Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Lembaga Sosial di
Masyarakat” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
bidang studi IPS, yaitu Sosiologi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang “Lembaga Sosial di Masyarakat” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Syofia Laila, M.Pd selaku guru
bidang studi IPS yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari, makalah yang penulis tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Pekanbaru, 14 Januari 2023


Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
A. Pengertian dari Kerajinan Tangan dan Piring Lidi Sawit..............................................3
1. Pengertian Kerajinan Tangan.............................................................................3
2. Pengertian Piring Lidi Sawit..............................................................................3
B. Sejarah Piring Lidi.........................................................................................................4

BAB III PENUTUP....................................................................................................................6

A. Jenis dan Lokasi Penelitian............................................................................................6


1. Jenis Penelitian...................................................................................................6
2. Lokasi Penelitian................................................................................................6
B. Alat dan Bahan...............................................................................................................7
C. Pembuatan Piring Lidi Sawit..........................................................................................7
D. Tinjauan Keunikan.........................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat adalah kesatuan individu yang terikat oleh suatu tata cara, kebiasaan atau
adat istiadat tertentu, yang dianut oleh anggota anggotanya. Dari sudut formalnya dapat
dikatakan hidup bermasyarakat adalah suatu bentuk kehidupan bersama manusia. Antara
manusia satu dengan manusia lainnya saling menghubungkan sikap, tingkah laku, dan
perbuatannya, bersama-sama menunjukkan kesediaan menjunjung tinggi dan melaksanakan
tata cara yang dianggap perlu dan penting yang menganggap orang atau sebagai sesama
anggotanya sebagai suatu kelompok. Dalam hal bertingkah laku inilah manusia harus
mempunyai pedoman dan pegangan agar tingkah lakunya tidak menyeleweng, yaitu yang
disebut dengan lembaga sosial.

Lembaga sosial merupakan terjemahan langsung dari istilah asing ‘Social Institution’.
Lembaga sosial mempunyai pengertian, yaitu keseluruhan peraturan, norma-norma, adat
istiadat yang mendapat dukungan dari masyarakat dalam mempertahankan nilai-nilai yang
penting dan kemudian mengatur hubungan-hubungan sosial antara para anggota masyarakat
dalam memenuhi hubungan sosial antara para anggota masyarakat dalam memenuhi
kebutuhannya, demi kesejahteraan mereka sendiri. Lembaga sosial dianggap sebagai institusi
atau pranata yang di dalamnya terdapat seperangkat hubungan norma-norma, nilai-nilai, dan
keyakinan-keyakinan yang nyata dan berpusat kepada berbagai kebutuhan sosial serta
serangkaian tindakan yang penting dan berulang.

Terbentuknya lembaga sosial bermula dari kebutuhan masyarakat akan keteraturan


kehidupan bersama. Sebagaimana diungkapkan oleh Soerjono Soekanto lembaga sosial
tumbuh karena manusia dalam hidupnya memerlukan keteraturan. Untuk mendapatkan
keteraturan hidup bersama dirumuskan norma-norma dalam masyarakat sebagai paduan
bertingkah laku.
Selama manusia satu dengan manusia lain menganggap sebagai sesama warga atau
anggota masyarakat, berarti masing-masing telah menyadari dan menghargai adanya
lembaga-lembaga kemasyarakatan yang telah terbentuk. Dengan demikian, kita perlu
mempelajari lembaga sosial karena mempunyai fungsi sebagai pedoman pada anggota
masyarakat, bagaimana mereka harus bertingkah laku atau bersikap di dalam menghadapi
masalah-masalah dalam masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan-kebutuhan;
menjaga kebutuhan masyarakat; memberikan pegangan kepada masyarakat untuk
mengadakan sistem pengendalian sosial (Social Control) yang artinya sistem pengawasan
masyarakat terhadap tingkah laku anggota-anggotanya.

