Guru Pembimbing:
Dadang Supriatna, S.Pd.
DISUSUN OLEH:
Dengan menyebut nama Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah Sosiologi tentang
“Identitas Diri, Tindakan Sosial, dan Hubungan Sosial” ini.
Makalah Sosiologi ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki Makalah
Sosiologi ini.
Akhir kata, saya berharap semoga Makalah Sosiologi tentang “Identitas Diri, Tindakan
Sosial, dan Hubungan Sosial” ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. 1
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2
ABSTRAK ................................................................................................................................ 3
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................................ 4
A. Latar Belakang.............................................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................................ 4
C. Tujuan........................................................................................................................................... 4
Makalah ini mendalami konsep-konsep kunci terkait identitas diri, tindakan sosial, dan
hubungan sosial dalam konteks masyarakat modern. Identitas diri mencakup persepsi
individu tentang dirinya, yang kompleks dan dipengaruhi oleh sejumlah faktor termasuk
budaya, nilai, pengalaman, dan lingkungan sosial. Identitas ini memainkan peran sentral
dalam membentuk tindakan sosial individu. Tindakan sosial merujuk pada interaksi dan
perilaku individu dalam konteks sosial yang meliputi norma, nilai, dan peran dalam
masyarakat. Hubungan sosial adalah inti dari interaksi manusia, melibatkan koneksi dan
interaksi antara individu atau kelompok. Dinamika hubungan sosial mempengaruhi pola-pola
perilaku dan interaksi sosial, membentuk jaringan sosial yang rumit, dan memengaruhi
perkembangan masyarakat. Penelusuran lebih lanjut terhadap konsep-konsep ini memberikan
wawasan mendalam mengenai bagaimana individu membentuk identitas mereka melalui
interaksi sosial, dan bagaimana identitas ini mempengaruhi dan terbentuk oleh hubungan
sosial yang ada. Makalah ini akan membahas lebih rinci tentang definisi, komponen, dan teori
yang terkait dengan identitas diri, tindakan sosial, dan hubungan sosial. Selain itu, akan
diuraikan juga bagaimana ketiganya saling terkait dan berpengaruh dalam membentuk
masyarakat yang kompleks dan dinamis. Dengan memahami esensi identitas diri, tindakan
sosial, dan hubungan sosial, diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih baik tentang
struktur sosial dan manusia dalam lingkungan sosial yang semakin kompleks.
A. Latar Belakang
Sebagai makhluk sosial, manusia saling melakukan hubungan satu sama lain. Manusia
berinteraksi dengan orang lain karena saling membutuhkan. Kebutuhan setiap manusia ini,
antara lain kebutuhan akan makan, berpakaian, memperoleh pendidikan, dan sebagainya.
Namun demikian, kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi sendiri. Pasti mereka tetap harus
berhubungan dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Misalnya, kebutuhan
untuk makan tidak dapat terpenuhi jika tidak ada petani dan penjual beras di pasar. Di dalam
diri manusia terdapat hasrat untuk berkomunikasi, bergaul, dan bekerja sama dengan orang
lain. Oleh karena itu, hubungan dengan orang lain merupakan kebutuhan dasar dalam diri
manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Identitas Diri?
2. Apa yang dimaksud dengan Tindakan Sosial?
3. Apa yang dimaksud dengan Hubungan Sosial?
C. Tujuan
1. Dapat memahami yang dimaksud dengan Identitas Diri.
2. Dapat memahami yang dimaksud dengan Tindakan Sosial.
3. Dapat memahami yang dimaksud dengan Hubungan Sosial.
A. Identitas Diri
1. Hakikat Manusia sebagai Makhluk Individu dan Sosial
Manusia sebagai makhluk bersejarah dan manusia sebagai makhluk berbudaya.
Sebagai makhluk bersejarah, menurut Dilthey, manusia secara esensial berevolusi dan
berkembang. Manusia mencipatakan sejarahnya dan juga dapat menciptakan sejarah
dunia. Sebagai makhluk berbudaya, manusia mengembangkan potensi dirinya,
berinteraksi dan mengelola lingkungannya. Kemampuan ini menghasilkan budaya.
Atribut-atribut seperti ini tidak dapat dilepaskan dari hakikat manusia sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial.
