Anda di halaman 1dari 20

PERAN LEMBAGA SOSIAL DALAM MEWUJUDKAN

TERTIB SOSIAL

NAMA KELOMPOK :
➢ Abdino Gabriel Pasaribu
➢ I Made Krisna Pratama
➢ Noval Aditian Bintoro
➢ Ni Made Sekar Sari
➢ Ni Komang Cinta Maharani
➢ Nadia Nur Khafifa
➢ Dian Nur Indah Sari

SMA N 1 SEPUTIH MATARAM


KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
TAHUN AJARAN 2023/2024

KATA PENGANTAR

i
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mata pelajaran sosiologi yang berjudul
PERAN LEMBAGA SOSIAL DALAM MEWUJUDKAN TATA TERTIB SOSIAL.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari
segi isi, penulisan maupun kata-kata yang digunakan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran
yang bersifat membangun guna perbaikan bagi kami dalam membuat makalah selanjutnya,
akan kami terima dengan senang hati.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Luthfiah Zahra Rahmatika S.Pd yang
telah membimbing dalam penyusunan makalah ini, serta kepada teman teman yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini hingga selesai.
Akhirnya, tiada gading yang tak retak, meskipun dalam penyusunan makalah ini kami telah
mencurahkan kemampuan, namun kami sangat menyadari bahwa hasil penyusunan makalah
ini jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan data dan referensi maupun kemampuan
kami.
Semoga makalah ini dapat memenuhi syarat proses kegiatan belajar kami dalam Mata
pelajaran Sosiologi, apabila terdapat kejanggalan- kejanggalan dalam penyusunan makalah
ini, kami mohon maaf dan sekali lagi kami mengucapkan terima kasih.

DAFTAR ISI

i
Cover.................................................................................................................................
Kata
pengantar..........................................................................................................................
Daftar isi ........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................................................
A. Latar
Belakang........................................................................................................................

B. Rumusan Masalah........................................................................................................
C. Tujuan Pembuatan Makalah ..........................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN....................................................................................................................
....
Peran Lembaga Sosial Dalam Mewujudkan Tertib
Sosial............................................................
A. Lembaga Sosial ........................................................................................................
B. Penyimpangan Sosial..........................................................................................
C. Pengendalian Sosial ..........................................................................................
D. Keteraturan Sosial..........................................................................................
E. Peran Lembaga Sosial Dalam Ketertiban Sosial............................................................
BAB III PENUTUP ..............................................................................................................
A. Kesimpulan.......................................................................................................................
B. Daftar Pustaka ...............................................................................................................

i
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dalam sistem sosial, lembaga sosial memiliki peran yang penting dalam kehidupan
bermasayarakat. Dalam rangka memenuhi kebutuhan pokok manusia baik lahir maupun
batin, maka kehadiran lembaga sosial mutlak di perlukan. Terutama dalm rangka
mengendalikan dan mengatur aktivitas-aktivitas baik individu maupun kolektif dalam
kemasyarakatan. Tanpa adanya lembaga sosial, maka manusia tidak akan dapat menentukan
arah sendiri, karena tidak ada batas-batas wilayah norma yang mengikat. Dengan adanya
lembaga sosial, manusia dapat hidup teratur, tertib, dan tidak dapat berbuat semaunya sendiri
karena adanya norma yang mengikat. Tiap-tiap lembaga sosial memiliki norma yang berbeda-
beda sesuai dengan jenis lembaga sosialnya, dan mengikat pula pada lingkup masyarakat
yang memiliki hubungan dengannya. Dalam pembahasan ini, akan ditampilkan lembaga-
lembaga yang sangat fundamental bagi kelangsungan hidup manusia, yaitu lembaga keluarga,
lembaga agama. Lembaga ekonomi. Lembaga pendidikan, dan lembaga politik.
Manusia selain sebagai individu juga merupakan makhluk sosial yang mempunyai hasrat
untuk senantiasa bergaul dengan sesamanya dalam suatu kelompok atau masayarakat. Hasrat
tersebut merupak naluri yang telah di miliki sejak manusia di lahirkan. Di samping itu,
manusia juga memiliki hasrat agar pergaulan hidup berlangsung dengan tertib dan teratur.
Oleh karena itu manusia membutuhkan semacam norma, aturan-aturan, atau lemabaga yang
sudah berfungsi untuk mengatur pergaulan hidup manusia di dalam masyarakat. Lembaga
menunjuk suatu bentuk, sekaligus juga mengandungpengertian yang abstrak mengenai
norma- norma dan peraturan-peraturan tertentu yang menjadi ciri lembaga tersebut.

Rumusan masalah
1. Apa saja peran lembaga sosial dalam mewujudkan tata tertib sosial
2. Apa pengertian penyimpangan sosial
3. Mengapa pengendalian sosial di lakukan masyarakat
4. Apa saja tahap terjadinya keteraturan sosial
5. Bagaimana peran lembaga sosial dalam ketertiban sosial.

