Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

’’STRUKTUR DAN PRANATA SOSIAL’’


Dosen Pengampu: Febryan Ajeng Ramdani,S.A.P.,M.SI.
Mata Kuliah: Dasar-dasar Ilmu Sosial

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :

1. ASLIHATUL HAIKAH

2. DEDEH RAHMAWATI

3. AGUNG

4. SEPHIA AGUSTIANI R

5. YOLA BESTY A

PRODI ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS PAMULANG SERANG

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Puji Syukur kami ucapkan kehadiran allah SWT atas segala Rahmat – Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Dasar-dasar Ilmu Sosial, dengan judul makalah tentang “Struktur dan Pranata Sosial”.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Febryan Ajeng Ramdani S.A.P., M.Si ,
selaku dosen DASAR-DASAR ILMU SOSIAL yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Secara umum makalah tentang pranata sosial berisi statemen-statemen yang


diharapkan dapat memotivasi siswa aktif dalam belajar. Sehingga konsep yang terdapat
dalam makalah dapat dikuasai oleh siswa. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah berikutnya.

Waassalamu’alaikum wr.wb

Serang, September 2023

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................3
BAB 1...................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...............................................................................................................................4
LATAR BELAKANG.................................................................................................................4
RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................5
C. TUJUAN PENULISAN......................................................................................................5
D. METODE PENULISAN.....................................................................................................5
BAB II 6
PEMBAHASAN..................................................................................................................................6
A. PENGERTIAN STRUKTUR DAN PRANATA SOSIAL................................................6
B. CIRI-CIRI DAN UNSUR STRUKTUR PRANATA SOSIAL.........................................8
C. BENTUK-BENTUK STRUKTUR SOSIAL DAN PRANATA SOSIAL......................11
Dilihat dari Sifatnya.........................................................................................................11
Dilihat dari Identitas Keanggotaan Masyarakatnya......................................................11
Dilihat dari Ketidaksamaan Sosial..................................................................................11
D. FUNGSI STRUKTUR DAN PRANATA SOSIAL.........................................................14
E. PROSES PERTUMBUHAN PRANATA SOSIAL.........................................................16
F. PRANATA SOSIAL YANG ADA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT.............19
BAB III..............................................................................................................................................23
PENUTUP..........................................................................................................................................23
KESIMPULAN........................................................................................................................23
SARAN.....................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................24
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Struktur sosial berperan


penting dalam jalannya aspek
kehidupan di lingkungan
masyarakat. Struktur sosial
dalam suatu lingkungan
masyarakat juga dapat menjadi
pembeda dari masyarakat yang
lainnya. Seperti struktur sosial
di tengah masyarakat kota
dengan desa itu sudah sangat
jauh berbeda, karena struktur
sosial inilah yang dapat
menjadi
penyebab perbedaan
kehidupan di kedua
lingkungan tersebut. Dan di
dalam masyarakat
sendiri juga terdapat unsur -
unsur yang membentuk
kehidupan. Hal ini juga yang
biasa
dipakai untuk menjalankan
tatanan sosial pada masyarakat
dengan baik dan sesuai dengan
harapan.
Struktur sosial berperan
penting dalam jalannya aspek
kehidupan di lingkungan
masyarakat. Struktur sosial
dalam suatu lingkungan
masyarakat juga dapat menjadi
pembeda dari masyarakat yang
lainnya. Seperti struktur sosial
di tengah masyarakat kota
dengan desa itu sudah sangat
jauh berbeda, karena struktur
sosial inilah yang dapat
menjadi
penyebab perbedaan
kehidupan di kedua
lingkungan tersebut. Dan di
dalam masyarakat
sendiri juga terdapat unsur -
unsur yang membentuk
kehidupan. Hal ini juga yang
biasa
dipakai untuk menjalankan
tatanan sosial pada masyarakat
dengan baik dan sesuai dengan
harapan.
Struktur sosial berperan
penting dalam jalannya aspek
kehidupan di lingkungan
masyarakat. Struktur sosial
dalam suatu lingkungan
masyarakat juga dapat menjadi
pembeda dari masyarakat yang
lainnya. Seperti struktur sosial
di tengah masyarakat kota
dengan desa itu sudah sangat
jauh berbeda, karena struktur
sosial inilah yang dapat
menjadi
penyebab perbedaan
kehidupan di kedua
lingkungan tersebut. Dan di
dalam masyarakat
sendiri juga terdapat unsur -
unsur yang membentuk
kehidupan. Hal ini juga yang
biasa
dipakai untuk menjalankan
tatanan sosial pada masyarakat
dengan baik dan sesuai dengan
harapan.
Kehidupan manusia berlangsung dalam suatu wadah yang dinamakan
masyarakat. Masyarakat ditinjau dari dua sudut, yaitu sudut statis dan sudut
dinamikanya. Sudut statis atau sudut struktural dinamakan dengan struktur sosial,
sedangkan sudut dinamika suatu masyarakat disebut proses sosial. Sedangkan
pranata sosial terbentuk melalui kaidah-kaidah yang terhimpun di sekitar fungsi
untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat karena tujuannya adalah mengatur
cara berpikir dan cara bertindak untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat.
Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai pranata sosial dan jenis-jenis pranata
sosial serta perubahan sosial yang merupakan suatu gejala perubahan dari keadaan
sosial tertentu ke dalam sosial lainnya.

Struktur sosial mencakup berbagai hubungan sosial antara individu dan


kelompok. Sesuai dengan kenyataan yang ada dalam masyarakat saat ini proses
sosial berlangsung sangat cepat itu dapat dibuktikan dengan maraknya pertikaian
baik yang nyata dengan fisik maupun yang lain, selain itu maraknya proses
sosialisasi yang terjadi pada masyarakat kita seperti contohnya koalisi partai politik
yang bertujuan untuk memperkuat kekuasaan mereka. Sehingga pada kesempatan
kali ini kami akan menjelaskan lebih jauh mengenai proses sosial yang terjadi di
dalam masyarakat. Jika tidak adanya kesadaran atas pribadi masing-masing, maka
proses sosial itu sendiri tidak dapat berjalan sesuai dengan yang kita harapkan. Di
dalam kehidupan sehari-hari tentunya manusia tidak lepas dari hubungan antara satu
dengan yang lainnya, ia akan selalu perlu mencari individu ataupun kelompok lain
untuk dapat berinteraksi atau bertukar pikiran.
B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah Sebagai
berikut
1. Apa pengertian struktur dan pranata sosial ?
2. Apa yang menjadi bentuk, ciri-ciri dan unsur dari struktur pranata sosial?
3. Apa fungsi pranata soial?
4. Bagaimana proses pertumbuhan pranata sosial?
5. jelaskan pranata sosial yang ada dalam kehidupan masyarkat

C. TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui apa itu struktur dan pranata sosial


2. Mengetahui bentuk ciri-ciri dan unsur dari struktur pranata sosial
3. Mengetahui fungsi struktur dan pranata sosial
4. Mengetahui proses pertumbuhan pranata sosial
5. Mengetahui pranata sosial dalam kehidupan Masyarakat