Dalam suatu negara tentunya memiliki lembaga-lembaga sosial. Lembaga-lembaga


sosial tersebut di antaranya, lembaga keluarga, lembaga pendidikan, lembaga ekonomi,
lembaga agama, dan lembaga politik. Lembaga-lembaga sosial tersebut memiliki
karakteristik tersendiri yakni memiliki simbol. Suatu negara yang tidak memiliki lembaga
sosial, akan mengalami kehancuran. Oleh sebab itu, lembaga sosial berperan penting dalam
suatu negara.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini
yaitu :

1. Apa pengertian dari lembaga sosial?


2. Apa saja fungsi dari lembaga sosial?
3. Apa saja ciri-ciri dan karakteristik dari lembaga sosial?
4. Bagaimana proses pertumbuhan dan proses terbentuknya lembaga sosial?
5. Apa saja tipe-tipe lembaga sosial?
6. Apa saja jenis-jenis lembaga sosial beserta peranannya?

C. Tujuan Penulisan

Sama halnya dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini
yaitu:

1. Untuk mengetahui pengertian dari lembaga sosial.


2. Untuk mengetahui fungsi dari lembaga sosial.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri dan karakteristik dari lembaga sosial.
4. Untuk mengetahui proses pertumbuhan dan proses terbentuknya lembaga sosial.
5. Untuk mengetahui tipe-tipe lembaga sosial.
6. Untuk mengetahui jenis-jenis lembaga sosial beserta peranannya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Lembaga Sosial

Istilah Lembaga Sosial merupakan terjemahan dari istilah Bahasa Inggris ‘Social
Institution’ yang merujuk pada dua pengertian, yakni sistem nilai dan norma-norma sosial
serta bentuk atau organ sosial. Dalam hal ini Koentjara Ningrat lebih mengutamakan nilai dan
norma sehingga ia menerjemahkan ‘Social Institution’ itu sebagai Pranata Sosial.

Ada beberapa definisi lembaga sosial menurut para sosiolog:

1. Menurut Paul Horton dan Chester L Hurt

Lembaga sosial adalah sistem norma-norma sosial dan hubungan-hubungan yang


menyatukan nilai-nilai dan prosedur-prosedur tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan
dasar masyarakat.

2. Menurut Peter L Berger

Lembaga sosial adalah suatu prosedur yang menyebabkan perbuatan manusia ditekan
oleh pola tertentu dan dipaksa bergerak melalui jalan yang dianggap sesuai dengan keinginan
masyarakat.

3. Menurut Mayor Polak

Lembaga sosial adalah suatu kompleks atau sistem peraturan-peraturan dan adat
istiadat yang mempertahankan nilai-nilai yang penting.

4. Menurut W Hamilton

Lembaga sosial adalah tata cara kehidupan kelompok, yang apabila dilanggar akan
dijatuhi berbagai derajat sanksi.
5. Menurut Robert Maclver dan C.H. Page

Lembaga sosial adalah prosedur atau tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur
hubungan antar manusia yang tergantung dalam suatu kelompok masyarakat.

6. Menurut Leopold Von Wiese dan Becker

Lembaga sosial adalah jaringan proses hubungan antar manusia dan antar kelompok
yang berfungsi memelihara hubungan itu serta pola-polanya sesuai dengan minat dan
kepentingan individu dan kelompoknya.

7. Menurut Koenjaraningrat

Lembaga sosial atau suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada
aktivitas untuk memenuhi kompleksitas khusus dalam kehidupan manusia.

8. Menurut Soerjono Soekanto

Lembaga sosial atau himpunan norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu
kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat.

