Anda di halaman 1dari 17

ANTROPOLOGI

“KELOMPOK SOSIAL DAN MASYARAKAT”

DISUSUN OLEH :

NABILLA SHAFIRA (1814401102)


CANDRIKA KEMALA PUTRI (1814401107)
RAHMA SARI HSB (1814401113)
TUAH MEIDIYANTI DARMAWAN (1814401118)
DAVID ANDREANSYAH (1814401123)
SYERINA APRILIA (1814401129)
MELA PRAMESTI (1814401135)
WIDDATUL MILATI (1814401140)
MEILANY SUSANTI (1814401145)

KELOMPOK 2 TINGKAT II REGULER 3

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

JURUSAN DIII KEPERAWATAN TJK

TA. 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas penyertaan-Nya
sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini berisi tentang kelompok – kelompok sosial yang sering dijumpai dalam
kehidupan kita.
Makalah ini kami harapkan dapat memberikan ilmu atau pengetahuan tentang
kelompok-kelompok sosial, juga kami harapkan dapat memberi manfaat bagi pembaca,
rekan mahasiswa, serta dosen.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih memiliki banyak kekurangan
terutama dari segi penulisan dan kata-kata. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini. Terima kasih.

Bandar Lampung, 29 Juni 2019

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Tujuan ..................................................................................................................... 2
C. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3

A. Pengertian Kelompok Sosial ................................................................................... 3


B. Ciri – Ciri Kelompok Sosial ...................................................................................... 3
C. Proses Pembentukan Kelompok Sosial ................................................................... 4
D. Klasifikasi Kelompok Sosial ..................................................................................... 5
E. Tipe – Tipe Kelompok Sosial ................................................................................... 7
F. Dinamika Kelompok Sosial ...................................................................................... 12

BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 13

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 13
B. Saran ....................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama. Ada
aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Antara individu dengan individu, individu
dengan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok. Contoh guru mengajar
merupakan contoh kelompok sosial antara individu dengan kelompok.

Kelompok sosial dapat berupa kelompok sosial primer dan kelompok sosial
sekunder. Sedangkan komunikasi sosial dapat secara langsung maupun tidak langsung.
Kelompok sosial primer dengan hubungan langsung apabila tanpa melalui perantara.
Misalkan untuk mengenal lebih jauh dari kelompok primer dapat kita lihat yaitu pada
keluarga. Sedangkan kelompok sosial primer adalah kelompok besar didasarkan pada
kepentingan yang berbeda. Proses yang membentuk terjadinya kelompok sosial meliputi
faktor pendorong timbulnya kelompok sosial dan dasar pembentukan kelompok sosial.

Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan.


Perubahan dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada
pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula
perubahan-perubahan yang lambat sekali, akan tetapi ada juga berjalan dengan cepat.

Perubahan-perubahan hanya dapat ditemukan oleh seseorang yang sempat meneliti


susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada suatu waktu dan membandingkannya
dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang lampau. Perubahan-
perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola
prilaku organisasi, susunan kelembagaan masyarakat, kekuasaan dan wewenang, kelompok
sosial dan sebagainya.

1
B. Tujuan

Makalah ini dibuat dengan maksud untuk membahas tentang dorongan yang
menyebabkan terbentuknya kelompok sosial, faktor pembentuk kelompok sosial, ciri-ciri
kelompok sosial, proses terbentuknya norma-norma kelompok sosial, dan arti penting hidup
berkelompok dalam kelompok sosial. Sehingga makalah ini memiliki tujuan yaitu :
1. Untuk menambah wawasan mahasiswa.
2. Untuk dijadikan sebagai bahan referensi sebelum terjun ke dunia masyarakat.
3. Untuk memudahkan mahasiswa bersosialisasi di lingkungan manapun khususnya
di lingkungan masyarakat.

