1. ASLIHATUL HAIKAH
2. DEDEH RAHMAWATI
3. AGUNG
4. SEPHIA AGUSTIANI R
5. YOLA BESTY A
2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji Syukur kami ucapkan kehadiran allah SWT atas segala Rahmat – Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Dasar-dasar Ilmu Sosial, dengan judul makalah tentang “Struktur dan Pranata Sosial”.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Febryan Ajeng Ramdani S.A.P., M.Si ,
selaku dosen DASAR-DASAR ILMU SOSIAL yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah berikutnya.
Waassalamu’alaikum wr.wb
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................3
BAB 1...................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...............................................................................................................................4
LATAR BELAKANG.................................................................................................................4
RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................5
C. TUJUAN PENULISAN......................................................................................................5
D. METODE PENULISAN.....................................................................................................5
BAB II 6
PEMBAHASAN..................................................................................................................................6
A. PENGERTIAN STRUKTUR DAN PRANATA SOSIAL................................................6
B. CIRI-CIRI DAN UNSUR STRUKTUR PRANATA SOSIAL.........................................8
C. BENTUK-BENTUK STRUKTUR SOSIAL DAN PRANATA SOSIAL......................11
Dilihat dari Sifatnya.........................................................................................................11
Dilihat dari Identitas Keanggotaan Masyarakatnya......................................................11
Dilihat dari Ketidaksamaan Sosial..................................................................................11
D. FUNGSI STRUKTUR DAN PRANATA SOSIAL.........................................................14
E. PROSES PERTUMBUHAN PRANATA SOSIAL.........................................................16
F. PRANATA SOSIAL YANG ADA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT.............19
BAB III..............................................................................................................................................23
PENUTUP..........................................................................................................................................23
KESIMPULAN........................................................................................................................23
SARAN.....................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................24
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah Sebagai
berikut
1. Apa pengertian struktur dan pranata sosial ?
2. Apa yang menjadi bentuk, ciri-ciri dan unsur dari struktur pranata sosial?
3. Apa fungsi pranata soial?
4. Bagaimana proses pertumbuhan pranata sosial?
5. jelaskan pranata sosial yang ada dalam kehidupan masyarkat
C. TUJUAN PENULISAN
D. METODE PENULISAN
PEMBAHASAN
Struktur sosial
Struktur sosial adalah suatu rangkaian kompleks dari relasi-relasi sosial yang
berwujud dalam suatu masyarakat. Struktur sosial dapat ditinjau dari segi status, peranan,
nilai-nilai, norma dan institusi sosial dalam sistem relasi sosial. Struktur sosial sebagai
konsep umum yang merujuk pada unsur-unsur atau satuan-satuan dalam masyarakat
seperti sub sistem, jenis organisasi dan institusi sosial. Kajian struktur sosial meliputi
konsep tentang individu, masyarakat, sistem sosial, kelompok sosial dan organisasi sosial.
Dengan demikian, struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antar unsur-unsur sosial,
yaitu norma sosial, lembaga sosial, kelompok serta lapisan sosial.
Kehidupan bermasyarakat akan aman, jika anggota masyarakat yang menjalin rangkaian
dalam relasi sosial menjalankan peran, tugas, dan wewenangnya sesuai dengan norma
yang berlaku. Jika anggota masyarakat telah melanggar norma, maka terjadi pergesekan
yang akhirnya dapat memicu konflik sosial.
Dalam antropologi, konsep struktur sosial sering dianggap sama dengan organisasi sosial,
terutama apabila dihubungkan dengan masalah kekerabatan dan kelembagaan atau hukum
pada masyarakat yang tergolong bersahaja. Sedangkan dalam ilmu sosiologi, struktur
sosial digunakan untuk menjelaskan keteraturan sosial, yaitu menunjuk pada prinsip
perilaku yang berulang-ulang dengan bentuk dan cara yang sama. Menurut Soerjono
Soekanto (2002:68) struktur sosial diartikan sebagai hubungan timbal balik antarposisi
sosial dan antarperan.
Dengan demikian, pengertian struktur sosial dapat didefinisikan sebagai suatu tatanan
sosial dalam kehidupan masyarakat yang di dalamnya terkandung hubungan timbal balik
antara status dan peranan dengan batas-batas perangkat unsur-unsur sosial yang menunjuk
pada suatu keteraturan perilaku, sehingga dapat memberikan bentuk sebagai suatu
masyarakat.
