Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH SOSIOLOGI

INTEGRASI SOSIAL
DISUSUN OLE

ANANDA COLLECTION COMPUTER

KOMPUTER LAPPARIAJA
Tahun Ajaran 2014/2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikanMakalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “ PENGERTIAN INTEGRASI DAN
REINTEGRASI SOSIAL SEBAGAI UPAYA PEMECAHAN MASALAH KONFLIK DAN
KEKERASAN ”.
Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian dan Syarat INTEGRASI
SOSIAL. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua
tentang integrasi social.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan Makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Penulis,

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Menurut Devid Lockwood, consensus dan konflik merupakan dua sisi dari suatu
kenyataan yang sama dan dua gejala yang melekat secar bersama-sama di dalam
masyarakat. Seperti halnya dengan konflik yang dapat terjadi antar individu, individu
dengan kelompok, dan antarkelompok. Demikian pula halnya dengan consensus,
consensus dapat pula terjadi antar individu, individu dengan kelompok, dan
antarkelompok. Menurut R. William Liddle, consensus nasional yang mengintegrasikan
masyarakat yang pluralistic pada hakikatnya adalah mempunyai dua tingkatan sebagai
prasyarat bagi tumbuhnya suatu integrasi nasional yang tangguh. Pertama, sebagian

1
besar anggota suku bangsa bersepakat tentang batas-batas territorial dari negara
sebagai suatu kehidupan politik di mana mereka sebagai warganya. Kedua, apabila
sebagian besar anggota masyarakatnya bersepakat mengenai struktur pemerintah dan
aturan-aturan dari proses politik yang berlaku bagi seluruh masyarakat di atas wilayah
negara yang bersangkutan. Nasikun menambahkan bahwa integrasi nasional yang kuat
dan tangguh hanya akan berkembang di atas consensus nasional mengenai batas-batas
suatu masyarakat poitik dan system politik yang berlaku bagi seluruh masyarakat
tersebut. Kemudian, suatu consensus nasional mengenai “system nilai” yang akan
mendasari hubungan-hubungan social di antara anggota suatu masyarakat negara.

1.2. Tujuan
· Untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Sosiologi.
· Menambah wawasan mengenai pengertian dan syarat Integrasi dan ReintegrasiSosial.
· Melatih membuat laporan dalam bentuk Makalah.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Integrasi Sosial

Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration" yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. Integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-
unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola
kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi.
Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok
etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas
masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-
masing. Integrasimemiliki 2 pengertian, yaitu :
 Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem
sosial tertentu.
 Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu.

2
Integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama
lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.
Dalam KBBI di sebutkan bahwa integrasi adalah pembauan sesuatu yang tertentu
hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Istilah pembauran tersebut mengandung
arti masuk ke dalam, menyesuikan, menyatu, atau melebur sehingga menjadi satu.
Banton (dalam Sunarto, 2000 : 154) mendefinisikan integrasi sebagai suatu pola
hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak
memberikan makna penting pada perbedaan ras tersebut.
Menurut pandangan para penganut fungsionalisme structural, system social
senantiasa terintegrasi di atas dua landasan berikut:
· Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya consensus di antara
sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat
fundamental.
· Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota
dari berbagai kesatuan social (cross-cutting affiliations).
Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun
menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang
terjadi secara sosial budaya.
Penganut konflik berpendapat bahwa masyarakat terintegtrasi atas paksaan dan
karena adanya saling ketergantungan di antara berbagai kelompok. Pada suratal-An'am
ayat 153 Allah lagi-lagi menegaskan tentang pentingnya integrasidalam kehidupan
manusia. "Dan bahwa yang kami perintahkan ini adalah jalan-Ku yanglurus, maka
ikutilah dia: jangan kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) karena itu
menceraiberaikan kamu dari jalanNya".Yang dimaksud tali Allah dalam ayat ini adalah
jalan yang lurus; perpecahan itu dengandemikian adalah jalan yang tidak boleh
ditempuh. Jalan -jalan yang lain dimaksud adalahagama-agama dan kepercayaan yang
selain Islam. Kecaman Allah bagi mereka yangmengikuti jalan lain itu dapat disimak
dalam surat yang sama ayat 159 yang artina:
"Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka menjadi
berpecah belah (bergolongan), tidak ada sedikit pun tanggung jawab kamu terhadap
mereka, sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah Allah, kemudian Allah akan
memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat".
Masalahnya adalah, di sisi yang lain, perbedaan adalah Sunnatullah. Setiap
manusia diberikan kebebasan untuk menggunakan akal dan nuraninya untuk mencari
jalan yangterbaik menuju Allah. Dalam term ini, Islam (Syariah) sebagai sistem nilai
yang idiil hampir menemukan kemapanannya. Tentunya kesatuan tauhid akan
keesaan Allah dankerasulan Muhammad SAW adalah mutlak. Kemapanan ini akan
berbeda ketika sudah memasuki wilayah sosiologis masyarakat beragama.