C. Rumusan Masalah
1. Dorongan apa yang menyebabkan manusia ingin hidup dalam kelompok sosial?
2. Apa faktor pembentuk kelompok sosial?
3. Apakah ciri-ciri kelompok sosial?
4. Bagaimana norma-norma kelompok sosial dapat terbentuk?
5. Apa arti penting hidup berkelompok dalam kelompok sosial?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kelompok Sosial

Pengertian kelompok sosial menurut para pakar yaitu :


1. Menurut Soerjono Soekanto
Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan yang hidup
bersama karena adanya hubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling
mempengaruhi.
2.      Menurut Hendro Puspito
Kelompok sosial adalah suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari
individu-individu yang melaksanakan peran-perannya secara berkaitan guna
mencapai tujuan bersama.
3.      Menurut Paul B. Horton & Chaster L. Hunt
Kelompok sosial adalah suatu kumpulan manusia yang memiliki kesadaran
akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.

B. Ciri – Ciri Kelompok Sosial


Ciri – ciri kelompok sosial yaitu sebagai berikut :
1. Merupakan satuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kesatuan manusia yang
lain; suatu kelompok sosial akan dapat dibedakan dengan kelompok sosial yang
lain, misalnya kelompok formal dengan informal.
2. Memiliki struktur sosial, yang setiap anggotanya memiliki status dan peran
tertentu; setiap anggota dalam kelompok sosial tentunya memiliki peran masing
masing, baik itu secara tertulis atau secaratidak tertulis.
3. Memiliki norma-norma yang mengatur di antara hubungan para anggotanya;
dalam hubungan antar anggota dalam suatu kelompok sosial ada norma, hukum,
peraturan, maupun kode etik sesuai dengan jenis kelompok sosialnya.
4. Memiliki kepentingan bersama; kelompok sosial terbentuk pastinya ada tujuan
yang melatarbelakangi yang salah satunya adalah kesamaan kepentingan,

3
sehingga diharapkan dengan kepentingan yang sama tersebut dapat diusahakan
secara bersama-sama.
5. Adanya interaksi dan komunikasi diantara para anggotanya; kelompok sosial
dapat lahir, tumbuh, dan berkembang tidak terlepas dengan adanya komunikasi
sosial dan interaksi sosial. Dengan adanya interasi dan komunikasi sosial, masing-
masing individu dapat menyampaikan ide/ gagasannya demi mencapai tujuan
bersama dalam kelompok sosial tersebut.

C. Proses Pembentukan Kelompok Sosial

Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri sendiri
atau juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu. Namun,
ada juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan
pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.

1. Kedekatan
a. Kedekatan geografis tempat tinggal
Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap
keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita
membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita. Kita
bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal.
Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling berinteraksi.
Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka
saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik
meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang
memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan
menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap
terbentuknya kelompok pertemanan.

b. Kedekatan geografis daerah asal


Ketika seseorang merantau ke suatu tempat dan bertemu dengan
orang yang sama-sama merantau dan berasal dari daerah yang sama, maka
orang tersebut merasa ada ikatan batin, meskipun semula belum saling
mengenal ketika masih di daerah asal.

4
2. Kesamaan
Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada
kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah
menjadi kebiasaan, orang lebih suka berhubungan dengan orang yang
memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang dimaksud adalah
kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau karakter-
karakter personal lain. Kesamaan kesamaan yang dimaksud antara lain :

a. Kesamaan kepentingan

Dengan adanya dasar utama adalah kesamaan kepentingan maka


kelompok sosial ini akan bekerja sama demi mencapai kepentingan yang
sama tersebut.

b. Kesamaan keturunan
Sebuah kelompok sosial yang terbentuk atas dasar persamaan
keturunan biasanya orientasinya adalah untuk menyambung tali
persaudaraan, sehingga masing-masing anggotanya akan saling berkomitmen
untuk tetap aktif dalam kelompok sosial ini untuk menjaga tali persaudaraan
agar tidak terputus.

c. Kesamaan nasib
Dengan kesamaan nasib/ pekerjaan/ profesi, maka akan terbentuk
kelompok sosial yang mewadahinya untuk meningkatkan taraf maupun
kinerja masing-masing anggotanya.