Hendropuspito (1989) dalam bukunya ”Sosiologi Sistematik” mendefinisikan bahwa
struktur sosial adalah skema penempatan nilai-nilai sosio-budaya dan organ-organ
masyarakat pada posisi yang dianggap sesuai dengan berfungsinya organisme masyarakat
sebagai suatu keseluruhan dan demi kepentingan masing-masing. Bagian nilai-nilai sosial
adalah ajaran agama, ideologi, kaidah-kaidah, moral, serta peraturan sopan santun yang
dimiliki suatu masyarakat. Sementara itu organ-organ masyarakat tersebut berupa
kelompok-kelompok sosial, institusi atau lembaga-lembaga sosial yang mengusahakan
perwujudan nilai-nilai tertentu menjadi nyata dan dipakai dalam memenuhi kebutuhan.
Pada dasarnya struktur sosial merupakan jaringan dari unsur-unsur sosial yang pokok dalam
masyarakat. Unsur-unsur tersebut antara lain kelompok-kelompok sosial, kebudayaan,
lembaga sosial, stratifikasi sosial, kekuasaan, dan wewenang. Secara umum wujud konkret
struktur sosial masyarakat tampak jelas dalam sistem diferensiasi dan stratifikasi sosial yang
berlaku dalam sebuah masyarakat.
Manusia merupakan makhluk sosial. Di mana kehadirannya selalu membutuhkan orang lain,
tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri. Bergabungnya manusia satu dengan yang
lainnya tentu saja akan membentuk suatu kelompok masyarakat yang memiliki karakteristik
tertentu yang tentu saja membedakan dengan kelompok masyarakat lainnya.
Latar belakang manusia yang berbeda-beda baik itu mengenai asal usul, pendidikan,
keturunan, jabatan dan lainnya akan membentuk suatu struktur masyarakat yang dapat
membedakan status manusia di dalam kehidupan bermasyarakat. Baik itu secara vertikal
(stratifikasi sosial) maupun horizontal (diferensiasi sosial). Hal ini tentu saja akan
memberikan dampak yang beraneka ragam dalam kehidupan bermasyarakat ini. Dalam
bagian ini akan kita bicarakan mengenai struktur sosial yang terdapat di dalam masyarakat,
yaitu stratifikasi sosial (pelapisan sosial) dan diferensiasi sosial (perbedaan sosial).
Pranata Sosial
Dalam definisi pranata sosial atau Lembaga sosial, banyak para ahli yang
mengemukakan apa itu arti dari pranata sosial. Pranata sosial adalah Lembaga sosial dari
semua tata cara prosedur, jaringan proses antar manusia yang saling berhubungan yang
terdapat cita-cita, sikap juga perbuatan dalam suatu kelompok atau anggota di masyarakat.
Pranata Sosial juga merupakan wadah yang memungkinkan masyarakat untuk berinteraksi
menurut pola perilaku yang sesuai dengan norma yang berlaku.
Lembaga sosial berhubungan dengan seperangkat norma yang saling mempengaruhi, dapat
diubah ataupun dibentuk, mengatur hubungan antar Masyarakat supaya dapat berjalan
dengan yang diharapkan dan dengan tertib.
Purwaningsih (2020) mengatakan bahwa pranata sosial berasal dari bahasaInggris yaitu
social institution dan bahasa Latin yaitu instituere. Kata bendanyaadalah institution yang
berarti pendirian. Dalam bahasa Indonesia, institutionditerjemahkan menjadi institusi
(pranata) dan institut (lembaga). Institusi adalahsistem norma atau aturan yang ada,
sedangkan institut adalah wujud nyata dariaturan-aturan tersebut.
Sudarsono dan Wijayanti (2016) mengatakan bahwa pranata sosial merupakan sistem tata
kelakuan dan hubungan pada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi berbagai macam
kebutuhan dalam kehidupan masyarakat. Pranata sosial terbentuk dari kebutuhan masyarakat
akan keteraturan dalam kehidupan bersama dan bermasyarakat.
Menurut Koentjaraningrat (1985), pranata adalah sistem-sistem yang menjadi wahana yang
memungkinkan warga masyarakat itu untuk berinteraksi menurut pola-pola resmi dalam
ilmu sosiologi dan antropologi. Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
pranata sosial atau lembaga kemasyarakatan adalah sistem norma yang menjadi wahana
Masyarakat untuk berinteraksi dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup.