D. METODE PENULISAN

Metode Penulisan Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan


metode penjabaran materi, adapun teknik yang digunakan yaitu studi pustakadengan
mempelajari buku-buku, browsing internet dan sumber lain untuk mendapatkan data
untuk pembuatan makalah ini
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN STRUKTUR DAN PRANATA SOSIAL

Struktur sosial

Struktur sosial adalah suatu rangkaian kompleks dari relasi-relasi sosial yang
berwujud dalam suatu masyarakat. Struktur sosial dapat ditinjau dari segi status, peranan,
nilai-nilai, norma dan institusi sosial dalam sistem relasi sosial. Struktur sosial sebagai
konsep umum yang merujuk pada unsur-unsur atau satuan-satuan dalam masyarakat
seperti sub sistem, jenis organisasi dan institusi sosial. Kajian struktur sosial meliputi
konsep tentang individu, masyarakat, sistem sosial, kelompok sosial dan organisasi sosial.
Dengan demikian, struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antar unsur-unsur sosial,
yaitu norma sosial, lembaga sosial, kelompok serta lapisan sosial.
Kehidupan bermasyarakat akan aman, jika anggota masyarakat yang menjalin rangkaian
dalam relasi sosial menjalankan peran, tugas, dan wewenangnya sesuai dengan norma
yang berlaku. Jika anggota masyarakat telah melanggar norma, maka terjadi pergesekan
yang akhirnya dapat memicu konflik sosial.
Dalam antropologi, konsep struktur sosial sering dianggap sama dengan organisasi sosial,
terutama apabila dihubungkan dengan masalah kekerabatan dan kelembagaan atau hukum
pada masyarakat yang tergolong bersahaja. Sedangkan dalam ilmu sosiologi, struktur
sosial digunakan untuk menjelaskan keteraturan sosial, yaitu menunjuk pada prinsip
perilaku yang berulang-ulang dengan bentuk dan cara yang sama. Menurut Soerjono
Soekanto (2002:68) struktur sosial diartikan sebagai hubungan timbal balik antarposisi
sosial dan antarperan.
Dengan demikian, pengertian struktur sosial dapat didefinisikan sebagai suatu tatanan
sosial dalam kehidupan masyarakat yang di dalamnya terkandung hubungan timbal balik
antara status dan peranan dengan batas-batas perangkat unsur-unsur sosial yang menunjuk
pada suatu keteraturan perilaku, sehingga dapat memberikan bentuk sebagai suatu
masyarakat.
Hendropuspito (1989) dalam bukunya ”Sosiologi Sistematik” mendefinisikan bahwa
struktur sosial adalah skema penempatan nilai-nilai sosio-budaya dan organ-organ
masyarakat pada posisi yang dianggap sesuai dengan berfungsinya organisme masyarakat
sebagai suatu keseluruhan dan demi kepentingan masing-masing. Bagian nilai-nilai sosial
adalah ajaran agama, ideologi, kaidah-kaidah, moral, serta peraturan sopan santun yang
dimiliki suatu masyarakat. Sementara itu organ-organ masyarakat tersebut berupa
kelompok-kelompok sosial, institusi atau lembaga-lembaga sosial yang mengusahakan
perwujudan nilai-nilai tertentu menjadi nyata dan dipakai dalam memenuhi kebutuhan.
Pada dasarnya struktur sosial merupakan jaringan dari unsur-unsur sosial yang pokok dalam
masyarakat. Unsur-unsur tersebut antara lain kelompok-kelompok sosial, kebudayaan,
lembaga sosial, stratifikasi sosial, kekuasaan, dan wewenang. Secara umum wujud konkret
struktur sosial masyarakat tampak jelas dalam sistem diferensiasi dan stratifikasi sosial yang
berlaku dalam sebuah masyarakat.
Manusia merupakan makhluk sosial. Di mana kehadirannya selalu membutuhkan orang lain,
tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri. Bergabungnya manusia satu dengan yang
lainnya tentu saja akan membentuk suatu kelompok masyarakat yang memiliki karakteristik
tertentu yang tentu saja membedakan dengan kelompok masyarakat lainnya.
Latar belakang manusia yang berbeda-beda baik itu mengenai asal usul, pendidikan,
keturunan, jabatan dan lainnya akan membentuk suatu struktur masyarakat yang dapat
membedakan status manusia di dalam kehidupan bermasyarakat. Baik itu secara vertikal
(stratifikasi sosial) maupun horizontal (diferensiasi sosial). Hal ini tentu saja akan
memberikan dampak yang beraneka ragam dalam kehidupan bermasyarakat ini. Dalam
bagian ini akan kita bicarakan mengenai struktur sosial yang terdapat di dalam masyarakat,
yaitu stratifikasi sosial (pelapisan sosial) dan diferensiasi sosial (perbedaan sosial).

Pranata Sosial
Dalam definisi pranata sosial atau Lembaga sosial, banyak para ahli yang
mengemukakan apa itu arti dari pranata sosial. Pranata sosial adalah Lembaga sosial dari
semua tata cara prosedur, jaringan proses antar manusia yang saling berhubungan yang
terdapat cita-cita, sikap juga perbuatan dalam suatu kelompok atau anggota di masyarakat.
Pranata Sosial juga merupakan wadah yang memungkinkan masyarakat untuk berinteraksi
menurut pola perilaku yang sesuai dengan norma yang berlaku.
Lembaga sosial berhubungan dengan seperangkat norma yang saling mempengaruhi, dapat
diubah ataupun dibentuk, mengatur hubungan antar Masyarakat supaya dapat berjalan
dengan yang diharapkan dan dengan tertib.
Purwaningsih (2020) mengatakan bahwa pranata sosial berasal dari bahasaInggris yaitu
social institution dan bahasa Latin yaitu instituere. Kata bendanyaadalah institution yang
berarti pendirian. Dalam bahasa Indonesia, institutionditerjemahkan menjadi institusi
(pranata) dan institut (lembaga). Institusi adalahsistem norma atau aturan yang ada,
sedangkan institut adalah wujud nyata dariaturan-aturan tersebut.
Sudarsono dan Wijayanti (2016) mengatakan bahwa pranata sosial merupakan sistem tata
kelakuan dan hubungan pada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi berbagai macam
kebutuhan dalam kehidupan masyarakat. Pranata sosial terbentuk dari kebutuhan masyarakat
akan keteraturan dalam kehidupan bersama dan bermasyarakat.
Menurut Koentjaraningrat (1985), pranata adalah sistem-sistem yang menjadi wahana yang
memungkinkan warga masyarakat itu untuk berinteraksi menurut pola-pola resmi dalam
ilmu sosiologi dan antropologi. Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
pranata sosial atau lembaga kemasyarakatan adalah sistem norma yang menjadi wahana
Masyarakat untuk berinteraksi dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup.
Sedangkan menurut W.G. Sumner (Soekanto, 1984), melihat lembaga dari sudut
pandang kebudayaan. Pranata sosial adalah lembaga sosial yang merupakan perbuatan,
citacita, sikap, dan perlengkapan kebudayaan yang mempunyai sikap kekal serta yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Pengertian ini juga sejalan
dengan pendapat Koentjaraningrat (1980), dimana lembaga sosial adalah suatu sistem tata
kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas untuk memenuhi kompleksitas
kebutuhan khusus dalam kehidupan manusia.
Dari beberapa pengertian pranata sosisal yang dikemukakan beberapa tokoh
sosiologi dan antropologi tersebut, maka lembaga sosial berkaitan dengan:
1. Seperangkat norma yang saling berkaitan, bergantung, dan saling mempengaruhi;
2. Seperangkat norma yang dapat dibentuk, diubah, dan dipertahankan sesuai dengan
kebutuhan hidup;
3. Seperangkat norma yang mengatur hubungan antar warga masyarakat agar dapat
berjalan dengan tertib dan teratur. 4. Fungsi pranata sosial atau lembaga sosial adalah
agar ada keteraturan dan integrasi di dalam masyarakat

