Anda di halaman 1dari 32

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Sholawat dan salam kepada Rasulullah

SAW. Berkat limpahan Rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini.

Agama sebagai sistem kepercayaan dalam kehidupan umat manusia dapat dikaji melalui b

erbagai sudut pandang. Islam sebagai agama yang telah berkembang selama empat belas

abad lebih menyimpan banyak masalah yang perlu diteliti, baik itu menyangkut ajaran da

n pemikiran keagamaan maupun realitas sosial, politik, ekonomi dan budaya.

Dalam makalah ini kami akan membahas tentang dampak globalisasi terhadap

kehidupan. Semoga makalah ini bermanfaat untuk memberikan kita pengetahuan terhadap

dampak glogalisasi. Dan tentunya makalah ini masih sangat jauh dari sempurna. Maka dari

itu kami mohon kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................................... ii

Pendahuluan ......................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................................... 2

C. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 3

D. Tujuan ......................................................................................................................... 3

E. Konsep Globalisasi ..................................................................................................... 3

1. Malcom Waters .......................................................................................................... 3

2. Emanuel Ritcher ......................................................................................................... 3

3. Thomas L. Friedman .................................................................................................. 3

4. Princenton N. Lyman ................................................................................................. 3

5. Leonor Briones ........................................................................................................... 4

F. Proses Globalisasi ...................................................................................................... 4

G. Teori Globalisasi......................................................................................................... 5

H. Macam Gerakan Globalisasi ....................................................................................... 6

1. Gerakan Pro-Globalisasi............................................................................................. 6

2. Gerakan Anti Globalisasi ........................................................................................... 6

I. Macam Globalisasi ..................................................................................................... 7

Globalisasi Kebudayaan ............................................................................................. 9

Dampak Globalisasi .................................................................................................... 10

Globalisasi Perekonomian .......................................................................................... 10

ii
Kerangka Teoritik Dan Rumusan Hipotesis ............................................................... 16

A. Batasan Istilah............................................................................................................. 16

B. Sudut Pandang Pendekatan ........................................................................................ 16

C. Kerangka Berfikir ....................................................................................................... 16

D. Rumusan Hipotesis ..................................................................................................... 16

Pembahasan ................................................................................................................ 17

A. Globalisasi Dan Budaya ............................................................................................. 17

B. Globalisasi Dalam Kebudayaan Tradisional Di Indonesia ........................................ 18

C. Perubahan Budaya Dalam Globalisasi ; Kesenian Yang Bertahan Dan Yang Tersisihkan
.................................................................................................................................... 19

D. Pengaruh Globalisasi Terhadap Budaya Bangsa ........................................................ 22

E. Tindakan Yang Mendorong Timbulnya Globalisasi Kebudayaan Dan Cara


Mengantisipasi Adanya Globalisasi Kebudayaan....................................................... 23

Penutup ....................................................................................................................... 27

A. Kesimpulan ................................................................................................................. 27

B. Saran – Saran .............................................................................................................. 28

Dafrar Pustaka............................................................................................................. 29

iii
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak

terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran

teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini.

Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai

tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan

globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah yang

muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu, dan mulai begitu populer sebagai ideologi baru sekitar

lima atau sepuluh tahun terakhir. Sebagai istilah, globalisasi begitu mudah diterima atau dikenal

masyarakat seluruh dunia. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara

mendasar. Globalisasi sering diperbincangkan oleh banyak orang, mulai dari para pakar

ekonomi, sampai penjual iklan. Dalam kata globalisasi tersebut mengandung suatu pengetian

akan hilangnya satu situasi dimana berbagai pergerakan barang dan jasa antar negara diseluruh

dunia dapat bergerak bebas dan terbuka dalam perdagangan. Dan dengan terbukanya satu negara

terhadap negara lain, yang masuk bukan hanya barang dan jasa, tetapi juga teknologi, pola

konsumsi, pendidikan, nilai budaya dan lain-lain.

Konsep akan globalisasi menurut Robertson (1992), mengacu pada penyempitan dunia

secara insentif dan peningkatan kesadaran kita akan dunia, yaitu semakin meningkatnya koneksi

global dan pemahaman kita akan koneksi tersebut. Di sini penyempitan dunia dapat dipahami

dalam konteks institusi modernitas dan intensifikasi kesadaran dunia dapat dipersepsikan

refleksif dengan lebih baik secara budaya. Globalisasi memiliki banyak penafsiran dari berbagai

sudut pandang. Sebagian orang menafsirkan globalisasi sebagai proses pengecilan dunia atau

iv
menjadikan dunia sebagaimana layaknya sebuah perkampungan kecil. Sebagian lainnya

menyebutkan bahwa globalisasi adalah upaya penyatuan masyarakat dunia dari sisi gaya hidup,

orientasi, dan budaya. Pengertian lain dari globalisasi seperti yang dikatakan oleh Barker (2004)

adalah bahwa globalisasi merupakan koneksi global ekonomi, sosial, budaya dan politik yang

semakin mengarah ke berbagai arah di seluruh penjuru dunia dan merasuk ke dalam kesadaran

kita. Produksi global atas produk lokal dan lokalisasi produk global Globalisasi adalah proses

dimana berbagai peristiwa, keputusan dan kegiatan di belahan dunia yang satu dapat membawa

konsekuensi penting bagi berbagai individu dan masyarakat di belahan dunia yang lain.(A.G.

Mc.Grew, 1992).

Proses perkembangan globalisasi pada awalnya ditandai kemajuan bidang teknologi

informasi dan komunikasi. Bidang tersebut merupakan penggerak globalisasi. Dari kemajuan

bidang ini kemudian mempengaruhi sektor-sektor lain dalam kehidupan, seperti bidang politik,

ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain. Contoh sederhana dengan teknologi internet, parabola dan

TV, orang di belahan bumi manapun akan dapat mengakses berita dari belahan dunia yang lain

secara cepat. Hal ini akan terjadi interaksi antarmasyarakat dunia secara luas, yang akhirnya akan

saling mempengaruhi satu sama lain, terutama pada kebudayaan daerah,seperti kebudayaan

gotong royong,menjenguk tetangga sakit dan lain-lain. Globalisasi juga berpengaruh terhadap

pemuda dalam kehidupan sehari-hari, seperti budaya berpakaian, gaya rambut dan sebagainya.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Dalam perkembangannya globalisasi menimbulkan berbagai masalah dalam bidang

kebudayaan,misalnya : - hilangnya budaya asli suatu daerah atau suatu negara - terjadinya erosi

nilai-nilai budaya, - menurunnya rasa nasionalisme dan patriotisme - hilangnya sifat

kekeluargaan dan gotong royong - kehilangan kepercayaan diri - gaya hidup kebarat-baratan

v
C. RUMUSAN MASALAH

Adanya globalisasi menimbulkan berbagai masalah terhadap eksistensi kebudayaan

daerah, salah satunya adalah terjadinya penurunan rasa cinta terhadap kebudayaan yang

merupakan jati diri suatu bangsa, erosi nilai-nilai budaya, terjadinya akulturasi budaya yang

selanjutnya berkembang menjadi budaya massa.