Sedangkan menurut W.G. Sumner (Soekanto, 1984), melihat lembaga dari sudut
pandang kebudayaan. Pranata sosial adalah lembaga sosial yang merupakan perbuatan,
citacita, sikap, dan perlengkapan kebudayaan yang mempunyai sikap kekal serta yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Pengertian ini juga sejalan
dengan pendapat Koentjaraningrat (1980), dimana lembaga sosial adalah suatu sistem tata
kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas untuk memenuhi kompleksitas
kebutuhan khusus dalam kehidupan manusia.
Dari beberapa pengertian pranata sosisal yang dikemukakan beberapa tokoh
sosiologi dan antropologi tersebut, maka lembaga sosial berkaitan dengan:
1. Seperangkat norma yang saling berkaitan, bergantung, dan saling mempengaruhi;
2. Seperangkat norma yang dapat dibentuk, diubah, dan dipertahankan sesuai dengan
kebutuhan hidup;
3. Seperangkat norma yang mengatur hubungan antar warga masyarakat agar dapat
berjalan dengan tertib dan teratur. 4. Fungsi pranata sosial atau lembaga sosial adalah
agar ada keteraturan dan integrasi di dalam masyarakat
a) Struktur Sosial Homogen, yaitu struktur sosial yang memiliki latar belakang kesamaan
indentitas dari setiap masyarakatnya, seperti ras suku bangsa, ataupun agama. Contoh Suku
Badui dalam.
b) Struktur Sosial yang Heterogen , Struktur Sosial ini ditandai oleh keragaman identitas
dari anggota masyarakatnya. Contoh masyarakat Indonesia yang memiliki aneka ragam
suku, ras, budaya, agama.
a) Pranata Keluarga
Keluarga memiliki fungsi sosial majemuk bagi terciptanya kehidupan sosial dalam
masyarakat. Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak,
yang disebut keluarga inti (nuclear family). Dalam keluarga diatur hubungan antar
anggota keluarga dan setiap anggota mempunyai peran dan fungsi yang jelas. Contoh,
ayah sebagai kepala keluarga sekaligus bertanggung jawab untuk menghidupi
keluarganya, ibu sebagai pengatur, pengurus, dan pendidik anak.
Selain keluarga inti, terdapat keluarga luas (extended family), yaitu keluarga yang
dibentuk berdasarkan kekerabatan, baik atas dasar perkawinan maupun hubungan darah.
Kekerabatan yang berasal dari satu keturunan atau hubungan darah merupakan
penelusuran leluhur seseorang baik melalui garis ayah maupun ibu. Keluarga luas
(extended family) yaitu ikatan keluarga dalam satu keturunan yang terdiri dari kakek,
nenek, ipar, paman, anak, cucu, dan seterusnya.
Pembentukan keluarga yang ideal yaitu untuk mendirikan rumah tangga (household) yang
berada pada satu naungan tempat tinggal. Apabila dalam satu rumah tangga terdiri dari
lebih dari satu keluarga inti yang dipimpin oleh seorang kepala keluarga disebut keluarga
poligamous.
Terdapat beberapa fungsi keluarga, yaitu:
1. Fungsi melanjutkan keturunan/reproduksi.
2. Fungsi afeksi. Fungsi afeksi ini dapat berupa tatapan mata, ucapan-ucapan mesra,
sentuhan-sentuhan halus, yang semuanya akan merangsang anak dalam membentuk
kepribadiannya.
3. Fungsi sosialisasi. Keluarga merupakan sistem yang menyelenggarakan sosialisasi
terhadap calon-calon warga masyarakat baru. Seseorang yang dilahirkan di suatu
keluarga akan melalui suatu proses internalisasi unsur-unsur budaya yang mengatur
masyarakat bersangkutan. Keluarga sebagai tempat awal terbinanya sosialisasi bagi
seseorang
b) Pranata Ekonomi
Pranata ekonomi adalah lembaga-lembaga berkisar pada lapangan produksi, distribusi,
konsumsi (pemakaian) barang-barang dan jasa yang diperlukan bagi kelangsungan hidup
bermasyarakat. Masyarakat di manapun berada akan memiliki pranata-pranata ekonomi,
hanya saja berbeda dalam sifat dan cara pelaksanaannya. Sehingga setiap masyarakat
akan menyusun pola pemenuhan kebutuhan ekonominya yang disebut konsumsi atau
pengeluaran pendapatannya berupa makanan, pakaian, perumahan yang harus tersedia,
agar mereka dapat bertahan hidup.