B. CIRI-CIRI DAN UNSUR STRUKTUR PRANATA SOSIAL

CIRI-CIRI STRUKTUR SOSIAL


1. Ciri–ciri Struktur Sosial Hal ini merupakan sesuatu yang membedakan dengan sesuatu
yang lainnya. Contohnya pada ciri-ciri struktur sosial di masyarakat kota dengan desa itu
sangat jauh berbeda, dan ini yang bisa menjadi penyebab berbedanya kehidupan yang
ada pada dua lingkungan tersebut. Di dalam penjelasan ciri-ciri struktur sosial,
biasanya dan paling sering menggunakan pendapat dari salah satu ahli sosiologi, yaitu
Abdul Syani. Menurutnya, Sosiologi mempunya banyak ciri-ciri, antara lain sebagai
berikut :
a. Bersifat Abstrak
Struktur sosial bersifat abstrak, artinya tidak dapat dilihat dan tidak dapat diraba.
Terdapat Dimensi Vertikal Dan Horizontal
Struktur sosial pada dimensi vertikal adalah hierarki status sosial dengan segala
peranannya sehingga menjadi satu sistem yang tidak dapat dipisahkan dari struktur
status yang tertinggi hingga struktur yang terendah. Contohnya, dalam sebuah
desa/kelurahan terdapat struktur pemerintahan yang berisi kepala desa, carik, para
kepala dusun, dan lain-lain hingga ketua-ketua RW dan ketua RT. Sedangkan pada
struktur sosial yang terjadi dalam struktur sosial dimensi horizontal, seluruh masyarakat
berdasarkan karakteristiknya terbagi-bagi dalam kelompok sosial yang memiliki
karakteristik sama. Misalnya suku bangsa, ras, agama, serta gender.
b. Di dalam struktur sosial harus mencakup segala hubungan-hubungan antar individu
dengan waktu tertentu.
c. Struktur sosial memiliki tahapan perubahan juga perkembangan dalam satu waktu,
tahapan ini memiliki dua pengertian yaitu, tahapan bersifat empiris dan pada setiap
perkembangan atau perubahan memiliki tahap perhentian, terjadi secara tetap,
teratur dan integrasi sosial yang berkesinambungan.
d. Seluruh kebudayaan masyarakat pasti terdapat di struktur sosial.
e. Struktur sosial merupakan kenyataan sosial yang bersifat statis dan membentuk atau
membuat struktur juga tatanan sosial.
f. Pada struktur sosial mengacu pada hubungan sosial yang dijadikan bentuk dasar dan
pokok di dalam masyarakat

UNSUR UNSUR STUKTUR SOSIAL


2. Unsur-Unsur Struktur Sosial Di dalam masyarakat, terdapat unsur-unsur yang
membentuk kehidupan. Sama halnya dengan struktur sosial dalam masyarakat juga memiliki
unsur-unsur. Hal itu dipakai dan digunakan untuk menjalankan tatanan sosial dengan baik
dan sesuai yang diharapkan. Banyak para ahli sosiologi yang menjabarkan pemikirannya
atas unsur struktur sosial itu, seperti Soerjono Soekanto, Charles P. Loomis, dan Ralph
Linton. Berikut akan dijabarkan ataspemikiran para ahli tersebut.
a. Menurut Soerjono Soekanto, ada 5 unsur-unsur struktur sosial, yang terdiri dari
kebudayaan, stratifikasi sosial, kelompok sosial, lembaga sosial dan wewenang atau
kekuasaan.
b. Menurut Charles P. Loomis, struktur sosial terdapat sepuluh unsur penting, yaitu
( 1 ) adanya rasa solidaritas pada anggota masyarakat
(2) adanya keyakinan dan ilmupengetahuan yang dimiliki setiap individu pada masyarakat
(3) memiliki tujuan dan cita-cita yang sudah disepakati oleh warga setempat
(4) adanya kekuasaan untuk melanjutkan sistem sosial
(5) setiap masyarakat memiliki kedudukan dan peranan sosialnya masing-masing
(6) Nilai-nilai dan norma-norma yang dimiliki secara sosial untuk dijadikan sebagai
pedoman hidup masyarakat tersebut
(7) Setiap masyarakat memiliki tingkatan atas status dalam sistem sosialnya
(8) Mempunyaiperalatan dan sarana untuk menunjang sistem sosial pada masyarakat
(9) Adanya sistem hukum atau sanksi dengan harapan masyarakat bisa menaati norma
dan peraturan yang berlaku
(10) Adanya perbedaan pendapat juga kemampuan masyarakat yang dapat menimbulkan
sistem penyimpangan juga ketegangan.
c. Menurut Ralph Linton, ada 4 elemen dasar pada struktur sosial. Pertama terdapat status
sosial atau kedudukan seseorang (Ascribed status, Asigned status, Achievedstatus). Kedua,
memiliki peran sosial yang berbeda. Ketiga, adanya Lembaga sosial.Dan yang terakhir
adanya kelompok sosial.
CIRI-CIRI PRANATA SOSIAL
1. Ciri-Ciri Pranata Sosial Pranata sosial sama dengan struktur sosial yang memiliki ciri-
ciri untuk membedakan setiap yang ada. Dalam pranata sosial terdapat 5 ciri secara
umum, antara lain Sebagai berikut :
a. Pranata sosial diambil dari adat, kebudayaan dan nilai-nilai yang terdapat dan dijalankan
oleh setiap masyarakat.
b. Dalam pranata sosial, terdapat tujuan yang tertulis ataupun tidak tertulis.
c. Pada pranata sosial, pasti didapatkan unsur strukturan maupun budaya yang berupa
peranan dan norma sosial.
d. Memiliki prasarana dan peralatan penunjang sosial.
e. Pranata sosial mempunyai saksi secara sistematis dengan dibentuk oleh kewibawaan
Masyarakat

UNSUR-UNSUR PRANATA SOSIAL


Menurut Horton dan Hunt (1987), setiap pranata sosial mempunyai unsur-unsur Sebagai
berikut :
1. Unsur budaya simbolik, misalnya cincin kawin dalam lembaga keluarga
2. Unsur budaya manfaat, misalnya rumah atau kendaraan dalam lembaga keluarga
3. Kode spesifikasi baik lisan maupun tertulis, misalnya akta atau ikrar nikah dalam lembaga
keluarga
4. Pola perilakuan, misalnya pemberian perlindungan dalam lembaga keluarga
5. Ideologi, misalnya cinta dan kasih sayang dalam lembaga keluarga

C. BENTUK-BENTUK STRUKTUR SOSIAL DAN PRANATA SOSIAL

1. Bentuk Struktur Sosial


Dilihat dari Sifatnya
a) Struktur sosial kaku
merupakan struktur sosial yang tidak dapat dirubah atau sekurang-kurangnya masyarakat
menghadapi kesulitan besar untuk melakukan perpidahan status atau kedudukanya. Struktur
social yang demikian, biasanya terdapat pada masyarakat yang menganut system kasta,
dimana status seseorang sudah ditentukan sejak lahir
b) Struktur Sosial Luwes,
pada struktur sosial luwes setiap anggota masyarakatnya bebas bergerak melakukan
perubahan. Biasanya terdapat pada masyarakat yang mmeiliki stratifikasi sosial terbuka.
c) Struktur Sosial Formal,
yaitu struktur sosial yang diakui oleh pihak yang berwenang. Contoh, Lembaga
pemerintah tingkat kebupaten yang terdiri dari seorang bupati, wakil bupati, sekwilda,
dll
d) Struktur Sosial Informal,
yaitu struktur sosial yang nyata ada dan berfungsi tetapi tidak memiliki ketetapan hukum
dan tidak diakui oleh pihak yang berwenang.

Dilihat dari Identitas Keanggotaan Masyarakatnya

a) Struktur Sosial Homogen, yaitu struktur sosial yang memiliki latar belakang kesamaan
indentitas dari setiap masyarakatnya, seperti ras suku bangsa, ataupun agama. Contoh Suku
Badui dalam.
b) Struktur Sosial yang Heterogen , Struktur Sosial ini ditandai oleh keragaman identitas
dari anggota masyarakatnya. Contoh masyarakat Indonesia yang memiliki aneka ragam
suku, ras, budaya, agama.

Dilihat dari Ketidaksamaan Sosial


Yaitu pengelompokkan manusia secara horizontal dan vertikal. Pengelompokan ini
berdasarkan ciri fisik, meliputi jenis kelamin, bentuk dan tinggi tubuh, warna kulit, rambut,
dan sebagainya. dan juga dari non fisik seperti, budaya, meliputi kecerdasan, ketrampilan,
motivasi, minat dan bakat.
a) Faktor-faktor Pembentuk Ketidaksamaan Sosial
- Keadaan Geografis
- Etnis
- Kemampuan atau Potensi Diri
- Latar Belakang Sosial

b) Bentuk-bentuk Ketidaksamaan Sosial


1) Secara Horizontal, yaitu Struktur masyarakat dengan berbagai kesatuan-kesatuan
sosial berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa, agama, dan adat istiadat yang
dikenal dengn istilah diferensiasi sosial
2) Secara Vertikal, Yaitu struktur sosial yang ditandai oleh kesatuan-kesatuan sosil
berdsarkan perbedaan-perbedaan pelaspisan sosial, baik lapisan atas maupun lapisan
bawah yang dikenal dengan stratifikasi sosial.

c) Bentuk-Bentuk Struktur Sosial Berdasarkan Ketidaksamaan Sosial


1) Diferensiasi Sosial, yaitu perbedaan individu atau kelompok dalam masyarakat yang
tidak menunjukkan adanya suatu tingkatan (heirarki). Bentuk-bentuk diferensiasi yaitu
perbedaan ras, suku bangsa(etnis), agama dan gender.
2) Stratifikasi Sosial, yaitu pelapisan sosial dalam masyarakat yang lebih dikenal
dengan istilah stratifikasi sosial.
Struktur sosial merupakan tatanan sosial yang membentuk kelompok-kelompok sosial
dalam masyarakat, bisa vertikal atau horisontal. struktur sosial juga mempunyai fungsi.
ada beberapa jenis fungsi struktur sosial, meliputi fungsi identitas, fungsi kontrol, dan
fungsi pembelajaran. berikut penjelasanya mengenai ketiga fungsi tersebut.
2. BENTUK-BENTUK PRANATA SOSIAL

a) Pranata Keluarga
Keluarga memiliki fungsi sosial majemuk bagi terciptanya kehidupan sosial dalam
masyarakat. Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak,
yang disebut keluarga inti (nuclear family). Dalam keluarga diatur hubungan antar
anggota keluarga dan setiap anggota mempunyai peran dan fungsi yang jelas. Contoh,
ayah sebagai kepala keluarga sekaligus bertanggung jawab untuk menghidupi
keluarganya, ibu sebagai pengatur, pengurus, dan pendidik anak.
Selain keluarga inti, terdapat keluarga luas (extended family), yaitu keluarga yang
dibentuk berdasarkan kekerabatan, baik atas dasar perkawinan maupun hubungan darah.
Kekerabatan yang berasal dari satu keturunan atau hubungan darah merupakan
penelusuran leluhur seseorang baik melalui garis ayah maupun ibu. Keluarga luas
(extended family) yaitu ikatan keluarga dalam satu keturunan yang terdiri dari kakek,
nenek, ipar, paman, anak, cucu, dan seterusnya.
Pembentukan keluarga yang ideal yaitu untuk mendirikan rumah tangga (household) yang
berada pada satu naungan tempat tinggal. Apabila dalam satu rumah tangga terdiri dari
lebih dari satu keluarga inti yang dipimpin oleh seorang kepala keluarga disebut keluarga
poligamous.
Terdapat beberapa fungsi keluarga, yaitu:
1. Fungsi melanjutkan keturunan/reproduksi.
2. Fungsi afeksi. Fungsi afeksi ini dapat berupa tatapan mata, ucapan-ucapan mesra,
sentuhan-sentuhan halus, yang semuanya akan merangsang anak dalam membentuk
kepribadiannya.
3. Fungsi sosialisasi. Keluarga merupakan sistem yang menyelenggarakan sosialisasi
terhadap calon-calon warga masyarakat baru. Seseorang yang dilahirkan di suatu
keluarga akan melalui suatu proses internalisasi unsur-unsur budaya yang mengatur
masyarakat bersangkutan. Keluarga sebagai tempat awal terbinanya sosialisasi bagi
seseorang

