dalam sosiologi, salah satu faktor
penyebab munculnya maslah tersebut karena lembaga kemasyarakatan tidak
berfungsi dengan baik, yaitu lembagakemasyarakatan dibidang ekonomi.
Permasalahan tersebut dapat menyebar kebidang lainnya, seperti pendidikan,
sosial, dsb.
2. Masalah remaja
Masa remaja adalah masa pencarian jati diri sehingga banyak remaja yang
meniru tingkah laku orang lain. Tindakan remaja bila tidak terkontrol dapat
menjadi suatu masalah sosial yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
Masalah remaja ini ditandai oleh adanya keinginan untuk melawan ataupun sikap
apatis. Pada masa ini seharusnya mereka mengenal nilai dan norma-norma yang
berlaku dimasyarakat. Dengan mempelajari norma di masyarakat, diharapkan
mereka dapat berprilaku dan tidak melakukan perbuatan yang menyimpang.
Prilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja dapat beragam, sebagai contoh
membolos, mencontek, pelanggaran lalu lintas dan lain sebagainya.

3. Masalah kependudukan
Indonesia adalah negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang padat.
Penduduk merupakan sumber penting bagi pembangunan. Hal ini dikarenakan
penduduk menjadi subjek dan obyek pembangunan. Dengan adanya
pembangunan dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk disuatu negara.
kesejahteraan penduduk juga mengalami gangguan yang dipengaruhi oleh
perubahan demografis yang sering sekali tidak dirasakan. Masalah kependudukan
dapat berupa kepadatan penduduk, pemerataan penduduk yang tidak rata, ledakan
penduduk dsb. Masalah-masalah diatas perlu adanya penanggulangan, karena
dapat mempengaruhi tingkat kesejahteraan penduduk. Adapun beberapa cara
untuk mengatasi permasalahan tersebut diantanya:

a. Melalui program keluarga berencana (KB)

b. Transimigrasi,dan

c. Mengatur pertumbuhan jumlah penduduk

3. Faktor Penyebab Gejala Sosial


1. Faktor Kultural merupakan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang di
lingkungan masyarakat/komunitas. Ada beberapa contoh gejala sosial berdasarkan
factor kultural, antara lain kemiskinan, kerja bakti, perilaku menyimpang, dsb.
2. Faktor Struktural merupakan suatu keadaan yang mempengaruhi struktur,
struktur yang dimaksud adalah sesuatu yang disusun oleh pola tertentu. Faktor
struktural dapat dilihat dari pola-pola hubungan antar individu dan kelompok yang
terjalin dilingkungan masyarakat. Contoh gejala sosial yang dipengaruhi oleh
faktor struktural seperti penyuluhan sosial, interaksi dengan orang lain dsb.

4. Gejala Sosial Akibat Pengaruh Perubahan Sosial


Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam masyarakat,
berkaitan dengan perilaku. Perubahan yang dialami masyarakat dipicu:

a. Globalisasi
Globalisasi adalah sistem ekonomi dan budaya global menyebabkan
manusia di seluruh dunia menjadi satu kesatuan masyarakat tunggal. Adanya
globalisasi memicu perubahan perilaku ataupun pola pikir.

b. Pola hidup kebarat-baratan (westernisasi)


Westernisasi adalah kecenderungan untuk menjadi sama dengan perilaku
masyarakat barat. Westernisasi mengakibatkan lunturnya rasa nasionalisme,
menghilangkan jati diri bangsa, serta dapat mematikan kreativitas seseorang
akibat peniruan budaya barat secara berlebihan.

c. Pola hidup modernisasi


Modernisasi adalah proses pergeseran sikap, karakter, dan perilaku
masyarakat dalam menyesuaikan diri dengan perkembangan dunia terkini.

d. Sikap mengutamakan kepentingan dunia (hedonisme)


Orang yang menganut paham hedonisme didominasi oleh perilaku hidup
bersenangsenang setiap waktu. Perilaku ini menyebabkan orang yang
mengindahkan norma sosial menolak untuk bekerja dan tidak memiliki etos kerja.

e. Sikap hidup boros (konsumerisme)


Konsumerisme adalah kegiatan pembelian barang konsumsi yang
berlebihan. Hal itu untuk gaya hidup modern semata.