3
2.2. Syarat-Syarat Integrasi Sosial
Integrasi social akan terbentuk di masyarakat apabila sebagian besar anggota
masyarakat tersebut memiliki kesepakatan tentang batas-batas territorial dari suatu
wilayah atau Negara tempat mereka tinggal.
Selain itu, sebagian besar masyarakat tersebut bersepakat mengenai struktur
kemasyarakatan yang di bangun, termasuk nilai-nilai, norma-norma, dan lebih tinggi
lagi adalah pranata-pranata sosisal yang berlaku dalam masyarakatnya, guna
mempertahankan keberadaan masyarakat tersebut. Selain itu, karakteristik yang di
bentuk sekaligus manandai batas dan corak masyarakatnya.
Menurut William F. Ogburn da Mayer Nimkoff, syarat berhasilnya suatu
integrasi social adalah:
a. Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling
mengisi kebutuhan-kebutuhan satu dengan yang lainnya. Hal ini berarti
kebutuhan fisik berupa sandang dan pangan serta kebutuhan sosialnya dapat di
penuhi oleh budayanya. Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan ini menyebabkan
masyarakat perlu saling menjaga keterikatan antara satu dengan lainnya.
b. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (consensus) bersama
mengenai norma-norma dan nilai-nilai social yang di lestarikan dan di jadikan
pedoman dalam berinteraksi satu dengan yang lainnya, termasuk menyepakati
hal-hal yang di larag menurut kebudayaannya.
c. Norma-norma dan nilai social itu berlaku cukup lama dan di jalankan
secara konsisten serta tidak mengalami perubahan sehingga dapat menjadi
aturan baku dalam melangsungkan proses interaksi social.

2.3. Bentuk – bentuk Integrasi Sosial

Bentuk integrasi social dalam masyarakat dapat dibagi menjadi dua bentuk yakni:

4
o Asimilasi, yaitu pembaruan kebudayaan yang disertai dengan hilangnya cirrikhas
kebudayaan asli. Dalam masyarakat bentuk integrasi social ini terlihat Dari
pembentukan tatanan social yang baru yang menggantikan budaya asli. Biasanya
bentuk integrasi ini diterapkan pada kehidupan social yang primitive dan rasis. Maka
dari itu budaya asli yang bertentangan dengan norma yang mengancam disintegrasi
masyarakat akan digantikan dengan tatanan social barau yang dapat menyatukan
beragam latar belakang social.
 Akulturasi, yaitu penerimaan sebagian unsure- unsure asing tanpa menghilangkan
kebudayaan asli. Akulturasi menjadi alternative tersendiri dalam menyikapi interaksi
social, hal ini didasarkan pada nilai- nilai social masyarakat yang beberapa dapat
dipertahankan. Sehingga nilai- nilai baru yang ditanamkan pada masyarakat tersebut
akan menciptakan keharmonisan untuk mencapai integrasi soaial.

2.4. Faktor Integrasi

Faktor integrasi bangsa Indonesia rasa senasib dan sepenanggungan serta rasa
seperjuanagan di masa lalu ketika mengalami penjajahan. Penjajahan menimbulkan
tekanan baik mental ataupun fisik. Tekanan yang berlarut-larut akan melahirkan reaksi
dari yang ditekan ( di jajah ). Sehingga muncul kesadaran ingin memperjuangkan
kemerdekaan.
Yang bisa menjadi faktor integrasi bangsa adalah semboyan kita yang terkenal
yaitu bhineka tunggal ika, dimana kita terpisah-pisah oleh laut tetapi kita mempunyai
ideologi yang sama yaitu pancasila. Dengan kata lain yang dapat menjadi faktor
integrasi bangsa Indonesia adalah; (1)Pancasila, (2)Bhineka Tunggal Ika, (3) Rasa cinta
tanah air, (4) Perasaan senasib sepenanggungan. Dengan menyadari keadaan bangsa
Indonesia yang majemuk itu, setiap warga negara harus waspada agar jangan sampai
melakukan hal-hal negatif yang dapat memperlemah persatuan dan kesatuan bangsa.
Adapun factor- factor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi integrasi
social dalam masyarakat, antara lain sebagai berikut:
ü Factor internal : kesadaran diri sebagai makhluk social, tuntutan kebutuhan, dan
semangat gotong royong.
ü Factor eksternal : tuntutan perkembangan zaman, persaman kebudayaan, terbukanya
kesempatan, berpartisipasi dalam kehidupan bersama, persamaan visi, dan tujuan,
sikap toleransi, adanya consensus nilai, dan adanya tantangan Dari luar.