Tujuan pembuatan makalah


1. Menjelaskan Peran lembaga sosial dalam mewujudkan tata tertib sosial
2. Menjelaskan tentang penyimpangan sosial
3. Menjelaskan tentang pengendalian sosial
4. Menjelaskan tentang keteraturan sosial
5. Menjelaskan tentang peran lembaga sosial dalam ketertiban sosial

i
BAB II
PEMBAHASAN

PERAN LEMBAGA SOSIAL DALAM MEWUJUDKAN TERTIB SOSIAL

A. LEMBAGA SOSIAL
Lembaga sosial adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
sosial tertentu.Lembaga sosial juga dikenal sebagai lembaga kemasyarakatan. Setiap anggota
yang bergabung dengan lembaga sosial, terikat pada peraturan-peraturan yang telah dibuat
dan peraturan tersebut wajib dipatuhi oleh setiap anggotanya.Pada umumnya, lembaga sosial
berdiri sesuai dengan norma maupun nilai atau peraturan yang diciptakan oleh masyarakat
dan diterapkan pula oleh masyarakat untuk mengatur sesama manusia dengan tujuan agar
dapat hidup dengan damai. Akan tetapi, tentu tidak semua norma dapat dikatakan sebagai
lembaga sosial.
▪ Fungsi Lembaga Sosial
Lembaga sosial yang ada dan terbentuk di masyarakat memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Lembaga sosial berfungsi untuk memberikan pedoman pada anggota masyarakat tentang
bagaimana setiap individu harus bersikap dalam menghadapi masalah yang muncul dan
berkembang di lingkungan masyarakat.
2. Lembaga sosial berfungsi untuk menjaga keutuhan masyarakat yang saling berhubungan
atau bersangkutan.
3. Lembaga sosial berfungsi untuk memberikan arahan kepada masyarakat untuk dapat
mengadakan sistem pengendalian sosial seperti sistem pengawasan masyarakat kepada
anggotanya.

▪ Jenis-jenis Lembaga Sosial


Lembaga sosial terbagi menjadi enam jenis sesuai dengan fungsinya masing-masing:
1) Lembaga Keluarga
Lembaga keluarga adalah lembaga sosial yang paling kecil dan terbentuk atas dasar
pernikahan serta hubungan darah antar individu. Walaupun lembaga keluarga merupakan
lembaga paling kecil namun lembaga keluarga ini memiliki peran yang sangat besar dalam
kehidupan bermasyarakat dan termasuk dalam lembaga sosial primer.
2) Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan juga merupakan lembaga sosial primer yang diakui oleh masyarakat dan
berpengaruh besar pada kehidupan masyarakat. Lembaga pendidikan merupakan lembaga
tempat berlangsungnya proses pendidikan yang memiliki tujuan untuk mengubah tingkah
laku individu menjadi lebih baik.
Lembaga pendidikan sendiri kemudian dibedakan menjadi tiga yaitu pendidikan formal,
pendidikan non formal serta pendidikan informal. Salin itu, lembaga pendidikan juga dapat
dikatakan sebagai lembaga lanjutan setelah lembaga keluarga.
3) Lembaga Ekonomi

i
Seperti halnya dengan dua jenis lembaga sosial sebelumnya, lembaga ekonomi merupakan
lembaga yang memiliki kegiatan pada bidang ekonomi untuk mencapai tujuan agar
kebutuhan masyarakat terpenuhi. Lembaga ekonomi ini termasuk dalam lembaga sosial
karena mengatur hubungan antar manusia dalam memenuhi kebutuhan pokok.
4) Lembaga Agama
Lembaga agama merupakan lembaga yang mengatur kehidupan manusia dalam beragama,
lembaga agama adalah sistem keyakinan serta praktik agama yang dilakukan oleh masyarakat
yang meyakini kepercayaan tersebut.
Agama merupakan hal penting dalam kehidupan manusia untuk dapat menyeimbangkan
kehidupan manusia antara dunia serta akhirat. Lembaga agama juga merupakan lembaga
sosial primer yang diakui dan dapat menunjang kebutuhan pokok masyarakat.
5) Lembaga Politik
Lembaga politik merupakan suatu lembaga yang memiliki bentuk kegiatan dalam kelompok
masyarakat dengan proses pembentukannya serta pembagian kekuasaannya ditentukan oleh
masyarakat itu sendiri. Lembaga politik dapat berupa pemerintahan yang memiliki peran
sebagai pemelihara keamanan serta ketertiban dan melayani dan melindungi masyarakat.
6) Lembaga Budaya
Lembaga budaya merupakan lembaga publik yang ada dalam suatu negara dan berperan
dalam pengembangan budaya, seni, lingkungan, ilmu pengetahuan serta pendidikan dalam
masyarakat yang ada di suatu daerah maupun suatu negara.
Lembaga kebudayaan yang berbentuk lembaga swadaya masyarakat atau LSM, paguyuban,
sanggar adalah elemen yang memiliki peran dalam pelestarian seni serta budaya di daerah
atau negara tersebut.