D. TUJUAN

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu : 1. Mengetahui pengaruh globalisasi

terhadap eksistensi kebudayaan daerah 2. Untuk meningkatkan kesadaran remaja untuk

menjunjung tinggi kebudayaan bangsa sendiri karena kebudayaan merupakan jati diri bangsa.

E. KONSEP GLOBALISASI

Dibawah ini beberapa konsep globalisasi menurut para ahli adalah :

1 Malcom Waters

Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan geografis pada

keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yang terjelma didalam kesadaran orang

2 Emanuel Ritcher

Globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan menyatukan masyarakat yang

sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi kedalam saling ketergantungan dan persatuan dunia.

3. Thomas L. Friedman

Globlisasi memiliki dimensi ideology dan teknlogi. Dimensi teknologi yaitu kapitalisme

dan pasar bebas, sedangkan dimensi teknologi adalah teknologi informasi yang telah

menyatukan dunia.

4. Princenton N. Lyman

vi
Globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas saling ketergantungan dan

hubungan antara Negara-negara didunia dalam hal perdagangan dan keuangan.

5. Leonor Briones

Demokrasi bukan hanya dalam bidang perniagaan dan ekonomi namun juga mencakup

globalisasi institusi-institusi demokratis, pembangunan sosial, hak asasi manusia, dan pergerakan

wanita.

F. PROSES GLOBALISASI

Perkembangan yang paling menonjol dalam era globalisasi adalah globalisasi

informasi, demikian juga dalam bidang sosial seperti gaya hidup.

Serta hal ini dapat dipicu dari adanya penunjang arus informasi global melalui siaran televise

baik langsung maupun tidak langsung, dapat menimbulkan

rasa simpati masyarakat namun bisa juga menimbulkan kesenjangan sosial.

Terjadinya perubahan nilai-nilai sosial pada masyarakat, sehingga memunculkan kelompok

spesialis diluar negeri dari pada dinegaranya sendiri, seperti meniru gaya punk, cara bergaul.

Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di

dunia.

1.Perubahan dalam konsep ruang dan waktu. Perkembangan barangbarang seperti telepon

genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi

demikian cepatnya,sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan

kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.

2.Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung

sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh

vii
perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization

(WTO).

3.Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film,

musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi

dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka

ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.

4. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis

multinasional, inflasi regional dan lain-lain. Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa

transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman

baru bahwa dunia adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar

bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus berubah tanpa

terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan

ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker

menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi sosial.

G. TEORI GLOBALISASI

Didalam globalisasi ini Cochrane dan Pain menegaskan bahwa dalam kaitannya dengan

globalisasi, terdapat tiga posisi teroritis yang dapat dilihat, yaitu:

1. Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang memiliki konsekuensi

nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga di seluruh dunia berjalan. Mereka percaya

bahwa negara-negara dan kebudayaan lokal akan hilang diterpa kebudayaan dan ekonomi

global yang homogen. meskipun demikian, para globalis tidak memiliki pendapat sama

mengenai konsekuensi terhadap proses tersebut.

viii
Para globalis positif dan optimistis menanggapi dengan baik perkembangan semacam itu

dan menyatakan bahwa globalisasi akan menghasilkan masyarakat dunia yang toleran dan

bertanggung jawab. Para globalis pesimis berpendapat bahwa globalisasi adalah sebuah

fenomena negatif karena hal tersebut sebenarnya adalah bentuk penjajahan barat (terutama

Amerika Serikat) yang memaksa sejumlah bentuk budaya dan konsumsi yang homogen dan

terlihat sebagai sesuatu yang benar dipermukaan. Beberapa dari mereka kemudian

membentuk kelompok untuk menentang globalisasi (antiglobalisasi).

2. Para tradisionalis tidak percaya bahwa globalisasi tengah terjadi.

Mereka berpendapat bahwa fenomena ini adalah sebuah mitos semata atau, jika memang

ada, terlalu dibesar-besarkan. Mereka merujuk bahwa kapitalisme telah menjadi sebuah

fenomena internasional selama ratusan tahun. Apa yang tengah kita alami saat ini hanyalah

merupakan tahap lanjutan, atau evolusi, dari produksi dan perdagangan kapital.

3. Para transformasionalis berada di antara para globalis dan tradisionalis.

Mereka setuju bahwa pengaruh globalisasi telah sangat dilebihlebihkan oleh para globalis.

Namun, mereka juga berpendapat bahwa sangat bodoh jika kita menyangkal keberadaan

konsep ini. Posisi teoritis ini berpendapat bahwa globalisasi seharusnya dipahami sebagai

“seperangkat hubungan yang saling berkaitan dengan murni melalui sebuah kekuatan, yang

sebagian besar tidak terjadi secara langsung”. Mereka menyatakan bahwa proses ini bisa

dibalik, terutama ketika hal tersebut negatif atau, setidaknya, dapat dikendalikan

H. MACAM MACAM GERAKAN GLOBALISASI

1. Gerakan Pro-Globalisasi

Pendukung globalisasi (sering juga disebut dengan pro-globalisasi) menganggap bahwa

globalisasi dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran ekonomi masyarakat dunia.

ix
Mereka berpijak pada teori keunggulan komparatif yang dicetuskan oleh David Ricardo. Teori

ini menyatakan bahwa suatu negara dengan negara lain saling bergantung dan dapat saling

menguntungkan satu sama lainnya, dan salah satu bentuknya adalah ketergantungan dalam

bidang ekonomi. Kedua negara dapat melakukan transaksi pertukaran sesuai dengan keunggulan

komparatif yang dimilikinya. Misalnya, Jepang memiliki keunggulan komparatif pada produk

kamera digital (mampu mencetak lebih efesien dan bermutu tinggi) sementara Indonesia

memiliki keunggulan komparatif pada produk kainnya. Dengan teori ini, Jepang dianjurkan

untuk menghentikan produksi kainnya dan mengalihkan faktor-faktor produksinya untuk

memaksimalkan produksi kamera digital, lalu menutupi kekurangan penawaran kain dengan

membelinya dari Indonesia, begitu juga sebaliknya.

