DISUSUN OLEH
SMAN 1 SANGKULIRANG
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang
"Efek perubahan sosial terhadap perilaku berpacaran pada remaja”
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak
akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena
itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................5
PENDAHULUAN..................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................5
1.2 Dasar Teori...............................................................................................................6
A. Tentang Persepsi....................................................................................................6
B. Tentang Perilaku Sosial..........................................................................................6
C. Tentang Pacaran.....................................................................................................7
D. Tentang Remaja.....................................................................................................8
1.3 Rumusan Masalah....................................................................................................9
1.4 Tujuan Penelitian......................................................................................................9
BAB II................................................................................................................................10
METODE PENELITIAN.......................................................................................................10
2.1 Spesifikasi Penelitian..............................................................................................10
2.2 Hasil Penelitian.......................................................................................................10
BAB III...............................................................................................................................13
PEMBAHASAN..................................................................................................................13
3.1 Perubahan Sosial Serta Faktor Penyebabnya.........................................................13
3.2 Faktor Perubahan Sosial Yang Menyebabkan Remaja Berpacaran.........................16
1. Globalisasi............................................................................................................16
2. Adanya pengaruh teman......................................................................................16
3. Pengaruh Lingkungan...........................................................................................16
3.3 Dampak Pacaran Di Usia Remaja............................................................................17
1. Dampak Positif.................................................................................................17
2. Dampak Negatif...............................................................................................17
BAB IV..............................................................................................................................19
PENUTUP..........................................................................................................................19
4.1 Kesimpulan.............................................................................................................19
4.2 Saran..................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini, masyarakat banyak mengalami perubahan sosial yang cepat dari
masyarakat tradisional menuju masyarakat modern yang juga telah merubah
nilai-nilai, norma-norma dan gaya hidup mereka. Remaja yang dahulu terjaga
kuat oleh sistem keluarga dan budaya serta nilai-nilai tradisional yang ada telah
mengalami pengikisan nilai budaya. Unsur budaya barat yang memiliki
kecenderungan kebebasan dalam pergaulan pada remaja dengan lawan jenisnya
kini mulai merambah masuk dan melebur ke dalam budaya timur yang memiliki
batasan batasan dalam pergaulan dengan lawan jenisnya. Remaja merupakan
sosok individu yang berada pada masa transisi antara masa kanak-kanak menuju
dewasa. Remaja dapat dikatakan matang secara seksual namun secara emosional
belum stabil dan dapat dengan mudah terombang-ambing oleh berbagai macam
hal mulai dari mencari jati diri dan bersosialisasi (Willopo, 2009:18).
C. Tentang Pacaran
Dari uraian diatas terkait pacaran (dating), dapat dilihat bahwa inti pokok
dari pacaran (dating) ialah suatu keadaan yang telah direncanakan dan meliputi
berbagai aktivitas bersama antara dua orang (biasanya dilakukan oleh kaum
muda yang belum menikah dan berlainan jenis). Aktivitas yang terjadi diantara
keduanya tidak terlepas dari proses sosial yang mengharuskan seseorang terlibat
dalam suatu interaksi sosial. Serangkaian aktivitas bersama tersebut juga
diwarnai keintiman (seperti adanya rasa kepemilikan dan keterbukaan diri) serta
adanya keterikatan emosi antara pria dan wanita yang belum menikah dengan
tujuan untuk saling mengenal dan melihat kesesuaian antara satu sama lain
sebagai pertimbangan sebelum menikah.
D. Tentang Remaja
METODE PENELITIAN
Dalam sebuah hubungan pacaran, perilaku sosial yang terjadi akibat dari
dorongan ketiga struktur kepribadian tersebut yakni adanya kecenderungan
hubungan sosial siswa yang berpacaran dengan lingkungannya yang ditunjukkan
melalui kehati-hatian mereka dalam melakukan aktivitas berpacaran karena
adanya larangan berpacaran pada lingkungannya dan disini Ego telah mampu
mengendalikan bila mereka selalu berhati-hati. Sementara Superego berperan
dalam mempertahankan keputusan remaja berpacaran yang dianggap benar
meskipun itu belum tentu benar menurut lingkungannya. Selanjutnya teori
struktural fungsional Talcott Parson untuk menganalisis perilaku sosial dalam
relasi pacaran yang merupakan suatu bentuk refleksi dari teori struktural
fungsional ini.
Teori structural fungsional lebih dispesifikasikan dengan menggunakan
paradigma AGIL(adaptation, goal attainment, integration, latency) untuk
mencapai suatu keteraturan. Dari teori tersebut dapat dilihat bahwa perilaku
sosial dalam pacaran merupakan suatu refleksi dari teori struktural fungsional
dimana dalam relasi pacaran yang dijalani oleh siswa SMAN 1 Sangkulirang
terdapat adaptasi dengan lingkungan, pencapaian tujuan, pengaturan hubungan,
dan pemeliharaan hubungan sosialnya. Namun tidak semuanya dapat berjalan
dengan seimbang sehingga belum tercipta keteraturan. Hal tersebut terbukti
dengan masih banyaknya siswa yang tidak mampu menjaga perilakunya sesuai
dengan peraturan yang berlaku, sehingga mendapatkan sanksi berupa panggilan
dari pihak sekolah untuk mendapatkan bimbingan karena ketahuan berpacaran.
PEMBAHASAN
Perubahan sosial juga dapat terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-
unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat, seperti perubahan dalam
unsur-unsur geografis, biologis, ekonomis, kebudayaan, dan perubahan-perubahan
tersebut dilakukan untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang
dinamis. Jacobus Ranjabar dalam bukunya “Perubahan Sosial dalam Teori
Makro” mengatakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang menyangkut
kehidupan manusia, perubahan tersebut dapat mencakup nilai-nilai sosial, norma-
norma sosial, pola perilaku, susunan lembaga kemasyarakatan, kekuasaan dan
wewenang, interaksi sosial, dan sebagainya. Willbert Moore mendefinisikan
perubahan sosial sebagai perubahan penting dari struktur sosial, dan yang
dimaksud dengan struktur sosial adalah pola-pola perilaku dan interaksi sosial.
Lebih lanjut Moore mengatakan bahwa perubahan sosial bukanlah suatu gejala
masyarakat modern tetapi sebuah hal yang universal dalam pengalaman hidup
manusia, di mana perubahan sosial sebagai perubahan penting dari struktur sosial.
1. Adanya perubahan dalam personal di dalam struktur yang ada, yaitu dengan
hadirnya orangorang baru dan atau hilangnya orang-orang lama dalam
struktur yang ada. Ini dalam pengertian bahwa keluar atau masuknya elemen-
elemen anggota dari suatu struktur sosial akan mendorong terjadinya suatu
perubahan sosial. Dalam konteks yang luas, misalnya suatu komunitas atau
masyarakat, bila komposisi penduduknya berubah maka struktur sosialnya
akan berubah.
2. Adanya perubahan relasi dalam struktur sosial. Dalam hal ini termasuk
misalnya perubahan dalam struktur kekuasaan, otoritas, dan komunikasi
dalam struktur sosial yang ada.
3. Adanya perubahan fungsi dalam struktur, yaitu menyangkut apa yang harus
dilakukan dan bagaimana masyarakat tersebut melakukannya.
4. Adanya perubahan dalam hubungan antara struktur-struktur yang berbeda. Ini
menyangkut antara struktur sosial tertentu dengan struktur sosial lainnya di
luar struktur yang disebutkan pertama.
Akan tetapi, jika tidak dapat dikendalikan, pergaulan itu akan menimbulkan
kekecawaan. Sebab teman dari kalangan tertentu pasti juga mempunyai gaya
hidup tertentu pula seperti halnya berpacaran. Apabila si remaja berusaha
mengikuti tetapi tidak sanggup memenuhinya maka remaja tersebut kemunginan
besar akan di jauhi oleh teman-temannya.
b. Kekerasan seksual
Pemerkosaan dalam pacaran adalah bentuk kekerasan seksual dalam
pacaran. Komisi Nasional Antikekerasan terhadap
Perempuan (Komnas Perempuan) Indonesia mengategorikan kekerasan jenis itu
sebagai kekerasan dalam pacaran (KDP). KDP secara seksual terjadi ketika
seseorang diserang secara seksual oleh orang lain yang dikenal dan dipercaya,
seperti teman kencan. Kekerasan seksual dapat juga terjadi saat korban mabuk di
suatu pesta, misalnya. Pesta menjadi ajang yang paling mudah bagi pelaku untuk
mengincar remaja dengan lebih dahulu memberikan narkoba, kemudian
menjadikannya korban kekerasan seksual.