Terjadinya perubahan sosial-budaya dimasyarakat merupakan salah satu


akibat dari gejala sosial. Dampak gejala sosial ada yang bersifat positif dan
negatif.
1. Dampak positif
Gejala sosial yang ada di masyarakat harus kita sikapi dengan baik. Bila
kita dapat terbuka dan mengimbangi perubahan sosial-budaya yang ada. Maka
perubahan tersebut akan berdampak positif dan memberikan kita mamfaat. Hal ini
dapat dilihat dengan kemajuan bidang tekhnologi. Dalam bidang tekhnologi kita
mengenal tekhnologi komunikasi, seperi telepon, handphone, telegram, email,
dsb. Dengan adanya alat komunikasi yang modern, maka, maka kita dapat
melakukan interaksi jarak jauh tanpa harus bertemu secara langsung.

2. Dampak negatif
Seseorang yang tidak dapat menerima perubahan yang terjadi akan
mengalami keguncangan culture shock. Ketidaksanggupan seseorang dalam
menghadapi gejala sosial akan membawa kearah prilaku menyimpang.

2.4 Ketimpangan Sosial


1. Pengertian Ketimpangan Sosial
Ketimpangan sosial diartikan sebagai ketidaksamaan akses untuk
mendapatkan atau memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Sumber daya bisa
berupa kebutuhan primer seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, peluang
berusaha dan kerja, dapat berupa kebutuhan sekunder seperti sarana
pengembangan usaha, sarana perjuangan hak asasi, sarana saluran politik, dan
lain-lain. Ketimpangan sosial dapat diartikan sebagai adanya ketidakseimbangan
atau jarak yang terjadi ditengah-tengah masyarakat yang disebabkan adanya
perbedaan status sosial, ekonomi, ataupun budaya

Pengertian Ketimpangan Sosial menurut ahli

1. Menurut Andrinof A. Chaniago; ketimpangan adalah buah dari pembangunan


yang hanya berfokus pada aspek ekonomi dan melupakan aspek sosial

2. Menurut Budi Winarno; ketimpangan merupakan akibat dari kegagalan


pembangunan di era globalisasi untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikis warga
masyarakat.
3. Menurut Jonathan Haughton & Shahidur R. Khandker; ketimpangan sosial
adalah bentuk-bentuk ketidak-adilan yang terjadi dalam proses pembangunan.

4. Roichatul Aswidah; ketimpangan sosial sering dipandang sebagai dampak


residual dari proses pertumbuhan ekonomi.

Jadi, kesimpulan ketimpangan sosial diartikan sebagai suatu ketidakadilan


yang dirasakan oleh masyarakat dalam status dan kedudukan. Ketimpangan sosial
dilatarbelakangi oleh beberapa hal, antara lain :

1.Stratifikasi sosial; sistem stratifikasi yang sangat berpengaruh terhadap


timbbulnya ketimpangan sosial adalah sistem stratifikasi tertutup yang tidak
memberi peluang kepada anggota strata tertentu untuk berpindah kestrata lain.
selain itu pada masyarakat yang menganut sistem kelas sosial dimana status orang
ditentukan oleh keahlian yang dimiliknya. ini merupakan gambaran masyarakat
yang demokratis namun kenyataannya ketimpangan sosial tetap ada. hal tersebut
dikarenakan akses yang dimiliki setiap kelas sosial berbeda.

2. Sikap Prejudice; sikap Prejudice adalah sikap berdasarkan pada generalisasi


yang tidak berdasarkan realitas dan cenderung subjektif. sikap prejudice bisa
diarahkan pada kelompok orang dari kelas sosial, jenis kelamin, umur, partai
politik, ras atau suku tertentu. sikap prejudice dapat menjurus pada sikap stereotip
yaitu sikap mengkategorikan kelompok tertentu berdasarkan perasaan suka dan
tidak suka sikap prejudice juga bisa menjurus kepada sikap rasisme.