Selanjutnya, materi yang dibahas adalah tentang penyimpangan sosial, pengendalian sosial,
keteraturan sosial, peran lembaga sosial dalam ketertiban sosial.
Berikut penjelasan:

i
B. PENYIMPANGAN SOSIAL

1) Pengertian penyimpangan sosial


Penyimpangan sosial adalah suatu tindakan individu atau kelompok yang bertentangan
dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat tertentu. Perilaku menyimpang pun
lazim disebut dengan istilah non-konformitas atau perilaku dan pemikiran individu yang tidak
sesuai dengan harapan masyarakat.
Basis yang mendasari anggapan suatu perilaku dikatakan menyimpang atau tidak yaitu nilai
dan norma sosial. Tiap kelompok masyarakat memiliki nilai dan norma sosial (aturan) yang
di harapkan untuk bisa dipatuhi oleh para anggotanya, sehingga apabila terdapat individu
yang perilakunya bertentangan dengan nilai norma dan norma yang berlaku maka ia akan
mendapatkan sanksi sosial.
Perilaku menyimpang dianggap sebagai suatu masalah sosial karena cenderung dapat
memicu terjadinya ketidakteraturan sosial dan mengganggu stabilitas sistem sosial
masyarakat. Meskipun secara garis besar penyimpangan sosial dianggap sebagai suatu hal
yang negatif seorang sosiolog Perancis Emil Durkheim berpandangan bahwa penyimpangan
juga memiliki nilai positif. Penyimpangan yang dilakukan individu maupun kelompok
mampu menjadi dasar dari perubahan dan inovasi sosial pun dalam mendorong penguatan
sistem kontrol sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

2) Bentuk penyimpangan sosial


• Penyimpangan individual atau rightarrow
Merupakan suatu kondisi dimana individu atau perorangan tidak dapat memenuhi nilai dan
norma yang berlaku.Contoh penyimpanan sosial individual adalah siswa yang mencontek
pada saat ujian

• Penyimpangan Kelompok atau Rightarrow


Merupakan suatu kondisi dimana sekelompok orang berperilaku diluar nilai dan norma yang
berlaku. Penyimpangan ini didasari oleh perasaan dan dorongan kolektif sebagai contoh
kelompok punk remaja melakukan aksi yang mengancam keamanan masyarakat seperti
mabuk-mabukan di tempat umum, pemalakan hingga balap liar.

• Penyimpangan Campuran atau Rightarrow


Suatu kondisi dimana individu sebagai anggota kelompok bertindak menyimpang dari nilai
dan norma yang berlaku sebagai bentuk keterikatan terhadap kelompoknya. Sebagai contoh
individu yang tergabung ke dalam kelompok ekstrimis keagaman akan terbiasa membenci
individu dari agama yang berbeda hingga mengambil langkah-langkah kekerasan.

i
3) Jenis jenis penyimpangan sosial
• Penyimpangan primer atau rightarrow
Merupakan penyimpangan yang masih dapat ditoleransi oleh masyarakat karena tidak terlalu
signifikan yang merugikan hidup orang lain. Contohnya seperti perilaku mencontek
berbohong dan tidak patuh kepada nasehat orang tua

• Penyimpangan sekunder atau rightarrow


Merupakan penyimpangan yang tidak dapat ditoleransi oleh masyarakat karena bertentangan
dengan nilai dan norma khususnya hukum formal yang berlaku. Contohnya individu yang
mengonsumsi obat-obatan terlarang mencuri hingga membunuh orang lain

4) Sifat penyimpangan sosial


• Penyimpangan Positif atau Rightarrow
Merupakan penyimpangan yang membawa dampak positif berupa perubahan sistem sosial
dalam masyarakat. Contohnya asosiasi buruh memblokir akses jalan umum untuk
mengadakan kegiatan demo guna mempengaruhi perubahan kebijakan pemerintah yang
dianggap merugikan.

• Penyimpangan negatif atau rightarrow


Merupakan penyimpangan yang membawa dampak negatif serta mengancam keteraturan
sosial. Contoh penyimpangan sosial ini adalah aksi tawuran pelajar yang meresahkan warga
karena dapat memicu kerusakan sarana dan prasarana publik.

5) Faktor penyebab penyimpangan sosial


• Perubahan nilai dan norma sosial
Perubahan sosial dan budaya secara tiba-tiba akan menyebabkan individu atau kelompok
tidak mampu menyerap nilai dan norma baru internalisasi sehingga individu atau kelompok
tersebut dikategorikan berperilaku menyimpang.
• Proses sosialisasi yang tidak sempurna
Penyimpangan yang dilakukan individu terjadi karena pengaruh agen sosialisasi. Individu
akan cenderung berperilaku menyimpang karena ia tidak dididik atau disosialisasikan untuk
mematuhi nilai dan norma dalam masyarakat, peran keluarga sebagai agen sosialisasi utama
sangat menentukan menyimpang atau tidaknya perilaku atau kebiasaan individu.

• Teori Labelling
Menurut teori Labelling individu akan cenderung berperilaku menyimpang ketika ia
mendapat julukan atau cap negatif dari orang-orang sekitarnya.

• Teori anomie
Menurut teori anomie individu atau kelompok akan berperilaku menyimpang dalam suatu
kondisi dimana tidak adanya nilai dan norma konkrit yang menjadi pedoman kehidupan
masyarakat.

i
• Teori differential association
Menurut teori diferensial association individu akan terpengaruh untuk berperilaku
menyimpang oleh intensitas interaksinya dengan individu lain yang menyimpang.

6) Dampak dan Cara mengatasi penyimpangan sosial


Dampak penyimpangan sosial dibedakan menjadi dua yaitu
• Dampak internal (dampak kepada pelaku)
➢ Mendapatkan sanksi sosial berupa pengucilan dicibir dan dijauhi dari pergaulan
➢ Dapat menghancurkan masa depan
➢ Mendapatkan tekanan sosial yang mengganggu kesehatan mental
• Dampak eksternal (dampak kepada masyarakat)
➢ Mengganggu keteraturan sosial serta sistem nilai dan norma masyarakat
➢ Mengganggu keamanan dan menciptakan keresahan publik
Cara mengatasi penyimpangan sosial

• Penguatan sistem kontrol sosial antar individu atau kelompok (internal)


➢ Dapat dicegah dan diatasi melalui penguatan kontrol sosial melalui agen sosialisasi
seperti keluarga dan lingkungan pertemanan
• Penguatan fungsi dan peran lembaga atau institusi sosial (eksternal)
➢ Penyimpangan sosial dapat diatasi melalui penguatan lembaga masyarakat seperti
lembaga pengadilan pendidikan dan lain sebagainya

7) Menurut beberapa para ahli dan teorinya


➢ Menurut John M Shepard konformitas merupakan bentuk interaksi ketiga seseorang
berperilaku terhadap orang lain sesuai dengan harapan kelompok atau masyarakat tempat
tinggalnya.

➢ Edwin H. Shutherland mengemukakan bahwa penyimpangan bersumber pada pergaulan


dengan orang yang berperilaku menyimpang.

➢ Edwin M. Lemert menyatakan bahwa seseorang menjadi penyimpang (deviant) akan di


beri labelisasi (pemberian julukan atau cap) oleh masyarakat terhadap orang tersebut.

➢ Menurut Robert K. Merton perilaku menyimpang dari sudut pandang yang lebih luas
makro yaitu dari struktur sosial. Struktur sosial tidak hanya menghasilkan konformitas
(perilaku yang sesuai dengan nilai dan norma masyarakat) tetapi juga perilaku
menyimpang dapat menghasilkan pelanggaran terhadap aturan sosial dan menekan orang
tertentu ke arah perilaku nonkonformitas

i
C. PENGENDALIAN SOSIAL

1. Pengertian pengendalian sosial


Pengendalian sosial merupakan mekanisme untuk mencegah penyimpangan dan
mengarahkan anggota masyarakat untuk bertindak menurut norma dan nilai yang telah
melembaga.

• Teori sosial menurut beberapa ahli


➢ Peter L Berger
Pengendalian sosial adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan
anggotanya yang membangkang
➢ Joseph Roucek
Pengendalian sosial adalah suatu istilah kolektif yang mengacu pada proses terencana yang
cenderung menganjurkan membujuk atau memaksa individu untuk menyesuaikan diri pada
kebiasaan dan nilai hidup suatu kelompok
➢ Soerjono Soekanto
Soerjono Soekanto mendefinisikan pengendalian sosial sebagai proses yang bertujuan
mengajak, memaksa, dan membimbing masyarakat untuk memenuhi aturan yang berlaku,
baik yang dilakukan secara direncanakan maupun tidak direncanakan.

2. Sifat pengendalian sosial


➢ pengendalian preventif pengendalian preventif adalah pengendalian sosial yang dilakukan
sebelum terjadinya pelanggaran
➢ Pengendalian represif pengendalian represif adalah pengendalian sosial yang ditunjukkan
untuk memulihkan keadaan seperti sebelum terjadinya pelanggaran

3. Beberapa cara pengendalian sosial yang dapat dilakukan


a) Cara pengendalian melalui lisan dan simbolik
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara mengajak atau membimbing masyarakat agar
dapat bertindak sesuai aturan yang berlaku menggunakan bahasa lisan (verbal) atau melalui
simbolik berupa tulisan, spanduk atau iklan layanan masyarakat (bersifat persuasif)
b) Cara pengendalian sosial melalui kekerasan
Pengendalian ini dapat dilakukan dengan cara yang menekan pada tindakan atau ancaman
menggunakan fisik agar pelaku jera dan tidak melakukannya lagi (bersifat koersif)
c) Cara pengendalian sosial melalui imbalan dan hukuman (reward and punishment)

i
Dapat dilakukan dengan diberi imbalan atau tindakan setelah berperilaku sesuai nilai dan
norma sosial yang berlaku. Imbalan dapat bersifat preventif dan hukuman dapat bersifat
represif.
d) Cara pengendalian sosial melalui sosialisasi
Melalui sosialisasi, seseorang menginternalisasikan norma dan nilai. Jika nilai dan norma
sosial itu sudah tertanam dalam diri individu maka dimanapun individu itu berada ia akan
berperilaku konform (menyesuaikan diri)
e) Cara pengendalian sosial melalui tekanan sosial
Untuk bisa diterima dalam suatu kelompok, kita akan selalu berusaha mengikuti nilai dan
norma yang berlaku di dalam kelompok tersebut.
f) Cara pengendalian sosial formal dan informal
Pengendalian formal dilakukan oleh lembaga-lembaga resmi yang memiliki peraturan-
peraturan resmi yang umumnya tertulis dan sudah distandarisasi. Sedangkan pengendalian
informal adalah cara pengendalian sosial yang dilakukan oleh kelompok kecil dan bersifat
tidak resmi serta tidak mempunyai aturan-aturan resmi yang tertulis
g) Cara pengendalian melalui institusi dan non institusi
Pengendalian melalui institusi adalah cara pengendalian sosial melalui lembaga sosial yang
ada dalam masyarakat. Sedangkan pengendalian non institusi adalah cara pengendalian di
luar institusi sosial yang ada seperti oleh individu atau kelompok masyarakat

i
D. KETERATURAN SOSIAL

1. Pengertian Keteraturan Sosial


Keteraturan sosial dicapai jika dalam interaksi sosial setian individu melaksanakan hak dan
kewajibannya sesuai dengan peran yang dimilikinya serta sesuai dengan nilai dan norma
masyarakat. Dengan kata lain, masyarakat yang teratur hanya dapat terwujud jika setiap
individu melaksanakan kewajibannya terhadap orang lain dan menerima haknya dari orang
lain Sebaliknya, jika individu tidak melaksanakan kewajibannya terhadap orang lain, akan
terjadi kondisi tidak teratur yang dapat menimbulkan konflik sosial.
Keteraturan sosial tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan harus diusahakan oleh setiap
warga. Keteraturan sosial merupakan hubungan yang selaras dan serasi antara interaksi
sosial, nilai sosial dan norma sosial. Artinya, hak dan kewajiban direalisasikan dengan nilai
dan norma atau tata aturan yang berlaku.
Keteraturan sosial tidak berarti suatu keadaan statis karena masyarakat pada dasarnya
bersifat dinamis. Masyarakat membutuhkan perubahan agar bisa maju. Untuk itu diperlukan
nilai norma atau aturan yang dapat mengendalikan perubahan tersebut. Dengan demikian
perubahan yang terjadi akan mengarah pada keteraturan baru atau kemajuan

2. Tahap-tahap terjadinya keteraturan sosial


a) Tertib sosial (social order)
Kondisi kehidupan masyarakat yang aman, dinamis, dan teratur yang ditandai dengan setiap
individu bertindak sesuai hak dan kewajibannya. Contohnya, kehidupan suatu masyarakat
desa di mana semua warganya bertindak sesuai dengan status dan perannya.
Contohnya ketika kamu membeli bakso dan ternyata pembelinya sangat banyak maka kamu
mau tidak mau harus mengantri sesuai dengan urutan kedatanganmu di tempat tersebut
b) Order
Sistem norma dan nilai sosial yang berkembang, diakui, dan dipatuhi oleh seluruh anggota
masyarakat, misalnya adat-istiadat yang dijadikan sebagai pedoman kehidupan warga, dan
peraturan sekolah. Order dapat dicapai apabila ada tertib sosial di masyarakat ketika setiap
individu melaksanakan hak dan kewajibannya.
Contohnya ketika kamu dan warga masyarakat lainnya diminta pak RT untuk kerja bakti
membersihkan sampah di lingkungan rumah
c) Keajegan
Suatu kondisi keteraturan yang tetap dan tidak berubah sebagai hasil dari hubungan antara
tindakan, nilai, dan norma sosial yang berlangsung terus menerus. Keajegan dapat terwujud
jika setiap individu telah melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai sistem norma dan nilai
sosial yang berkembang. Hal itu dilaksanakan dengan konsisten sehingga terpelihara dalam
tindakan.

i
Contohnya bisa dilihat pada siswa yang berangkat sekolah dengan mengenakan pakaian
seragam serta mengikuti pelajaran sampai selesai
d) Pola
Corak hubungan yang tetap atau ajeg dalam interaksi sosial dan dijadikan model bagi semua
anggota masyarakat atau kelompok. Pola dapat dicapai ketika keagekan tetap terpelihara atau
teruji dalam berbagai situasi.
Contohnya, dalam menyelesaikan beberapa persoalan, masyarakat desa biasanya
menggunakan cara musyawarah. Cara ini selalu dapat menyelesaikan persoalan-persoalan.
Karena sudah teruji, masyarakat desa tersebut memakai musyawarah sebagai cara
menyelesaikan setiap persoalan yang terjadi di desa.

Menurut proses terbentuknya, keteraturan sosial terjadi melalui tahap-tahap berikut :

i
E. PERAN LEMBAGA SOSIAL DALAM KETERTIBAN SOSIAL

1. Pengertian peran lembaga sosial dalam ketertiban sosial


Menurut Kemdikbud RI, lembaga sosial di masyarakat memiliki sejumlah peran atau fungsi
yang mencakup kebutuhan pokok maupun dasar tiap anggota masyarakat. Berbagai lembaga
sosial di masyarakat, memiliki fungsinya masing-masing yang berhubungan dengan
pemenuhan kebutuhan manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
Berkaitan dengan usaha manusia untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, peran lembaga
sosial secara umum adalah untuk memberikan pedoman tentang bagaimana harus bersikap
maupun bertingkah laku pada anggota masyarakat. Lembaga sosial mengatur berbagai
aktivitas masyarakat sehingga terwujud kehidupan yang harmonis. Lembaga sosial berfungsi
memberikan pedoman untuk pengendalian sosial kepada masyarakat. Artinya, lembaga sosial
sebagai sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku anggota masyarakatnya.

2. Beberapa peran lembaga sosial yang lainnya, berikut penjelasannya.

1) Penyedia Pedoman dalam Bersikap


Peran lembaga sosial yang pertama adalah sebagai penyedia pedoman dalam bersikap serta
bertingkah laku untuk masyarakat.
Sehingga setiap individu dapat saling menjaga kenyamanan satu sama lainnya. Sekaligus
untuk memberikan pedoman pada masyarakat agar dapat menentukan sikap terbaik ketika
menghadapi suatu masalah.
2) Menjaga Keutuhan dalam Masyarakat
Lembaga sosial juga memiliki sebagai penjaga keutuhan atau sebagai penyatu seluruh
individu dalam masyarakat, agar menjadi satu organisasi yang memiliki visi dan misai sama.
Melalui berbagai kegiatan di lembaga sosial, setiap individu akan paham bagaimana cara
bersikap serta bertingkah laku dalam hubungan sosial.
3) Membangun Sistem Pengendalian Sosial
Mengarahkan masyarakat agar dapat membangun sistem pengendalian sosial. Dengan segala
peraturan yang ada dalam lembaga sosial, serta sanksi yang mengikat seluruh anggota
maupun masyarakat luas, maka lembaga sosial memiliki sebagai pengendali sosial serta
lembaga yang memiliki sistem atas pengendalian tersebut.
Sehingga lembaga sosial juga memiliki peran sebagai pencegah terjadinya segala tindakan
kekerasan serta kejahatan di masyarakat.
4) Tempat Belajar
Lembaga sosial juga berperan sebagai tempat belajar untuk setiap anggota masyarakat. Peran
ini tidak hanya dimiliki oleh lembaga sosial yang bergerak di bidang pendidikan saja, akan
tetapi untuk lembaga sosial yang bergerak di bidang lainnya.

i
Karena setiap bidang akan dikenal norma-normanya dalam lembaga lalu dikenal oleh para
anggotanya dan akan diterapkan dalam kehidupan keseharian.
5) Penegak Aturan serta Norma
Peran lembaga sosial selanjutnya adalah sebagai penegak. Mengingat bahwa lembaga sosial
memiliki sanksi serta hukuman yang diterapkan dalam lembaga. Melalui serangkaian
peraturan inilah lembaga sosial dapat menjadi pengawas sekaligus penegak untuk meluruskan
berbagai kesalahan dari anggota maupun masyarakat luas.
Dalam sistem sosial masyarakat Indonesia lembaga-lembaga yang dapat berperan dalam
menjaga ketertiban sosial adalah polisi, pengadilan, adat, tokoh masyarakat, media massa.

3. Lembaga-lembaga yang dapat berperan dalam menjaga ketertiban sosial yaitu:

1) Polisi
Polisi sebagai aparat negara bertugas memelihara keamanan dan ketertiban serta mencegah
dan mengatasi perilaku penyimpangan anggota masyarakat sehingga tercipta ketertiban.
Peran polisi bukan hanya menangkap menyidik dan menyerahkan pelaku tindak pidana ke
instansi hukum. Polisi juga berperan dalam membina dan memberikan penyuluhan kepada
orang yang berperilaku penyimpangan dari hukum serta kepada seluruh
masyarakat.Ketentraman dan ketertiban umum menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat
dan pemerintah, termasuk polisi sebagai aparat penegak hukum.Fungsi kepolisian adalah
salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan kemanan dan ketertiban
masyarakat, penegak hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.
Ada tiga peran di antara nya:
1. Pertama, menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (law and order).
2. Kedua, memerangi kejahatan (fighting crimes).
3. Ketiga, melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat.

2) Pengadilan
Pengadilan merupakan alat pengendalian sosial agar seseorang berhati-hati dalam bertingkah
laku sehingga tidak terjadi penyimpangan. Pengadilan akan memberi sanksi tegas kepada
siapapun yang terbukti bersalah melanggar aturan hukum yang telah ditetapkan. Iya dapat
dihukum berupa denda kurungan atau penjara. Berat atau ringannya hukuman tergantung dari
kesalahan yang dibuat oleh si pelaku.
Fungsi Lembaga Hukum (Pengadilan)
Lembaga sosial yang terkait dengan hukum memiliki peran dan fungsi diantaranya:

• Perlindungan warga masyarakat, otoritas peradilan melindungi anggota masyarakat dan


kemungkinan kejahatan. Perlindungan terhadap masyarakat dapat dilakukan dengan
bantuan berbagai peraturan. Perlindungan lembaga hukum dapat bersifat preventif dan
represif untuk menciptakan tatanan sosial.

i
• Penyelenggaraan negara hukum oleh Lembaga hukum sebagai lembaga sosial memiliki
aturan main tersendiri yang harus dilaksanakan. Tujuannya agar lembaga hukum tetap
memiliki kekuatan dalam masyarakat.
• Untuk mengatur sanksi agar masyarakat mematuhi perintah undang-undang, diperlukan
kontrol sosial. Institusi hukum sebagai alat kontrol sosial berperan dalam mencegah
semakin maraknya perilaku menyimpang di masyarakat.
• Memberi petunjuk tentang perilaku masyarakat, di Indonesia salah satu jenis lembaga
hukum adalah kepolisian, yang mempunyai kekuasaan untuk menegakkan peraturan,
misalnya dalam hal ini peraturan lalu lintas, yang berperan untuk memberikan petunjuk
tentang lalu lintas masyarakat. Dengan petunjuk ini Anda dapat menciptakan ketertiban
dan kedamaian bersama.
• Sebagai alat untuk mengubah perilaku masyarakat Tugas lain lembaga peradilan adalah
mengubah perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan cara yang baik (persuasi) atau
kekerasan. Perilaku yang diharapkan adalah perilaku yang sesuai dengan norma hukum
yang melaksanakan tatanan sosial.

3) Adat
Adat merupakan lembaga atau perantara sosial yang terdapat dalam masyarakat tradisional.
Di dalam adat, terdapat aturan yang mengatur tata tertib dan tingkah laku anggota
masyarakat. Adat yang sudah melembaga dan turun temurun disebut dengan tradisi. Orang
yang melanggar hukum adat dan tradisi akan dihukum oleh masyarakat adat seperti
dikucilkan atau diusir sesuai dengan perbuatan yang telah dilakukan. Indonesia merupakan
negara yang masih tetap mematuhi dan memberlakukan hukum adat. Adat dianggap memiliki
fungsi dalam pengendalian sosial karena adat mengatur tentang pola tingkah laku masyarakat.
Didalam adat terkandung nilai, norma, dan sanksi. Meksipun hukum adat cenderung tidak
tertulis, adat tetap dianggap efektif sebagai lembaga yang menjalankan fungsi pengendalian
sosial.Lembaga Adat berfungsi bersama pemerintah merencanakan, mengarahkan,
mensinergikan program pembangunan agar sesuai dengan tata nilai adat istiadat dan
kebiasaan-kebiasaan yang berkembang dalam masyarakat demi terwujudnya keselarasan,
keserasian, keseimbangan, keadilan dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, Lembaga adat
berfungsi sebagai alat kontrol keamanan, ketentraman, kerukunan, dan ketertiban masyarakat,
baik preventif maupun represif, antara lain:
-Menyelesaikan masalah sosial kemasyarakatan;
-Penengah (Hakim Perdamaian) mendamaikan sengketa yang timbul di masyarakat.
Selanjutnya Lembaga Adat juga memiliki fungsi lainnya yaitu:
1. Membantu pemerintah dalam kelancaran dan pelaksanaan pembangunan di segala bidang
terutama dalam bidang keagamaan, kebudayaan dan kemasyarakatan.
2. Melaksanakan hukum adat dan istiadat dalam desa adatnya.
3. Memberikan kedudukan hukum menurut adat terhadap hal-hal yang berhubungan dengan
kepentingan hubungan sosial kepadatan dan keagamaan.
4. Membina dan mengembangkan nilai-nilai adat dalam rangka memperkaya, melestarikan
dan mengembangkan kebudayaan nasional pada umumnya dan kebudayaan adat khususnya.

i
5. Menjaga, memelihara dan memanfaatkan kekayaan desa adat untuk kesejahteraan
masyarakat desa adat.
Hukum adat mempunyai fungsi manfaat dalam pembangunan (hukum) karena:
1. Hukum adat merumuskan keteraturan perilaku mengenai peranan;
2. Perilaku-perilaku dengan segala akibat-akibatnya dirumuskan secara menyeluruh;
3. Pola penyelesaian sengketa yang kadang bersifat simbolis.

4) Tokoh Masyarakat
Tokoh masyarakat adalah orang yang memiliki pengaruh atau wibawa, Sehingga ia dihormati
dan disegani masyarakat. Hal yang diharapkan muncul dari tokoh masyarakat adalah
keteladanan, bimbingan, nasehat, dan petunjuk kepada anggota kelompoknya, konflik sesuai
kesepakatan bersama.
Lembaga adat bisanya berisikan tentang pandangan hidup, nilai, pengetahuan, cita-cita,
norma, dan keryakinan yang saling berkaitan satu dengan lainnya.
Fungsinya yaitu sebagai pedoman tertinggi bagi masyarakat dalan bersikap dan berperilaku.
Aturan-aturan yang ditetapkan oleh lembaga adat biasanya terkait dengan tradisi budaya atau
perilaku budaya yang ada di suatu masyarakat tertentu saja. Lembaga adat biasanya ada di
dalam masyarakat tradisional yang masih kental menerapkan nilai-nilai budaya warisan
nenek moyang. Tokoh masyarakat dapat bersifat formal dan informal.
➢ Tokoh masyarakat formal diangkat dan dipilih oleh lembaga negara dan bersifat
struktural. Seperti presiden, gubernur, bupati, camat, dan lurah.
➢ Tokoh masyarakat in-formal merupakan tokoh yang diakui dan diterima oleh masyarakat
karena orang tersebut dipandang pantas menjadi pemimpin dan panutan yang disegani.
Contohnya pemimpin agama, pemimpin masyarakat, dan ketua adat.
Untuk menciptakan masyarakat yang damai tanpa konflik keteladanan dari tokoh masyarakat
menjadi sangat penting.

5) Media Massa
Media massa seperti koran, TV, radio, dan internet merupakan lembaga yang cukup efektif
dalam proses pengendalian sosial. Dampak yang ditimbulkan pun cukup besar karena dapat
diakses banyak orang. Pencitraan seorang turut dipengaruhi oleh berita yang disampaikan
media massa. Contohnya, pemberitaan media massa tentang seseorang yang menjadi
tersangka dianggap sebagian orang sebagai pembunuh karakter. Pemberitaan yang akurat
lewat media massa merupakan kontrol sosial secara terbuka dan efektif dalam pengendalian
sosial sehingga setiap masalah yang muncul di masyarakat dapat ditangani secara objektif.
Adapun dampak positif dan dampak negatif dalam media massa adalah:
➢ Dampak positif dari media sosial adalah:
1. Memudahkan kita untuk berinteraksi dengan banyak orang,
2. Memperluas pergaulan,
3. Jarak dan waktu bukan lagi masalah,

i
4. Lebih mudah dalam mengekspresikan diri,
5. Penyebaran informasi dapat berlangsung secara cepat,
6. Biaya lebih murah.
7. Sarana mendapatkan informasi
8. Memperkaya wawasan dan pengetahuan
9. Memberi hiburan kepada masyarakat
10. Bisa melihat perkembangan dunia secara luas
11. Sarana pengawasan terhadap kinerja pemerintah
12. Menjadi media untuk berkomunikasi secara luas.
➢ Dampak negatif dari media sosial adalah:
1. Menjauhkan orang-orang yang sudah dekat dan sebaliknya,
2. Interaksi secara tatap muka cenderung menurun,
3. Membuat orang-orang menjadi kecanduan terhadap internet,
4. Menimbulkan konflik
5. rentan terhadap pengaruh buruk orang lain.
6. Merusak kepribadian bangsa jika tidak bijak dalam memanfaatkan media massa
7. Menimbulkan penyakit sosial, seperti kenakalan remaja dan pencurian
8. Menimbulkan opini negatif apabila berita tidak disampaikan dengan baik
9. Bisa menimbulkan perbedaan persepsi yang mengakibatkan perpecahan
10. Bisa mengancam keutuhan NKRI, karena kekuatan media bisa memicu konflik sosial,
agama, dan ras

i
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Lembaga sosial adalah segala aktivitas yang dilakukan individu atau kelompok, dalam
suatusistem hubungan sosial yang terorganisir yang didalamnya tertera nilai-nilai, norma-
norma, peran dan fungsi, yang di atur bersama guna memenuhi kebutuhan manusia dalam
suatumasyarakat tertentu, yang tujuannya untuk bisa melakukan kontrol terhadap setiap
manusia.
Lembaga sosial muncul dari dorongan kesamaan pandangan dan keinginan bersama untuk
mengatur kehidupan masyarakat. Dengan adanya lembaga sosial yang menjadi alat dan pola
mengatur, maka masyarakat mampu mencapai ketertiban sosial.
Jika tidak ada lembaga sosial maka kehidupan di masyarakat akan mengalami kekacauan. Di
dalam kehidupan masyarakat terdapat berbagai macam lembaga sosial, antara lain lembaga
pendidikan, lembaga keluarga, lembaga politik, lembaga ekonomi dan lainnya.

i
B. DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/literasi/peran-lembaga-sosial-masyarakat/
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-lembaga-hukum/
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-semarang/baca-artikel/14366/Pengaruh-Positif-dan-
Negatif-Media-Sosial-Terhadap-Masyarakat.html
https://www.kompas.com/skola/read/2023/01/19/100000369/dampak-positif-dan-negatif-
media-massa
https://www.kompas.com/skola/read/2023/01/19/100000369/dampak-positif-dan-negatif-
media-massa
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-semarang/baca-artikel/14366/Pengaruh-Positif-dan-
Negatif-Media-Sosial-Terhadap-Masyarakat.html
https://www.pijarbelajar.id/blog/keteraturan-sosial
https://adjar.grid.id/amp/543668876/9-pengertian-pengendalian-sosial-menurut-para-
ahli?page=3
https://www.academia.edu/38349526/LEMBAGA_SOSIAL_docx

Anda mungkin juga menyukai