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa lembaga sosial berkaitan


dengan hal-hal berikut :

a. Seperangkat norma yang saling berkaitan, bergantung, dan mempengaruhi.


b. Seperangkat norma yang dapat dibentuk, diubah dan dipertahankan sesuai dengan
kebutuhan hidup.
c. Seperangkat norma yang mengatur hubungan antar warga masyarakat agar dapat
berjalan dengan tertib dan teratur.
d. Lembaga sosial merupakan wadah dari sekumpulan norma atau kaidah yang mengatur
penduduknya dalam rangka mewujudkan kebutuhan masyarakat yang bersifat khusus.

Untuk memfungsikan sekumpulan norma atau gagasan, setiap lembaga sosial


memiliki beberapa asosiasi atau organisasi. Lembaga sosial sangat erat hubungannya dengan
asosiasi. Asosiasi merupakan perwujudan dari lembaga sosial. Asosiasi memiliki perangkat
peraturan, aturan main (tata tertib) yang disebut lembaga sosial. Asosiasi juga memiliki
anggota dan tujuan yang jelas. Jadi, lembaga sosial bersifat abstrak dan asosiasi bersifat
konkret.

B. Fungsi Lembaga Sosial

1. Menurut Soerjono Soekanto

Menurut Soerjono Soekanto, lembaga sosial memiliki fungsi sebagai berikut.

a. Memberikan pedoman pada anggota-anggota masyarakat, bagaimana mereka harus


bersikap atau bertingkah laku dalam menghadapi masalah-masalah yang muncul atau
berkembang di lingkungan masyarakat, termasuk yang menyangkut hubungan
pemenuhan kebutuhan.
b. Menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan.
c. Memberikan pengarahan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian
sosial, yaitu sistem pengawasan masyarakat terhadap anggota- anggotanya (Soekanto,
Soerjono, 1982: 193).

2. Menurut Horton dan Hunt

Menurut Horton dan Hunt (Horton, Paul B., Chester L. Hunt, 1996: 251-252), fungsi
lembaga sosial adalah:

a. Manifes atau fungsi nyata yaitu fungsi lembaga yang disadari dan diakui oleh seluruh
masyarakat.

Contohnya :

1) Lembaga keluarga berfungsi sebagai tempat sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai


dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat;
2) Lembaga ekonomi berfungsi mengatur sistem produksi, distribusi, dan konsumsi
barang yang dibutuhkan oleh anggota masyarakat.

b. Fungsi laten atau fungsi terselubung yaitu fungsi lembaga sosial yang tidak disadari
atau bahkan tidak dikehendaki atau jika diikuti dianggap sebagai hasil sampingan dan
biasanya tidak dapat diramalkan.

Contohnya :
1) Dalam lembaga keluarga, perkawinan dijadikan sarana untuk menutupi rasa malu
dari anggapan yang mengatakan bahwa orang yang tidak menikah berarti tidak
laku;
2) Dalam lembaga politik, pemilu dijadikan sarana mendapatkan kekuasaan semata
karena dengan kekuasaan seseorang dapat memupuk kekayaan sebanyak-
banyaknya.

C. Ciri-ciri dan Karakteristik Lembaga Sosial

Meskipun lembaga sosial merupakan suatu konsep yang abstrak, ia memiliki sejumlah
ciri dan karakter yang dapat dikenali. Karakteristik atau ciri-ciri lembaga sosial adalah
sebagai berikut :