3. Diskriminasi; diskriminasi juga menjadi salah satu faktor yang


melatarbelakangi munculnya ketimpangan sosial dimasyarakat. adapun
ketimpangan ini bermuara dari adanya ketidak adilan. ketimpangan sosial yang
terjadi dimasyarakat apabila disebabkan oleh faktor ketidak adilan dalam
pendistribuasian hasil pembangunan maka akan menimbulkan rasa tidak puas
terhadap pemerintah/ pihak pengusaha swasta yang dapat memicu adanya
berbagai bentuk gerakan sosial seperti demonstrasi kelas action dan pergolakan
daerah.
2. Faktor Penyebab Ketimpangan Sosial
1. Faktor internal
Faktor ini berasal dari dalam diri seseorang. rendahnya kualitas diri
seseorang adalah salah satu faktor internal. Ketimpangan sosial ini bisa muncul
karena kemiskinan yang mengengkang masyarakat

2. Faktor eksternal
Faktor ini merupakan faktor yang berasal dari luar diri seseorang. Faktor
ini bisa terjadi karena adanya birokrasi atau aturan hukum negara yang
mengekang masyarakat sehingga mereka kesusahan dalam mengembangkan
dirinya. Ketimpangan sosial ini bisa memicu adanya kegala kemiskinan secara
struktural.

Selain faktor di atas ketimpangan sosial juga dapat terjadi karena


disebabkan oleh beberapa faktor lain yaitu: kondisi demografi, kondisi
pendidikan, kondisi ekonomi, kondisi kesehatan, kemskinan, kurangnya lapangan
pekerjaan, perbedaan status sosial masyarakat, dan letak geografis. Ketimpangan
sosial dalam masyarakat dipengaruhi oleh faktor-faktor :

1. Kondisi Demografis.

Demografi adalah ilmu yang mempelajari tentang masalah kependudukan


dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kondisi demografis antara masyarakat
satu dengan yang lain memiliki perbedaan. Perbedaan antara masyarakat satu
dengan yang lain tersebut berkaitan dengan: jumlah penduduk, komposisi
penduduk, dan persebaran penduduk.

2. Kondisi Pendidikan.
Pendidikan merupakan sosial elevator, yaitu saluran mobilitas sosial
vertikal yang efektif, yang merupakan kebutuhan untuk semua orang. Pendidikan
merupakan kunci pembangunan, terutama pembangunan sumber daya manusia.
Ada perbedaan mencolok dalam pendidikan yang ada di daerah dan kota, seperti:
Anak-anak yang berada di daerah terpencil memiliki semangat belajar tinggi
meskipun fasilitas kurang. Sedangkan anak yang tinggal di kota dengan fasilitas
pendidikan yang mencukupi, sebagian besar terpengaruh oleh lingkungan sosial
yang kurang baik sehingga semangat belajar kurang. Perbedaan ini menyebabkan
ketimpangan sosial. Ketimpangan sosial tersebut dapat dilihat dari fasilitas,
kualitas tenaga kerja, mutu pendidikan.

3. Kondisi Ekonomi.
Faktor ekonomi sering dianggap sebagai penyebab utama munculnya
ketimpangan sosial. Ketimpangan ini timbul karena pembangunan ekonomi yang
tidak merata. Ketidakmerataan pembangunan ini disebabkan karena perbedaan
antara wilayah yang satu dengan yang lainnya. Terlihat dari adanya wilayah yang
maju dan wilayah yang tertinggal. Munculnya ketimpangan yang dilihat dari
faktor ekonomi terjadi karena adanya perbedaan dalam kepemilikan sumber daya
dan faktor produksi. Daerah yang memiliki sumber daya dan faktor produksi,
terutama yang memiliki barang modal (capital stock) akan memperoleh
pendapatan yang lebih banyak dibandingkan dengan daerah yang memiliki sedikit
sumber daya.

4. Kondisi Kesehatan.
Ketimpangan sosial dapat disebabkan oleh fasilitas kesehatan yang tidak
merata di setiap daerah, jangkauan kesehatan kurang luas, pelayanan kesehatan
yang kurang memadai, dsb. Hal ini menyebabkan tingkat kesehatan dan
kesejahteraan di masyarakat yang satu berbeda dengan masyarakat yang lain,
sehingga bisa mengakibatkan ketimpangan.

