Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SOSIOLOGI

“Kelompok Sosial”

OLEH:

MELIANI SYAM
XI IPS 1

MAN 1 SINJAI
TAHUN PELAJARAN 2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karenanya kami dapat
menyelesaikan tugas mata pelajaran Sosiologi tentang “Kelompok Sosial”.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami
hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan tugas ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, guru, dan seluruh pihak
yang selalu membantu sehingga kendala - kendala yang kami hadapi teratasi. Oleh
karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada
1. Allah SWT yang telah mempermudah dan memberi kelancaran dalam proses
pencarian materi dan penyusunan makalah
2. Guru Sosiologi yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada kami sehingga
kami termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.
3. Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai
kesulitan sehingga tugas ini selesai.
4. Teman-teman dari kelompok yang telah membantu dalam pencarian materi
dan penyusunan makalah ini sehingga makalah ini bisa selesai tepat waktu.
            Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
            Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Kelompok Sosial” ini
dapat memberikan manfaat maupun menjadi tamabahan referensi bagi teman-
teman yang membutuhkan.

Sinjai, 12 Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI

SAMPUL...........................................................................................................................................I
KATA PENGANTAR....................................................................................................................II
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG........................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. KELOMPOK SOSIAL......................................................................................................2
B. FAKTOR PEMBENTUK KELOMPOK SOSIAL......................................................2
C. JENIS-JENIS KELOMPOK SOSIAL..........................................................................3
D. CIRI-CIRI KELOMPOK SOSIAL.................................................................................6
E. NORMA KELOMPOK SOSIAL...................................................................................7

BAB III KESIMPULAN................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupannya, individu memang tak pernah lepas dari kelompok.
Ketika individu lahir, ia adalah bagian dari kelompok kecil yang dinamakan keluarga.
Selanjutnya, individu mulai menjadi anggota dari berbagai kelompok di lingkungan
rumah, sekolah, tempat kerja, dan di tengah masyarakat. Individu beraktifitas dan
berkembang bersama orang-orang di dalam kelompok. Hal itu menimbulkan
terjadinya saling mempengaruhi antara individu dan kelompok. Individu
mendefenisikan diri berdasarkan kelompoknya dan bahkan kerap kehilangan
keunikan diri karena membaur dengan kelompok.
Kelompok sosial dapat berupa kelompok sosial primer dan kelompok sosial
sekunder. Kelompok sosial primer dengan hubungan langsung apabila tanpa melalui
perantara. Kelompok sosial sekunder adalah kelompok besar yang didasarkan pada
kepentingan yang berbeda. Proses yang membentuk terjadinya kelompok sosial
meliputi faktor pendorong timbulnya kelompok sosial dan dasar pembentukan
kelompok sosial.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Kelompok Sosial ?
2. Apa saja jenis-jenis Kelompok Sosial ?
3. Apa ciri-ciri Kelompok sosial ?
4. Apa saja Norma-norma Kelompok ?
5. Apa Norma-norma Sosial ?
6.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. KELOMPOK SOSIAL
Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang terdiri dari kumpulan individu
yang hidup bersama dengan mengadakan hubungan timbal balik yang cukup
intensif dan teratur, sehingga diharapkan adanya pembagian tugas, struktur, serta
norma-norma tertentu yang berlaku. Kelompok sosial merupakan sekelompok orang
yang saling berinteraksi sesuai dengan pola-pola yang telah mapan.
Sedangkan secara sosiologis, istilah kelompok sosial adalah kesatuan dari
manusia yang hidup bersama, mempunyai tujuan yang sama, keingininan sama, dan
berperasaan sama. Jadi , perasaan persatuan dalam kelompok mempunyai
pandangan yang sama tentang masa depan bersama, dan secara sadar mengetahui
tugas-tugas dan syarat-syarat untuk memuwujudkan masa depannya.

B. FAKTOR PEMBENTUK KELOMPOK SOSIAL


1. Kepentingan Bersama
Kepentingan bersama pembentukan kelompok sosial tidak hanya semata-
mata dibentuk begotu saja, melainkan adanya kepentingan bersama yang
akan dicapai. \
Kepentingan yang sama membuat kelompok sosial yang terbentuk semakin
untuk meningkatkan solidaritas demi tercapainya kepentingan tersebut. 
2. Keturunan yang Sama
Ketika kelompok tersebut tercipta dari keturunan yang sama misal Arab atau
Tiongkok. Maka, solidaritas yang terjalin akan semakin kuat, lo.
3. Geografis
Faktor ini meliputi keadaan lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya. 