1. Lembaga sosial memiliki kekekalan tertentu yang berlangsung lama. Hal ini
disebabkan karena adanya anggapan bahwa lembaga sosial ini berisi sekumpulan
norma yang harus dipertahankan oleh anggota di dalamnya dan norma tersebut seperti
kehidupan maupun hubungan yang ada dalam suatu keluarga.
2. Umumnya, lembaga sosial memiliki satu atau lebih tujuan tertentu yang ingin dicapai
oleh setiap anggotanya. Contohnya seperti lembaga pendidikan yang memiliki tujuan
untuk dapat memberikan nilai, norma maupun ilmu pengetahuan pada generasi
berikutnya.
3. Lembaga sosial memiliki sejumlah perangkat yang berfungsi untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan oleh anggota sebelumnya. Contohnya seperti bendera, lambang
pada lembaga politik maupun uang sebagai alat tukar pada lembaga ekonomi dan
lainnya.
4. Lembaga sosial merupakan organisasi yang terstruktur serta relatif kekal.
5. Norma yang terdapat dalam lembaga sosial diambil melalui proses panjang hingga
dapat diakui oleh masyarakat setempat.
6. Lembaga sosial memiliki sanksi atau hukuman yang mengikat tentang bagaimana
seseorang bersikap serta bertingkah laku.
7. Untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya, lembaga sosial memiliki
aturan tertulis serta tidak tertulis.
8. Memiliki alat pelengkap tertentu berupa simbol maupun lambang yang dapat
digunakan untuk mewakili lembaga sosial tersebut beserta tujuan yang ingin dicapai
lembaga sosial.

D. Proses Pertumbuhan dan Proses Terbentuknya Lembaga Sosial

1. Proses Pertumbuhan Lembaga Sosial


Secara garis besar, timbulnya lembaga sosial dapat diklasifikasikan ke dalam dua cara
berikut :

a. Secara Tidak Terencana

Artinya, lembaga sosial itu lahir secara bertahap (berangsur-angsur) dalam praktik
kehidupan masyarakat. Hal ini biasanya terjadi ketika manusia dihadapkan pada masalah-
masalah yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan hidupnya.

Contoh :
Dalam kehidupan ekonomi, ketika sistem barter (tukar barang) sudah dianggap tidak
efisien maka masyarakat menggunakan mata uang untuk mendapatkan barang yang
diinginkan dari orang lain.

b. Secara Terencana

Artinya, lembaga sosial muncul melalui suatu perencanaan yang matang oleh seorang
atau sekelompok orang yang memiliki kekuasaan dan wewenang. Misalnya untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kota yang penghasilannya terus menurun
akibat lahan usaha dan lahan pertanian yang kurang memadai, pemerintah membentuk
institusi atau lembaga transmigrasi.

2. Proses Terbentuknya Lembaga Sosial

Terbentuknya lembaga sosial, melalui proses sebagai berikut :

a. Membentuk norma mengikat dalam masyarakat


Pada dasarnya manusia telah dikodratkan sebagai makhluk sosial yaitu makhluk yang
tidak dapat hidup sendiri. Dalam memenuhi kebutuhannya harus berinteraksi dengan orang
lain untuk bekerja sama.

Interaksi sosial dapat dinamakan lembaga sosial jika ada dua hal yaitu :

1) Tata kelakuan yang baku yang berupa norma atau adat istiadat baik yang tertulis
maupun lisan.
2) Kelompok manusia yang melakukan kegiatan bersama dan saling berinteraksi sesuai
dengan norma yang ada.

Tingkatan-tingkatan norma menurut kuat lemahnya daya ikat, yaitu :

a) Cara (Usage)
b) Kebiasaan (Folkways)
c) Tata kelakuan (Mores)
d) Adat istiadat (Custom)
e) Norma agama
f) Norma hukum (Laws)
g) Mode atau fesyen

b. Proses norma menjadi lembaga sosial

Adapun proses norma menjadi lembaga sosial adalah :

1) Proses Pelembagaan (Institutionalized)

Yaitu, norma sosial baru menjadi bagian dari salah satu lembaga sosial. Berdasarkan
proses pelembagaan, lembaga sosial dibedakan menjadi dua yaitu :

a) Lembaga sosial sebagai peraturan yaitu norma yang mengatur dan membatasi
perilaku orang

Contoh : lembaga agama mengatur cara-cara ibadah dll.

b) Lembaga sosial yang benar-benar berlaku yaitu norma yang membantu


pelaksanaan pola-pola kemasyarakatan.

2) Proses Internalisasi (Internalized)


Yaitu, di mana norma telah mendarah daging atau menjadi bagian dari hidup
masyarakatnya.