Sebagai makhluk individu, manusia memiliki kepribadian yang unik. Dia memiliki
penampilan fisik, kemampuan, kebutuhan, perasaan, dan sikap yang berbeda dengan
sesamanya. Keunikan ini dapat dilihat ketika seseorang bereaksi terhadap situasi dalam
hidupnya.
Kata individu dalam konsep manusia menunjukan bahwa manusia dalah makhluk
yang otonom. Sebagai makhluk otonom, manusia memiliki kebebasan dalam
menentukan pilihannya dan bertanggung jawab atas pilihannya itu. Bagi kita kesadaran
bahwa manusia merupakan individu yang unik hendaknya mendorong kita untuk dapat
saling bertoleransi, hidup, dan bekerja bersama dengan damai dalam masyarakat. Dengan
menyadari perbedaan individu, kita akan dapat memahami diri kita dan menerima diri
kita dengan lebih baik. Kita juga bisa memberikan perhatian kepada orang lain dan
memahami masalah orang lain.
Selain sebagai makhluk individu, manusia juga merupakan makhluk sosial. Menurut
Aristoteles, manusia pada kodratnya adalah makhluk sosial. Dia tidak akan memperoleh
keutamaan dan menjadi baik jika dia tidak mempunyai teman dan terasing dari
masyarakatnya. Menurutnya, manusia harus hidup dalam masyarakat. Di dalam hidup
bermasyarakat, kita harus menunjukan sikap sosial yang positif. Bentuk sikap sosial yang
positif antara lain adalah tenggang rasa, kerja sama, dan solidaritas.
2. Identitas Diri
Antara individu satu dengan individu yang lainnya memiliki perbedaan. Perbedaan
tersebut berupa watak dan karekteristik yang dimiliki tiap individu yang diperoleh sejak
individu tersebut dilahirkan. Selain itu, pergaulan dari tiap individu juga memengaruhi
perbedaan watak dan karateristik individu. Watak dan karateristik tersebut termasuk
sebagai ciri-ciri khusus seseorang yang dapat menandai eksistensi atau keberadaanya di
masyarakat. Ciri-ciri khusus ini disebut juga sebagai identitas.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, identitas diartikan sebagai ciri-ciri atau
keadaan khusus seseorang; jati diri. Richard Jenkins (1996) dalam Giddens (2009)
menyebutkan bahwa identitas adalah pemahaman kita atas siapa diri kita dan atas siapa
orang-orang lainnya, serta termasuk pemahaman orang-orang tersebut atas diri mereka
dan atas diri kita. Dengan demikian, identitas manusia pasti merupakan ‘identitas sosial’
karean terbentuk melalui proses interaksi sosial yang terus-menerus. Identitas dibuat,
bukan diberikan.
Membahas identitas seseorang dalam kelompok atau masyarakat tentu tidak akan
dilihat dari satu sudut pandang saja, tetapi juga akan dilihat dari sudut pandang, cara, dan
ukuran yang beragam. Berbagai sudut pandang, cara, dan ukuran dari identitas seseorang
tersebut disebut dengan multidimensi. Multidimensi identitas dalam subjek individu
maupun kelompok muncul karena adanya pandangan yang beragam dari anggota-
anggota masyarakat terhadap seseorang yang menyandang identitas tertentu. Hal ini
disebabkan oleh cara pandang yang berbeda terhadap status dan peranan seseorang
dalam kelompok, ukuran yang selalu berubah tidak sebanding dengan kemampuan
seorang penyandang identitas, budaya masayarakat yang beragam dalam memandang
identitas seseorang.
B. Tindakan Sosial
Menurut Max Weber, tindakan sosial adalah tindakan individu yang mempunyai makna
atau arti subjektif bagi dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang lain. Suatu tindakan
Menurut Max Weber (dalam Avendano, 2021), tindakan sosial dapat dikelompokkan
menjadi empat, yaitu sebagai berikut.
a. Tindakan Sosial Tradisional merupakan tindakan yang dilakukan pada situasi
tertentu sebagai hasil dari tradisi dan adat istiadat. Tindakan ini kadang kala
dilakukan tanpa menyadari alasan melakukannya karena sudah dianggap
sebagai suatu kebiasaan. Tindakan ini dapat juga dikatakan sebagai aplikasi dari
tradisi atau kebiasaan suatu masyarakat tradisional sebagai cerminan identitas
mayarakat tersebut. Tindakan tradisional dianggap sebagai sesuatu yang bernilai
baik dan benar atau mencerminkan perbuatan yang dianggap baik oleh
masyarakat. Tradisi merupakan nilai yang mendarah daging sehingga seseorang
akan merasa bersalah atau menyesal jika tidak melakukannya.