D. Klasifikasi Kelompok Sosial


1. Klasifikasi menurut cara terbentuknya :
a. Kelompok semu, yaitu: kelompok yang terbentuk secara spontan  
Ciri-ciri kelompok semu :
1). Tidak direncanakan
2). Tidak terorganisir
3). Tidak ada interaksi secara terus menerus
4). Tidak ada kesadaran berkelompok
5). Kehadirannya tidak konstan
 Kelompok semu dibagi menjadi tiga yakni crowd (kerumunan), publik dan massa.
 Crowd (kerumunan), dibagi menjadi :
1. Formal audiency / pendengar formal. Contoh: orang-orang
mendengarkan khotbah, Orang-orang nonton di bioskop

5
2. Inconvenient Causal Crowds adalah : Kerumunan yang sifatnya terlalu
sementara tetapi ingin menggunakan fasilitas-fasilitas yang sama,
contoh : orang antri tiket kereta api.
3. Panic Causal Crowds adalah kerumunan yang terjadi karena suasana
panik. Contoh: Kerumunan orang-orang panic akan menyelamatkan
diri dari bahaya.
4. Spectator Causal Crowds adalah kerumunan orang yang terbentuk
karena ingin menyaksikan peristiwa tertentu. Contoh: Kerumunan
penonton atau orang-orang ingin melihat peristiwa tertentu.
5. Lawless Crowds adalah kerumunan yang tidak tunduk pada
pemerintah, contoh : aksi demo.
6. Immoral low less crowds adalah kerumunan orang-orang tak
bermoral, contoh : kerumunan orang yang minum-minuman keras.

 Massa
Massa merupakan kelompok semu yang memiliki ciri-ciri
hampir sama dengan kerumunan, tetapi kemungkinan terbentuknya
disengaja dan direncanakan.
Contoh : mendatangi gedung DPR dengan persiapan sehingga tidak
bersifat spontan.

 Publik,
Publik adalah sebagai kelompok semu mempunyai ciri-ciri
hampir sama dengan massa, perbedaannya publik kemungkinan
terbentuknya tidak pada suatu tempat yang sama. Terbentuknya
publik karena ada perhatian yang disatukan oleh alat-alat komunikasi,
seperti : radio, tv, surat kabar, jejaring sosial dan lain-lain.

b. Kelompok nyata, mempunyai beberapa ciri khusus sekalipun mempunyai


berbagai macam bentuk, kelompok nyata mempunyai 1 ciri yang sama, yaitu
kehadirannya selalu konstan. 
1. Statistical Group / Kelompok Statiska

Kelompok statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak


memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh:
Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan.

2. Societal Group / Kelompok Kemasyarakatan

Kelompok societal memiliki kesadaran akan kesamaan jenis,


seperti jenis kelamin, warna kulit, kesatuan tempat tinggal, tetapi belum

6
ada kontak dan komunikasi di antara anggota dan tidak terlihat dalam
organisasi.

3. Social Group / Kelompok Sosial

Para pengamat sosial sering menyamakan antara kelompok sosial


dengan masyarakat dalam arti khusus. Kelompok sosial terbentuk karena
adanya unsur-unsur yang sama seperti tempat tinggal, pekerjaan,
kedudukan, atau kegemaran yang sama. Kelompok sosial memiliki
anggota-anggota yang berinteraksi dan berkomunikasi secara terus
menerus. Contoh : ketetanggaan, teman sepermainan, teman
seperjuangan, kenalan, dan sebagainya.

4. Associational Group / Kelompok Asosiasi

Kelompok asosiasi adalah kelompok yang terorganisir dan


memiliki struktur formal (kepengurusan).
 Ciri-ciri kelompok asosiasi :
a. Direncanakan
b. Terorganisir
c. Ada interaksi terus menerus
d. Ada kesadaran kelompok
e. Kehadirannya konstan