E. Tipe-tipe Lembaga Sosial

Lembaga sosial dikategorikan berdasarkan lima kriteria, berikut adalah tipe-tipe


lembaga sosial berdasarkan kelima kriteria.

1. Lembaga Sosial Berdasarkan Nilainya

Lembaga sosial berdasarkan kriteria nilainya dapat dibedakan menjadi dua yaitu
primer dan sekunder.

a. Lembaga Sosial Primer atau Basic Social Institutions

Lembaga sosial primer merupakan lembaga sosial yang bersifat mendasar dan pokok.
Utamanya lembaga sosial primer ini untuk mengatur kehidupan bermasyarakat karena
memiliki kaidah sosial yang tinggi untuk mengatur hubungan masyarakat.

Keadilan sosial pada lembaga sosial primer ini ada di lingkungan masyarakat dan
dibagi menjadi empat sesuai dengan kaidahnya.

1) Kaidah Agama, mengatur hubungan antar individu serta Tuhan berdasarkan pada
seluruh ajaran serta larangan Tuhan untuk membentuk perilaku umat agar berguna
bagi sesama.
2) Kaidah Kesusilaan, kaidah ini berasal dari dalam individu sendiri. Apabila proses
internalisasi maupun nilai dan norma berhasil secara baik dan maksimal, maka
individu tersebut dapat menjalankan kaidah kesusilaan dalam masyarakat. Contohnya
seperti bersikap jujur, bertanggung jawab serta disiplin.
3) Kaidah Kesopanan, merupakan kaidah yang memiliki hubungan dengan sosialisasi
serta interaksi yang terbentuk melalui hubungan sosial yang terjadi di lingkungan
masyarakat. Contohnya seperti sikap saling menghormati.
4) Kaidah hukum, merupakan perangkat peraturan yang dibuat oleh pihak berwenang
serta bersifat tertulis dan memaksa warga negaranya untuk melaksanakan tata tertib
yang telah tercantum pada hukum. Contoh lembaga sosial primer dalam masyarakat
adalah seperti lembaga keluarga, lembaga pendidikan, lembaga hukum, lembaga ekonomi,
lembaga agama serta lembaga kesehatan

b. Lembaga Sosial Sekunder atau Subsidiary Social Institutions

Tipe lembaga sosial sekunder berarti lembaga sosial ini bersifat sekunder, nilai dari
lembaga sosial ini dianggap tidak penting oleh sebagian masyarakat. Lembaga sosial
sekunder perlu dijalankan secara kompak oleh seluruh lapisan masyarakat, karena apabila
tidak dijalankan dan tidak dipenuhi maka lembaga sosial sekunder ini tidak akan memberikan
pengaruh yang besar pada kehidupan bermasyarakat.

Namun sebaliknya, apabila lembaga sosial sekunder dijalankan dan dipenuhi maka
lembaga ini hanya dianggap sebagai penambah atau nilai lebih saja. Berdasarkan konteks
ruang maupun waktu tidak menutup kemungkinan bahwa masyarakat akan menganggap
lembaga sosial sekunder sebagai suatu kebutuhan primer menurut mereka. Contoh dari
lembaga sosial sekunder adalah lembaga pariwisata.

Lembaga sosial primer dapat berubah seiring waktu menjadi lembaga sosial sekunder
karena perubahan pola pikir pada masyarakat yang terus berkembang. Contohnya seperti
masyarakat tradisional yang menganggap bahwa pendidikan formal tidak terlalu penting.

Anggapan tersebut akan menjadikan lembaga pendidikan sebagai lembaga sosial


primer berubah menjadi lembaga sosial sekunder bagi masyarakat tradisional yang
menganggap bahwa pendidikan formal tidak terlalu penting.