b. Tindakan Sosial Afektif merupakan tindakan yang sebagian besar dikuasai
perasaan atau emosi, tanpa pertimbangan akal budi. Tindakan ini sering
dilakukan tanpa perencanaan yang matang dan tanpa kesadaran penuh. Tindakan
ini akan lebih tidak terkendali jika dilakukan di tengah-tengah massa.
c. Tindakan Sosional Rasional Instrumental merupakan tindakan yang
dilakukan berdasarkan pada akal atau secara rasional dengan memperhitungkan
kesesuaian antara cara yang digunakan dan tujuan yang hendak dicapai. Alat
atau instrumen yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut diperhitungkans
ecara rasional dengan memperhatikan manfaat dan kegunaannya.
d. Tindakan Sosial Rasionalitas Berorientasi Nilai merupakan tindakan yang
berorientasi pada suatu nilai tertentu dengan menitikberatkan pada cara atau
proses untuk mecapai suatu tujuan. Tindakan ini biasanya berkaitan dengan
nilai-nilai dasar yang berkembang di dalam masyarakat dan umumnya ditandai
dengan prinsip-prinsip moral atau etika yang dilaksanakan secara kolektif untuk
kebaikan masyarakat.
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik berupa aksi saling memengaruhi
antarindividu, antara individu dan kelompok, dan antarkelompok. Sementara itu, Gillin
mendefinisikan interaksi sosial sebagai hubungan-hubungan sosial dinamis yang
menyangkut hubungan antarindividu, antara individu dan kelompok, atau
antarkelompok.
Dalam interaksi sosial, salah satu pihak memberikan stimulus atau aksi dan pihak
lain memberikan respons atau reaksi. Hal ini berbeda dengan hubungan manusia dengan
benda mati.
Syarat sebuah hubungan dapat disebut interaksi sosial adalah sebagai berikut.
a. Adanya hubungan timbal balik yang saling memengaruhi antara yang satu
dengan lainnya.
b. Interaksi harus berpedoman kepada normaa-norma atau kaidah sebagai acuan.
c. Adanya reaksi dari pihak lain atas komunikasi tersebut.
d. Harus mempunyai maksud dan tujuan yang jelas.
e. Interaksi sosial bersifat positid, dinamis, dan berkesinambungan.
Makna muncul dari interaksi sosial, tetapi makna tidak langsung diberikan atau
ditanggapi. Menurut W. I. Thomas, seseorang tidak langsung beraksi atau memberi
tanggapan (response) terhadap rangsangan (stimulus) dari luar, melainkan menilai atau
mempertimbangkan terlebih dahulu berdasarkan definisi atas situasi. Herbent Blumer
menyatakan bahwa terdapat tiga pokok pikiran dalam interaksionisme simbolik, yaitu
act, thing, dan meaning. Seseorang bertindak (act) terhadap sesuatu (thing) berdasarkan
arti sesuatu itu bagi dirinya (meaning).
Sosiolog lain yang memberi pemikiran penting dalam kajian interaksi sosial adalah
Erving Goffman. Munurut Goffman, dalam setiap interaksi ada individu yang membuat
pernyataan (expression) dan ada individu lain yang memperoleh kesan (impression).
Goffman menyebut usaha ini sebagai pengaturan kesan (impression management). Pada
Secara umum, interaksi sosial dapat terjadi antarindividu, antara individu dan
kelompok, serta antarkelompok. Interaksi sosial antarindividu dapat bersifat positif
maupun negatif. Interaksi postif artinya saling menguntungkan, sementara interaksi
negatif artinya merugikan salah satu pihak atau keduanya.
2) Akomodasi
Akodomasi memiliki dua pengertian, yakni sebagai keadaan dan sebagai
proses. Akomodasi sebagai keadaan maengacu pada keseimbangan interaksi
antarindividu atau antarkelompok berkaitan dengan nilai dan norma sosial yang
berlaku. Akomodasi sebagai proses mengacu pada usaha-usaha manusia untuk
meredakan pertentangan agar tercipta keseimbangan. Akomodasi sebenarnya
merupakan cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan
lawan. Tujuan akomodasi berbeda-beda, tergantung pada situasi yang dihadapi.
