LEMBAGA-LEMBAGA SOSIAL
NIM: 2170201042
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Antropologi dan
Sosiologi tentang Masyarakat ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan, baik dari segi isi, penulisan maupun kata-kata yang digunakan.
Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun guna
perbaikan bagi kami dalam membuat makalah selanjutnya, akan kami terima
dengan senang hati
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Akhirnya, tiada gading yang tak retak, meskipun dalam penyusunan
makalah ini kami telah mencurahkan kemampuan, namun kami sangat
menyadari bahwa hasil penyusunan makalah ini jauh dari sempurna
dikarenakan keterbatasan data dan referensi maupun kemampuan kami.
Semoga makalah ini dapat memenuhi syarat proses kegiatan belajar kami
dalam Mata Kuliah Antropologi dan Sosiologi, apabila terdapat kejanggalan-
kejanggalan dalam penyusunan makalah ini. kami mohon maaf dan sekali lagi
kami mengucapkan terima kasih.
Pekanbaru,31Oktober 2021
Penyusun
KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
1.1 Kesimpulan........................................................................................................
1.2 Saran..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam sistem sosial, lembaga sosial memiliki peran yang penting dalam
kehidupan bermasayarakat. Dalam rangka memenuhi kebutuhan pokok manusia
baik lahir maupun batin, maka kehadiran lembaga sosial mutlak di perlukan
terutama dalm rangka mengendalikan dan mengatur aktivitas-aktivitas baik
individu maupun kolektif dalam kemasyarakatan. Tanpa adanya lembaga sosial,
maka manusia tidak akan dapat menentukan arah sendiri, karena tidak ada batas-
batas wilayah norma yang mengikat. Dengan adanya lembaga sosial, manusia
dapat hidup teratur, tertib, dan tidak dapat berbuat semaunya sendiri karena
adanya norma yang mengikat. Tiap-tiap lembaga sosial memiliki norma yang
berbeda-beda sesuai dengan jenis lembaga sosialnya, dan mengikat pula pada
lingkup masyarakat yang memiliki hubungan dengannya. Dalam pembahasan ini,
akan ditampilkan lembaga-lembaga yang sangat fundamental bagi kelangsungan
hidup manusia, yaitu lembaga keluarga, lembaga agama, lembaga ekonomi,
lembaga pendidikan, dan lembaga politik.
Manusia selain sebagai individu juga merupakan makhluk sosial yang
mempunyai hasrat untuk senantiasa bergaul dengan sesamanya dalam suatu
kelompok atau masayarakat. Hasrat tersebut merupak naluri yang telah di miliki
sejak manusia di lahirkan. Di samping itu, manusia juga memiliki hasrat agar
pergaulan hidup berlangsung dengan tertibdan teratur. Oleh karena itu manusia
membutuhkan semacam norma, aturan-aturan, atau lemabaga yang sudah
berfungsi untuk mengatur pergaulan hidup manusia di dalam masyarakat.
Lembaga menunjuk suatu bentuk, sekaligus juga mengandungpengertian yang
abstrak mengenai norma- norma dan peraturan-peraturan tertentu yang menjadi
ciri lembaga tersebut.
1.2. Rumusan Maslah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas
di dalam makalah tentang Lembaga Sosial ini adalah sebagai berikut:
a. Apa pengertian lembaga sosial?
b. Apa tujuan dan fungsi lembaga sosial?
c. Apa ciri-ciri umum lembaga sosial?
d. Bagaimana tumbuhnya lembaga sosial?
e. Apa saja tipe-tipe lembaga sosial?
f. Bagaimana hubungan antar lembaga sosial?
g. Apa yang dimaksud dengan lembaga total dan lembaga dominan?
h. Apa jenis-jenis lembaga sosial?
i. Apa peran dan fungsi lembaga sosial?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.3. Koentjaraningrat
Hal senada disampaikan oleh Koentjaraningrat yang menjelaskan bahwa,
lembaga sosial adalah suatu sistem norma khusus yang menata serangkaian tindakan
yang berpola untuk keperluan khusus manusia dalam kehidupannya.
Berdasarkan teori dan konsep tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa,
lembaga sosial adalah suatu sistem norma tentang aktivitas masyarakat yang bersifat
terarah dalam rangka melangsungkan kehidupan bermasyarakat dan memenuhi segala
kebutuhan pokok manusia. Pengertian ini berbeda dengan badan atau organisasi yang
berarti sekelompok orang yang membentuk suatu badan atau organisasi yang berperan
dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan aktivitas masyarakat tersebut. Lembaga
sosial merupakan sistem norma tentang aktivitas masyarakat yang bersifat terarah
dalam rangka melangsungkan kehidupan bermasyarakat dan memenuhi segala
kebutuhan pokok manusia.
2.2. Tipe-Tipe Lembaga Sosial
Untuk mengetahui berbagai macam tipe dari lembaga sosial, maka kita
dapat mengacu pada teori J.L Gillin dan J.P. Gillin yang mengelompokkannya ke
dalam beberapa tipe sebagai berikut.Sistem Golongan Sosial dalam Masyarakat
Pertanian (Agraris), di dasarkan pada hak dan pola kepemilikan tanah, terbagi
menjadi :
sebagainya.
2.2.4. Dari Segi Perkembangan
a. Cresive Institutions, yakni lembaga sosial yang keberadaannya tidak disengaja
tumbuh dari adat-istiadat masyarakat. Contohnya, lembaga perkawinan dan
kepemilikan.
b. Enacted Institutions, yakni lembaga sosial yang dibentuk dengan sengaja
dalam rangka mencapai tujuan tertentu dalam masyarakat. Contohnya, lembaga
pendidikan.
J.L. Gillin dan J.P. Gillin di dalam tulisannya yang berjudul General Feature of
Social Institution, telah menguraikan beberapa ciri umum lembaga sosial, yakni
sebagai berikut.
1. Lembaga sosial merupakan suatu organisasi pola-pola pemikiran dan pola-pola
perilaku yang terwujud melalui aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya.
Lembaga sosial terdiri dari adat-istiadat, tata kelakuan, kebiasaan, serta unsur
kebudayaan lainnya, secara langsung ataupun tidak langsung yang tergabung dalam
satu unit fungsional.
2. Suatu lembaga sosial memiliki tingkat kekekalan. Lembaga sosial biasanya
berumur lama dan suatu kepercayaan akan menjadi bagian dari lembaga sosial
setelah melewati waktu yang relatif lama, sehingga masyarakat dapat
menganggapnya sebagai suatu himpunan norma yang merupakan kebutuhan pokok
bagi kehidupan manusia secara wajar.
3. Lembaga sosial memiliki satu atau beberapa tujuan yang hendak dicapai.
Tujuan lembaga sosial adalah bagi masyarakat tertentu dan golongan masyarakat
yang bersangkutan, sebaliknya fungsi lembaga sosial tersebut yaitu peranan
lembaga dalam sistem sosial dan kebudayaan masyarakatnya. Contoh: lembaga
perbudakan, ternyata bertujuan untuk mendapatkan tenaga yang semurah-
murahnya, tetapi dalam kenyataannya ternyata sangat mahal.
4. Lembaga sosial mempunyai alat perlengkapan yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan, seperti bangunan, peralatan, dan sebagainya sebagai penunjang
pencapaian tujuan.
5. Lembaga sosial memiliki lambang-lambang atau simbol sebagai ciri khasnya.
Lambang-lambang tersebut dapat terwujud dalam tulisan, gambar, dan sebagainya
yang menggambarkan hakikat kelompok tersebut. Lambang-lambang tersebut
secara simbolis menggambarkan tujuan dan fungsi dari lembaga tersebut. Contoh,
selembar kain berukuran panjang lebar 3 : 2, yang terdiri dari dua warna merah dan
putih di bagian bawah, serta dipancang pada tiang. Lagu Indonesia Raya merupakan
contoh-contoh dari lembaga politik.
6. Lembaga sosial mempunyai tradisi tertulis maupun tidak tertulis. Tradisi
tertulis maupun tradisi lisan itu mampu merumuskan tujuan, tata tertib yang
berlaku, dan sebagainya. Dengan tradisi tersebut, masyarakat bisa mengerti dan
memahami tujuan diadakannya lembaga tersebut. Contoh: tata tertib sekolah yang
disusun secara tertulis.
7. Lembaga sosial merupakan sistem pola-pola perilaku yang tersusun atau
berstruktur. Pola-pola pemikiran dan pola-pola perilaku tersebut terwujud melalui
aktivitas-aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya. Dalam pengertian tersebut,
lembaga terdiri atas adat-istiadat, tata kelakuan, kebiasaan, serta unsur-unsur
kebudayaan lainnya yang secara langsung maupun tidak langsung tergabung dalam
satu fungsi.
8. Lembaga sosial mencakup kebutuhan dasar (basic need). Kebutuhan dasar ini
meliputi sejumlah nilai material, mental, dan spiritual yang pengadaannya harus
terjamin dan tidak dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor kebutuhan atau kerelaan
seseorang, misalnya mengenai sandang, pangan, perumahan, kelangsungan
keturunan, dan lain sebagainya.
9. Lembaga sosial merupakan cara bertindak yang mengikat. Seluruh komponen
yang diperlukan sebagai suatu norma atau aturan dipandang oleh semua pihak yang
berkepentingan sebagai suatu bentuk cara hidup dan bertindak mengikat.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Bokker S.J, J.W.M. 1989. Filsafat Kebudayaan Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Kanisius.
Horton, B. Paul dan Chester L. Hunt. 1990. Sosiologi Edisi 6. Jilid I dan II. Jakarta: Erlangga.
J.C. Bruce. 1972. Sosiologi Suatu Pengantar. Alih Bahasa: Sahat Simamoro. Jakarta: Rineka
Cipta.
Maran, Rafael Raga. 2001. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Rineka Cipta.