1
Ketika seseorang berada dalam lingkungan sama misal di daerah
pegunungan, maka kelompok yang berada di daerag pegunungan memiliki
kekompakan.
"Kepentingan bersama merupakan salah satu faktor penyebab pembentukan
kelompok sosial."
4. Kesadaran
Kesadaran anggota dalam suati kelompok sosial menjadi salah satu faktor
penting di dalam pembentukan kelompok sosial.

5. Anggota Aktif
Anggota aktif dalam suatu kelompok sosial sangat berpengaruh keberjalanan
kelompok tersebut.
6. Faktor Daerah
Faktor daerah yang sama merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
pembentukan kelompok sosial bisa terjalin apabila ada kelompok yang berada
dari daerah yang sama.
Contohnya, ada beberapa kelompok yang pergi ke Bali asal daerah kelompok
tersebut dari Yogyakarta maka ketika kelompok tersebut tersebut bertemu
dengan kelompok yang sama akan terasa lebih kompak.

C. JENIS-JENIS KELOMPOK SOSIAL


Kelompok sosial dapat di golongkan pula dalam bermacam-macam jenis.
Suatu penggolongan utama telah membedakan primary group dan secondary
group (Charles H. Cooly) atau kelompok primer dan kelompok sekunder.
1. Kelompok primer
Kelompok primer sendiri adalah kelompok yang interaksi sosialnya lebih
instensif dan lebih erat antar anggotanya daripada kelompok sosial sekunder.
Kelompok sekunder ini juga bisa di sebut sebagai kelompok face-to-face

1
group, yaitu kelompok sosial  yang sering bertatapan muka dan saling mengenal dari
dekat. Dalam kehidupan, kelompok primer mempunyai peran besar sekali karena di
dalam kelompok primer manusia di didik sebagai makhluk sosial. Contohnya adalah
keluarga , rukun tetangga, dan sebagainya.
2. Kelompok sekunder
Dalam kelompok sekunder sendiri berbeda dengan kelompok primer, yaitu
interaksi dalam kelompok sekunder terdiri atas saling hubungan yang tidak
langsung, jauh dari formal, dan kurang bersifat kekeluargaan. Hubungan dalam
kelompok ini biasanya lebih objektif dan zakelijk. Peranannya sendiri yaitu untuk
mencapai suatu tujuan tertentu dalam masyarakat dengan bersama objektif dan
rasional. Contoh dari kelompok sekunder adalah partai politik dan serikat pekerja.

3. Kelompok formal dan kelompok informal


Terdapat pula pembagian kelompok sosial ke dalam kelompok formal dan
kelompok informal. Inti perbedaannya adalah bahwa kelompok informal tidak
berstatus resmi dan tidak di dukung oleh peraturan-peraturan anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga tertulis seperti kelompok formal. Dalam kedua kelompok ini
juga mempunyai tugas masing-masing serta pedoman tinggkah laku anggotanya;
jenis-jenis kelompok meliputi :
a. Kelompok formal : organisasi militer, perusahaan, kantor kecamatan.
Kelompok non-formal : arisan, geng, kelompok belajar, teman-teman bermain
golf.
b. Kelompok kecil : dua sahabat, keluarga, kelas.
Kelompok besar : divisi tentara, suku bangsa, bangsa.
c. Kelompok jangka pendek : panitia, penumpang sebuah kendaraan umum,
orang-orang yang membantu memadamkan kebakaran atau menolong
korban kecelakaan lalu lintas.Kelompok jangka panjang : bangsa, keluarga,
tentara, sekolah.