5. Kemiskinan.
Kemiskinan juga dianggap sebagai salah satu penyebab ketimpangan
sosial secara teoritis. Kemiskinan dapat disebabkan oleh faktor internal dan faktor
eksternal. Kurangnya kemampuan, mutu pendidikan, dan sifat malas yang melekat
di diri masyarakat adalah beberapa contoh dari faktor internal. sementara itu
birokrasi atau peraturan yang diterapkan oleh instansi perusahaan atau negara
merupakan faktor eksternal penyebab kemiskinan. Faktor eksternal bukan hanya
menyebabkan kemiskinan kepada satu orang saja, namun juga menyebabkan
kemiskinan struktural yang menyebabkan hampir seluruh masyarakat mengalami
kemiskinan.
6. Kurangnya Lapangan Pekerjaan.
Kurangnya lapangan pekerjaan membuat masyarakat mengalami
ketimpangan atau kesenjangan sosial. Kesenjangan antara masyarakat tenaga kerja
dan penganguran menjadi semakin besar karena lapangan pekerjaan semakin
sempit. Abila upaya pemerintah dalam mengatasi pengangguran tidak dilakukan,
maka para pengangguran ini akan merasa terdiskriminasi dan ketimpangan sosial
pun semakin sulit diatasi.

7. Perbedaan status sosial masyarakat.


Perbedaan ini terjadi karena adanya pelapisan atau stratifikasi sosial yang
terbentuk berdasarkan kualitas pribadi, entah itu kesehatan, pendidikan ataupun
kekayaan. Ketimpangan sosial ini merupakan ketimpangan yang sering terjadi
dilingkungan masyarakat. Ketimpangan ini bisa dilihat adanya perbedaan status
sosial antara orang kaya dengan orang miskin. Penguasaan dengan rakyat, atau
sarjana dengan lulusan SD.

8. Letak geografis.
Pengaruh letak geografis ternyata berpengaruh terhadap ketimpangan
sosial. Secara geografis, Indonesia terdiri atas pulau-pulau yang jumlahnya sangat
banyak. Sayangnya pulau-pulau ini tidak bisa dikelola dengan baik, sehingga
ketimpangan sosial pun akhirnya terjadi. Pulau-pulau kecil yang tidak tertangani
pemerintah akhirnya malah tertinggal dengan pulau-pulau besar seperti jawa,
Sumatra dan pulau besar lainnya.

3. Dampak dan Upaya Mengatasi Ketimpangan Sosial dalam Masyarakat


Ketimpangan yang terjadi di masyarakat memiliki dampak positif dan
dampak negatif. Adapun dampak positif ketimpangan sosial bagi kehidupan
masyarakat sebagai berikut:

1. Ketimpangan sosial dapat menjadi stimulasi ampuh bagi beberapa wilayah


untuk terus memaksimalkan potensi mereka demi menuju kearah yang senantiasa
lebih baik lagi.

2. Ketimpangan sosial juga dapat menumbuhkan rasa empati antargolongan untuk


membantu yang lain demi mendapatkan kesetaraan yang sudah semestinya
3. Ketimpangan sosial meminimalisir mental individu yang biasanya gampang
cepat puas dengan ini mereka akan terus didorong untuk mengkontribusikan yang
lebih baik dari diri mereka masing-masing.

4. Mengajarkan pada masyarakat mengenai arti tentang kehidupan yang beragam

5. Mendorong manusia untuk lebih pandai bersyukur atas apa yang dipunyainya

Sedangkan dampak negatif ketimpangan sosial adalah :

1. Melemahnya minat untuk berwirausaha/berwiraswasta.


Beberapa ahli mengatakan bahwa globalisasi adalah sebuah strategi jitu
bagi kepentingan perusahaan multinasional, seperti pajak yang lebih rendah dan
peraturan yang longgar. Dengan demikian, banyak perusahaan asing (memiliki
modal yang besar) menanamkan modalnya di indonesia. Hal tersebut secara
perlahan dapat menyisihkan pengusaha kecil lokal yang tidak mampu bersaing
baik dari segi modal maupun teknologi. Pada selanjutnya masyarakat mengalami
ketimpangan sosial. Ketimpangan sosial menghambat minat masyarakat untuk
berwirausaha, khususnya masyarakat yang memiliki modal kecil

2. Diskriminasi sosial.
Pengertian diskriminasi adalah suatu sikap, perilaku, dan tindakan yang
tidak adil atau tidak seimbang yang dilakukan oleh individu atau kelompok
terhadap individu atau kelompok lainnya. Ada juga yang menyebutkan arti
diskriminasi adalah suatu tindakan atau perlakuan yang mencerminkan
ketidakadilan terhadap individu atau kelompok tertentu yang disebabkan oleh
adanya karakteristik khusus yang dimiliki oleh individu atau kelompok tersebut.