2. Lembaga Sosial Berdasarkan Perkembangannya


Berdasarkan perkembangan lembaga sosial, berikut adalah tipe-tipe lembaga sosial
yang dibedakan menjadi dua.

a. Crescive Social Institutions

Crescive Social Institutions merupakan lembaga sosial yang tidak sengaja tumbuh
serta berkembang dalam masyarakat. Lembaga sosial ini terbentuk berdasarkan pola perilaku
masyarakat yang telah mengalami integrasi kuat dalam kehidupan pada anggota masyarakat.

Pola perilaku tersebut lama kelamaan dan tidak disadari akan berkembang serta
menjadi sebuah adat istiadat. Adat istiadat tersebutlah yang kemudian menjadi tahapan
selanjutnya untuk membentuk lembaga yang baik. Contohnya seperti lembaga pernikahan,
lembaga agama, lembaga hak milik.

b. Enacted Social Institutions

Lembaga sosial Enacted Social Institutions ini adalah lembaga yang dengan sengaja
dibentuk untuk dapat mencapai suatu tujuan. Lembaga ini berawal dari Crescive Social
Institutions yang dilengkapi dengan struktur maupun sistem sosial di dalamnya. Contohnya
seperti lembaga ekonomi yang memiliki fungsi untuk mengatur berbagai bentuk kegiatan
seperti kegiatan produksi dan konsumsi dalam masyarakat.

3. Berdasarkan Sudut Penerimaan oleh Masyarakat

a. Approved atau Social Sanctioned Institutions

Approve Social Sanctioned Institutions merupakan lembaga sosial yang diterima dan
diakui keberadaannya oleh masyarakat setempat. Contohnya adalah lembaga kesehatan,
lembaga transportasi serta lembaga perdagangan.

b. Unsanctioned Social Institutions

Lembaga sosial Unsanctioned merupakan kebalikannya dari Approved. Lembaga


sosial Unsanctioned ini tidak diakui keberadaannya oleh masyarakat karena dianggap
meresahkan anggota masyarakat. Contohnya seperti jaringan terorisme atau kelompok yang
mengancam masyarakat.
4. Lembaga Sosial Berdasarkan Fungsinya

a. Operative Social Institutions, adalah lembaga yang memiliki tugas untuk


menghimpun pola maupun cara untuk dapat mencapai tujuan dari suatu lembaga.
Contohnya adalah lembaga pertanian, lembaga industri serta lembaga pendidikan.
b. Regulative Social Institutions, adalah lembaga sosial yang memiliki tugas untuk
mengawasi adat di lingkungan masyarakat, contohnya adalah lembaga pengadilan
serta lembaga dalam kejaksaan.

5. Lembaga Sosial Berdasarkan Penyebarannya

a. General Social Institutions

Lembaga sosial General merupakan lembaga sosial yang ada dalam hampir seluruh
masyarakat sehingga sifatnya adalah universal atau menyeluruh. Lembaga ini dapat diterima
oleh masyarakat luas dan memiliki nilai tinggi untuk dapat memenuhi kebutuhan seluruh
elemen dalam masyarakat. Contohnya seperti lembaga agama.

b. Restricted Social Institutions

Lembaga sosial Restricted ini terbentuk berdasarkan kepentingan kelompok, kelas


maupun golongan tertentu yang kemudian dapat membangun suatu ciri khas serta tidak dapat
diterapkan pada golongan, kelompok, maupun kelas lain. Contohnya adalah lembaga yang
menjadi cerminan untuk kearifan lokal di suatu daerah dalam adat istiadat seperti organisasi
pengairan di Bali.

F. Jenis-jenis Lembaga Sosial

Lembaga sosial terbagi menjadi enam jenis sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Berikut adalah penjelasan lengkapnya.