1
d. Kelompok kohesif (hubungan erat antaranggota) : keluarga,
panitia,     rombongan umroh, geng, sahabat.
Kelompok tidak kohesif : penonton bioskop, pembaca majalah, pengunjung
pusat pertokoan, jamaah shalat jum’at (Cota, dkk., 1995).
e. Kelompok agresif : pelajar tawuran, penumpang bus mengeroyok pencopet,
lynching mob (kelompok yang mengeroyok korban sampai mati), demonstran,
pengunjuk rasa, penonton sepak bola (yang agresif).
Kelompok konvensional (menaati peraturan) : jamaah haji, jamaah shalat
jum’at, penonton bioskop, pengendara kendaraan di jalan raya, pengunjung
resepsi perkawinan, penonton konser musik klasik.
Kelompok ekspresif (menyalurkan peraaannya) : penonton sepak bola yang
tidak agresif, massa peserta rapat umum partai politik, massa remaja
penggemar cover boy (yang berteriak-teriak histeris melihat idolanya).
f. Kelompok dengan identitas bersama : keluarga, kesatuan militer, perusahaan,
sekolah, universitas.
g. Kelompok individual-otonomus : masyarakat kota besar, perusahaan dengan
sistem manajemen barat.
Kelompok kolektif-relational : masyarakat pedesaan, perusahaan dengan
manajemen timur (misalnya perusahaan jepang), keluarga besar. Kelompok ini
mempunyai identitas kelompok yang kuat (Brown, dkk., 1992).
h. Kelompok yang berbudaya tunggal (adat, tata susila, agama, hukum atau
norma lainnya yang seragam) : masyarakat pedesaan tradisional, perusahaan,
organisasi militer, keluarga yang berasal dari lingkungan budaya yang sama.
Kelompok berbudaya majemuk : masyarakat perkotaan, partai politik, keluarga
antaretnik atau antaragama (Watson & Kumar, 1992).
i. Kelompok laki-laki : tim sepak bola, pasukan komando, geng laki-laki, jamaah
shalat jum’at.
j. Kelompok perempuan : tim sepak bola wanita, polisi wanita, korps wanita
ABRI, LBH untuk wanita, gerakan feminis, gerakan wanita karya, himpunan

1
mahasiswi, ikatan pengusaha wanita. Kelompok berdasarkan jenis kelamin ini
biasanya dibentuk karena kurangnya penghargaan jika kaum wanita
bergabung pada kelomok campuran pria-wanita (Home, 1991).
k. Kelompok konsumen (dalam hal sumber daya tergantung pada pihak lain) :
yayasan lembaga konsumen, persatuan penggemar mobil VW, kelompok ibu
rumah tangga.
l. Kelompok produsen, pengusaha atau profesi (mandiri dalam pengalaman dan
otoritas) : asosiasi kayu, persatuan hotel dan restoran, ikatan dokter, ikatan
sarjana ekonomi (Schubert & Borleman, 1991).
m. Kelompok persahabatan : arisan, teman bermain, kumpulan sahabat,
kelompok golf, alumni SMA.
Kelompok yang terlibat dalam tujuan bersama : perusahaan, yayasan, instansi
pemerintah (Amerio & de Piccoli, 1990).

D. CIRI-CIRI KELOMPOK SOSIAL


Menurut Forsyth, Ciri-ciri kelompok sosial yaitu:
1. Interaksi  
Interaksi adalah saling mempengaruhi individu satu dengan individu yang lain
(mutual influences). Interaksi dapat berlangsung secara fisik, non-verbal,
emosional dan sebagainya, yang merupakan salah satu sifat dari kehidupan
kelompok. Mengenai interaksi akan dapat dijumpai adanya berbagai macam
teori yang dikemukakan oleh beberapa orang ahli.
2. Tujuan
Orang yang bergabung dalam kelompok mempunyai beberapa tujuan
ataupun alasan.
3. Struktur
Kelompok itu mempunyai struktur, (a stable pattern of relationship among
members), yang berarti adanya peran (roles), norma, dan hubungan antar

1
anggota. Peran dari masing-masing anggota kelompok, yang
berkaitandengan posisi individu dalam kelompok.
4. Groupness
Kelompok adalah merupakan suatu enity (kesatuan), merupakan objek yang
unifed . Menurut Campbell, orang mempersepsi kelompok lebih sebagai
suatu unified whole daripada sekelompok orang yang saling berdekatan satu
dengan yang lain. Jadi satu dengan yang lain tidak saling lepas, tetapi
kelompok merupakan satu kesatuan dari para anggotanya, merupakan
kesatuan yang bulat. Karena itu dalam menganalisis perilaku kelompok, unit
analisisnya adalah perilaku kelompok tersebut, bukan individu-individu.
           
