Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PUBLIC RELATION
“Public Relation Pada Organisasi Sosial”
Dosen Pengampu :
Dony Rano Virdaus M.I.Kom.

Disusun oleh kelompok 4 :


1. Alfin Ihsanudin (302190007)
2. Roqy ‘Irfaan Lahut (302190055)

KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


USHULUDIN ADAB DAN DAKWAH
IAIN PONOROGO
2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu dan tanpa suatu halangan apapun. Kami
juga mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,baik itu
berupa kesehatan fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu menyelesaikan
pembutan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Public Relation dengan judul “Public
Relation Pada Organisasi Sosial”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi serta bermanfaat bagi pembaca maupun penulis.

Ponorogo,24 Mei 2022

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................4
C. Tujuan.........................................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. Konsep Organisasi Sosial...........................................................................................................5
B. Organisasasin Sosial Masnyarakat............................................................................................7
C. Urgensi Humas dalam Organisasi............................................................................................7
BAB III................................................................................................................................................11
PENUTUP...........................................................................................................................................11
A. Kesimpulan...............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan manusia yang berstatus sebagai makhluk sosial, manusia selalu
dihadapkan pada berbagai masalah sosial. Masalah sosial merupakan hasil kebudayaan
manusia, sebagai akibat dari hubungannya dengan sesama manusia lainnya.
Masalah sosial pada setiap masyarakat berbeda antara satu dan lainnya karena adanya
perbedaan tingkat perkembangan kebudayaan, masyarakatnya, dan lingkungan alamnya.
Masalah-masalah tersebut terwujud sebagai masalah sosial, masalah moral, masalah politik,
masalah agama, dan masalah lainnya. Hal yang membedakan masalah-masalah sosial dari
masalah lainnya adalah masalah sosial selalu berkaitan erat dengan nilai-nilai moral dan
pranata-pranata sosial berkaitan erat dengan hubungan manusia dan dengan konteks normatif
tempat hubung hubungan manusia itu terwujud.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep organisasi sosial?
2. seperti apa Organisasasin Sosial Masnyarakat?
3. Apa urgensi humas dalam organisasi sosial?

C. Tujuan
1. Mengetahui konsep organisasi sosial
2. Mengetahui Organisasasin Sosial Masnyarakat
3. Mengetahui urgensi humas dalam organisasi sosial

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Organisasi Sosial


Secara garis besar, pengertian organisasi sosial dikelompokkan kedalam dua
pendekatan disiplin antaralain:
1. Pengertian Psikologi
a) Pendekatan Antropologi Sosial
W.H.R. Rivers mengemukakan bahwa organisasi sosial adalah proses yang
menyebabakan individu disosialisasikan dalam kelompok. Ruang lingkup
penyelidikan tentang organisasi sosial, meliputi struktur dan fungsi dari suatu
kelompok sosial. Adapun Raymond Firth menyatakan bahwa organisasi sosial adalah
proses sosial dan pengaturan aksi berturut-turut dalam upaya menyesuaikan diri
dengan tujuan yang dipilih. Organisasi sosial adalah penyusunan dari
hubungan/interaksi sosial yang dilakukan dengan jalan pemilihan dan penetapan.
Berdasarkan pengertian tersebut, studi tentang organisasi sosial dalamantropologi
sosial secara garis besar meliputi hal-hal berikut.
a. Penyelidikan organisasi sosial dengan menggunakan metode biografi, yaitu
penyelidikan yang meneliti kejadian khusus, yang berhubungan dengan krisis
kehidupan (rites ofpassage). Dalam pendekatan ini, umur dalam arti bahwa
jangka waktu hidup manusia mengikuti siklus biologi tertentu, merupakan
landasan penyusunan organisasi sosial.
b. Penyelidikan organisasi sosial dengan menggunakan pendekatan yang
berpusat pada hubungan antarindividu dan memakai metode genealogis.
Hubungan antarindividu yang khusus disebabkan kekerabatan dapat
dikembangkan pada studi tentang pola-pola social yang lebih besar. Dalam
studi mengenai organisasi sosial seperti ini dapat diteliti tentang konsep
perkawinan, keluarga, dan system kekerabatan.
c. Penyelidikan organisasi sosial dengan menggunakan pendekatan yang
berpusat pada lembaga-lembaga, sejauh manakah lapisan-lapisan sosial seperti
kelas, kasta, rank, dan bagaimana kepemimpinan dalam suatu masyarakat.
b) Pendekatan Sosiologi
Alvin L. Bertrand mengemukakan pengertian organisasi sosial dalam arti luas,
yaitu tingkah laku manusia. yang berpola kompleks serta tuas ruang lingkupnya dalam
setiap masyarakat. Organisasi sosial dalam arti khusus adalah tingkah laku para
pelaku dalam sub-subunit masyarakat, misalnya keluarga, bisnis, dan sekolah.
JBA.F, Maijor Polak mengemukakan bahwa organisasi sosial dalam arti,
asosiasi adalah sekelompok manusia yang mempunyai tujuan, kepentingan,
menyelenggarakan kegemaran tertentu atau minat-minat tertentu.
Soerjono Soekanto mengemukakan hidup atas dasar kepentingan sebagai
sebuah asosiasi. Berdasarkan pengertian di atas, dan sosial berdasarkan pendekatan

5
sosiolo sebuah asosiasi, yaitu sekelompok kepentingan, kegemaran, minat yang tetap
sebagai sebuah organisasi.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa organisasi sosial
berdasarkan pendekatan sosiologi adalah organisasi sebagai sebuah asosiasi, yaitu
sekelompk manusia yang memiliki tujuan, kepentingan, kegemaran, minat dan
membentuk organisasi yang tetap.
2. Unsur-unsur Organisasi Sosial
Organisasi sosial sebagai asosiasi mempunyai unsur-unsur berikut:
a. sekelompok orang yang mempunyai tujuan tertentu, kepentingan tertentu, kegemaran
tertentu, atau minat-minat tertentu;
b. norma atau aturan-aturan tertentu yang mengikat hubungan antarindividu;
c. kesadaran individu sebagai anggota organisasi sosial;
d. bentuk organisasi formal atau nonformal;
3. Jenis-jenis Organisasi Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, organisasi sosial sebagai suatu asosiasi mempunyai dua arti.
Dalam arti khusus/sempit, organisasi social mempunyai ciri-ciri: (a) adanya kepentingan
terbatas, (b) organisasi social tertentu: (c) jumlah keanggotaan sangat terbatas (d) pentingnya
hubungan tidak bersifat pribadi: (e) jenis kepentingan yang dikejar terbatas.
Contoh: keluarga, kelompok permainan, dalam arti luas/besar mempunyai Ciri-ciri, antara
lain: (a) adanya anggota yang secara relative terbatas, (b) organisasi sosial yang formal: (c)
pentingnya hubungan social tidak bersifat pribadi, (d) jenis kepentingan yang dikejar lebih
luas. Contoh: negara, persekutuan agama, perkumpulan ekonomi, persatuan buruh, organisasi
massa, dan sebagainya.
J.B.A.F. Maijor Polak (1992) membagi organisasi sosial ke dalam beberapa bidang dan jenis
asosiasi, yaitu:
a. persahabatan;
b. ekonomis;
a. C. teknologi dan ilmu pengetahuan;
c. agama;
d. kesenian;
e. pendidikan;
f. olahraga;
g. politik;
h. kesenangan/hobi;
i. amal;
j. profesi;
k. organisasi regional;
l. organisasi internasional;
m. organisasi militer/pakta pertahanan;
4. Tipe-tipe Organisasi Sosial

6
Tipe-tipe organisasi atau kelompok sosial dapat diklasifikasikan atas dasar berbagai
kriteria atau ukuran.
Seorang sosiolog Jerman, Georg Simmel, mengambil ukuran besar kecilnya jumlah
anggota kelompok, cara individu mempengaruhi kelompoknya serta interaksi sosial dalam
kelompok tersebut. Dalam analisisnya mengenai kelompok sosial mulai dengan bentuk ter
kecil, yang terdiri atas satu orang sebagai fokus hubungan sosial, yang kemudian
dikembangkan dengan kelompok yang terdiri atas dua atau tiga orang dan kemudian
dikembangkan dengan kelompok yang lebih besar
Ukuran lain yang diambil adalah atas dasar derajat interaksi sosial dalam kelompok
sosial. Beberapa sosiolog memerhatikan pembagian atas dasar kelompok yang anggotanya
saling mengenal (face-to-face groupings. seperti keluarga, rukun tetangga dan desa, dengan
kelompok sosial seperti kota, dan negara, yang anggotanya tidak mempunyai hubungan erat.
B. Organisasasin Sosial Masnyarakat
Sasaran Dakwah Sehubungan dengan kenyataan yang berkembang dalam masyarakat,
bila dari aspek kehidupan psikologis, maka dalam pelaksanaan program kegiatan dakwah
berbagai permasalahan yang menyangkut sasaran bimbingan atau dakwah perlu mendapatkan
konsiderasi yang tepat yaitu meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Sasaran yang menyangkut kelompok masyarakat dilihat dari segi sosiologis
berupa masyarakat terasing, pedesaan, kota besar dan kecil, serta masyarakat di
daerah marginal dari kota besar.
2. Sasaran yang menyangkut golongan masyarakat dilihat dari segi struktur
kelembagaan berupa masyarakat, pemerintah dan keluarga.
3. Sasaran yang berupa kelompok-kelompok masyarakat dilihat dari segi sosial
kultural berupa golongan priyayi, abangan dan santri. Klasifikasi ini terutama
terdapat dalam masyarakat di Jawa.
4. Sasaran yang berhubungan dengan golongan masyarakat dilihat dari segi tingkat
usia berupa golongan anak-anak, remaja dan orang tua.
5. Sasaran yang berhubungan dengan golongan masyarakat dilihat dari okupasinal
(profesi, atau pekerjaan) berupa golongan petani, pedagang, seniman, buruh,
pegawai negeri (administrator).
6. Sasaran yang menyangkut golongan masyarakat dilihat dari segi tingkat hidup
sosial ekonomis berupa golongan orang kaya, menengah dan miskin.
7. Sasaran yang menyangkut kelompok masyarakat dilihat dari segi jenis kelamin
berupa golongan wanita, pria dan sebagainya.
8. 8.Sasaran berhubungan dengan golongan dilihat dari segi khusus berupa golongan
masyarakat tunasusila, tunawisma, tunakarya, narapidana dan sebagainya.
C. Urgensi Humas dalam Organisasi
1. Arti penting Humas dalam Organisasi
Humas merupakan bagian eting dalam organisas atau perusahaan, Cytlip, Center dan
Broom menyebutkan bahwa humas adalah fungsi manajemen yang membangun hubungan
yang saling menguntungkan antara organisasi dan publiknya sebagai penentu kesusesan
organisasi

7
Humas merpakan alat manajemn untuk membantu mencapai tujuan organisasi dan
merumuskan filosofi organisasi menjadi fasilitator dalam perubahan sosial. Humas menjaslin
komunikasi dengan seluruh public, baik internal maupun eksternal untuk membangun relasi
yang positif, relasi antar tujuan sebuah organisasi yang ditimbulkan dari lingkungan sekitar.
2. Fungsi dan peran humas dalam organisasi
Cutlip, centre dan canfield menyatakan bahwasanya fungsi humas yaitu:
a. Menunjang aktifitas utama sebuah manajeman organisasi dalam mencapai
tujuan bersama.
b. membina hubungan yang harmonis antara organisasi dan publiknya;
c. mengidentifikasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi, dan
tanggapan masyarakat terhadap organisasi Institusi yang diwakili;
d. melayani kepentingan publik dan memberikan saran kepada pimpinan untuk
tujuan dan manfaat bersama:
e. menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dan mampu mengatur arus
informasi, publikasinya, serta pesan yang disampaikan oleh institusinya.'
Adapun bagian-bagian fungsi dari humas, yaitu sebagai berikut.
a. Hubungan internal adalah bagian khusus dari humas yang membangun dan
mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat bagi organisasi
untuk mencapai kesuksesannya.
b. Publisitas adalah informasi yang disediakan oleh sumber luar yang
digunakan oleh media karena informasi tersebut mempunyai nilai berita.
c. Advertising adalah informasi yang ditempatkan di media oleh perusahaan
ataupun sponsor untuk mendapatkan ruang serta waktu dalam penempatan
informasi tersebut.
d. Press agentry adalah penciptaan berita dan peristiwa yang bernilai berita
untuk menarik perhatian media massa dan mendapatkan perhatian publik.
e. Public affairs adalah bagian khusus dari humas yang membangun dan
mempertahankan hubungan dengan pemerintah dan komunitas.
f. Lobbying berfungsi menjalin dan memelihara hubungan kepada pihak
yang berkaitan.
g. Manajemen isu adalah proses proaktif dalam mengantisipasi,
mengidentifikasi, dan mengevaluasi isu-isu kebijakan publik.
h. Hubungan investor merupakan bagian humas dalam perusahaan korporat
yang membangun dan menjaga hubungan bermanfaat dan saling
menguntungkan dengan stakeholder dan pihak lainnya.
i. Pengembangan adalah bagian khusus humas dalam organisasi nirbala yang
bertugas untuk membangun dan memelihara hubungan dengan donor atau
anggota, dengan tujuan mendapatkan dana dan dukungan sukarela.
3. Peran Humas dalam Pencitraan Organisasi
Pada dasarnya pencitraan buruk oleh pembaca ditambah pencitraan dari masyarakat
(masyarakat umum, profesi dan industri) menunjukkan citra perusahaan atau organisasi yang
buruk. Public relations mempunyai peran utama dalam penciptaan citra yang baik bagi

8
organisasi. Reputasi adalah label yang diberikan pada organisasi dan pemimpin organisasi
ketika penilaian secara mental dalam benak khalayak dilakukan.
a. Proses Pencitraan
Proses komunikasi adalah penyampaian isi pernyataan (pesan) dari komunikator
kepada komunikan melalui saluran informasi. Pesan yang disampaikan tidak serta-merta
diterima oleh khalayak/komunikan karena melalui serangkaian proses, mulai diterimanya
pesan oleh mata, jika pesan visual, diolah dengan membandingkannya dengan opini penerima
pesan dan opini publik, baru dimaknai dan menjadi persepsi."
Pesan dapat disampaikan secara visual, verbal, dan perilaku. Menurut Schifman dan
Kanuk, pesan visual pada organisasi dikenalkan melalui logo organisasi. Oleh karena itu,
logo organisasi harus mampu secara mandiri menyampaikan visi misi organisasi,"Untuk
memperkuat pesan, logo dapat diikuti dengan pesan verbal, yaitu dengan menambahkan
slogan/credo.
Perilaku merupakan unsur pembentuk persepsi yang paling efektif; dapat membangun
persepsi yang baik ataupun persepsi yang buruk. Unsur perilaku sulit dikelola karena
menyangkut perilaku seluruh anggota organisasi, bukan hanya pimpinan organisasi.
b. Proses Pengelolaan Citra
Citra harus dikelola dengan baik. Dikaitkan dengan pembagian tugas dalam
organisasi, public relations merupakan komponen organisasi yang melakukan pengelolaan
citra secara sistematis. Akan tetapi, karena proses pembentukan persepsi, khususnya pada
komponen perilaku, setiap anggota organisasi dapat memberikan pesan kepada khalayaknya
melalui perilaku yang ditampilkan, setiap anggota organisasi adalah PR officer (PRO).
Tugas PRO adalah melakukan upaya dalam menyampaikan isi pernyataan kepada
khalayak sasarannya agar secara internal dan eksternal publik tidak merugikan, tetapi
memberikan keuntungan secara terus menerus pada organisasi."¹ Cutlip dan Center
menyatakan bahwa fungsi PRO adalah sebagai agen pembentuk opini publik. Public
Relations Society of America (PRSA) mendefinisikan tugas PRO sebagai agen yang
menghubungkan organisasi dengan publiknya.
Berdasarkan definisi tugas PR, komponen utama yang harus dibangun oleh PRO
adalah citra organisasi." Citra organisasi dibangun dari elemen visual, verbal, dan perilaku
yang menjadi cerminan aktualisasi dari visi pemimpin organisasi yang terintegrasi dengan
misi dan rencana strategi organisasi. Citra organisasi juga merupakan cerminan identitas
organisasi yang akan membangun nama baik organisasi."
Citra harus dikelola melalui dialog dan hubungan baik dengan khalayak organisasi.
Untuk itu, visi, misi organisasi yang akan menjadi arah berjalannya organisasi harus disusun
dengan baik. Pengelolaan citra juga dipengaruhi oleh budaya organisasi, yaitu sistem
nilai/pola perilaku kolektif sekumpulan orang yang saling memengaruhimelalui komunikasi.
Dalam budaya organisasi yang kuat prinsip, nilai yang sama telah terinternalisasi dengan
merata sehingga semua anggota organisasi mempunyai sikap terpadu dalam menghadapi
tantangan organisasi. Pada organisasi dengan budaya organisasi yang lemah, anggota akan
mengandalkan kepribadian akan menghasilkan perilaku yang berbeda. Pengelolaan citra dari
perilaku anggota organisasi inilah yang paling sulit dilakukan.

9
c. Hubungan dengan Reputasi
Reputasi (nama baik) organisasi merupakan penilaian atas seluruh citra organisasi
yang ada dalam benak khalayak. Pada pengambilan keputusan khalayak, reputasi menjadi
komponen yang dinilai. Kepemimpinan organisasi, upaya yang telah dilakukan, filosofi
perusahaan akan mencerminkan credibility organisasi yang akan memberikan rasa percaya
kepada khalayak organisasi tersebut.
d. Strategi PR untuk Membangun Citra
Berbagai program kerja dapat dilakukan oleh PRO untuk membangun citra positif
organisasi, yaitu dengan publikasi, mengadakan kegiatan, berita, perlibatan khalayak, lobi,
dan pelibatan masyarakat sosial. Pelayanan informasi merupakan bagian dari strategi utama
PRO.
e. Public Relation Audit
PR Audit diperlukan untuk menghasilkan citra organisasi positif yang akan
membangun reputasi organisasi yang baik.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

11
DAFTAR PUSTAKA

12

Anda mungkin juga menyukai