2. Gerakan Anti Globalisasi

Antiglobalisasi adalah suatu istilah yang umum digunakan untuk memaparkan sikap

politis orang-orang dan kelompok yang menentang perjanjian dagang global dan lembaga-

lembaga yang mengatur perdagangan antar negara seperti Organisasi Perdagangan Dunia

(WTO). “Antiglobalisasi” dianggap oleh sebagian orang sebagai gerakan sosial, sementara yang

lainnya menganggapnya sebagai istilah umum yang mencakup sejumlah gerakan sosial yang

berbeda-beda. Apapun juga maksudnya, para peserta dipersatukan dalam perlawanan terhadap

ekonomi dan sistem perdagangan global saat ini, yang menurut mereka mengikis lingkungan

hidup, hak-hak buruh, kedaulatan nasional, dunia ketiga, dan banyak lagi penyebab-penyebab

lainnya.

I. MACAM MACAM GLOBALISASI

Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan

perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin

terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian

mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa.

x
Menurut Tanri Abeng, perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara lain terjadi dalam

bentuk-bentuk berikut:

a. Globalisasi Produksi

b. Globalisasi pembiayaan

c. Globalisasi tenaga kerja

d. Globalisasi jaringan informasi

e. Globalisasi Perdagangan

Thompson mencatat bahwa kaum globalis mengklaim saat ini telah terjadi sebuah

intensifikasi secara cepat dalam investasi dan perdagangan internasional.

Misalnya, secara nyata perekonomian nasional telah menjadi bagian dari perekonomian global

yang ditengarai dengan adanya kekuatan pasar dunia.

Dibawah ini ada beberapa kebijakan dan keburukan globalisasi ekonomi, diantaranya:

1. Kebijakan globalisasi ekonomi

· Produksi global dapat ditingkatkan

· Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu Negara

· Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri

· Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik

· Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi

2. Keburukan globalisasi ekonomi

· Menghambat pertumbuhan sektor industri

· Memperburuk neraca pembayaran

· Sektor keuangan semakin tidak stabil

· memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang

xi
GLOBALISASI KEBUDAYAAN

Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk

diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilainilai (values) yang dianut

oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal.

Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa

yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila

disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran

orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah

kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan.

Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya

tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat

semenjak lama. Cikal bakal dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan

para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini ( Lucian W. Pye, 1966 ).

Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke-20 dengan

berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui media menggantikan kontak fisik sebagai

sarana utama komunikasi antar bangsa.

Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antarbangsa lebih mudah dilakukan, hal ini

menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan.

Ciri - ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan

1. Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.

2. Penyebaran prinsip multikebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses suatu

individu terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.

3. Berkembangnya turisme dan pariwisata.

4. Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain.

5. Berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian, film dan lain lain.

6. Bertambah banyaknya event-event berskala global, seperti Piala Dunia

xii
DAMPAK GLOBALISASI

Globalisasi telah menimbulkan dampak yang begitu besar dalam dimensi kehidupan

manusia, karena globalisasi merupakan proses internasionalisasi seluruh tatanan masyarakat

modern sehingga terjadi dampak yang beragam terutama pada aspek sosial dampak positifnya

kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempermudah manusia dalam berinteraksi

dengan manusia lainnya.

Sedangkan dampak negatifnya, banyaknya nilai dan budaya masyarakat yang

mengalami perubahan dengan cara meniru atau menerapkannya secara selektif, salah satu contoh

dengan hadirnya modernisasi disegala bidang kehidupan, terjadi perubahan ciri kehidupan

masyarakat desa yang tadinya syarat dengan nilai-nilai gotong royong menjadi individual.

Selain itu juga timbulnya sifat ingin serba mudah dan gampang (instant) pada diri seseorang.

GLOBALISASI POREKONOMIAN

Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan,

dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi

dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan

penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa.

Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan

keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat.

Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri

ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-

produk global ke dalam pasar domestik.

Menurut Tanri Abeng, perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara lain terjadi

dalam bentuk-bentuk berikut:

xiii
. Globalisasi produksi, di mana perusahaan berproduksi di berbagai negara, dengan sasaran

agar biaya produksi menajdi lebih rendah. Hal ini dilakukan baik karena upah buruh yang

rendah, tarif bea masuk yang murah, infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim

usaha dan politik yang kondusif. Dunia dalam hal ini menjadi lokasi manufaktur global.

Kehadiran tenaga kerja asing merupakan gejala terjadinya globalisasi tenaga kerja.

. Globalisasi pembiayaan. Perusahaan global mempunyai akses untuk memperoleh pinjaman

atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupun langsung) di semua negara

di dunia. Sebagai contoh, PT Telkom dalam memperbanyak satuan sambungan telepon, atau

PT Jasa Marga dalam memperluas jaringan jalan tol telah memanfaatkan sistem pembiayaan

dengan pola BOT (build-operate-transfer) bersama mitrausaha dari manca negara.

. Globalisasi tenaga kerja. Perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari

seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf profesional diambil dari tenaga kerja

yang telah memiliki pengalaman internasional atau buruh kasar yang biasa diperoleh dari

negara berkembang. Dengan globalisasi maka human movement akan semakin mudah dan

bebas.

. Globalisasi jaringan informasi. Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat

mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi, antara lain

melalui: TV,radio,media cetak dll. Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju telah

membantu meluasnya pasar ke berbagai belahan dunia untuk barang yang sama. Sebagai

contoh : KFC, celana jeans levi's, atau hamburger melanda pasar dimana-mana. Akibatnya

selera masyarakat dunia -baik yang berdomisili di kota ataupun di desa- menuju pada selera

global.

xiv
. Globalisasi Perdagangan. Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif

serta penghapusan berbagai hambatan nontarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan dan

persaingan menjadi semakin cepat, ketat, dan fair.

Thompson mencatat bahwa kaum globalis mengklaim saat ini telah terjadi sebuah

intensifikasi secara cepat dalam investasi dan perdagangan internasional. Misalnya, secara nyata

perekonomian nasional telah menjadi bagian dari perekonomian global yang ditengarai dengan

adanya kekuatan pasar dunia.

Adapun kebaikan globalisasi ekonomi sebagai berikut :

. Produksi global dapat ditingkatkan

Pandangan ini sesuai dengan teori 'Keuntungan Komparatif' dari David Ricardo.

Melalui spesialisasi dan perdagangan faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan dengan lebih

efesien, output dunia bertambah dan masyarakat akan memperoleh keuntungan dari spesialisasi

dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang meningkat, yang selanjutnya dapat

meningkatkan pembelanjaan dan tabungan.

. Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara

Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara

mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai

pilihan barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati barang yang lebih

baik dengan harga yang lebih rendah.

. Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri

Perdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap negara memperoleh

pasar yang jauh lebih luas dari pasar dalam negeri.

. Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik

xv
Modal dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-negara

berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta tenaga terdidik yang

berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara berkembang.

. Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi

Pembangunan sektor industri dan berbagai sektor lainnya bukan saja dikembangkan

oleh perusahaan asing, tetapi terutamanya melalui investasi yang dilakukan oleh perusahaan

swasta domestik. Perusahaan domestik ini seringkali memerlukan modal dari bank atau pasar

saham. dana dari luar negeri terutama dari negara-negara maju yang memasuki pasar uang dan

pasar modal di dalam negeri dapat membantu menyediakan modal yang dibutuhkan tersebut.

Dan keburukan globalisasi ekonomi adalah sebagai berikut :

. Menghambat pertumbuhan sektor industri

Salah satu efek dari globalisasi adalah perkembangan sistem perdagangan luar negeri

yang lebih bebas. Perkembangan ini menyebabkan negara-negara berkembang tidak dapat lagi

menggunakan tarif yang tingi untuk memberikan proteksi kepada industri yang baru berkembang

(infant industry). Dengan demikian, perdagangan luar negeri yang lebih bebas menimbulkan

hambatan kepada negara berkembang untuk memajukan sektor industri domestik yang lebih

cepat. Selain itu, ketergantungan kepada industri-industri yang dimiliki perusahaan multinasional

semakin meningkat.

. Memperburuk neraca pembayaran

Globalisasi cenderung menaikkan barang-barang impor. Sebaliknya, apabila suatu

negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk

kondisi neraca pembayaran. Efek buruk lain dari globaliassi terhadap neraca pembayaran adalah

pembayaran neto pendapatan faktor produksi dari luar negeri cenderung mengalami defisit.

Investasi asing yang bertambah banyak menyebabkan aliran pembayaran keuntungan

xvi
(pendapatan) investasi ke luar negeri semakin meningkat. Tidak berkembangnya ekspor dapat

berakibat buruk terhadap neraca pembayaran.

· Sektor keuangan semakin tidak stabil

Salah satu efek penting dari globalisasi adalah pengaliran investasi (modal) portofolio

yang semakin besar. Investasi ini terutama meliputi partisipasi dana luar negeri ke pasar saham.

Ketika pasar saham sedang meningkat, dana ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran

bertambah bak dan nilai uang akan bertambah baik. Sebaliknya, ketika harga-harga saham di

pasar saham menurun, dana dalam negeri akan mengalir ke luar negeri, neraca pembayaran

cenderung menjadi bertambah buruk dan nilai mata uang domestik merosot. Ketidakstabilan di

sektor keuangan ini dapat menimbulkan efek buruk kepada kestabilan kegiatan ekonomi secara

keseluruhan.

. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang

Apabila hal-hal yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dlam jangka

pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang

seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi.LISASI

Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena

globalisasi di dunia. Hilir mudiknya kapal-kapal pengangkut barang antar negara menunjukkan

keterkaitan antar manusia di seluruh dunia.

. Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon

genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian

cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan

banyak hal dari budaya yang berbeda.. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang

berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional,

xvii
peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade

Organization (WTO).

. Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film,

musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan

mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam

budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.

. . Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional,

inflasi regional dan lain-lain.

Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada

globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu. Giddens

menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian

dalam sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa

ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi.

Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi sosial.

xviii
KERANGKA TEORITIK DAN RUMUSAN HIPOTESIS

A. BATASAN ISTILAH

Dalam pembuatan makalah ini menggunakan istilah-istilah yang sudah dimengerti oleh

masyarakat banyak, adapun tujuan dari penggunaan istilah-istilah tersebut yaitu untuk

memudahkan pembaca dalam membaca makalah ini.

B. SUDUT PANDANG PENDEKATAN

Sudut pandang yang kami gunakan dalam pembuatan mekalah ini yaitu sudut pandang

secara sosiologis dan psikologis yaitu pengaruh globalisasi pada masyarakat umum dan sikap

para pemuda dalam menyikapi pengaruh budaya asing.

C. KERANGKA BERFIKIR

Dalam pembuatan makalah ini kami menggunakan pola paragraf dari umum ke khusus,

dengan alasan agar pembaca merasa bingung dalam membaca karena dalam membaca dimulai

dari hal-hal yang ringan dulu baru meningkat ke hal-hal yang lebih kompleks.

D. RUMUSAN HIPOTESIS

Adanya globalisasi yang memiliki dampak positif maupun negative, maka perlu adanya

tindak lanjut dalam menyikapi globalisasi tersebut. Adapun tindakan-tindakan yang dapat

dilakukan yaitu : 1. Menambah porsi pengetahuan tentang kebudayaan bangsa di sekolah-

sekolah baik mulai dari tingkat SD sampai perguruan tinggi 2. Menyeleksi kemunculan

globalisasi kebudayaan baru, sehingga budaya yang masuk tidak merugikan dan berdampak

negative. 3. Mengadakan berbagai pertunjukan kubudayaan 4. Membatasi acara-acara yang dapat

memunculkan rasa cinta terhadap budaya asing.

xix
PEMBAHASAN

A. GLOBALISASI DAN BUDAYA

Gaung globalisasi, yang sudah mulai terasa sejak akhir abad ke-20, telah membuat

masyarakat dunia, termasuk bangsa Indonesia harus bersiap-siap menerima kenyataan masuknya

pengaruh luar terhadap seluruh aspek kehidupan bangsa. Salah satu aspek yang terpengaruh

adalah kebudayaan. Terkait dengan kebudayaan, kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai

(values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat

terhadap berbagai hal. Atau kebudayaan juga dapat didefinisikan sebagai wujudnya, yang

mencakup gagasan atau ide, kelakuan dan hasil kelakuan (Koentjaraningrat), dimana hal-hal

tersebut terwujud dalam kesenian tradisional kita. Oleh karena itu nilai-nilai maupun persepsi

berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan atau psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam

pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku

seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan.

Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan

subsistem dari kebudayaan bagi bangsa Indonesia aspek kebudayaan merupakan salah satu

kekuatan bangsa yang memiliki kekayaan nilai yang beragam, termasuk keseniannya.

Kesenian rakyat, salah satu bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia tidak luput dari

pengaruh globalisasi. Globalisasi dalam kebudayaan dapat berkembang dengan cepat, hal ini

tentunya dipengaruhi oleh adanya kecepatan dan kemudahan dalam memperoleh akses

komunikasi dan berita namun hal ini justru menjadi bumerang tersendiri dan menjadi suatu

masalah yang paling krusial atau penting dalam globalisasi, yaitu kenyataan bahwa

perkembangan ilmu pengertahuan dikuasai oleh negara-negara maju, bukan negara-negara

berkembang seperti Indonesia. Mereka yang memiliki dan mampu menggerakkan komunikasi

internasional justru negara-negara maju. Akibatnya, negara-negara berkembang, seperti

Indonesia selalu khawatir akan tertinggal dalam arus globalisai dalam berbagai bidang seperti

politik, ekonomi, sosial, budaya, termasuk kesenian kita. Wacana globalisasi sebagai sebuah

xx
proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia

mampu mengubah dunia secara mendasar.

Komunikasi dan transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya

setiap bangsa. Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi

peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Simon Kemoni, sosiolog asal

Kenya mengatakan bahwa globalisasi dalam bentuk yang alami akan meninggikan berbagai

budaya dan nilai-nilai budaya. Dalam proses alami ini, setiap bangsa akan berusaha

menyesuaikan budaya mereka dengan perkembangan baru sehingga mereka dapat melanjutkan

kehidupan dan menghindari kehancuran. Tetapi, menurut Simon Kimoni, dalam proses ini,

negara-negara harus memperkokoh dimensi budaya mereka dan memelihara struktur nilai-

nilainya agar tidak dieliminasi oleh budaya asing. Dalam rangka ini, berbagai bangsa haruslah

mendapatkan informasi ilmiah yang bermanfaat dan menambah pengalaman mereka. Terkait

dengan seni dan budaya, Seorang penulis asal Kenya bernama Ngugi Wa Thiong’o menyebutkan

bahwa perilaku dunia Barat, khususnya Amerika seolah-olah sedang melemparkan bom budaya

terhadap rakyat dunia. Mereka berusaha untuk menghancurkan tradisi dan bahasa pribumi

sehingga bangsa-bangsa tersebut kebingungan dalam upaya mencari indentitas budaya

nasionalnya. Penulis Kenya ini meyakini bahwa budaya asing yang berkuasa di berbagai bangsa,

yang dahulu dipaksakan melalui imperialisme, kini dilakukan dalam bentuk yang lebih luas

dengan nama globalisasi.

B. GLOBALISASI DALAM KEBUDAYAAN TRADISIONAL DI INDONESIA

Proses saling mempengaruhi adalah gejala yang wajar dalam interaksi antar masyarakat.

Melalui interaksi dengan berbagai masyarakat lain, bangsa Indonesia ataupun kelompok-

kelompok masyarakat yang mendiami nusantara (sebelum Indonesia terbentuk) telah mengalami

proses dipengaruhi dan mempengaruhi. Kemampuan berubah merupakan sifat yang penting

dalam kebudayaan manusia. Tanpa itu kebudayaan tidak mampu menyesuaikan diri dengan

xxi
keadaan yang senantiasa berubah. Perubahan yang terjadi saat ini berlangsung begitu cepat.

Hanya dalam jangka waktu satu generasi banyak negara-negara berkembang telah berusaha

melaksanakan perubahan kebudayaan, padahal di negara-negara maju perubahan demikian

berlangsung selama beberapa generasi.

Pada hakekatnya bangsa Indonesia, juga bangsa-bangsa lain, berkembang karena adanya

pengaruh-pengaruh luar. Kemajuan bisa dihasilkan oleh interaksi dengan pihak luar, hal inilah

yang terjadi dalam proses globalisasi. Oleh karena itu, globalisasi bukan hanya soal ekonomi

namun juga terkait dengan masalah atau isu makna budaya dimana nilai dan makna yang terlekat

di dalamnya masih tetap berarti.. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk

dalam berbagai hal, seperti anekaragaman budaya, lingkungan alam, dan wilayah geografisnya.

Keanekaragaman masyarakat Indonesia ini dapat dicerminkan pula dalam berbagai ekspresi

keseniannya. Dengan perkataan lain, dapat dikatakan pula bahwa berbagai kelompok masyarakat

di Indonesia dapat mengembangkan keseniannya yang sangat khas. Kesenian yang

dikembangkannya itu menjadi model-model pengetahuan dalam masyarakat.

C. PERUBAHAN BUDAYA DALAM GLOBALISASI ; KESENIAN YANG BERTAHAN

DAN YANG TERSISIHKAN

Perubahan budaya yang terjadi di dalam masyarakat tradisional, yakni perubahan dari

masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari nilai-nilai yang bersifat

homogen menuju pluralisme nilai dan norma sosial merupakan salah satu dampak dari adanya

globalisasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia secara mendasar.

Komunikasi dan sarana transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap

bangsa. Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi

peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Misalnya saja khusus dalam

bidang hiburan massa atau hiburan yang bersifat masal, makna globalisasi itu sudah sedemikian

terasa. Sekarang ini setiap hari kita bisa menyimak tayangan film di TV yang bermuara dari

negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea, dll melalui stasiun televisi di tanah

xxii
air. Belum lagi siaran TV internasional yang bisa ditangkap melalui parabola yang kini makin

banyak dimiliki masyarakat Indonesia. Sementara itu, kesenian-kesenian populer lain yang

tersaji melalui kaset, VCD, dan DVD yang berasal dari manca negara pun makin marak

kehadirannya di tengah-tengah kita. Fakta yang demikian memberikan bukti tentang betapa

negara-negara penguasa teknologi mutakhir telah berhasil memegang kendali dalam globalisasi

budaya khususnya di negara ke tiga. Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau akan

berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian tradisional kita merupakan

bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga kelestariannya. Di saat yang lain

dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat ini, kita disuguhi oleh banyak

alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika

dibandingkan dengan kesenian tradisional kita. Dengan parabola masyarakat bisa menyaksikan

berbagai tayangan hiburan yang bersifat mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi.

Kondisi yang demikian mau tidak mau membuat semakin tersisihnya kesenian tradisional

Indonesia dari kehidupan masyarakat Indonesia yang sarat akan pemaknaan dalam masyarakat

Indonesia. Misalnya saja bentuk-bentuk ekspresi kesenian etnis Indonesia, baik yang rakyat

maupun istana, selalu berkaitan erat dengan perilaku ritual masyarakat pertanian.

Dengan datangnya perubahan sosial yang hadir sebagai akibat proses industrialisasi dan

sistem ekonomi pasar, dan globalisasi informasi, maka kesenian kita pun mulai bergeser ke arah

kesenian yang berdimensi komersial. Kesenian-kesenian yang bersifat ritual mulai tersingkir dan

kehilangan fungsinya. Sekalipun demikian, bukan berarti semua kesenian tradisional kita lenyap

begitu saja. Ada berbagai kesenian yang masih menunjukkan eksistensinya, bahkan secara

kreatif terus berkembang tanpa harus tertindas proses modernisasi. Pesatnya laju teknologi

informasi atau teknologi komunikasi telah menjadi sarana difusi budaya yang ampuh, sekaligus

juga alternatif pilihan hiburan yang lebih beragam bagi masyarakat luas. Akibatnya masyarakat

tidak tertarik lagi menikmati berbagai seni pertunjukan tradisional yang sebelumnya akrab

dengan kehidupan mereka. Misalnya saja kesenian tradisional wayang orang Bharata, yang

xxiii
terdapat di Gedung Wayang Orang Bharata Jakarta kini tampak sepi seolah-olah tak ada

pengunjungnya. Hal ini sangat disayangkan mengingat wayang merupakan salah satu bentuk

kesenian tradisional Indonesia yang sarat dan kaya akan pesan-pesan moral, dan merupakan

salah satu agen penanaman nilai-nilai moral yang baik, menurut saya. Contoh lainnya adalah

kesenian Ludruk yang sampai pada tahun 1980-an masih berjaya di Jawa Timur sekarang ini

tengah mengalami “mati suri”. Wayang orang dan ludruk merupakan contoh kecil dari mulai

terdepaknya kesenian tradisional akibat globalisasi. Bisa jadi fenomena demikian tidak hanya

dialami oleh kesenian Jawa tradisional, melainkan juga dalam berbagai ekspresi kesenian

tradisional di berbagai tempat di Indonesia. Sekalipun demikian bukan berarti semua kesenian

tradisional mati begitu saja dengan merebaknya globalisasi. Di sisi lain, ada beberapa seni

pertunjukan yang tetap eksis tetapi telah mengalami perubahan fungsi.

Ada pula kesenian yang mampu beradaptasi dan mentransformasikan diri dengan

teknologi komunikasi yang telah menyatu dengan kehidupan masyarakat, misalnya saja kesenian

tradisional “Ketoprak” yang dipopulerkan ke layar kaca oleh kelompok Srimulat. Kenyataan di

atas menunjukkan kesenian ketoprak sesungguhnya memiliki penggemar tersendiri, terutama

ketoprak yang disajikan dalam bentuk siaran televisi, bukan ketoprak panggung. Dari segi

bentuk pementasan atau penyajian, ketoprak termasuk kesenian tradisional yang telah terbukti

mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Selain ketoprak masih ada kesenian lain yang

tetap bertahan dan mampu beradaptasi dengan teknologi mutakhir yaitu wayang kulit. Beberapa

dalang wayang kulit terkenal seperti Ki Manteb Sudarsono dan Ki Anom Suroto tetap diminati

masyarakat, baik itu kaset rekaman pementasannya, maupun pertunjukan secara langsung.

Keberanian stasiun televisi Indosiar yang sejak beberapa tahun lalu menayangkan wayang kulit

setiap malam minggu cukup sebagai bukti akan besarnya minat masyarakat terhadap salah satu

khasanah kebudayaan nasional kita. Bahkan Museum Nasional pun tetap mempertahankan

eksistensi dari kesenian tradisonal seperti wayang kulit dengan mengadakan pagelaran wayang

xxiv
kulit tiap beberapa bulan sekali dan pagelaran musik gamelan tiap satu minggu atau satu bulan

sekali yang diadakan di aula Kertarajasa, Museum Nasional.

D. PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP BUDAYA BANGSA

Arus globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya

bangsa Indonesia . Derasnya arus informasi dan telekomunikasi ternyata menimbulkan sebuah

kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai pelestarian budaya.

Perkembangan 3T (Transportasi, Telekomunikasi, dan Teknologi) mengkibatkan berkurangnya

keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri . Budaya Indonesia yang dulunya ramah-

tamah, gotong royong dan sopan berganti dengan budaya barat, misalnya pergaulan bebas. Di

Tapanuli (Sumatera Utara) misalnya, duapuluh tahun yang lalu, anak-anak remajanya masih

banyak yang berminat untuk belajar tari tor-tor dan tagading (alat musik batak). Hampir setiap

minggu dan dalam acara ritual kehidupan, remaja di sana selalu diundang pentas sebagai hiburan

budaya yang meriah. Saat ini, ketika teknologi semakin maju, ironisnya kebudayaan-kebudayaan

daerah tersebut semakin lenyap di masyarakat, bahkan hanya dapat disaksikan di televisi dan

Taman Mini Indonesi Indah (TMII). Padahal kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut, bila

dikelola dengan baik selain dapat menjadi pariwisata budaya yang menghasilkan pendapatan

untuk pemerintah baik pusat maupun daerah, juga dapat menjadi lahan pekerjaan yang

menjanjikan bagi masyarakat sekitarnya.

Hal lain yang merupakan pengaruh globalisasi adalah dalam pemakaian bahasa

indonesia yang baik dan benar (bahasa juga salah satu budaya bangsa). Sudah lazim di Indonesia

untuk menyebut orang kedua tunggal dengan Bapak, Ibu, Pak, Bu, Saudara, Anda dibandingkan

dengan kau atau kamu sebagai pertimbangan nilai rasa. Sekarang ada kecenderungan di kalangan

anak muda yang lebih suka menggunakan bahasa Indonesia dialek Jakarta seperti penyebutan

kata gue (saya) dan lu (kamu). Selain itu kita sering dengar anak muda mengunakan bahasa

Indonesia dengan dicampur-campur bahasa inggris seperti OK, No problem dan Yes’, bahkan

kata-kata makian (umpatan) sekalipun yang sering kita dengar di film-film barat, sering

xxv
diucapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata ini disebarkan melalui media TV dalam film-

film, iklan dan sinetron bersamaan dengan disebarkannya gaya hidup dan fashion . Gaya

berpakaian remaja Indonesia yang dulunya menjunjung tinggi norma kesopanan telah berubah

mengikuti perkembangan jaman. Ada kecenderungan bagi remaja putri di kota-kota besar

memakai pakaian minim dan ketat yang memamerkan bagian tubuh tertentu. Budaya perpakaian

minim ini dianut dari film-film dan majalah-majalah luar negeri yang ditransformasikan kedalam

sinetron-sinetron Indonesia . Derasnya arus informasi, yang juga ditandai dengan hadirnya

internet, turut serta `menyumbang` bagi perubahan cara berpakaian. Pakaian mini dan ketat telah

menjadi trend dilingkungan anak muda. Salah satu keberhasilan penyebaran kebudayaan Barat

ialah meluasnya anggapan bahwa ilmu dan teknologi yang berkembang di Barat merupakan

suatu yang universal. Masuknya budaya barat (dalam kemasan ilmu dan teknologi) diterima

dengan `baik`. Pada sisi inilah globalisasi telah merasuki berbagai sistem nilai sosial dan budaya

Timur (termasuk Indonesia ) sehingga terbuka pula konflik nilai antara teknologi dan nilai-nilai

ketimuran.

E. TINDAKAN YANG MENDORONG TIMBULNYA GLOBALISASI KEBUDAYAAN DAN

CARA MENGANTISIPASI ADANYA GLOBALISASI KEBUDAYAAN

Peran kebijaksanaan pemerintah yang lebih mengarah kepada pertimbangan-

pertimbangan ekonomi daripada cultural atau budaya dapat dikatakan merugikan suatu

perkembangan kebudayaan. Jennifer Lindsay (1995) dalam bukunya yang berjudul ‘Cultural

Policy And The Performing Arts In South-East Asia’, mengungkapkan kebijakan kultural di Asia

Tenggara saat ini secara efektif mengubah dan merusak seni-seni pertunjukan tradisional, baik

melalui campur tangan, penanganan yang berlebihan, kebijakan-kebijakan tanpa arah, dan tidak

ada perhatian yang diberikan pemerintah kepada kebijakan kultural atau konteks kultural. Dalam

pengamatan yang lebih sempit dapat kita melihat tingkah laku aparat pemerintah dalam

menangani perkembangan kesenian rakyat, di mana banyaknya campur tangan dalam

menentukan objek dan berusaha merubah agar sesuai dengan tuntutan pembangunan. Dalam

xxvi
kondisi seperti ini arti dari kesenian rakyat itu sendiri menjadi hambar dan tidak ada rasa seninya

lagi. Melihat kecenderungan tersebut, aparat pemerintah telah menjadikan para seniman

dipandang sebagai objek pembangunan dan diminta untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan

simbol-simbol pembangunan. Hal ini tentu saja mengabaikan masalah pemeliharaan dan

pengembangan kesenian secara murni, dalam arti benar-benar didukung oleh nilai seni yang

mendalam dan bukan sekedar hanya dijadikan model saja dalam pembangunan. Dengan

demikian, kesenian rakyat semakin lama tidak dapat mempunyai ruang yang cukup memadai

untuk perkembangan secara alami atau natural, karena itu, secara tidak langsung kesenian rakyat

akhirnya menjadi sangat tergantung oleh model-model pembangunan yang cenderung lebih

modern dan rasional. Sebagai contoh dari permasalahan ini dapat kita lihat, misalnya kesenian

asli daerah Betawi yaitu, tari cokek, tari lenong, dan sebagainya sudah diatur dan disesuaikan

oleh aparat pemerintah untuk memenuhi tuntutan dan tujuan kebijakan-kebijakan politik

pemerintah. Aparat pemerintah di sini turut mengatur secara normatif, sehingga kesenian Betawi

tersebut tidak lagi terlihat keasliannya dan cenderung dapat membosankan.

Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak dikehendaki terhadap keaslian dan

perkembangan yang murni bagi kesenian rakyat tersebut, maka pemerintah perlu mengembalikan

fungsi pemerintah sebagai pelindung dan pengayom kesenian-kesenian tradisional tanpa harus

turut campur dalam proses estetikanya. Memang diakui bahwa kesenian rakyat saat ini

membutuhkan dana dan bantuan pemerintah sehingga sulit untuk menghindari keterlibatan

pemerintah dan bagi para seniman rakyat ini merupakan sesuatu yang sulit pula membuat

keputusan sendiri untuk sesuai dengan keaslian (oroginalitas) yang diinginkan para seniman

rakyat tersebut. Oleh karena itu pemerintah harus ‘melakoni’ dengan benar-benar peranannya

sebagai pengayom yang melindungi keaslian dan perkembangan secara estetis kesenian rakyat

tersebut tanpa harus merubah dan menyesuaikan dengan kebijakan-kebijakan politik.

xxvii
Globalisasi informasi dan budaya yang terjadi menjelang millenium baru seperti saat ini adalah

sesuatu yang tak dapat dielakkan. Kita harus beradaptasi dengannya karena banyak manfaat yang

bisa diperoleh. Harus diakui bahwa teknologi komunikasi sebagai salah produk dari modernisasi

bermanfaat besar bagi terciptanya dialog dan demokratisasi budaya secara masal dan merata.