E. NORMA KELOMPOK SOSIAL
1. Norma Kelompok
Norma kelompok adalah pedoman-pedoman yang mengatur sikap dan
prilaku atau perbuatan anggota kelompok. Sikap, perilaku dan reaksi dari anggota
kelompok mengenai norma dalam kelompok bisa berbeda-beda. 
Terdapat anggota yang meskipun tidak mau tetap harus patuh pada norma
kelompok karena ia sudah menjadi bagian dari kelompok tersebut, tetapi terdapat
juga anggota yang mau mematuhi norma kelompok dengan penuh pengertian dan
penuh kesadaran, sehingga norma kelompok dijadikan normanya sendiri, sehingga
anggota kelompok tersebut jarang atau bahkan tidak pernah melanggar norma
dalam kelompok sosial yang bersangkutan. 
Dalam hal ini, individu dapat ikut membentuk norma kelompok bersangkutan.
Norma kelompok merupakan norma yang relative tidak tetap. Artinya, norma
kelompok dapat berubah sesuai dengan keadaan yang dihadapi oleh kelompok. 
Sangat memungkinkan sebuah norma dalam kelompok mengalami perubahan
yang artinya norma tersebut akan menggantikan norma lama yang dianggap sudah
tidak sesuai dengan situasi dan kondisi dari kelompok sekarang.
2. Norma Sosial

1
Norma sosial pada umumnya tidak tertulis. Dalam masyarakat, norma sosial
diingat dan diserap serta mempraktekkannya dalam interkasi antara anggota
kelompok masyarakat. Norma sosial dibentuk dan merupakan hasil kesepatakan
bersama, sebagai peraturan sosial yang difungsikan untuk mengarahkan perilaku
seluruh anggota masyarakat. 
Sebagai aturan yang lahir dari proses interkasi sosial di masyarakat, norma
mengalami perubahan sesuai atas keinginan dan kebutuhan dari anggota
masyarakat itu sendiri.  Oleh sebab itu, norma didukung dan ditaati bersama. Sifat
dari norma sosial adalah memaksa seseorang yang menjadi anggota untuk memiliki
tingkah laku yang sesuai dengan aturan kelompok yang sudah disepakati bersama. 
Oleh karenanya jika ada anggota yang melanggar akan diberlakukan sebuah
hukuman yang juga sudah disepakati bersama.
3. Fungsi dan Peranan Norma Sosial
Berikut adalah fungsi atau peran norma dalam kehidupan bermasyarakat:
 Sebagai pedoman hidup untuk seluruh masyarkat di wilayah tertentu
 Memberikan stabilitas dan keteraturan dalam kehidupan warga masyarakat
 Menciptakan kondisi dengan susunan yang tertib dalam masyarakat
 Wujud konkret terhadap nilai-nilai di masyarakat
 Mengikat seluruh warga masyarakat, karena disertai dengan sanksi dan aturan
tegas bagi yang melanggar

1
BAB III
KESIMPULAN

       Kelompok sosial dapat berupa kelompok sosial primer dan kelompok sosial
sekunder. Kelompok sosial primer dengan hubungan langsung apabila tanpa melalui
perantara. Kelompok sosial sekunder adalah kelompok besar yang didasarkan pada
kepentingan yang berbeda. Norma Kelompok Sosial Mengatur tingkah laku anggota
kelompok sehingga kelompok dapat   berfungsi secara efisien dalam mencapai
tujuan;Mengurangi ketidakpastian karena individu tahu apa yang diharapkan dari
dirinya di dalam kelompok; danMembedakan kelompok dengan kelompok lain,
termasuk anggota kelompok engan nonanggota, sehingga memudahkan
terbentuknya identitas kelompok.

1
DAFTAR PUSTAKA

Gerungan, Psikologi Sosial, Bandung: Refika Utama, 2010


Herabudin, Pengantar Sosiologi, Bandung: Pustaka Setia, 2015
Sarwono W Sarlito. Psikologi Sosial, Jakarta: Salemba Humanika, 2009
Syarbaini Syahrial, Dasar-dasar Sosiologi, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009
Walgito Bimo, Psikologi Sosial (Suatu Pengantar), Yogyakarta: Andi,2002
https://www.initentangpsikologi.com/2019/06/norma-norma-kelompok-sosial.html

Anda mungkin juga menyukai