1. Lembaga Keluarga

Lembaga keluarga adalah lembaga sosial yang paling kecil dan terbentuk atas dasar
pernikahan serta hubungan darah antar individu. Walaupun lembaga keluarga merupakan
lembaga paling kecil namun lembaga keluarga ini memiliki peran yang sangat besar dalam
kehidupan bermasyarakat dan termasuk dalam lembaga sosial primer.
2. Lembaga Pendidikan

Lembaga pendidikan juga merupakan lembaga sosial primer yang diakui oleh
masyarakat dan berpengaruh besar pada kehidupan masyarakat. Lembaga pendidikan
merupakan lembaga tempat berlangsungnya proses pendidikan yang memiliki tujuan untuk
mengubah tingkah laku individu menjadi lebih baik.

Lembaga pendidikan sendiri kemudian dibedakan menjadi tiga yaitu pendidikan


formal, pendidikan non formal serta pendidikan informal. Salin itu, lembaga pendidikan juga
dapat dikatakan sebagai lembaga lanjutan setelah lembaga keluarga.

3. Lembaga Ekonomi

Seperti halnya dengan dua jenis lembaga sosial sebelumnya, lembaga ekonomi
merupakan lembaga yang memiliki kegiatan pada bidang ekonomi untuk mencapai tujuan
agar kebutuhan masyarakat terpenuhi. Lembaga ekonomi ini termasuk dalam lembaga sosial
karena mengatur hubungan antar manusia dalam memenuhi kebutuhan pokok.

4. Lembaga Agama

Lembaga agama merupakan lembaga yang mengatur kehidupan manusia dalam


beragama, lembaga agama adalah sistem keyakinan serta praktik agama yang dilakukan oleh
masyarakat yang meyakini kepercayaan tersebut.

Agama merupakan hal penting dalam kehidupan manusia untuk dapat


menyeimbangkan kehidupan manusia antara dunia serta akhirat. Lembaga agama juga
merupakan lembaga sosial primer yang diakui dan dapat menunjang kebutuhan pokok
masyarakat.

5. Lembaga Politik

Lembaga politik merupakan suatu lembaga yang memiliki bentuk kegiatan dalam
kelompok masyarakat dengan proses pembentukannya serta pembagian kekuasaannya
ditentukan oleh masyarakat itu sendiri. Lembaga politik dapat berupa pemerintahan yang
memiliki peran sebagai pemelihara keamanan serta ketertiban dan melayani dan melindungi
masyarakat.
6. Lembaga Budaya

Lembaga budaya merupakan lembaga publik yang ada dalam suatu negara dan
berperan dalam pengembangan budaya, seni, lingkungan, ilmu pengetahuan serta pendidikan
dalam masyarakat yang ada di suatu daerah maupun suatu negara.

Lembaga kebudayaan yang berbentuk lembaga swadaya masyarakat atau LSM,


paguyuban, sanggar adalah elemen yang memiliki peran dalam pelestarian seni serta budaya
di daerah atau negara tersebut.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Lembaga sisoal (social institution) adalah organisasi norma-norma untuk


melaksanakan sesuatu yang dianggap penting. Lembaga berkembang berangsur-angsur dari
kehidupan sosial manusia. Bila kegiatan penting tertentu dibakukan, dirutinkan, diharapkan
dan disetujui, maka perilaku itu telah melembaga. Peran yang melembaga adalah peran yang
telah dibakukan, disetujui, dan diharapkan, dan biasanya dipenuhi dengan cara-cara yang
sungguh-sungguh dapat diramalkan, lepas dari siapa orang yang mengisi peran itu. Lembaga
mencakup sekumpulan unsur kelembagaan (norma perilaku, sikap, nilai, simbol, ritual, dan
ideologi), fungsi manifes (tujuan yang dikehendaki) dan fungsi laten (hasil/akibat yang tidak
di kehendaki dan tidak direncanakan).

B. Saran

Lembaga sosial dalam masyarakat tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu, oleh
karena itu kita sebagai bagian dari kelompok sosial harus berusaha mengendalikan lembaga
itu ke arah yang positif.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai