DISUSUN OLEH :
- ROKI
- SAMSUL HADI
- NURUL HIDAYAH
- SITI ELIZA ELSASMI
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa karena atas pimpinan-Nya lah
kita masih diberikan izin untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab kita bersama. Dan
kami dapat menyelesaikan makalah kami sebagai referensi pembelajaran. Makalah kami ini
yang berjudul Struktur Sosial bertujuan untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
baik yang ada di lingkungan sosial maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
Sebagai penulis, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar pembuatan
makalah kami yang kedepannya dapat lebih baik.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Menurut August Comte sosiologi mengkaji mengkaji masyarakat dari sisi social statics
(statika social atau struktur social) dan social dynamics (dinamika social atau perubahan
social). Comte berpendapat bahwa setiap masyarakat memiliki dua system kehidupan yang
berbeda sebagaimana yang dipelajari oleh sosiologi itu. Walaupun memiliki sisi yang berbeda,
keduanya menjadi system yang tak terpisahkan dari sebuah masyarakat secara umum.
Social statics meliputi struktur social masyarakat berupa kelompok dan lembaga-lembaga
sosial, lapisan serta kekuasaan, sedangkan sosial dinamics adalah fungsi-fungsi masyarakat
yang terlibat dalam proses social, perubahan social, atau bentuk abstrak interaksi social.
Suatu sistem sosial tidak hanya berupa kumpulan individu tetapi juga berupa hubungan-
hubungan sosial dan sosialisasi yang membentuk nilai-nilai dan adat istiadat sehingga terjalin
kesatuan hidup bersama yang teratur dan berkesinambungan.
Struktur sosial adalah cara bagaimana suatu masyarakat terorganisasi dalam hubungan-
hubungan yang dapat diprediksikan melalui pola perilaku berulang antar individu dan antar
kelompok dalam masyarakat tersebut. Struktur sosial dapat diartikan sebagai jalinan antara
struktur-struktur sosial yang pokok yaitu kaidah-kaidah / norma-norma sosial, lembaga-
lembaga sosial dan lapisan-lapisan sosial.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Hal-hal yang memengaruhi struktur sosial masyarakat Indonesia adalah sbb:
a. Keadaan geografis
b. Mata pencaharian
c. Pembangunan
1. Fungsi Identitas
Struktur sosial berfungsi sebagai penegas identitas yang dimiliki oleh sebuah
kelompok. Kelompok yang anggotanya memiliki kesamaan dalam latar belakang ras, sosial,
dan budaya akan mengembangkan struktur sosialnya sendiri sebagai pembeda dari kelompok
lainnya.
2. Fungsi Kontrol
Dalam kehidupan bermasyarakat, selalu muncul kecenderungan dalam diri individu
untuk melanggar norma, nilai, atau peraturan lain yang berlaku dalam masyarakat. Bila
individu tadi mengingat peranan dan status yang dimilikinya dalam struktur sosial,
3
kemungkinan individu tersebut akan mengurungkan niatnya melanggar aturan. Pelanggaran
aturan akan berpotensi menibulkan konsekuensi yang pahit.
3. Fungsi Pembelajaran
Individu belajar dari struktur sosial yang ada dalam masyarakatnya. Hal ini
dimungkinkan mengingat masyarakat merupakan salah satu tempat berinteraksi. Banyak hal
yang bisa dipelajari dari sebuah struktur sosial masyarakat, mulai dari sikap, kebiasaan,
kepercayaan dan kedisplinan.
1.kelompok Sosial
kehidupan kelompok adalah sebuah naluri manusia sejak ia dilahirkan. Naluri ini yang
mendorongnya untuk selalu menyatukan hidupnya dengan orang lain dalam kelompok. Naluri
itu juga yang mendorong manusia untuk menyatukan dirinya dengan dalam kelompok yang
lebih besar dalam kehidupan manusia lain di sekelilingnya bahkan mendorong manusia
menyatu dengan alam fisiknya. Untuk memenuhi naluri ini, maka setiap manusia saat
melakukan proses keterlibatannya engan orang dan lingkungannya, proses ini dinamakan
adaptasi. Adaptasi dengan kedua lingkungan tadi; manusia lain dan alam sekitarnya itu,
melahirkan struktur sosial baru yang disebut dengan kelompok social.
Kelompok social adalah kehdupan bersama manusia dalam himpunan atau kesatuan-
kesatuan manusia yang umumnya secara fisik relative kecil yang hidup secara guyub. Ada
juga beberapa kelompok social yang dibentuk secara formal dan memiliki aturan-aturan yang
jelas. Berdasarkan struktur kelompok dan proses sosialnya, maka kelompok social dapat
dibagi menjadi beberapa karakter yang penting. Ada empat kelompok social yang dapat dibagi
berdasarkan struktur masing-masing kelompok.
1. Kelompok Formal-sekunder. Adalah kelompok sosial yang umumnya bersifat sekunder,
formal, memiliki aturan dan struktur yang tegas, serta dibentuk berdasarkan tujuan-tujuan
yang jelas pula. Kelompok ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Adanya kesadaran anggota bahwa ia adalah bagian dari kelompok yang
bersangkutan.
4
b) Setiap anggota memiliki hubungan timbal balik dengan anggota lainnya dan bersedia
melakukan hubungan-hubungan fungsional diantara mereka.
c) Setiap anggota kelompok menyadari memiliki faktor-faktor kebersamaan diantara
mereka, di mana kebersamaan ini mendorong kohesifitas kelompok itu
sendiri. Faktor-faktor itu umpamanya kepentingan bersama, nasib yang sama,
tujuan yang sama, ideologi yang sama, primordialisme, memiliki ancaman yang
sama, termasuk uga memiliki harapan-harapan yang sama.
d) Kelompok sosial ini memiliki struktur yang jelas dan tegas, termasuk juga prosedur
suksesi dan kaderisasi.
e) Memiliki aturan formal yang mengikat setiap anggota kelompok dalam struktur yang
ada termasuk juga mengatur mekanisme struktur dan sebagainya.
f) Anggota dalam kelompok formal-sekunder memiliki pola dan pedoman perilaku
sebagaimana diatur oleh kelompok secara umum.
g) Kelompok sosial ini memiliki sistem kerja yang berpola, berstruktur, dan berproses
dalam mencapai tujuan-tujuan kelompok.
h) Kelompok sosial formal-sekunder memiliki kekuatan mempertahankan diri,
mengubah diri (adaptasi), rehabilitasi diri, serta kemampuan menyerang kelompok
lain.
i) Kelompok sosial formal-sekunder memiliki masa (umur) hidup yang dikendalikan
oleh faktor-faktor internal dan eksternal.
2. Kelompok Formal-Primer. Adalah kelompok sosial yang umumnya bersifat formal namun
keberadaannya bersifat primer. Kelompok ini tidak memiliki aturan yang jelas, walaupun
tidak dijalankan secara tegas. Begitu juga kelompok sosial ini memiliki struktur yang
tegas walaupun fungsi-fungsi struktur ini diimplementasikan secara guyub. Terbentuknya
kelompok ini didasarkan oleh tujuan-tujuan yang jelas ataupun tujuan yang
abstrak. Contoh dari kelompok formal primer adalah keluarga inti, kelompok kekerabatan
dan kelompok-kelompok primordial.
5
kelompok ini adalah klik, kelompok persahabatan, kelompok anak muda (geng),
kelompok percintaan (pacaran), dan semacamnya.
4. Kelompok Informal-Primer. Adalah kelompok sosial yang terjadi akibat meleburnya
sifat-sifat kelompok sosial formal-primer atau disebabkan karena pembentukan sifat-sifat
di luar kelompok formal-primer yang tidak dapat ditampung oleh kelompok formal-
primer. Kelompok ini juga merupakan bentuk lain dari kelompok informal-sekunder
terutama menonjol di hubungan-hubungan mereka yang sangat pribadi dan mendalam.
Ilustrasi dari kelompok ini adalah sebagi berikut, suatu saat seorang polisi dari Surabaya
yang baru lulus sekolah polisi di Sukabumi dikirim bertugas di suatu daerah transmigran di
Lampung. Di sana ia bertugas bersama polisi lainnya yang juga baru lulus sekolah polisi di
Porong, Jawa Timur. Bersama polisi-polisi lainnya mereka bertugas di tempat tugas yang baru
itu. Hubungan-hubungan sosial yang mereka bangun begitu mendasar, penuh dengan
persaudaraaan, dan bahkan dalam pernyataan-pernyataan mereka saling katakan bahwa mereka
adalah saudara, bahkan melebihi saudara. Dalam kenyataannnya juga demikian hubungan
sosial di antara anggota keluarga (istri dan anak-anak) meraka sangat akrab dan intensif
berhubungan satu dengan lainnya. Bahkan mereka saling bergantian menjadi wali dari anak-
anak mereka yang menikah dan sebagainya. Hubungan-hubungan sosial macam ini terus
berjalan sehingga anak-anak mereka menjadi saudara sesusuan keluarga lainnya. Mereka telah
menjadi keluarga informal dan menjalani kehidupan kelompok macam itu sebagaimana
kehidupan sosial keluarga lainnya.
Selain empat tipe kelompok sosial di atas, tipe lain dari kelompok sosial dapat pula
didasarkan atas jumlah (besar kecilnya jumlah anggota), wilayah (desa, kota, negara),
kepentingan (tetap atau permanen atau sementara), derajat interaksi (erat atau kurang eratnya
hubungan) atau kombinasi dari ukuran yang ada. Pada umumnya kelompok sosial di atas
adalah kelompok sosial yang teratur, artinya mudah diamati dan memiliki struktur yang relatif
jelas. Ada pula kelompok sosial yang tidak teratur, artinya sulit diamati strukturnya dan
sifatnya sementara seperti kerumunan dan publik. Kerumunan (crowd) merupakan kelompok
manusia yang terbentuk secara kebetulan, tiba-tiba (suddenly) dalam suatu tempat dan waktu
yang sama karena kebetulan memiliki pusat perhatian yang sama. Pada kerumunan, umumnya
tidak ada interaksi sosial di antara orang-orang, begitu juga di antara mereka tidak ada ikatan
sosial yang mendalam walaupun mungkin memiliki perasaan yang sama dengan orang lain
yang berada di tempat yang sama itu.
6
Sebagaimana kenyataannya, bahwa manusia pada awalnya lahir dalam kelompok
formal-primer yaitu keluarga, di mana kelompok ini disebut sebagai salah satu dari jenis
kelompok-kelompok kecil yang paling berkesan bagi setiap individu. Isolasi kehidupan
individu dalam keluarga tak bertahan lama, karena seirama dengan perkembangan fisik,
intelektual, pengalaman dan kesempatan, individu mulai melepa hubungan-hubungan keluarga
dan memasuki dan menyebar untuk menjalankan berbagai kegiatannya dan bertemu dengan
manusia lain yang memiliki kesamaan tujuan, kepentingan, dan berbagi aspirasi
lainnya. Dalam proses pelepasan tersebut sehingga membentuk kelompok lainnya individu
terus beradaptasi. Di dalam kelompok, masing-masing anggota berkomunikasi, saling
berinteraksi, saling pengaruh memengaruhi satu dengan lainnya.
Pergaulan dalam kelompok tersebut memengaruhi dan menghasilkan kebiasaan-
kebiasaan yang melembaga agi setiap anggota kelompok, kebiasaan itu menciptakan pola
perilaku yang dilakukan terus-menerus. Perilaku yang sudah berpola-pola itu akan membentuk
sikap setiap anggota kelompok. Kebiasaan yang melembaga, perilaku, dan sikap tersebut
berjalan secara simultan di antara individu dan kelompok.
Lebih jauh lagi proses sosial semacam ini oleh Berger dan Lukcmann katakan sebagai
proses konstruksi sosial yang terjadi secara simultan dalam tiga proses, yaitu eksternalisasi,
objektivasi, dan internalisasi. Sehingga pada tahap berikutnya individu akan
menginternalisasikan semua sikap dan perilaku yang diperoleh dari kelompoknya dalam
kehidupan pribadinya.
5.Kebudayaan
Kebudayaan (culture) adalah produk dari seluruh rangkaian proses sosial yang
dijalankan oleh manusia dalam masyarakat dengan segala aktivitasnya. Dengan demikian,
maka kebudayaan adalah hasil nyata dari sebuah proses sosial yang dijalankan oleh manusia
bersama masyarakatnya.
Pernyataan di atas sejalan dengan selo Sumarjan dan Soelaiman Sumardi, bahwa
kebudayaan sebagai hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. (a) karya, masyarakat
menghasilkan material culture seperti teknologi dan karya-karya kebendaan atau budaya materi
(fisik) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai dan menundukan alam sekitarnya,
sehingga budaya yang besifat fisik ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. (b) rasa, adalah
spiriual culture (nonfisik) meliputi unsur mental dan kejiwaan manusia. Rasa menghasilkan
kaidah-kaidah, nilai-nilai sosial, hukum, dan norma sosial atau yang dsebut dengan pranata
sosial. Apa yang dihasilkan rasa digunakan untuk mengatur masalah-masalah
kemasyarakatan. Misalnya agama, kesenian, ideologi, kebatinan dsb. (c) cipta merupakan
immaterial culture yanng menghasilkan pranata sosial, namun caipta yang menghasilkan
gagasan, berbagai teori, wawasan dan semacamnya yang bermanfaat bagi manusia. (d) karsa
adalah kemampuan untuk menempatkan karya, rasa, dan cipta, pada tempatnya agar sesuai
dengan kegunaan dan kepentingan bagi seluruh masyarakat. Dengan demikian karsa adalah
kecerdasan dalam menggunakan karya, rasa dan cipta secara fungsional sehingga
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat lebih bagi manusia dan masyarakat secara luas.
10
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Menurut ilmu sosiologi, struktur sosial adalah tatanan atau susunan sosial yang membentuk
kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat. Susunannya bisa vertikal atau horizontal
Bentuk struktur sosial terdiri dari stratifikasi sosial dan diferensiasi sosial. Masing-masing
punya ciri tersendiri
B. Saran
Dari pembahasan makalah yang kami sajikan di atas, saran kami sebagai penyusun ialah
bharus bisa lebih baik dalam menjalani kehidupan masyarakat agar bisa menjadi suatu
perkumpulan masyarakat yang baik, dan harus memahami arti dari konflik.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://kmplnmklh.blogspot.co.id/2016/12/makalah-struktur-sosial.html
12