Setiap pemenuhan kebutuhan tidak selamanya dapat dihasilkan masyarakat sendiri,
adakalanya memerlukan kelompok masyarakat lain yang memiliki barang-barang yang
dibutuhkan, maka timbulah proses tukar menukar barang-barang kebutuhan tersebut.
Proses tersebut dimulai dari sistem barter, kemudian penggunaan uang sebagai alat tukar
yang sah.
c) Pranata Politik
Politik merupakan suatu aspek kehidupan sosial yang tidak dapat dihindarkan oleh setiap
orang di dalam suatu negara. Politik pada umumnya disamakan dengan penggunaan
pengaruh, perjuangan kekuasaan dan persaingan di antara individu dan kelompok atas
alokasi ganjaran atau nilai-nilai di dalam masyarakat. Politik juga mencakup proses
pengendalian sosial. Pranata politik adalah suatu pola tingkah laku manusia yang sudah
mapan, yang terdiri dari interaksi sosial yang tersusun di dalam suatu kerangka nilai yang
relevan. Pranata politik dibentuk berdasarkan konstitusi dokumen-dokumen dasar atau
beberapa kebiasaan, sehingga terbentuk struktur dan proses formal legislatif, eksekutif,
adminitratif dan hukum. Pranata politik memiliki fungsi: memelihara ketertiban, menjaga
keamanan, mengusahakan kesejahteraan umum, dan mengatur proses politik. Sehingga,
untuk menjalankannya diperlukan kekuasaan dari pemerintah yang dapat
melindungikepentingan rakyat dan kesejahteraan umum dari berbagai tekanan dan
rongrongan yang mengacaukan. Karena itu, rakyat perlu mendapatkan rasa aman dan
tentram, agar tercipta masyarakat yang adil dan makmur. Sehingga perlu adanya
kesadaran politik dari setiap warga negara. Kesadaran politik ialah apabila seluruh warga
negara menyadari kepentingan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. Dengan
demikian, pranata politik akan berkaitan dengan masalah-masalah bentuk negara, bentuk
pemerintahan, dan bentuk kekuasaan.
d) Pranata Pendidikan
Pendidikan mulai diterapkan dalam kehidupan seseorang, semenjak yang bersangkutan
masih ada dalam kandungan ibunya, kemudian lahir dan pendidikan keluarga mulai
dilaksanakan sebagai pendidikan yang paling awal diterima. Pendidikan sekolah
dilaksanakan di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan
berkesinambungan. Bagi setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.
Pendidikan, sebenarnya hampir sama dengan proses sosialisasi, tetapi pendidikan sekolah
selain proses sosialisasi, juga mentransfer pengetahuan dasar dari setiap bidang ilmu atau
mensosialisasikan kebudayaan kepada warga masyarakat terutama generasi muda, dengan
tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan mempunyai tugas mempertahankan atau melakukan pelestarian terhadap
system nilai-nilai yang berlaku dan berperan penuh dalam dalam mempercepat perubahan
soial. Nilai dan budaya diturunkan dari generasi ke generasi melalui pendidikan sekolah,
berarti sekolahsebagai pranata formal adalah tempat untuk mensosialisasikan warisan
nilai-budaya, disamping pengetahuan kepada anak didiknya. Warisan nilai budaya yang
diturunkan dapat berupa perilaku untuk membentuk kepribadian yang bertanggungjawab
terhadap masa depan bangsa,dngan tidak melepaskan diri dari nilai dan norma yang
sesuai dengan identitas. Pendidikan sekolah juga memegang peran penting untuk
terjadinya perubahan-perubahan di masyarakat, dalam arti mengembangkan kehidupan
masyarakat agar lebih baik dari sebelumnya. Pranata pendidikan mengalami
perkembangan mulai dari pendidikan keluarga sampai pendidikan sekolah. Pendidikan
keluarga sebagai pendidikan awal bagi seseorang dalam mengenal lingkungan sosialnya.
Semakin berkembang kehidupan masyarakat, maka masyarakat yang bersangkutan
membutuhkan pranata yang dapat mendidik generasi mudanya untuk melanjutkan sistem
nilai-budaya yang dianut, sehingga muncullah pranata pendidikan sekolah.
e) Pranata Agama
Agama dimiliki oleh setiap orang pada setiap masyarakat, sehingga kerukunan hidup
tidak saja diantara manusia sebagai individu maupun sebagai kelompok, tetapi juga
kerukunan hidup beragama. Setiap agama mengatur hubungan antar manusia, juga
mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, sehingga agama merupakan pedoman hidup
yang kekal.
