Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERUBAHAN SOSIAL

OLEH

PUTRI JEAKLIN WADU


2211060005

PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa penulis mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materi.

Sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan penulis berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi penulis sebagai penyusun merasa bahwa masih kekurangan dalam menyusun
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu penulis
sangat mengharapkan krtitik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Kupang, 02 Desember 2022

Penulis

Putri Jeaklin Wadu

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………iii
ABSTRAK…………………………………………………………………………………....iv
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………..1
A. Latar Belakang………………………………………………………………………1
B. Masalah……………………………………………………………………………...2
C. Tujuan……………………………………………………………………………….2
D. Metode………………………………………………………………………………3

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………...4
A. Defenisi Peubahan Sosial…………………………………………………………...4
B. Tipe-tipe Perubahan…………………………………………………………………5
C. Faktor Yang Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial ……………………….7
D. Dampak Akibat Perubahan Sosial…………………………………………………..8

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………….12


A. Simpulan…………………………………………………………………………...12

DAFTAR RUJUKAN……………………………………………………………………….13

ABSTRAK

3
Makalah ini berjudul PERUBAHAN SOSIAL. Rumusan masalah makalah ini yaitu
apa pengertian perubahan sosial dan pembangunan? apa saja tipe-tipe dari perubahan sosial?
faktor-faktor apa yang dapat mendorong dan menghambat perubahan sosial? dan bagaimana
dampak akibat perubahan sosial?. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui macam-macam
definisi dari perubahan social dan pembangunan, untuk mengetahui tipe-tipe deri perubahan
sosial dari masyarakat, untuk mengetahui faktor pendorong dan penghambat perubahan sosial
dan pembangunan, dan untuk mengetahui dampak akibat perubahan sosial
Berdasarkan masalah diatas dapat di bahas perubahan sosial merupakan segala macam
bentuk perubahan yang terjadi dalam lingkup masyarakat yakni perubahan dalam budaya
yang mencakup kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi serta filsafat. Perubahan bisa terjadi
dimanapun dan kapanpun pada lembaga-lembaga masyarakat yang mempengaruhi sistem
sosialnya.
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan suatu perubahan sosial dalam
kehidupan masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang bertindak sebagai pendukung
dan penghambat jalannya proses perubahan social tersebut. Faktor-faktor tersebut dapat
berasal dari dalam masyarakat itu sendiri (internal factor) serta juga dapat berasal dari luar
lingkupan masyarakat (External factor). Faktor-faktor yang berhubungan dengan perubahan
masyarakat berdasarkan arah antara lain, faktor internal yang didalamnya terdapat berbagai
factor seperti Dinamika Penduduk, Penemuan-penemuan baru, munculnya pertentangan, dan
Terjadinya Pemberontakan. Sedangkan faktor yang kedua adalah faktor eksternal yang terdiri
dari Bencana Alam, Perang dan Kebudayaan masyarakat lain.

Kata kunci : Perubahan, sosial

4
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang


William F. Ogburn dalam Moore (2002), berusaha memberikan suatu pengertian
tentang perubahan sosial. Ruang lingkup perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan
baik yang material maupun immaterial. Penekannya adalah pada pengaruh  besar unsur-unsur
kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial. Perubahan sosial diartikan sebagai
perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
Definisi lain dari perubahan sosial adalah segala perubahan yang terjadi dalam
lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya.
Tekanan pada definisi tersebut adalah pada lembaga masyarakat sebagai himpunan kelompok
manusia dimana perubahan mempengaruhi struktur masyarakat lainnya (Soekanto, 1990).
Perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan
keseimbangan masyarakat seperti misalnya  perubahan dalam unsur geografis, biologis,
ekonomis dan kebudayaan. Sorokin (1957),  berpendapat bahwa segenap usaha untuk
mengemukakan suatu kecenderungan yang tertentu dan tetap dalam perubahan sosial tidak
akan berhasil baik.
Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya. Perubahan dalam
kebudayaan mencakup semua bagian, yang meliputi kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi,
filsafat dan lainnya. Akan tetapi perubahan tersebut tidak mempengaruhi organisasi sosial
masyarakatnya. Ruang lingkup perubahan kebudayaan lebih luas dibandingkan perubahan
sosial. Namun demikian dalam prakteknya di lapangan kedua  jenis perubahan perubahan
tersebut sangat sulit untuk dipisahkan (Soekanto, 1990).
Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan
dengan manusia lain. Sebagai akibat dari hubungan yang terjadi di antara individu-individu
(manusia) kemudian lahirlah kelompok-kelompok sosial (social group) yang dilandasi oleh
kesamaan-kesamaan kepentingan bersama. Namun bukan berarti semua himpunan manusia
dapat dikatakan kelompok sosial. Untuk dikatakan kelompok sosial terdapat persyaratan-
persyaratan tertentu. Dalam kelompok social yang telah tersusun susunan masyarakatnya
akan terjadinya sebuah perubahan dalam susunan tersebut merupakan sebuah keniscayaan.
Karena perubahan merupakan hal yang mutlak terjadi dimanapun tempatnya.
Perubahan bisa terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu
masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalam nilai-nilai, sikap dan