E. Tipe – Tipe Kelompok Sosial


1. Klasifikasi Emile Durkheim
Emile Durkheim membagi kelompok menjadi dua, yaitu kelompok sosial
solidaritas mekanik dan organik. Solidaritas mekanik memiliki ciri masyarakat yang
masih sederhana dan belum mengenal pembagian kerja, tiap-tiap kelompok dapat
memenuhi kebutuhan sendiri tanpa memerlukan bantuan atau kerja samadengan
kelompok lainnya.
Dalam solidaritas mekanik yang diutamakan adalah persamaan perilaku dan
sikap. Seluruh masyarakat diikat oleh kesadaran kolektif yaitu suatu kesadaan
bersama yang memiliki tiga karakteristik seperti mencakup keseluruhan kepercayaan
dan peraan kelompok, ada diluar warga, bersifat memaksa. Sanksi bagi pelanggar
kesadaran bersama akan dikenai hukuman represif(hukuman pidana).
Solidaritas organik yaitu masyarakat yang telah mengenal pembagiaan kerja.
Bersifat mengikat jadi dalam solidaritas ini masyarakatnya saling bergantung.
Ketiadaan salah satu unsur dapat menjadikan ketidak langsungan hidup
masyarakatnya.

7
Ikatan utama yang memepersatukan masyarakat yaitu kesepakatan yang
terjalin diantara berbagai profesi. Hukum bagi pelanggar yaitu perdata. Saksi bagi
pelanggar kesepakatan bersama bersifat restitutif , artinya yang melanggar harus
mengganti rugi pada pihak yang dirugikan.

2. Klasifikasi Ferdinand Tonnies


Kelompok masyarakat dibedakan menjadi dua, yaitu
gemeinschaft(paguyuban) dan gasellschaft ( patebayan).
Paguyuban merupakan kehidupan bersama dimana didalamnya memiliki
unsur hubungan batin yang kuat, bersifat alamiah, dan kekal, contohnya hubungan
keluarga.
Paguyuban memiliki ciri yaitu:
a) Intim, hubungan yang menyeluruh dan mendalam.
b) Privat, hubungan yang bersifat pribadi atau khusus untuk beberapa
orang
c) Eksklusif, hubungan yang hanya berlaku untuk kelompoknya sendiri
dan bukan untuk orang lain

Paguyuban ada tiga tipe yaitu:

1) Paguyuban karena ikatan darah atau keturunan, contoh: keluarga dan


kelompok kekerabatan.
2) Paguyuban karena tempat tinggal, paguyuban yang terdiri dari orang-
orang yang tinggak berdekatan dalam suatu tempat tinggal sehingga
ada interaksi sling menolong, contohya: rt,rw, dan kelompok arisan.
3) Paguyuban karena jiwa dan pikiran. Yaitu anggotanya memiliki pikiran
dan ideologi yang sama.

Patebayan adalah masyarakat yang diantaranya memiliki ikatan lahir, yang


bersifat pokok dalam jangka waktu sementara. Strukturnya bersifat mekanis yaitu
setiap komponennya memiliki fungsi dan kegunaan. Masyarakat patebayan
mengutumakan hubungan kontrak, perjanjian yang memiliki tujuan tertentu dan
bersifat rasional. Contohnya hubungan dalam dunia industri atau organisasi politik.

Ciri-ciri masyarakat patebayan:


a) Terbatas pada urusan tertentu.
b) Merupakan hubungan antarperan dan status.
c) Bersifat public life, yaitu hubungan untuk semua orang.

8
3. Klasifikasi Charles Horton Cooley dan Ellsworth Farris
Menurutnya di dalam masyarakat terdapat kelompok primer yang ditandai
dengan pergaulan dan kerja sama. Kelompok primer merupakan kelompok sosial
tempat pertama kali individu-individu salig mengenal, berinteraksi sosial, dan
bekerja sama cukup erat, contohnya keluarga, kerabat, pertemanan. Dalam
kelompok primer terkenal dengan keakraban karena setiap orang saling mengenal
satu sama lain secara pribadi. Terbentuknya kelompok primer apa bila memiliki
persamaan tujuan, keinginan, atau cita-cita.
Syarat-syarat kelompok primer:
a. Anggota kelompok tersebut secara fisik berdekatan satu dengan yang
lainnya.
b. Kelompok tersebut merupakan kelompok kecil.
c. Adanya suatu kelanggengan hubungan antaranggota kelompok yang
bersangkutan.