b) Pranata Ekonomi
Pranata ekonomi adalah lembaga-lembaga berkisar pada lapangan produksi, distribusi,
konsumsi (pemakaian) barang-barang dan jasa yang diperlukan bagi kelangsungan hidup
bermasyarakat. Masyarakat di manapun berada akan memiliki pranata-pranata ekonomi,
hanya saja berbeda dalam sifat dan cara pelaksanaannya. Sehingga setiap masyarakat
akan menyusun pola pemenuhan kebutuhan ekonominya yang disebut konsumsi atau
pengeluaran pendapatannya berupa makanan, pakaian, perumahan yang harus tersedia,
agar mereka dapat bertahan hidup.
Setiap pemenuhan kebutuhan tidak selamanya dapat dihasilkan masyarakat sendiri,
adakalanya memerlukan kelompok masyarakat lain yang memiliki barang-barang yang
dibutuhkan, maka timbulah proses tukar menukar barang-barang kebutuhan tersebut.
Proses tersebut dimulai dari sistem barter, kemudian penggunaan uang sebagai alat tukar
yang sah.
c) Pranata Politik
Politik merupakan suatu aspek kehidupan sosial yang tidak dapat dihindarkan oleh setiap
orang di dalam suatu negara. Politik pada umumnya disamakan dengan penggunaan
pengaruh, perjuangan kekuasaan dan persaingan di antara individu dan kelompok atas
alokasi ganjaran atau nilai-nilai di dalam masyarakat. Politik juga mencakup proses
pengendalian sosial. Pranata politik adalah suatu pola tingkah laku manusia yang sudah
mapan, yang terdiri dari interaksi sosial yang tersusun di dalam suatu kerangka nilai yang
relevan. Pranata politik dibentuk berdasarkan konstitusi dokumen-dokumen dasar atau
beberapa kebiasaan, sehingga terbentuk struktur dan proses formal legislatif, eksekutif,
adminitratif dan hukum. Pranata politik memiliki fungsi: memelihara ketertiban, menjaga
keamanan, mengusahakan kesejahteraan umum, dan mengatur proses politik. Sehingga,
untuk menjalankannya diperlukan kekuasaan dari pemerintah yang dapat
melindungikepentingan rakyat dan kesejahteraan umum dari berbagai tekanan dan
rongrongan yang mengacaukan. Karena itu, rakyat perlu mendapatkan rasa aman dan
tentram, agar tercipta masyarakat yang adil dan makmur. Sehingga perlu adanya
kesadaran politik dari setiap warga negara. Kesadaran politik ialah apabila seluruh warga
negara menyadari kepentingan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. Dengan
demikian, pranata politik akan berkaitan dengan masalah-masalah bentuk negara, bentuk
pemerintahan, dan bentuk kekuasaan.
d) Pranata Pendidikan
Pendidikan mulai diterapkan dalam kehidupan seseorang, semenjak yang bersangkutan
masih ada dalam kandungan ibunya, kemudian lahir dan pendidikan keluarga mulai
dilaksanakan sebagai pendidikan yang paling awal diterima. Pendidikan sekolah
dilaksanakan di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan
berkesinambungan. Bagi setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.
Pendidikan, sebenarnya hampir sama dengan proses sosialisasi, tetapi pendidikan sekolah
selain proses sosialisasi, juga mentransfer pengetahuan dasar dari setiap bidang ilmu atau
mensosialisasikan kebudayaan kepada warga masyarakat terutama generasi muda, dengan
tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan mempunyai tugas mempertahankan atau melakukan pelestarian terhadap
system nilai-nilai yang berlaku dan berperan penuh dalam dalam mempercepat perubahan
soial. Nilai dan budaya diturunkan dari generasi ke generasi melalui pendidikan sekolah,
berarti sekolahsebagai pranata formal adalah tempat untuk mensosialisasikan warisan
nilai-budaya, disamping pengetahuan kepada anak didiknya. Warisan nilai budaya yang
diturunkan dapat berupa perilaku untuk membentuk kepribadian yang bertanggungjawab
terhadap masa depan bangsa,dngan tidak melepaskan diri dari nilai dan norma yang
sesuai dengan identitas. Pendidikan sekolah juga memegang peran penting untuk
terjadinya perubahan-perubahan di masyarakat, dalam arti mengembangkan kehidupan
masyarakat agar lebih baik dari sebelumnya. Pranata pendidikan mengalami
perkembangan mulai dari pendidikan keluarga sampai pendidikan sekolah. Pendidikan
keluarga sebagai pendidikan awal bagi seseorang dalam mengenal lingkungan sosialnya.
Semakin berkembang kehidupan masyarakat, maka masyarakat yang bersangkutan
membutuhkan pranata yang dapat mendidik generasi mudanya untuk melanjutkan sistem
nilai-budaya yang dianut, sehingga muncullah pranata pendidikan sekolah.
e) Pranata Agama
Agama dimiliki oleh setiap orang pada setiap masyarakat, sehingga kerukunan hidup
tidak saja diantara manusia sebagai individu maupun sebagai kelompok, tetapi juga
kerukunan hidup beragama. Setiap agama mengatur hubungan antar manusia, juga
mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, sehingga agama merupakan pedoman hidup
yang kekal.
Hubungan manusia memiliki tiga makna, yaitu hubungan antar individu dan dengan
kelompok (manusia sebagai mahluk sosial) dan hubungan manusia dengan Tuhan
(manusia sebagai mahluk Tuhan).
Agama berfungsi untuk mengintegrasikan masyarakat, baik dalam perilaku lahiriah
maupun yang bersifat simbolik (lambang, upacara keagamaan dll). Kegiatan keagamaan
(ritual) bertujuan memelihara keseimbangan masyarakat. Ritual menimbulkan rasa aman
secara individu maupun bagi masyarakat, misalnya cara orang berdoa atau doa
bersamasama menginginkan suatu keselamatan dan kesejahteraan.
Fungsi agama bagi masyarakat adalah mengatur hubungan antara manusia dan hubungan
manusia dengan Tuhannya. Agama bagi manusia dan masyarakat merupakan suatu
kebutuhan dasar. Hal ini disebabkan bahwa manusia tidak dapat mengendalikan
lingkungan alam guna memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti terjadi banjir, gempa bumi,
tanah longsor, gunung meletus, kegagalan panen dan lain-lain yang tidak dapat dijangkau
oleh kemampuan manusia, akibatnya manusia mengalami kekecewaan.
Untuk mengatasi berbagai masalah tersebut, maka agama memberikan peluang kepada
manusia untuk terus berubah, kekuatan dan harapan tersebut akan menambah keyakinan
bahwa terdapat kekuatan maha dasyat yang dimiliki oleh Pencipta, maka kepada
Penciptalah manusia menggantungkan harapannya.

D. FUNGSI STRUKTUR DAN PRANATA SOSIAL

Fungsi Struktur Sosial


a) Fungsi Identitas
Setiap kebudayaan memiliki struktur sosialnya masing-masing. Strukrtur sosial berbagai
sebagai penegas identitas yang dimiliki oleh sebuah kelompok. Kelompok yang anggotanya
memlii kesamaan dalam latar belakang ras, sosial, dan budaya akan mengembangkan
struktur soasialnya sendiri sebagai pembeda dari kelopok lainnya. Contohnya, kebuaayaaan
Minangkabau menganut system matrilinial (kekerabatan berdasarkan garis keturunan ibu).
Ini berbeda dengan system kebudayaan lainnya yang mayoritas menganut patrilineal.
Perbedaan semacam ini akn membangun struktur sosial yang berbeda pula dengan
kebudayaan lainnya.
b) Fungsi Kontrol
Struktur bias berfungsi untuk mengontrol individu yang berada di ddalam struktur tersebut.
Dalam kehidupan bermasyarakat, selalu muncul kcenderungan dalam diri individu untuk
melanggar norma, nilai, atau peraturan lain. Melanggar aturan yang berlaku, berpotensi
untuk menimbulkan konsekuensi yang pahit. Struktur sosial sebagai kontrol. Contoh:
kebudayaan Batak melarang perkawinan antara pria dan wanita yang semarga. Orang Batak
yang memiliki marga yang sama berarti masih memiliki hubungan saudara.
c) Fungsi Pembelajaran
Individu belajar dari struktur social yang ada dalam kelompoknya, mulai dari sikap,
kebiasaan, kepercayaan dan kedisiplinan.

Fungsi Pranata Sosial


Pranata sosial yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok manusia.
Koentjaraningrat (1979) mengemukakan tentang fungsi pranata sosial dalam masyarakat,
sebagai berikut:
1. Memberi pedoman pada anggota masyarakat tentang bagaimana bertingkah laku atau
bersikap di dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Adanya fungsi ini karena
pranata sosial telah siap dengan bebagai aturan atau kaidah-kaidah sosial yang dapat
digunakan oleh anggota-anggota masyarakat untuk memenuhi kebutuhankebutuhan
hidupnya.
2. Menjaga keutuhan masyarakat (integrasi sosial) dari ancaman perpecahan (disintegrasi
sosial). Hal ini mengingat bahwa jumlah prasarana atau sarana untuk memenuhi kebutuhan
hidup manusia terbatas adanya, sedangkan orang-orang yang membutuhkannya semakin
lama justru semakin meningkat kualitas maupun kuantitasnya, sehingga memungkinkan
timbulnya persaingan (kompetisi) atau pertentangan/pertikaian (konflik) yang bersumber
dari ketidakadilan atau perebutan prasarana atau sarana memenuhi kebutuhan hidup tersebut.
Sistem norma yang ada dalam suatu pranata sosial akan berfungsi menata atau mengatur
pemenuhan kebutuhan hidup dari para warga masyarakat secara adil dan memadai, sehingga
keutuhan masyarakat akan terjaga.
3. Berfungsi untuk memberikan pegangan dalam melakukan pengendalian sosial (social
control). Sanksi-sanksi atas pelanggaran norma-norma sosial merupakan sarana agar setiap
warga masyarakat konformis (menyesuaikan diri) terhadap norma-norma sosial itu, sehingga
tertib sosial dapat terwujud. Dengan demikian, sanksi yang melakat pada setiap norma itu
merupakan pegangan dari warga masyarakat untuk melakukan pengendalian sosial
meluruskan warga masyarakat yang perilakunya menyimpang dari norma-norma sosial yang
berlaku.

E. PROSES PERTUMBUHAN PRANATA SOSIAL

1. Norma sosial
Norma adalah wujud konkrit dari nilai yang merupakan pedoman, berisi keharusan bagi
individu atau Masyarakat. Norma dianggap positif apabila dianjurkan atau diwajibkan oleh
lingkungan sosialya. Sedangkan norma dianggap negatif, apabila Tindakan atau perilaku
seseorang dilarang dalam lingkungan sosialnya. Karena norma sosial Sebagai ukuran untuk
berperilaku sehingga individu dapat menyesuaikan diri dengan norma yang telah disepakati,
maka diperlukan sanksi bagi individu yang melanggar norma harus diberikan penyadaran
bahwa perbuatannya tersebut tidak sesuai dengan aturan.
Norma-norma yang terdapat didalam kehidupan Masyarakat mempunyai kekuatan mengikat
yang berbeda-beda. Ada norma yang lemah kekuatan mengikatnya, ada juga yang kuat. Hal
tersebut dikenal ada empat pengertian norma, Sebagai berikut :
1. cara ( usage ). Penyimpangan terhadap cara tidak akan mendapat hukuman yang
berat.tetap hanya celaan. Contohnya orang yang makan bersuara, cara makan tanpa sendok
dan garpu.
2. kebiasaan ( folkways ), perbuatan yang berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan.
Kebiasaan mempunyai kekuatan mengikat dibandingkan cara. Bila tidak dilakukan dianggap
menyimpang dari kebiasaan umum dan masyarakat. Memberi hormat kepada orang lain
yang lebih tua, mendahulukan kaum wanita waktu antri dan sebagainya.
3. Tata kelakuan (mores), kebiasaan yang dianggap tidak hanyasebagai perilaku saja, tetapi
diterima sebagai norma-norma pengatur.

4. Adat istiadat (costum), yaitu tata kelakuan yang menyatu dengan pola-pola perilaku
masyarakat dan memiliki kekuatan mangikat yang lebih.bila dilanggar akan mendapat sanksi
keras dari masyarakat.

Dalam masyarakat dikenal beberapa norma yang mengatur pola perilaku setiap individu
sebagai berikut :

1) Norma tidak tertulis yang dilakukan (informal) masyarakat dan telah melembaga, yang
lambat laun akan berupa peraturan dan tertulis pula, walupun sifatnya tidak baku tetapi
tergantung pada kebutuhan saat masyarakat, hal ini berupa gabungan dari folk-sway dan
mores,seperti kebutuhan keluarga, cara membesarkan anak. Dari lembaga terkecil sampai
masyarakat, akan mengenal norma prilaku, nilai cita-cita dan system hubungan sosial.
Karena itu suatu lembaga mencakup :
1. Seperangkat pola prilaku yang telah distandarisasi dengan baik
2. Serangkaian tata kelakuan, sikapdan nilai-nilai yang mendukung,dan
3. Sebentuk tradisi, ritual, upacara simbolik dan pakaian adapt serta perlengkapan yang lain.

2) Norma tertulis (formal), biasanya dalam bentuk peraturan atau hokum yang telah yang telah
dibakukan dan berlaku dimasyarakat. Contoh :
1. Norma yang umum berhubungan dengan kepentingan dan ketentraman warga masyarakat
banyak.seperti mengganggu gadis yang lewat dll.
2. Norma itu bertujuan mengatur dan menegakan kehidupan masyarakat, agar meresa tentram
dan aman dari segala gangguan yang dapat merasahkan.

3) Tindakan atau perbuatan yang dilakukan individu atau sekelompok masyarakat berupa isenga
atau meniru tindakan orang lain. Contohnya: individu meniru pakaiannya atau penampilan
kelompok musik tentunya.
Berdasarkan klasifikasi diatas, ada beberapa norma yang umumnya berlaku dalam
kehidupan suatu masyarakat, sebagai berikut.

1) Norma kesopanan / etika, adalah norma yang berpangkal pada aturan tingkah laku yang
diakui masyarakat, seperti cara berpakaian, cara bersikap dan berbicara dalam pergaulan.
Contohnya : memakai pakaian yang minim bagi perempuan tidak umum adalah tidak sopan.