Hubungan manusia memiliki tiga makna, yaitu hubungan antar individu dan dengan
kelompok (manusia sebagai mahluk sosial) dan hubungan manusia dengan Tuhan
(manusia sebagai mahluk Tuhan).
Agama berfungsi untuk mengintegrasikan masyarakat, baik dalam perilaku lahiriah
maupun yang bersifat simbolik (lambang, upacara keagamaan dll). Kegiatan keagamaan
(ritual) bertujuan memelihara keseimbangan masyarakat. Ritual menimbulkan rasa aman
secara individu maupun bagi masyarakat, misalnya cara orang berdoa atau doa
bersamasama menginginkan suatu keselamatan dan kesejahteraan.
Fungsi agama bagi masyarakat adalah mengatur hubungan antara manusia dan hubungan
manusia dengan Tuhannya. Agama bagi manusia dan masyarakat merupakan suatu
kebutuhan dasar. Hal ini disebabkan bahwa manusia tidak dapat mengendalikan
lingkungan alam guna memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti terjadi banjir, gempa bumi,
tanah longsor, gunung meletus, kegagalan panen dan lain-lain yang tidak dapat dijangkau
oleh kemampuan manusia, akibatnya manusia mengalami kekecewaan.
Untuk mengatasi berbagai masalah tersebut, maka agama memberikan peluang kepada
manusia untuk terus berubah, kekuatan dan harapan tersebut akan menambah keyakinan
bahwa terdapat kekuatan maha dasyat yang dimiliki oleh Pencipta, maka kepada
Penciptalah manusia menggantungkan harapannya.
1. Norma sosial
Norma adalah wujud konkrit dari nilai yang merupakan pedoman, berisi keharusan bagi
individu atau Masyarakat. Norma dianggap positif apabila dianjurkan atau diwajibkan oleh
lingkungan sosialya. Sedangkan norma dianggap negatif, apabila Tindakan atau perilaku
seseorang dilarang dalam lingkungan sosialnya. Karena norma sosial Sebagai ukuran untuk
berperilaku sehingga individu dapat menyesuaikan diri dengan norma yang telah disepakati,
maka diperlukan sanksi bagi individu yang melanggar norma harus diberikan penyadaran
bahwa perbuatannya tersebut tidak sesuai dengan aturan.
Norma-norma yang terdapat didalam kehidupan Masyarakat mempunyai kekuatan mengikat
yang berbeda-beda. Ada norma yang lemah kekuatan mengikatnya, ada juga yang kuat. Hal
tersebut dikenal ada empat pengertian norma, Sebagai berikut :
1. cara ( usage ). Penyimpangan terhadap cara tidak akan mendapat hukuman yang
berat.tetap hanya celaan. Contohnya orang yang makan bersuara, cara makan tanpa sendok
dan garpu.
2. kebiasaan ( folkways ), perbuatan yang berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan.
Kebiasaan mempunyai kekuatan mengikat dibandingkan cara. Bila tidak dilakukan dianggap
menyimpang dari kebiasaan umum dan masyarakat. Memberi hormat kepada orang lain
yang lebih tua, mendahulukan kaum wanita waktu antri dan sebagainya.
3. Tata kelakuan (mores), kebiasaan yang dianggap tidak hanyasebagai perilaku saja, tetapi
diterima sebagai norma-norma pengatur.
4. Adat istiadat (costum), yaitu tata kelakuan yang menyatu dengan pola-pola perilaku
masyarakat dan memiliki kekuatan mangikat yang lebih.bila dilanggar akan mendapat sanksi
keras dari masyarakat.
Dalam masyarakat dikenal beberapa norma yang mengatur pola perilaku setiap individu
sebagai berikut :
1) Norma tidak tertulis yang dilakukan (informal) masyarakat dan telah melembaga, yang
lambat laun akan berupa peraturan dan tertulis pula, walupun sifatnya tidak baku tetapi
tergantung pada kebutuhan saat masyarakat, hal ini berupa gabungan dari folk-sway dan
mores,seperti kebutuhan keluarga, cara membesarkan anak. Dari lembaga terkecil sampai
masyarakat, akan mengenal norma prilaku, nilai cita-cita dan system hubungan sosial.
Karena itu suatu lembaga mencakup :
1. Seperangkat pola prilaku yang telah distandarisasi dengan baik
2. Serangkaian tata kelakuan, sikapdan nilai-nilai yang mendukung,dan
3. Sebentuk tradisi, ritual, upacara simbolik dan pakaian adapt serta perlengkapan yang lain.
2) Norma tertulis (formal), biasanya dalam bentuk peraturan atau hokum yang telah yang telah
dibakukan dan berlaku dimasyarakat. Contoh :
1. Norma yang umum berhubungan dengan kepentingan dan ketentraman warga masyarakat
banyak.seperti mengganggu gadis yang lewat dll.
2. Norma itu bertujuan mengatur dan menegakan kehidupan masyarakat, agar meresa tentram
dan aman dari segala gangguan yang dapat merasahkan.
3) Tindakan atau perbuatan yang dilakukan individu atau sekelompok masyarakat berupa isenga
atau meniru tindakan orang lain. Contohnya: individu meniru pakaiannya atau penampilan
kelompok musik tentunya.
Berdasarkan klasifikasi diatas, ada beberapa norma yang umumnya berlaku dalam
kehidupan suatu masyarakat, sebagai berikut.
1) Norma kesopanan / etika, adalah norma yang berpangkal pada aturan tingkah laku yang
diakui masyarakat, seperti cara berpakaian, cara bersikap dan berbicara dalam pergaulan.
Contohnya : memakai pakaian yang minim bagi perempuan tidak umum adalah tidak sopan.
2) Norma kesusilaan, norma ini mengatur bagaimana seseorang dapat berperilaku secara
baik dengan pertimbangan moral atau didasarkan pada hari nurani atau ahlak manusia.
Contohnya : tindakan pembunuhan atau perkosaan tentu banyak ditolak oleh masyarakat
dimanapun, bagi masyarakat Indonesia berciuman di depan masyarakat umum dianggap
melanggar norma susila, walaupun mereka pasangan suami istri.
3) Norma agama, didasarkan pada ajaran atau akidah suatu agama.dalam agama terdapat
perintah dan larangan yang harus dijalankan pemeluknya.
4) Norma hukum, merupakan jenis norma yang paling jelas dan kuat ikatannya karena
merupakan norma yang baku. Didasarkan pada perintah dan larangan yang mengatur tata
tertib dalam suatu masyarakat dengan ketentuan yang sah dan terdapat penegak hokum
sebagai pihak yang berwenang menjatuhkan sanksi. Contohnya : seorang terdakwa
melakukan pembunuhan terancana divonis oleh hakim dengan dikenakan hukuman minimal
15 tahun.
Selain hal-hal diatas, agar aturan-aturan atau norma-norma sosial dapat diterapkan dalam
kehidupan masyarakat, maka norma-norma tersebut harus melembaga (institutionalized).
Agar norma sosial biasa melembaga, maka sebagai berikut.
a) Diketahui
b) Dipahami
c) Ditaati
d) Dihargai
1. Sistem pengendalian sosial
Didalam kehidupan sehari-hari system pengendalian sosial atau sosial control seringkali
diartikan sebagai pengawasan oleh masyarakat terhadap jalannya pemerintahan, khususnya
pemerintahan beserta aparaturnya.
Control sosial atau pengendalian sosial terutama bertujuan untuk mencapai keserasian antara
stabilitas dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat.
Dari sudut sifatnya dapatlah dikatakan bahwa pengendalian sosil dapat bersifat preventif
atau represif atau bahkan kedua-duanya.
v Compulsion, diciptakan situasi demikian rupa, sehinggan seseorang terpaksa taat atau
mengubah sikapnya, yang menghasilkan kepatuhan secara tidak langsung.
1. Pranata keluarga
a. Definisi
Pranata keluarga (family institution), dapat didefinisikan sebagai kelompok yang
dipersatukan oleh ikatan perkawinan atau pertalian darah atau adopsi yang terbentuk dalam
satu rumah tangga saling interaksi dan berkomunikasi melalui peran-perannya.berdasarkan
Undang-undang No 1 tahun 1974 pasal 1 dijelaskan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir
dan batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal, berdasarkan Ketuhan Yang
Maha Esa.
Sedangkan menurut Goode (1987) mendefinisikan pranata keluarga sebagai suatu unsure
dalam stuktur sosial yang memiliki karakteristik universal dan dapat ditemukan dalam
kehidupan masyarakat. Beberapa karakteristik pranata keluarga menurut Goode adalah :
1). Keluarga terdiri dari orang-orang yang beratu karena ikatan perkawinan, hubungan darah
atau adopsi.
2). Suatu keluarga umumnya memiliki anggota keluarga yang hidup bersama-sama dalam
satu rumah dan membentuk rumah tangga.
3). Keluarga merupakan satu kesatuan orang-orang yang berinteraksi dengan tradisi
masyarakat setempat.
4). Suatu keluarga dapat mempertahankan kebudayaan secara bersama.
b. Peran dan fungsi keluarga
1). Fungsi keagamaan, merupakan suatu keyakinan yang memiliki kaidah, nilai dan norma
untuk mengatur kehidupan manusia, secara individu, keluarga, maupun masyarakat.
2). Fungsi kebudayaan adalah wahana untuk membina keluarga untuk dapat menghormati
kebudayaan dan pengembangan kebudayaan.
3). Fungsi reproduksi adalah wahana untuk melanjutkan keturunan yang sehat, berencana
dan mampu mensejahterakan, penuh iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4). Fungsi Ekonomi adalah wahana mengembangkan kemampuan ekonomi secara mandiri
sehingga para anggotanya mampu mempertahankan hidup.
5). Fungsi edukatif atau pendidikan, adalah wahana pendidikan pertama dan utama
mempersiapkan generasi yang lebih baik.
2. Pranata Ekonomi
a. Definisi
Pranata ekonomi adalah seperangkat norma atau aturan-aturan yang dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat.
b. Peran pranata ekonomi dalam mengatur pola ekonomi manusia adalah sebagai berikut :
1). Pengaturan produksi barang dan jasa
Produksi mencakup kegiatan untuk membuat suatu barang semakin bermanfaat baik secara
langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Misalnya,
produksi gula. Gula mempunyai manfaat dari pada tebu. Untuk melakukan proses produksi
diperlukan unsur-unsur produksi berupa tenaga kerja, modal, dan tentu saja bahan mentah
atau bahan baku.
2). Fungsi distribusi barang dan jasa
Distibusi adalah proses penyaluran barang dan jasa dari produsen konsumen. Penyaluran
barang dan jasa dapat dilakukan secara langsung, yaitu dari produsen ke konsumen, dapat
juga melalui pelantara.
3). Fungsi konsumsi barang dan jasa
Suatu kehidupan dikatakan layak jika kebutuhan barang dan jasa dapat terpenuhi. Hidup
layak sangat tergantung pada tiga factor: pendapatan, tersedianya barang dan jasa, serta
tingkat harga barang dan jasa.
3. Pranata politik
a. Definisi
Pranata politik adalah upaya atau kegiatan partai politik sebagai organisasi kemasyarakatan
yang memiliki cirri khas tersendiri dan bertujuan untuk mendapatkan kekuasaan dengan
berbekal ilmu kenegaraan atau tata Negara.
1. Peran dan Funsi Pranata Politik
Untuk memenuhi kebutuhan manusia demi memperjuangkan dan melaksanakan kedaulatan
rakyat melalui badan legeslatif, eksekutif dan yudukatif untuk mengembangkan dan
membina masyarakat ke arah kesejahteraan, ketertiban, dan ketentraman hidup.
4. Pranata pendidikan
a. Definisi
Menurut undang-undang RI No 20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi
peranannya di masa yang akan datang. Satuan pendidikan meliputi pendidikan sekolah dan
jalur luar sekolah.
1. Peranan dan fungsi pranata pendidikan
Fungsi pranata pendidikan dalam masyarakat adalah sebagai berikut :
1) Fungsi manifest, yaitu fungsi yang memiliki peranan membantu seseorang agar mampu
secara mandiri mencarai nafkah dan mengembangkan potensinya dalam memenuhi
kebutuhan pribadi bersama dengan proses pembangunan.
2) Fungsi laten, yaitu dimana pendidikan dapat menjadi masyarakat tahu akan fungsi yang
dimaksud, tapi masyarakat tidak menyadari atau seolah-olah tidak tahu. Misalnya: hasil
lulusannya berkualitas rendah akan mengakibatkan tenaga kerja tidak siap memasuki dunia
pendidikan
5. Pranata Agama
a. Definisi
Pranata agama adalah seperangkat aturan yang mengatur kehidupan manusia, baik manusia
dengan sesame mahluk lainnya maupun dengan penciptanya.
1. Peranan pranata agama
Beberapa fungsi agama yang dapat kita bahas adalah fungsi manifest dan fungsi laten dari
agama.
1). Fungsi manifes agama adalah pendidikan agama yang disampaikan bersifat pernyataan
terbuka, sarat muatan dan dapat dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat melalui
doktrin, ritual, dan perilaku.