Adapun keuntungan yang bisa didapat oleh individu yang tergabung didalam
kelompok primer adalah sebagai beriku:

1) Dapat menunjang sifat-sifat baik yang dimiliki manusia dan juga memberikan
kekuatan serta dorongan kepada individu
2) Bisa mempertebal ketergantungan individu terhadap kelompoknya.
3) Segala hal didasarkan pada perasaan, maksudnya reaksi-reaksi yang
diperlihtakan oleh setiap individu yang tergabung dalam kelompok didaarkan
oleh perasaan.
Menurut Farrris didalam masyarakat juga terdapat kelompok
sekunder yang berciri formal, tidak pribadi, dan kelembagaan. Merupakan
kelompok-kelompok besar yang terdiri banyak orang, hubungannya tidak
harus saling mengenal secara pribadi, kurang akrab, dan sifatnya tidak begitu
langgeng karena mereka berkumpul berdasarkan kepentingan bersama.
Sifat kelompok sekunder:
1. Masing-masing anggota tidak saling mengenal karena jumlah
anggotanya banyak.
2. Hubungan antaranggota renggang dan tidak perlu saling
mengenal secara pribadi.
3. Bersifat tidak permanen.
4. Pola hubungan cenderung mengarah hubungan forma karena
sedikitnya kontak antaranggota, konta baru akan terjadi jika
ada kepentingan.

9
4. Klasifikasi W.G. Summer
Menurut Summer dalam masyarakat dibagi menjadi dua kelompok yaitu in-
group dan out-group. Kelompk dalam (in-group) adalah kelompom sosial yang
individu-individunya mengidentifikasi dirinya dengan kelompoknya. Kelompok
luar(out-group) merupakan kelompok diluar kelompok (in-group).
Di kalangan kelompok dalam dijumpai persahabatan, kerja sama,
keteraturan, dan kedamaian. Hubungan kelompok luar, muncullah kebencian,
permusushan, atau perang. Etnosentrisme adalah sikap menilai unsur-unsur
kebudayaan lain menggunakan ukuran-ukuran kebudayaan sendiri. Didalam proses
tersebut sering digunakan stereotip, yaitu gambaran atau anggapan-anggapan yang
bersifat mengejek terhadap suatu objek tertentu yang dimiliki oleh kelompok luar
(out-group).

5. Klasifikasi Robert K. Merton


1. Membership Group
Adalah suatu kelompok sosial yang setiap orang secara fisik menjadi
anggota kelompok tersebut, atau bisa juga diartika sebagai suatu kelompok
sosial yang para anggotanya tercatat secara fisik.
Untuk membedakan keanggotaan ditemukan ada dua hal yaitu
nominal group member ( anggota nominal group) adalah yang dianggap
masih berinteraksi dengan kelompok sosial yang bersangkutan oleh anggota
lain meskipun interaksinya tidak intens, sedangkan anggota periferal group
member (anggota periferal group) dianggap sudah tidak berhubungan lagi
dengan kelompok yang bersangkutan sehingga kelompok tersebut tidak
mempunyai kekuasaan apapun juga tasa anggota/kelompok tersebut.
Berikut beberapa katogari pemecahankelompok bukan
anggota(nonmembership):
a) Kemampuan memenuhi syarat suatu kelompok sosial
b) Sikap terhadap keanggotaan kelompok.
c) Kelompok terbuka dan tertutup.
d) Ukuran waktu bagi bukan anggota.

2. Reference Group
Adalah kelompok sosial yang menjadi acuan dalam berperilaku dan
mengembangkan kepribadian para individu yang tidak tercatat secara fisik
dalam keanggotaan kelompok tersebut.
Berikut dua tipe umum dari reference group:
a) Tipe normatif (normative type)
Adalah kelompok sosial yang menentukan dasar-dasar bagi
kepribadian seseorang. Contohnya anggota angkatan

10
bersenjata yang berpegang teguh pada tradisi yang telah
dipelihara oleh para veteran.
b) Tipe perbandingan(Comparison Type)
Adalah pegangan bagi individu dalam menilai kepribadiannya.
Contohnya status ekonomi seseorang dibandingkan dengan
status ekonomi individu lain dalam satu masyarakat.
Apabila teori reference group dihubungkan dengan
nonmembership, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Bukan anggota yang memenuhi syarat(calon anggota).
2) Bukan anggota yang besikap masa bodoh dan tidak
menganggap kelompok sebagai reference group-nya.
3) Bukan anggota yang tetap tidak ingin menjadi anggota,
tetapi tetap menganggap suatu kelompok sebagai
reference group-nya.
4) Perbedaan antara bekas anggota dan orang-orang yang
bukan anggota menjadi penting karena adanya realitas
bahwa pada umumnya bekas-bekas anggota tidak akan
mau menganggap bekas kelompoknya sebagai
reference group-nya.

6. Klasifikasi J.A.A van Doorn


1) Kelompok Formal
Kelompok formal adalah kelompok-kelompok yang mempunyai peraturan yang tegas
dan dengan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan
angota-anggotanya.
Ahli Herbert G. Hicks mengemukakan dua alasan orang memilih untuk
berorganisasi, yaitu:
i. Alasan sosial
Sebagai zoon politicon artinya makhluk yang hidup secara berkelompok,
manusia akan merasa penting berorganisasi demi pergaulan dan memenuhi
kebutuhannya. Hal ini dapat kita temui pada organisasi-organisasi yang
memiliki sasaran intelektual atau ekonomi.
ii. Alasan materi
Melalui bantuan organisasi manusia dapat melakukan tiga macam hal yang
tidak mungkin dilakukan sendiri, yaitu:
a. Dapat memperbesar kemampuannya
b. Dapat menghemat waktu yang diperlukan untuk mencapai suatu sasaran
melalui bantuan sebuah organisasi.
c. Dapat menarik manfaat dari pengetahuan generasi-generasi sebelumnya
yang telah terhimpun.

11
2) Kelompok informal

Kelompok yang tidak mempunyai dtruktur dan organisasi tertentu secara pasti
sehingga tidak terdapat peraturan-peraturan secara tertulis.

7. Klasifikasi Robert Bierstedt


Kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan berdasarkan ada tidaknya organisasi,
hubungan sosial antarkelompok, dan kesadaran akan jenis yang sama. Bierstedt
kemudian membagi kelompok menjadi empat macam yaitu sebagai berikut.
1) Kelompok Statistik
Kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran
akan jenis yang sama diantara anggotanya.
2) Kelompok Kemasyarakatan
Kelompok yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan
hubungan sosial di antara anggotanya.
3) Kelompok Sosial
Kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran akan jenis yang sama dan
berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi dalam ikatan organisasi.
4) Kelompok Asosiasi
Kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran akan jenis yang sama serta
ada persamaan kepentingan pribadi dan kepintangan bersama.

F. Dinamika Kelompok Sosial

Dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih
individu yang memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu dengan yang lain
yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama.

Dinamika kelompok merupakan  sebuah konsep yang menggambarkan proses


kelompok yang selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan
yang selalu berubah-ubah

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kelompok sosial adalah kumpulan individu yang saling memiliki hubungan dan saling
berinteraksi sehingga mengakibatkan tumbuhnya rasa kebersamaan dan rasa
memiliki.Interaksi sosial dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan dan saling
membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat Manusia dan menimbulkan
suatu proses interaksi sosial manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan
dan saling membutuhkan satu sama lain.Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan
yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi
sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam yaitu contoh masalah
sosial dalam masyarakat.

B. Saran

Dapat menerima suatunya perubahan di dalam kehidupan bermasyarakat,karena


dengan mengikuti perubahan tersebut kita dapat memiliki rasa kebersamaan dan
kekompakan di dalam kehidupan social.

Saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain,menghargai dan


membuat ikatan yang erat untuk persatuan dan kekompakan dalam kehidupan bersama
dalam interaksi social.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ismawati, Esti.2012 Ilmu Sosial Budaya Dasar, Yogyakarta : Penerbit Ombak

Saptono, Bambang S. 2006 SOSIOLOGI JILID 2 SMA KELAS XI, Jakarta: PT. Phibeta Aneka
Gama

Subakti, A. Ramlan dkk. 2011 Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, Jakarta: Prenada Media
Group

http:\\id.wikipedia.com\kelompok-sosial\

14

Anda mungkin juga menyukai