5
pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.  Hubungan perubahan sosial
dengan perubahan kebudayaan yang menyangkut pembangunan
Pembangunan merupakan sebuah perubahan yang direncanakan dan mempunyai
tujuan serta periodeisasi yang jelas. Pada dasarnya pembangunan merupakan haruslah
bertujuan untuk memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan mutlak diperlukan, tanpa adanya partisipasi
masyarakat pembangunan hanyalah menjadikan masyarakat sebagai objek semata. Salah satu
kritik adalah masyarakat merasa “tidak memiliki” dan “acuh tak acuh” terhadap program
pembangunan yang ada. Penempatan masyarakat sebagai subjek pembangunan mutlak
diperlukan sehingga masyarakat akan dapat berperan serta secara aktif mulai dari
perencanaan, pelaksanaan hingga monitoring dan evaluasi pembangunan. Terlebih apabila
kita akan melakukan pendekatan pembangunan dengan semangat lokalitas. Masyarakat lokal
menjadi bagian yang paling memahami keadaan daerahnya tentu akan mampu memberikan
masukan yang sangat berharga.

B.       Rumusan Masalah


Beberapa rumusan masalah yang dapat dikaji dari uraian-uraian di atas antara
lain:
1.    Apa pengertian perubahan sosial dan pembangunan ?
2.    Sebutkan tipe-tipe dari perubahan sosial ?
3.    Faktor-faktor apa yang dapat mendorong dan menghambat perubahan sosial ?
4. Bagaimana dampak akibat perubahan sosial ?

C.      Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan peneliti dalam pembuatan makalah ini ialah sebagai
berikut:
1.    Untuk mengetahui macam-macam definisi dari perubahan social dan pembangunan.
2.    Untuk mengetahui tipe-tipe deri perubahan sosial dari masyarakat.
3.   Untuk mengetahui faktor pendorong dan penghambat perubahan sosial dan
pembangunan.
4. Untuk mengetahui dampak akibat perubahan sosial.

6
D.      Metode
Perubahan sosial merupakan segala macam bentuk perubahan yang terjadi dalam lingkup
masyarakat yakni perubahan dalam budaya yang mencakup kesenian, ilmu pengetahuan,
teknologi serta filsafat. Perubahan bisa terjadi dimanapun dan kapanpun pada lembaga-
lembaga masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya.

7
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Definisi Perubahan Sosial


Berikut ini ialah beberapa pengertian perubahan sosial menurut pendapat ahli social.
1.    Selo Soemardjan
Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai,
sikap-sikap sosial, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

2.    Mac Iver


Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan (social relation),
atau perubahan terhadap keseimbangan hubungan social.

3.    Gillin dan Gillin


Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi sebagai suatu variasi dari cara hidup yang
telah diterima karena adanya perubahan kondisi geografi, kebudayaan material, komposisi
penduduk, ideologi, maupun adanya difusi atau penemuan penemuan baru dalam masyarakat.

4.    William F. Ogburn


Perubahan sosial adalah perubahan yang mencakup unsur-unsur kebudayaan baik material
maupun immaterial yang menekankan adanya pengaruh besar dari unsur-unsur kebudayaan
material terhadap unsur-unsur immaterial.

Dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang berkenaan dengan
kehidupan masyarakat yang termasuk perubahan sistem nilai dan norma sosial, sistem
pelapisan sosial, struktur sosial, proses-proses sosial, pola dan tindakan sosial warga
masyarakat serta lembaga-lembaga kemasyarakatan.

Perubahan sosial adalah proses di mana terjadi perubahan struktur dan fungsi suatu
sistem sosial. Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat masuknya ide-ide pembaruan yang

8
diadopsi oleh para anggota sistem sosial yang bersangkutan. Proses perubahan sosial biasa
tediri dari tiga tahap:

1. Invensi, yakni proses di mana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan.


2. Difusi, yakni proses di mana ide-ide baru itu dikomunikasikan ke dalam sistem sosial.
3. Konsekuensi, yakni perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem sosial sebagai
akibat pengadopsian atau penolakan inovasi. Perubahan terjadi jika penggunaan atau
penolakan ide baru itu mempunyai akibat.

B.  Tipe-Tipe Perubahan
Terdapat tiga tipe perubahan yaitu: perubahan peradaban, perubahan budaya dan
perubahan sosial.
1.         Perubahan peradaban
Ada seorang arkeolog yang bernama V. Gordon Childe, ia mendefinisikan peradaban
sebagai suatu transformasi elemen-elemen budaya manusia, yang berarti transformasi dalam
penguasaan tulis-menulis, metalurgi, bangunan arsitektur monumental, perdagangan jarak
jauh, standar pengukuran panjang dan berat, ilmu hitung, alat angkut, cabang-cabang seni dan
para senimannya, surplus produksi, system pertukaran atau barter dan penggunaan bajak atau
alat bercocok tanam lainnya.
Perubahan peradaban yang dimaksud pada alinea sebelumnya, prosesnya harus
didesain dengan kesadaran, kesengajaan, kebersamaan, dan komitmen, yang didasarkan atas
nilai-nilai kehidupan yang benar. Selanjutnya melalui pendidikanlah, kita dapat berharap
wujudnya yaitu dengan mencerdaskan kehidupan bangsa. Kehidupan yang cerdas inilah yang
patut menjadi dasar sebuah peradaban yang kokoh dan sehat. Pendidikan adalah syarat
mutlak berkembangya peradaban. Tanpa pendidikan yang memadai, tidak aka nada SDM
yang mampu membawa perubahan peradaban ke arah yang lebih baik.

2.         Perubahan kebudayaan


Pengertian perubahan kebudayaan adalah  suatu keadaan dalam masyarakat yang
terjadi karena ketidak sesuaian diantara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda
sehingga tercapai keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan.
Contoh: Masuknya mekanisme pertanian mengakibatkan hilangnya beberapa jenis teknik
pertanian tradisional seperti teknik menumbuk padi dilesung diganti oleh teknik “Huller” di

9
pabrik penggilingan padi. Peranan buruh tani sebagai penumbuk padi jadi kehilangan
pekerjaan.
Semua terjadi karena adanya salah satu atau beberapa unsur budaya yang tidak
berfungsi lagi, sehingga menimbulkan gangguan keseimbangan didalam masyarakat.
Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan,
teknologi dan filsafat bahkan perubahan dalam bentuk juga aturan-aturan organisasi social.
Perubahan kebudayaan akan berjalan terus-menerus tergantung dari dinamika masyarakatnya.

3.         Proses Perubahan Sosial


Proses perubahan sosial terdiri dari tiga tahap barurutan : (1) invensi yaitu proses di
mana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan, (2) difusi, ialah proses di mans ide-ide baru
itu dikomunikasikan ke dalam Sistem sosial, dan (3) konsekwensi yakni perubahan-
perubahan yang terjadi dalam sistem social sebagai akibat pengadopsian atau penolakan
inovasi. Perubahan terjadi jika penggunaan atau penolakan ide baru itu mempunysi akibat.
Karena itu perubahan sosial adalah akibat komunikasi sosial.