2). Fungsi laten agama dalah pendidikan agama yang sebagian kegiatannya tanpa disadari
dapat berkembang menjadi pendorong munculnya kegiatan lainnya karena sifatnya
tersembunyi, misalnya pada saat pertemuan atau kegiatan keagamaan yang melibatkan
banyak umat, mereka umumnya ingin tampil dengan pakaian yang rapi.
6. Pranata Pelayanan Sosial dan Kesahatan
Befungsi untuk memenuhi kebutuhan melayani warga masyarakat yang terlantar dan
membutuhkan pertolongan serta memenuhi kebutuhan masyarakat akan pemeliharaan
kesehatan, kebugaran jasmani, termasuk kecantikan.
1. Pranata Seni dan Kreasi
Berfungsi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan penghayatan seni dan pemulihan
kesegaran jasmani dan mental. Pranata pembantunya, antara lain : seni rupa, seni musik, seni
tari, seni teatre, seni sastra, olah raga, wisata dan hiburan lainnya.
7. Pranata Ilmiah
Berfungsi memenuhi kebutuhan masyarakat mengembangkan ilmu dan menerapkannya serta
menerapkan hasil ilmu dalam bentuk teknologi dan menerapkannya untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Prana pembantunya, antara lain : penelitian dan pengembangan
ilmu dasar, pengembangan dan penerapan ilmu terapan, pengembangan dan penelitian
teknologi tepat guna, teknologi tinggi, teknologi pertanian, teknologi penerbangan, dan
teknologi komunikasi satelit.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Interaksi sosial bisa terjadi dimana saja dan kapan saja. Subjek interaksi sosial beragam, ada
yang terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok
dengan kelompok. Interaksi sosial merupakan proses sosial inteteraksi sosial merupakan
syarat utama terjadinya aktifitas-aktifitas sosial
Dalam hal ini, individu berinteraksi dengan masyarakat. Sebagaimana telah diketahui,
individu merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam menjalani
kehidupannya.
Interaksi individu dengan masyarakat tidak lepas dari struktur sosial dimana terdapat
penggolongan masyarakat, atau tinatan masyarakat yang dibentuk oleh masyarakat itu
sendiri, dan tidak lepas pula dari pranata sosial yang merupakan bentuk norma-norma
tuntunan dalam kehidupan, bermasyarakat.
Pranata sosial disebut juga lembaga sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan
yang berpusat pada aktivitas untuk memenuhi kebutuhan. Pranata sosial berfungsi sebagai
pedoman berperilaku dalam memenuhi kebutuhan, menjaga keutuhan masyarakat,
pengendalian sosial (social control). Ciri pranata sosial: adanya tujuan, digunakan dalam
jangka waktu relatif lama, tertulis atau tidak tertulis, diambil dari nilai dan adat istiadat, dan
adanya prasarana pendukung. Di dalam pranata sosial terdapat unsur budaya dan unsur
struktural yang berupa norma. Tipe pranata sosial adalah: Crescive institutions dan enacted
institutions; basic institutions dan subsidiary institutins; approved atau social sanctioned
institutions dan unsanctioned institutions; general institutions dan restricted instiutions;
operative institutions dan regulative institutions
Jadi, sesuai dengan isi makalah ini, masyarakat telah berkembang sedemikian rupa untuk
menumbuhkan dan menciptakan nilai yang sesuai dengan kebudayaanmasing-masing, untuk
mengatur dan menambah nilai tersebut maka lahirlah struktur dan pranata social beserta
variannya yang membantu masyarakat untuk menciptakannilai yang diinginkan serta
masyarakat yang beradab.
SARAN
Dari pembahasan yang telah diuraikan, kami mempunyai saran kepada pembaca bahwasanya
dalam berinteraksi sosial, sebaiknya kita dapat memilah dan memilih mana yang berdampak
positif pada kehidupan kita, dan mana yang berdampak negatif. kita harus berpegang dengan
aturan norma yang tumbuh dalam masyarakat, sehingga tercipta keselarasan dalam proses
sosial antara individu dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
http://lokersosiologi.blogspot.com/p/struktur-sosial.html
http://sosiologika.blogspot.com/2012/10/bentuk-bentuk-struktur-sosial.html
http://jurusankomunikasi.blogspot.com/2009/04/proses-sosial-dan-interaksi-sosial.html
http://ips-web-id.blogspot.com/2011/08/bentuk-bentuk-proses-sosial.html
https://rowlandpasaribu.files.wordpress.com/2013/02/bab-06-pranata-sosial.pdf