c. Cenderung menjadi pribadi yang rapuh
Anak remaja yang mulai pacaran sejak usia dini lebih banyak mengalami
sakit kepala, perut dan pinggang. Mereka juga lebih banyak depresi dibanding
rekan seusianya yang belum pernah pacaran. Seseorang, yang mengenal cinta
lebih dini cenderung menjadi pribadi yang rapuh, sakit-sakitan, merasa tidak aman
dan mudah depresi, contohnya remaja, akan memiliki alarm rasa sakit yang lebih
tinggi, terutama jika remaja itu menjalin hubungan yang buruk dengan
pasangannya.
d. Kehamilan dan penularan penyakit menular seksual
Anak yang berpacaran di usia dini mengarah pada kemungkinan yang
lebih besar untuk melakukan hubungan seksual. Hal itu sangat memungkinkan
terjadinya kehamilan dan penularan penyakit menular seksual (PMS). Menurut
The Centers for Disease Control (CDC), kelompok remaja dan dewasa muda (15-
24 tahun) adalah kelompok umur yang memiliki risiko paling tinggi untuk tertular
PMS.
e. Menurunkan konsentrasi
Hal ini terjadi jika remaja telah mengakhiri hubungan dengan pacarnya
sehingga emosinya menjadi labil, konsentrasi menjadi buyar karena terus
memikirkan pacarnya sehingga remaja tersebut tidak dapat menyelesaikan tugas-
tugas yang di berikan kepadanya dan mengerjakan ulangan dengan baik sehingga
dapat menurunkan prestasi remaja tersebut.
f. Menguras harta
Akan menguras harta, karena orang yang pacaran akan selalu berkorban
untuk pacarnya, bahkan uang yang seharusnya untuk ditabung bisa habis untuk
membelikan hadiah untuk pacarnya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Simpulan dari penelitian adalah maraknya remaja yang berpacaran bisa
jadi karena adanya perubahan sosial yang menyebabkan perubahan ligkungan
sekitar. Apalagi diera digital, kemudahan mengakses informasi dan
perkembangan zaman menjadi salah satu alasan mengapa remaja mudah
terbawa arus mengikuti apa yang mereka lihat dimedia sosial. Hal ini
menunjukan fenomena perubahan sosial yang dilatar belakangi kemajuan
teknologi dan westernisasi. Dampak negative yang ditimbulkan lebih banyak
daripada dampak positif, Selain itu dampak positif yang ditimbulkan bisa dicari
dengan cara lain tidak harus dengan berpacaran.
4.2 Saran
Saran dari penulis adalah sebaiknya kita menjauhi yang namanya
berpacaran. Ada banyak cara lain untuk mendapatkan teman bicara, teman
curhat dan sebagainya tidak harus dengan berpacaran. Selain dampak negative,
dalam agamapun hal tersebut dilarang. Kita harus bisa menahan diri agar tidak
terikut perubahan sosial yang mengakibatkan dampak buruk. Kita juga harus
lebih waspada terhadap perubahan sosial jangan hanya mengikuti namun juga
mengeliminasi apa yang buruk bagi kita.
DAFTAR PUSTAKA
______ (2014). wiseGEEK: What Is Social Behavior?. Social Behaviour, 3,
Artikel 001a. Diperoleh pada tanggal 18 Februari 2014 dari
(m.wisegeek.org/what-is-socialbehavior.htm)
Baron, R. A & Byrne. D. (2004). Psikologi Sosial. edisi ke-10 jilid1. Jakarta:
Erlangga
Hasbi Ibnu. (2010). Sex Atas Nama Cinta (Perilaku Seksual Remaja SMU di
Surakarta). Diperoleh pada tanggal 12 Januari 2014 dari
(http://ibnhasbie.wordpress.com/2010 /06/27/sex-atas-namacintaperilaku
seksual-remaja-smu-di-surakarta/)