3. Kecemburuan sosial
Kecemburuan sosial dapat diartikan suatu kondisi munculnya perasaan
atau sikap yang kurang senang dari suatu kelas sosial karena adanya
perbedaanperbedaan dalam kehidupan bermasyarakat. Kecemburuan sosial dapat
muncul melalui dua sisi kemungkinan. Sisi pertama, melalui prasangka yaitu
sikap perasaan orang - orang terhadap golongan manusia tertentu. Sisi kedua,
akibat perlakuan yang diterima oelh kelompok masyarakat yang dibeda-bedakan
atau terjadi pembedaan terhadap kelompok masyarakat lainnya ketika mengakses
sesuatu. Sebagai contoh, kecemburuan sosial yang terjadi antara warga
asli/pribumi dengan warga pendatang/transmigran.

Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi ketimpangan


sosial di masyarakat antara lain :

1. Bidang Pendidikan
2. Pemerataan Penduduk 
3. Menciptakan Peluang Kerja
4. Minimalisir Korupsi

4. Contoh Ketimpangan Sosial


Beberapa contoh ketimpangan sosial yang terjadi disekitar:
1. Minimnya fasilitas publik untuk penyandang disabilitas
2. Sulitnya akses pendidikan di pedesaan
3. Masyarakat kota lebih mudah mendapat akses sumber daya, sementara
masyarakat desa tidak
4. Perlakuan yang berbeda hanya karena penampilan
5. Banyak pengangguran dan tingginya angka kriminalitas.
BAB III

PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Suatu perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat dipengaruhi oleh
beberapa hal, bisa saja gejala sosial dan ketimpangan sosial. Faktanya masih
terdapat banyak sekali gejala dan ketimpangan sosial disekitar kita. Faktor dan
dampaknya beragam, mulai dari kemiskinan, pengangguran, diskriminasi dan
masih banyak lagi. Upaya yang dapat kita lakukan sebagai siswa adalah dengan
mengurangi diskriminasi, apabila kita sudah berusaha mengurangi salah satu
penyebab ketimpangan dan gejala sosial lambat laun akan berkurang angka dari
diskriminasi yang mana akan memajukan Indonesia menjadi lebih baik
kedepannya. Tentu saja ketimpangan sosial akan terus terjadi namun ada baiknya
kita membantu dengan tidak menambah angka diskriminasi, pengangguran,
kemiskinan dan penyebab lainnya.

Selain itu upaya pemerintah dalam menghadapi ketimpangan sosial juga


diperlukan, upaya tersebut terdiri dari pemerataan pembangunan, menciptakan
peluang pekerjaan, pemerataan fasilitas Pendidikan, pemerataan penduduk dan
meminimalisir korupsi. Agar tercipta lingkungan sosial yang baik semua pihak
harus turut membantu di dalamnya

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan ialah salah satunya agar kita
selalu melakukan suatu perubahan yang kearah positif baik dalam bidang
pembangunan, pendidikan, kesahatan dan lain-lain. Disamping itu kita harus
berperan aktif dan berpatisipasi di dalam melakukan perubahan tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Wijaya. E. Juhana. 2007. Memahami Sosiologi. Bandung: Armico
Soekanto, S. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Grafindo.
Hendropuspito. 1989. Sosiologi Sistematik. Yogyakarta: Kanisius.
———-. Makalah Perubahan Sosial.
http://syair79.wordpress.com/2009/04/17/makalah-perubahan-sosial/ [5
September 2009]
Alpizar. 2008. Islam dan Perubahan Sosial. http://
www.uinsuska.info/ushuluddin/attachments/074_ISLAM%20DAN
%20PERUBAHAN%20SOSIAL.pdf [8 September 2009]

Anda mungkin juga menyukai