5
2.5. Syarat Berhasilnya Integrasi Sosial
Untuk mencapai integrasi social dalam masyarakat diperlukan setidaknya dua
hal berikut untuk menjadi solusi atas perbedaan yang terdapat dalam masyarakat:
1. Pada setiap diri individu masing- masing harus mengendalikan perbedaan/ konflik
yang ada pada suatu kekuatan bangsa dan bukan sebaliknya.
2. Tiap warga masyarakat meraas saling dapat mengisi kebutuhan antara satu dengan
yang lainnya. Sehingga dalam masyarakat tercipta keharmonisan dan saling memahami
antara stu sama lain, maka konflik pun dapat dihindarkan.
Maka dari itu ditawarkan empat system berikut untuk mengurangi konflik yang terjadi,
antara lain:
1. Mengedepankan identitas bersama seperti system budaya yang berasaskan nilai- nilai
Pancasila dan UUD 1945.
2. Menerapkan system social yang bersifat kolektiva social dalam masyarakat dalam
segala bidang.
3. Membiasakan system kepribadian yang terintegrasi dengan nilai- nilai social
kemasyarakatan yang terwujud dalam pola- pola penglihatan (persepsi), perasaan
(cathexis), sehingga pola- pola penilaian yang berbeda dapat disamakan sebagai pola-
pola keindonesiaan.
4. Mendasarkan pada nasionalisme yang tidak diklasifikasikan atas persamaan ras,
melainkan identitas kenegaraan.

 REINTEGRASI SOSIAL

Pengertian Reintegrasi Sosial

Reintegrasi sosial adalah sebagian upaya untuk membangun kembali kepercayaan,


modal sosial, dan kohesi sosial. Proses ini bukanlah proses yang mudah. Proses ini
cukup sulit dan memakan waktu yang lama

6
Disintegrasi atau disorganisasi adalah perubahan yang terjadi pada lembaga-
lembaga kemasyarakatan dapat membuat pudarnya norma-norma dan nilai-nilai
dalam masyarakat

Dalam reintegrasi sosial sarana mengendalikan konflik sangat dibutuhkan oleh


masyarakat yang berkonflik dengan tujuan untuk menetralkan ketegangan-
ketegangan yang timbul dari dampak konflik.

Contohnya:

 Melalui kompromi antara perwakilan


 Yang berkonflik melakukan perdamaian dan menyadari kesalahan-kesalahan
tindakan yang telah diperbuatnya

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
· Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration"yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-
unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola
kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi.
· Dalam KBBI di sebutkan bahwa integrasi adalah pembauan sesuatu yang tertentu
hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Istilah pembauran tersebut mengandung
arti masuk ke dalam, menyesuikan, menyatu, atau melebur sehingga menjadi satu.
 Menurut William F. Ogburn da Mayer Nimkoff, syarat berhasilnya suatu integrasi
social adalah:
a. Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi
kebutuhan-kebutuhan satu dengan yang lainnya. Hal ini berarti kebutuhan fisik
berupa sandang dan pangan serta kebutuhan sosialnya dapat di penuhi oleh
budayanya. Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan ini menyebabkan masyarakat perlu
saling menjaga keterikatan antara satu dengan lainnya.
b. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (consensus) bersama mengenai
norma-norma dan nilai-nilai social yang di lestarikan dan di jadikan pedoman dalam
berinteraksi satu dengan yang lainnya, termasuk menyepakati hal-hal yang di larag
menurut kebudayaannya.
c. Norma-norma dan nilai social itu berlaku cukup lama dan di jalankan secara konsisten
serta tidak mengalami perubahan sehingga dapat menjadi aturan baku dalam
melangsungkan proses interaksi social.

7
3.2. Saran
Apabila terjadi konflik antar individu atau individu dengan kelompok, maka yang
pertama kali harus di lakukan adalah melakukan integrasi sosial, karena suatu integrasi
sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai
tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara
sosial budaya.

DAFTAR PUSTAKA

M, Idianto. 2005. Sosiologi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.


Maryati, Kun dan Juju Suriawati. 2007. Sosiologi Untuk SMA dan MAKelas XI. Bandung:
PT.Gelora Aksara Pratama
Anonimus.2006.Disintegrasi dan Integrasi Masyarakat.(online).
http://akarsejarah.wordpress.com/2010/09/30/disintegrasi-integrasi-dan-tipologi-masyarakat/
Diakses Jumat, 3 Juni 2011. Pukul 14.22 wib.

Anonimus.2009.Disintegrasi Sosial Kampus.(online).


http://matanews.com/2008/10/09/disintegrasi-sosial-kehidupan-kampus/
Diakses Jumat, 3 Juni 2011. Pukul 14.50 wib.

Adhi.2009.Mencegah Disintegrasi.(online).
http://mradhi.com/sosial-politik/mencegah-disintegrasi.html
Diakses Jumat, 3 Juni 2011. Pukul 14.06 wib.

Saeful, Hadi.1980.Integrasi Nasional di Indonesia pada Penataran MKDU ISD. Bandung:


Universitas: Padjajaran Universitas

Anda mungkin juga menyukai