2) Norma kesusilaan, norma ini mengatur bagaimana seseorang dapat berperilaku secara
baik dengan pertimbangan moral atau didasarkan pada hari nurani atau ahlak manusia.
Contohnya : tindakan pembunuhan atau perkosaan tentu banyak ditolak oleh masyarakat
dimanapun, bagi masyarakat Indonesia berciuman di depan masyarakat umum dianggap
melanggar norma susila, walaupun mereka pasangan suami istri.
3) Norma agama, didasarkan pada ajaran atau akidah suatu agama.dalam agama terdapat
perintah dan larangan yang harus dijalankan pemeluknya.

4) Norma hukum, merupakan jenis norma yang paling jelas dan kuat ikatannya karena
merupakan norma yang baku. Didasarkan pada perintah dan larangan yang mengatur tata
tertib dalam suatu masyarakat dengan ketentuan yang sah dan terdapat penegak hokum
sebagai pihak yang berwenang menjatuhkan sanksi. Contohnya : seorang terdakwa
melakukan pembunuhan terancana divonis oleh hakim dengan dikenakan hukuman minimal
15 tahun.

5) Norma kebiasaan,didasrkan pada hasil perbuatan yang dilakukan berulang-ulang dalam


bentuk yang sama sehingga manjadi sautu kebiasaan. Contohnya : mudik di hari raya.

Selain hal-hal diatas, agar aturan-aturan atau norma-norma sosial dapat diterapkan dalam
kehidupan masyarakat, maka norma-norma tersebut harus melembaga (institutionalized).
Agar norma sosial biasa melembaga, maka sebagai berikut.

a) Diketahui

b) Dipahami

c) Ditaati

d) Dihargai
1. Sistem pengendalian sosial
Didalam kehidupan sehari-hari system pengendalian sosial atau sosial control seringkali
diartikan sebagai pengawasan oleh masyarakat terhadap jalannya pemerintahan, khususnya
pemerintahan beserta aparaturnya.

Control sosial atau pengendalian sosial terutama bertujuan untuk mencapai keserasian antara
stabilitas dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat.

Dari sudut sifatnya dapatlah dikatakan bahwa pengendalian sosil dapat bersifat preventif
atau represif atau bahkan kedua-duanya.

v Preventif merupakan suatu usaha pencegahan terhadap terjadinya gangguan-gangguan


pada keserasian antara kepastian dengan keadilan.Misalnya melalui proes sosialisasi,
pendidikan formal atau informal.

V Sedangkan usaha-usah represif bertujuan untuk mengembalikan keserasian yang pernah


mengalami gangguan. Misalnya penjatuhan sanksi terhadap warga masyarakat yang
melanggar atau menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku.
Suatu proses control sosial dapat dilaksanakan dengan berbagai cara seperti cara-cara tanpa
kekerasan (persuasive) ataupun dengan paksaan (coersive):
Selain cara tersebut dikenal pula teknik-teknik compulsion dan pervasion:

v Compulsion, diciptakan situasi demikian rupa, sehinggan seseorang terpaksa taat atau
mengubah sikapnya, yang menghasilkan kepatuhan secara tidak langsung.

v Pervasion, norma yang ada di ulang-ulang penyampaiannya sedemikian rupa, dengan


harapan bahwa hal tersebut masuk dalam aspek bawah sadar seseorang.dengan demikian
orang tersebut akan mngubah sikapnya sehingga serasi dengan hal-hal yang diulang-ulang
penyampaiannya itu.