Beberapa tujuan akomodasi adalah sebagai berikut.
a) Menghasilkan sintetis atau titik temu antara beberapa pendapat yang
berbeda agar menghasilkan suatu pola baru.
b) Mencegah terjadinya pertentangan untuk sementara.
c) Mengadakan kerja sama antarkelompok sosial yang terpisah akibat
faktor sosial dan psikologis atau kebudayaan.
d) Mengusahakan peleburan antarkelompok sosial yang terpisah.
4) Akulturasi
Akulturasi adalah berpadunya dua kebudayaan yang berbeda dan
membentuk suatu kebudayaan baru dengan tidak menghilangkan ciri
kepribadian masing-masing. Proses akulturasi dapat berjalan sangat cepat atau
lambat, tergantung dari persepsi masyarakat setempat terhadap budaya asing
yang masuk. Apabila budaya asing itu masuk melalui proses pemaksaan, maka
akulturasi memakan waktu realtif lama. Sebaliknya, apabila budaya asing itu
masuk melalui proses damai, akulturasi akan terjadi secara cepat.
b. Proses Disosiatif
1) Persaingan
Persaingan adalah perjuangan berbagai pihak untuk mencapai tujuan
tertentu. Persaingan mempunyai dua tipe, yaitu bersifat pribadi dan bersifat
nonpribadi. Tipe persaingan yang bersifat pribadi disebut juga dengan rivalitas
(rivalry). Dalam rivalitas, individu akan bersaing secara langsung. Dalam
persaingan yang bersifat nonpribadi, yang bersaing bukanlah individu,
melainkan kelompok. Tipe-tipe tersebut menghasilkan beberapa bentuk
persaingan. Di antaranya persaingan di bidang ekonomi dan politik, persaingan
untuk mencapai suatu kedudukan dan menjaga gengsi, serta persaingan ras.
2) Kontravensi
Kontravensi pada hakikatnya merupakan bentuk proses sosial yang berada
antara persaingan dan pertentangan. Kontravensi ditandai dengan ketidakpuasan
seseorang, perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian, dan keragu-
raguan terhadap kepribadian seseorang. Kontravensi cenderung bersifat rahasia.
3) Pertentangan
Pertentangan atau konflik adalah perjuangan individu atau kelompok sosial
untuk memenuhi tujuan dengan cara menantang pihak lawan. Biasanya, konflik
disertai dengan ancaman atau kekerasan. Konflik terjadi karena perbedaan
pendapat, perasaan individu, kebudayaan, kepentingan, dan perubahan-
perubahan sosial yang cepat yang menimbulkan disorganisasi sosial. Perbedaan-
perbedaan ini akan memuncak menjadi pertentangan karena keinginan-
keinginan inidividu tidak dapat diakomodasi. Akibatnya, tiap individu atau
kelompok berusaha menghancurkan lawan dengan ancaman atau kekerasan.
A. Kesimpulan
Makalah ini mengulas konsep-konsep vital tentang identitas diri, tindakan sosial, dan
hubungan sosial dalam konteks masyarakat modern. Identitas diri adalah refleksi kompleks
dari persepsi individu terhadap dirinya, dipengaruhi oleh budaya, nilai, pengalaman, dan
lingkungan sosial. Identitas ini membentuk dasar tindakan sosial, yang meliputi interaksi dan
perilaku individu dalam konteks norma dan nilai sosial. Selain itu, hubungan sosial menjadi
inti dari interaksi manusia, mempengaruhi pola perilaku dan membentuk jaringan sosial
kompleks dalam masyarakat.
Penting untuk memahami interkoneksi antara identitas diri, tindakan sosial, dan
hubungan sosial karena hal ini memainkan peran krusial dalam membentuk struktur sosial
yang dinamis dan kompleks. Melalui pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep-
konsep ini, kita dapat memperoleh wawasan yang lebih baik tentang perilaku manusia,
dinamika sosial, dan evolusi masyarakat. Dengan demikian, makalah ini berkontribusi pada
pengembangan pemikiran tentang hubungan antara identitas individu, perilaku sosial, dan
integrasi sosial dalam masyarakat kontemporer.
Kun Maryati, Juju Suryawati, Nina R. Suminar. (2022). IPS Sosiologi Untuk SMA/MA Kelas
X Kurikulum Merdeka BAB 3 Identitas Diri, Tindakan Sosial, dan Hubungan Sosial.
Jakarta: Penerbit Erlangga.