Beberapa pengamat terutama ahli anthropologi memerinci dua tahap tambahan dalam
urutan proses di atas. Salah satunya ialah pengembangan inovasi yang terjadi telah invensi
sebelum terjadi difusi. Yang dimaksud ialah proses terbentuknya ide baru dari suatu bentuk
hingga menjadi suatu bentuk yang memenuhi kebutuhan audiens penerima yang
menghendaki. Kami tidak memaaukkan tahap ini karena ia tidak selalu ada. Misalnya, jika
inovasi itu dalam bentuk yang siap pakai. Tahap terakhir yang terjadi setelah konsekwensi,
adalah menyusutnya inovasi, ini menjadi bagian dari konsekwensi.

Yang memicu terjadinya perubahan dan sebaliknya perubahan sosial dapat juga
terhambat kejadiannya selagi ada faktor yang menghambat perkembangannya. Faktor
pendorong perubahan sosial meliputi kontak dengan kebudayaan lain, sistem masyarakat
yang terbuka, penduduk yang heterogen serta masyarakat yang berorientasi ke masa depan.
Faktor penghambat antara lain sistem masyarakat yang tertutup, vested interest, prasangka
terhadap hal yang baru serta adat yang berlaku.

Perubahan sosial dalam masyarakat dapat dibedakan dalam perubahan cepat dan
lambat, perubahan kecil dan besar serta perubahan direncanakan dan tidak direncanakan.
Tidak ada satu perubahan yang tidak meninggalkan dampak pada masyarakat yang sedang
mengalami perubahan tersebut. Bahkan suatu penemuan teknologi baru dapat mempengaruhi

10
unsur-unsur budaya lainnya. Dampak dari perubahan sosial antara lain meliputi disorganisasi
dan reorganisasi sosial, teknologi serta cultural.

C. Faktor yang mendorong dan Penghambat perubahan sosial


Berikut adalah penjelasan faktor-faktor perubahan sosial berdasarkan arah timbulnya
pengaruh.
1.      Faktor Internal
Berikut ini sebab-sebab perubahan sosial yang bersumber dari dalam masyarakat
(sebab intern).
a.  Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk.
b. Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat. Munculnya
berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat.
c. Terjadinya pemberontakan atau revolusi sehingga mampu menyulut terjadinya
perubahan-perubahan besar.

2.      Faktor Eksternal


Berikut ini sebab-sebab perubahan sosial yang bersumber dari luar masyarakat (sebab
ekstern).
a.  Adanya pengaruh bencana alam.
b. Adanya peperangan, baik perang saudara maupun perang antarnegara dapat
menyebabkan perubahan, rubahan yang sangat berarti.
c.   Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain.

Adapun fakator-faktor yang mendorong  dan menghambat perubahan sosial ialah


sebagai berikut:
1.    Faktor Pendukung Proses Perubahan
Faktor pendorong tersebut menurut Soerjono Soekanto antara lain:
a.         Kontak dengan kebudayaan lain.
b.         Sistem pendidikan formal yang maju.
c.         Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju.
d.        Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (deviation).
e.         Sistem terbuka pada lapisan masyaraka.

11
f.          Adanya penduduk yang heterogen.
g.         Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu.
h.         Adanya orientasi ke masa depan.

2.    Faktor Penghambat Proses Perubahan


Ada faktor penghambat terjadinya proses perubahan tersebut. Faktor penghalang
tersebut antara lain:
a.         Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat.
b.         Sikap masyarakat yang tradisional.
c.         Adanya kepentingan yang telah tertanam dengan kuatnya.
d.        Adanya prasangka buruk terhadap hal-hal baru.
e.         Adat atau kebiasaan.

D. Dampak Akibat Perubahan Sosial

Arah perubahan meliputi beberapa orientasi, antara lain (1) perubahan dengan
orientasi pada upaya meninggalkan faktor-faktor atau unsur-unsur kehidupan sosial yang
mesti ditinggalkan atau diubah, (2) perubahan dengan orientasi pada suatu bentuk atau unsur
yang memang bentuk atau unsur baru, (3) suatu perubahan yang berorientasi pada bentuk,
unsur, atau nilai yang telah eksis atau ada pada masa lampau. Tidaklah jarang suatu
masyarakat atau bangsa yang selain berupaya mengadakan proses modernisasi pada berbagai
bidang kehidupan, apakah aspek ekonomis, birokrasi, pertahanan keamanan, dan bidang
iptek; namun demikian, tidaklah luput perhatian masyarakat atau bangsa yang bersangkutan
untuk berupaya menyelusuri, mengeksplorasi, dan menggali serta menemukan unsur-unsur
atau nilai-nilai kepribadian atau jatidiri sebagai bangsa yang bermartabat.

Dalam memantapkan orientasi suatu proses perubahan, ada beberapa faktor yang
memberikan kekuatan pada gerak perubahan tersebut, yang antara lain adalah sebagai
berikut, (1) suatu sikap, baik skala individu maupun skala kelompok, yang mampu
menghargai karya pihak lain, tanpa dilihat dari skala besar atau kecilnya produktivitas kerja
itu sendiri, (2) adanya kemampuan untuk mentolerir adanya sejumlah penyimpangan dari
bentuk-bentuk atau unsur-unsur rutinitas, sebab pada hakekatnya salah satu pendorong
perubahan adanya individu-individu yang menyimpang dari hal-hal yang rutin. Memang
salah satu ciri yang hakiki dari makhluk yang disebut manusia itu adalah sebagai makhluk

12
yang disebut homo deviant, makhluk yang suka menyimpang dari unsur-unsur rutinitas, (3)
mengokohkan suatu kebiasaan atau sikap mental yang mampu memberikan penghargaan
(reward) kepada pihak lain (individual, kelompok) yang berprestasi dalam berinovasi, baik
dalam bidang sosial, ekonomi, dan iptek, (4) adanya atau tersedianya fasilitas dan pelayanan
pendidikan dan pelatihan yang memiliki spesifikasi dan kualifikasi progresif, demokratis, dan
terbuka bagi semua fihak yang membutuhkannya.

Modernisasi, menunjukkan suatu proses dari serangkaian upaya untuk menuju atau
menciptakan nilai-nilai (fisik, material dan sosial) yang bersifat atau berkualifikasi universal,
rasional, dan fungsional. Lazimnya suka dipertentangkan dengan nilai-nilai tradisi.
Modernisasi berasal dari kata modern (maju), modernity (modernitas), yang diartikan sebagai
nilai-nilai yang keberlakuan dalam aspek ruang, waktu, dan kelompok sosialnya lebih luas
atau universal, itulah spesifikasi nilai atau values. Sedangkan yang lazim dipertentangkan
dengan konsep modern adalah tradisi, yang berarti barang sesuatu yang diperoleh seseorang
atau kelompok melalui proses pewarisan secara turun temurun dari generasi ke generasi.
Umumnya tradisi meliputi sejumlah norma (norms) yang keberlakuannya tergantung pada
(depend on) ruang (tempat), waktu, dan kelompok (masyarakat) tertentu. Artinya
keberlakuannya terbatas, tidak bersifat universal seperti yang berlaku bagi nilai-nilai atau
values. Sebagai contoh atau kasus, seyogianya manusia mengenakkan pakaian, ini
merupakan atau termasuk kualifikasi nilai (value). Semua fihak cenderung mengakui dan
menganut nilai atau value ini. Namun, pakaian model apa yang harus dikenakan itu? Perkara
model pakaian yang disukai, yang disenangi, yang biasa dikenakan, itulah yang menjadi
urusan norma-norma yang dari tempat ke tempat, dari waktu ke waktu, dan dari kelompok ke
kelompok akan lebih cenderung beraneka ragam.

Spesifikasi norma-norma dan tradisi bila dilihat atas dasar proses modernisasi adalah
sebagai berikut, (1) ada norma-norma yang bersumber dari tradisi itu, boleh dikatakan
sebagai penghambat kemajuan atau proses modernisasi, (2) ada pula sejumlah norma atau
tradisi yang memiliki potensi untuk dikembangkan, disempurnakan, dilakukan pencerahan,
atau dimodifikasi sehingga kondusif dalam menghadapi proses modernisasi, (3) ada pula
yang betul-betul memiliki konsistensi dan relevansi dengan nilai-nilai baru. Dalam kaitannya
dengan modernisasi masyarakat dengan nilai-nilai tradisi ini, maka ditampilkan spesifikasi
atau kualifikasi masyarakat modern, yaitu bahwa masyarakat atau orang yang tergolong
modern (maju) adalah mereka yang terbebas dari kepercayaan terhadap tahyul. Konsep
modernisasi digunakan untuk menamakan serangkaian perubahan yang terjadi pada seluruh

13
aspek kehidupan masyarakat tradisional sebagai suatu upaya mewujudkan masyarakat yang
bersangkutan menjadi suatu masyarakat industrial. Modernisasi menunjukkan suatu
perkembangan dari struktur sistem sosial, suatu bentuk perubahan yang berkelanjutan pada
aspek-aspek kehidupan ekonomi, politik, pendidikan, tradisi dan kepercayaan dari suatu
masyarakat, atau satuan sosial tertentu.

Modernisasi suatu kelompok satuan sosial atau masyarakat, menampilkan suatu


pengertian yang berkenaan dengan bentuk upaya untuk menciptakan kehidupan masyarakat
yang sadar dan kondusif terhadap tuntutan dari tatanan kehidupan yang semakin meng-global
pada saat kini dan mendatang. Diharapkan dari proses menduniakan seseorang atau
masyarakat yang bersangkutan, manakala dihadapkan pada arus globalisasi tatanan
kehidupan manusia, suatu masyarakat tertentu (misalnya masyarakat Indonesia) tidaklah
sekedar memperlihatkan suatu fenomena kebengongan semata, tetapi diharapkan mampu
merespons, melibatkan diri dan memanfaatkannya secara signifikan bagi eksistensi bagi
dirinya, sesamanya, dan lingkungan sekitarnya. Adapun spesifikasi sikap mental seseorang
atau kelompok yang kondusif untuk mengadopsi dan mengadaptasi proses modernisasi
adalah, (1) nilai budaya atau sikap mental yang senantiasa berorientasi ke masa depan dan
dengan cermat mencoba merencanakan masa depannya, (2) nilai budaya atau sikap mental
yang senantiasa berhasrat mengeksplorasi dan mengeksploitasi potensi-potensi sumber daya
alam, dan terbuka bagi pengembangan inovasi bidang iptek. Dalam hal ini, memang iptek
bisa dibeli, dipinjam dan diambil alih dari iptek produk asing, namun dalam penerapannya
memerlukan proses adaptasi yang sering lebih rumit daripada mengembangkan iptek baru, (3)
nilai budaya atau sikap mental yang siap menilai tinggi suatu prestasi dan tidak menilai tinggi
status sosial, karena status ini seringkali dijadikan suatu predikat yang bernuansa gengsi
pribadi yang sifat normatif, sedangkan penilai obyektif hanya bisa didasarkan pada konsep
seperti apa yang dikemukakan oleh D.C. Mc Clelland (Koentjaraningrat, 1985), yaitu
achievement-oriented, (4) nilai budaya atau sikap mental yang bersedia menilai tinggi usaha
fihak lain yang mampu meraih prestasi atas kerja kerasnya sendiri.

Tanpa harus suatu masyarakat berubah seperti orang Barat, dan tanpa harus bergaya
hidup seperti orang Barat, namun unsur-unsur iptek Barat tidak ada salahnya untuk ditiru,
diambil alih, diadopsi, diadaptasi, dipinjam, bahkan dibeli. Manakala persyaratan ini telah
dipenuhi dan keempat nilai budaya atau sikap mental yang telah ditampilkan telah dimiliki
oleh suatu masyarakat tersebut. Khusus untuk masyarakat di Indonesia, sejarah masa lampau
mengajarkan bahwa sistem ekonomi, politik, dan kebudayaan dari kerajaan-kerajaan besar di

14
Asia seperti India dan Cina, yang diadopsi dan diadaptasi oleh kerajaan-kerajaan di
Nusantara ini, seperti Sriwijaya dan Majapahit, namun fakta sejarah tidak membuktikan
bahwa orang-orang Sriwijaya dan Majapahit, dalam pengadopsian dan pengadaptasian nilai-
nilai kebudayaan tadi sekaligus menjadi orang India atau Cina.

Proses modernisasi sampai saat ini masih tampak dimonopoli oleh masyarakat
perkotaan (urban community), terutama di kota-kota Negara Sedang Berkembang, seperti
halnya di Indonesia. Kota-kota di negara-negara sedang berkembang menjadi pusat-pusat
modernisasi yang diaktualisasikan oleh berbagai bentuk kegiatan pembangunan, baik aspek
fisik-material, sosio-kultural, maupun aspek mental-spiritual. Kecenderungan-kecenderungan
seperti ini, menjadikan daerah perkotaan sebagai daerah yang banyak menjanjikan kehidupan
yang lebih baik bagi penduduk pedesaan, terutama bagi generasi mudanya. Obsesi semacam
ini menjadi pendorong kuat bagi penduduk pedesaan untuk beramai-ramai membanjiri dan
memadati setiap sudut daerah perkotaan, dalam suatu proses sosial yang disebut urbanisasi.
Fenomena demografis seperti ini, selanjutnya menjadi salah satu sumber permasalahan bagi
kebijakan-kebijakan dalam upaya penataan ruang dan kehidupan masyarakat perkotaan.
Sampai dengan saat sekarang ini masalah perkotaan ini masih menunjukkan gelagat yang
semakin ruwet dan kompleks.

15
BAB III
PENUTUP

A.       Simpulan

Perubahan sosial dapat diartikan sebagai segala perubahan pada lembaga-lembaga


sosial dalam suatu masyarakat. Perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial itu
selanjutnya mempunyai pengaruhnya pada sistem-sistem sosialnya, termasuk di dalamnya
nilai-nilai, pola-pola perilaku ataupun sikap-sikap dalam masyarakat itu yang terdiri dari
kelompok-kelompok sosial.

Suatu perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat dipengaruhi oleh beberapa


faktor yang bertindak sebagai pendukung dan penghambat jalannya proses perubahan social
tersebut. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam masyarakat itu sendiri (internal
factor) serta juga dapat berasal dari luar lingkupan masyarakat (External factor). Faktor-
faktor yang berhubungan dengan perubahan masyarakat berdasarkan arah antara lain, faktor
internal yang didalamnya terdapat berbagai factor seperti Dinamika Penduduk, Penemuan-
penemuan baru, munculnya pertentangan, dan Terjadinya Pemberontakan. Sedangkan faktor
yang kedua adalah faktor eksternal yang terdiri dari Bencana Alam, Perang dan Kebudayaan
masyarakat lain.

Faktor pendukung perubahan sosial antara lain, kontak dengan kebudayaan lain,
sistem pendidikan formal yang maju, sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan
untuk maju, toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (deviation), sistem
terbuka pada lapisan masyarakat, adanya penduduk yang heterogen, ketidakpuasan
masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu dan adanya orientasi ke masa depan.
Faktor penghambat perubahan social antara lain, perkembangan ilmu
pengetahuan yang lambat, sikap masyarakat yang tradisional, adanya kepentingan yang telah
tertanam dengan kuatnya, kurangnya hubungan dengan masyarakat lain, adanya prasangka
buruk terhadap hal-hal baru, dan faktor kebiasaan.
Proses perubahan sosial terdiri dari tiga tahap barurutan : (1) invensi yaitu proses
di mana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan, (2) difusi, ialah proses dimana ide-ide
baru itu dikomunikasikan ke dalam Sistem sosial, dan (3) konsekwensi yakni perubahan-

16
perubahan yang terjadi dalam sistem social sebagai akibat pengadopsian atau penolakan
inovasi.
DAFTAR RUJUKAN

———-. Makalah Perubahan Sosial. http://syair79.wordpress.com/2009/04/17/makalah-


perubahan-sosial/ [5 September 2009]

Alpizar. 2008. Islam dan Perubahan Sosial. http://


www.uinsuska.info/ushuluddin/attachments/074_ISLAM%20DAN%20PERUBAHAN
%20SOSIAL.pdf [8 September 2009]

Gumgum Gumilar, 2001. Teori Perubahan Sosial. Unikom. Yogyakarta.

Hendropuspito. 1989. Sosiologi Sistematik. Yogyakarta: Kanisius.

Soekanto, S. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Grafindo.

Wijaya. E. Juhana. 2007. Memahami Sosiologi. Bandung: Armico

17

Anda mungkin juga menyukai