F. PRANATA SOSIAL YANG ADA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

1. Pranata keluarga
a. Definisi
Pranata keluarga (family institution), dapat didefinisikan sebagai kelompok yang
dipersatukan oleh ikatan perkawinan atau pertalian darah atau adopsi yang terbentuk dalam
satu rumah tangga saling interaksi dan berkomunikasi melalui peran-perannya.berdasarkan
Undang-undang No 1 tahun 1974 pasal 1 dijelaskan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir
dan batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal, berdasarkan Ketuhan Yang
Maha Esa.
Sedangkan menurut Goode (1987) mendefinisikan pranata keluarga sebagai suatu unsure
dalam stuktur sosial yang memiliki karakteristik universal dan dapat ditemukan dalam
kehidupan masyarakat. Beberapa karakteristik pranata keluarga menurut Goode adalah :
1). Keluarga terdiri dari orang-orang yang beratu karena ikatan perkawinan, hubungan darah
atau adopsi.
2). Suatu keluarga umumnya memiliki anggota keluarga yang hidup bersama-sama dalam
satu rumah dan membentuk rumah tangga.
3). Keluarga merupakan satu kesatuan orang-orang yang berinteraksi dengan tradisi
masyarakat setempat.
4). Suatu keluarga dapat mempertahankan kebudayaan secara bersama.
b. Peran dan fungsi keluarga
1). Fungsi keagamaan, merupakan suatu keyakinan yang memiliki kaidah, nilai dan norma
untuk mengatur kehidupan manusia, secara individu, keluarga, maupun masyarakat.
2). Fungsi kebudayaan adalah wahana untuk membina keluarga untuk dapat menghormati
kebudayaan dan pengembangan kebudayaan.
3). Fungsi reproduksi adalah wahana untuk melanjutkan keturunan yang sehat, berencana
dan mampu mensejahterakan, penuh iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4). Fungsi Ekonomi adalah wahana mengembangkan kemampuan ekonomi secara mandiri
sehingga para anggotanya mampu mempertahankan hidup.
5). Fungsi edukatif atau pendidikan, adalah wahana pendidikan pertama dan utama
mempersiapkan generasi yang lebih baik.
2. Pranata Ekonomi
a. Definisi
Pranata ekonomi adalah seperangkat norma atau aturan-aturan yang dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat.
b. Peran pranata ekonomi dalam mengatur pola ekonomi manusia adalah sebagai berikut :
1). Pengaturan produksi barang dan jasa
Produksi mencakup kegiatan untuk membuat suatu barang semakin bermanfaat baik secara
langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Misalnya,
produksi gula. Gula mempunyai manfaat dari pada tebu. Untuk melakukan proses produksi
diperlukan unsur-unsur produksi berupa tenaga kerja, modal, dan tentu saja bahan mentah
atau bahan baku.
2). Fungsi distribusi barang dan jasa
Distibusi adalah proses penyaluran barang dan jasa dari produsen konsumen. Penyaluran
barang dan jasa dapat dilakukan secara langsung, yaitu dari produsen ke konsumen, dapat
juga melalui pelantara.
3). Fungsi konsumsi barang dan jasa
Suatu kehidupan dikatakan layak jika kebutuhan barang dan jasa dapat terpenuhi. Hidup
layak sangat tergantung pada tiga factor: pendapatan, tersedianya barang dan jasa, serta
tingkat harga barang dan jasa.
3. Pranata politik
a. Definisi
Pranata politik adalah upaya atau kegiatan partai politik sebagai organisasi kemasyarakatan
yang memiliki cirri khas tersendiri dan bertujuan untuk mendapatkan kekuasaan dengan
berbekal ilmu kenegaraan atau tata Negara.
1. Peran dan Funsi Pranata Politik
Untuk memenuhi kebutuhan manusia demi memperjuangkan dan melaksanakan kedaulatan
rakyat melalui badan legeslatif, eksekutif dan yudukatif untuk mengembangkan dan
membina masyarakat ke arah kesejahteraan, ketertiban, dan ketentraman hidup.
4. Pranata pendidikan
a. Definisi
Menurut undang-undang RI No 20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi
peranannya di masa yang akan datang. Satuan pendidikan meliputi pendidikan sekolah dan
jalur luar sekolah.
1. Peranan dan fungsi pranata pendidikan
Fungsi pranata pendidikan dalam masyarakat adalah sebagai berikut :
1) Fungsi manifest, yaitu fungsi yang memiliki peranan membantu seseorang agar mampu
secara mandiri mencarai nafkah dan mengembangkan potensinya dalam memenuhi
kebutuhan pribadi bersama dengan proses pembangunan.
2) Fungsi laten, yaitu dimana pendidikan dapat menjadi masyarakat tahu akan fungsi yang
dimaksud, tapi masyarakat tidak menyadari atau seolah-olah tidak tahu. Misalnya: hasil
lulusannya berkualitas rendah akan mengakibatkan tenaga kerja tidak siap memasuki dunia
pendidikan
5. Pranata Agama
a. Definisi
Pranata agama adalah seperangkat aturan yang mengatur kehidupan manusia, baik manusia
dengan sesame mahluk lainnya maupun dengan penciptanya.
1. Peranan pranata agama
Beberapa fungsi agama yang dapat kita bahas adalah fungsi manifest dan fungsi laten dari
agama.
1). Fungsi manifes agama adalah pendidikan agama yang disampaikan bersifat pernyataan
terbuka, sarat muatan dan dapat dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat melalui
doktrin, ritual, dan perilaku.
2). Fungsi laten agama dalah pendidikan agama yang sebagian kegiatannya tanpa disadari
dapat berkembang menjadi pendorong munculnya kegiatan lainnya karena sifatnya
tersembunyi, misalnya pada saat pertemuan atau kegiatan keagamaan yang melibatkan
banyak umat, mereka umumnya ingin tampil dengan pakaian yang rapi.
6. Pranata Pelayanan Sosial dan Kesahatan
Befungsi untuk memenuhi kebutuhan melayani warga masyarakat yang terlantar dan
membutuhkan pertolongan serta memenuhi kebutuhan masyarakat akan pemeliharaan
kesehatan, kebugaran jasmani, termasuk kecantikan.
1. Pranata Seni dan Kreasi
Berfungsi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan penghayatan seni dan pemulihan
kesegaran jasmani dan mental. Pranata pembantunya, antara lain : seni rupa, seni musik, seni
tari, seni teatre, seni sastra, olah raga, wisata dan hiburan lainnya.
7. Pranata Ilmiah
Berfungsi memenuhi kebutuhan masyarakat mengembangkan ilmu dan menerapkannya serta
menerapkan hasil ilmu dalam bentuk teknologi dan menerapkannya untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Prana pembantunya, antara lain : penelitian dan pengembangan
ilmu dasar, pengembangan dan penerapan ilmu terapan, pengembangan dan penelitian
teknologi tepat guna, teknologi tinggi, teknologi pertanian, teknologi penerbangan, dan
teknologi komunikasi satelit.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Interaksi sosial bisa terjadi dimana saja dan kapan saja. Subjek interaksi sosial beragam, ada
yang terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok
dengan kelompok. Interaksi sosial merupakan proses sosial inteteraksi sosial merupakan
syarat utama terjadinya aktifitas-aktifitas sosial
Dalam hal ini, individu berinteraksi dengan masyarakat. Sebagaimana telah diketahui,
individu merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam menjalani
kehidupannya.
Interaksi individu dengan masyarakat tidak lepas dari struktur sosial dimana terdapat
penggolongan masyarakat, atau tinatan masyarakat yang dibentuk oleh masyarakat itu
sendiri, dan tidak lepas pula dari pranata sosial yang merupakan bentuk norma-norma
tuntunan dalam kehidupan, bermasyarakat.
Pranata sosial disebut juga lembaga sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan
yang berpusat pada aktivitas untuk memenuhi kebutuhan. Pranata sosial berfungsi sebagai
pedoman berperilaku dalam memenuhi kebutuhan, menjaga keutuhan masyarakat,
pengendalian sosial (social control). Ciri pranata sosial: adanya tujuan, digunakan dalam
jangka waktu relatif lama, tertulis atau tidak tertulis, diambil dari nilai dan adat istiadat, dan
adanya prasarana pendukung. Di dalam pranata sosial terdapat unsur budaya dan unsur
struktural yang berupa norma. Tipe pranata sosial adalah: Crescive institutions dan enacted
institutions; basic institutions dan subsidiary institutins; approved atau social sanctioned
institutions dan unsanctioned institutions; general institutions dan restricted instiutions;
operative institutions dan regulative institutions
Jadi, sesuai dengan isi makalah ini, masyarakat telah berkembang sedemikian rupa untuk
menumbuhkan dan menciptakan nilai yang sesuai dengan kebudayaanmasing-masing, untuk
mengatur dan menambah nilai tersebut maka lahirlah struktur dan pranata social beserta
variannya yang membantu masyarakat untuk menciptakannilai yang diinginkan serta
masyarakat yang beradab.

SARAN
Dari pembahasan yang telah diuraikan, kami mempunyai saran kepada pembaca bahwasanya
dalam berinteraksi sosial, sebaiknya kita dapat memilah dan memilih mana yang berdampak
positif pada kehidupan kita, dan mana yang berdampak negatif. kita harus berpegang dengan
aturan norma yang tumbuh dalam masyarakat, sehingga tercipta keselarasan dalam proses
sosial antara individu dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Giddens, Anthony. 2010. Teori Strukturasi Dasar-dasar Pembentukan Struktur Sosial


Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Soekanto, S. (1983). Beberapa Teori Sosiologi Tentang Struktur Masyarakat. Rajawali

Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta

Hermawan, Ruswandi.dkk. 2006. Perkembangan Masyarakat dan Budaya. Bandung : UPI


Press.

Rukandi, Kanda.dkk. 2006. Perspektif Sosial Budaya. Bandung : UPI Press.

http://lokersosiologi.blogspot.com/p/struktur-sosial.html

http://sosiologika.blogspot.com/2012/10/bentuk-bentuk-struktur-sosial.html

http://jurusankomunikasi.blogspot.com/2009/04/proses-sosial-dan-interaksi-sosial.html

http://ips-web-id.blogspot.com/2011/08/bentuk-bentuk-proses-sosial.html

https://rowlandpasaribu.files.wordpress.com/2013/02/bab-06-pranata-sosial.pdf

Anda mungkin juga menyukai