Globalisasi mempunyai dampak yang besar terhadap budaya. Kontak budaya melalui media

massa menyadarkan dan memberikan informasi tentang keberadaan nilai-nilai budaya lain yang

berbeda dari yang dimiliki dan dikenal selama ini. Kontak budaya ini memberikan masukan yang

penting bagi perubahan-perubahan dan pengembangan-pengembangan nilai-nilai dan persepsi

dikalangan masyarakat yang terlibat dalam proses ini. Kesenian bangsa Indonesia yang memiliki

kekuatan etnis dari berbagai macam daerah juga tidak dapat lepas dari pengaruh kontak budaya

ini. Sehingga untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap perubahan-perubahan

diperlukan pengembangan-pengembangan yang bersifat global namun tetap bercirikan kekuatan

lokal atau etnis. Globalisasi budaya yang begitu pesat harus diantisipasi dengan memperkuat

identitas kebudayaan nasional. Berbagai kesenian tradisional yang sesungguhnya menjadi aset

kekayaan kebudayaan nasional jangan sampai hanya menjadi alat atau slogan para pemegang

kebijaksanaan, khususnya pemerintah, dalam rangka keperluan turisme, politik dsb. Selama ini

pembinaan dan pengembangan kesenian tradisional yang dilakukan lembaga pemerintah masih

sebatas pada unsur formalitas belaka, tanpa menyentuh esensi kehidupan kesenian yang

bersangkutan. Akibatnya, kesenian tradisional tersebut bukannya berkembang dan lestari, namun

justru semakin dijauhi masyarakat. Dengan demikian, tantangan yang dihadapi oleh kesenian

rakyat cukup berat. Karena pada era teknologi dan komunikasi yang sangat canggih dan modern

ini masyarakat dihadapkan kepada banyaknya alternatif sebagai pilihan, baik dalam menentukan

kualitas maupun selera. Hal ini sangat memungkinkan keberadaan dan eksistensi kesenian rakyat

dapat dipandang dengan sebelah mata oleh masyarakat, jika dibandingkan dengan kesenian

modern yang merupakan imbas dari budaya pop. Untuk menghadapi hal-hal tersebut di atas ada

beberapa alternatif untuk mengatasinya, yaitu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM ) bagi

xxviii
para seniman rakyat. Selain itu, mengembalikan peran aparat pemerintah sebagai pengayom dan

pelindung, dan bukan sebaliknya justru menghancurkannya demi kekuasaan dan pembangunan

yang berorientasi pada dana-dana proyek atau dana-dana untuk pembangunan dalam bidang

ekonomi saja.

xxix
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pengaruh globalisasi disatu sisi ternyata menimbulkan pengaruh yang negatif bagi

kebudayaan bangsa Indonesia . Norma-norma yang terkandung dalam kebudayaan bangsa

Indonesia perlahan-lahan mulai pudar. Gencarnya serbuan teknologi disertai nilai-nilai interinsik

yang diberlakukan di dalamnya, telah menimbulkan isu mengenai globalisasi dan pada akhirnya

menimbulkan nilai baru tentang kesatuan dunia. Radhakrishnan dalam bukunya Eastern Religion

and Western Though (1924) menyatakan “untuk pertama kalinya dalam sejarah umat manusia,

kesadaran akan kesatuan dunia telah menghentakkan kita, entah suka atau tidak, Timur dan Barat

telah menyatu dan tidak pernah lagi terpisah. Artinya adalah bahwa antara barat dan timur tidak

ada lagi perbedaan. Atau dengan kata lain kebudayaan kita dilebur dengan kebudayaan asing.

Apabila timur dan barat bersatu, masihkah ada ciri khas kebudayaan kita? Ataukah kita larut

dalam budaya bangsa lain tanpa meninggalkan sedikitpun sistem nilai kita? Oleh karena itu perlu

dipertahanan aspek sosial budaya Indonesia sebagai identitas bangsa. Caranya adalah dengan

penyaringan budaya yang masuk ke Indonesia dan pelestarian budaya bangsa. Bagi masyarakat

yang mencoba mengembangkan seni tradisional menjadi bagian dari kehidupan modern, tentu

akan terus berupaya memodifikasi bentuk-bentuk seni yang masih berpolakan masa lalu untuk

dijadikan komoditi yang dapat dikonsumsi masyarakat modern. Karena sebenarnya seni itu indah

dan mahal. Kesenian adalah kekayaan bangsa Indonesia yang tidak ternilai harganya dan tidak

dimiliki bangsa-bangsa asing. Oleh sebab itu, sebagai generasi muda, yang merupakan pewaris

budaya bangsa, hendaknya memelihara seni budaya kita demi masa depan anak cucu.

1. Globalisasi merupakan suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam berbagai bidang

kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas-batas yang mengikat secara nyata,

sehingga sulit untuk disaring atau di kontrol.

xxx
2. Bahwa proses terjadinya globalisasi dalam aspek sosial terjadi dengan cara melalui media

televise baik secara langsung maupun tidak langsung, serta melalui interaksi yang terjadi

dimasyarakat

3. Bahwa dampak yang ditimbulkan era globalisasi pada aspek sosial yaitu terjadi perubahan

ciri kehidupan masyarakat desa yang tadinya syarat dengan nilai-nilai gotong royong

menjadi individual, serta sifat ingin selalu instant pada diri seseorang.

4. Bahwa penanggulangan pada dampak era globalisasi pada aspek sosial diantaranya

diadakannya pembangunan kualitas manusia, pemberian lifeskill, memberikan sikap hidup

yang global dan menumbuhkan wawasan, identitas rasional serta menciptakan pemerintahan

yang transparan dan demokratis.

B. SARAN – SARAN

Dari hasil pembahasan diatas, dapat dilakukan beberapa tindakan untuk mencegah

terjadinya pergeseran kebudayaan yaitu : 1. Pemerintah perlu mengkaji ulang perturan-peraturan

yang dapat menyebabkan pergeseran budaya bangsa 2. Masyarakat perlu berperan aktif dalam

pelestarian budaya daerah masing-masing khususnya dan budaya bangsa pada umumnya 3. Para

pelaku usaha media massa perlu mengadakan seleksi terhadap berbagai berita, hiburan dan

informasi yang diberikan agar tidak menimbulkan pergeseran budaya 4. Masyarakat perlu

menyeleksi kemunculan globalisasi kebudayaan baru, sehingga budaya yang masuk tidak

merugikan dan berdampak negative. 5. Masyarakat harus berati-hati dalam meniru atau

menerima kebudayaan baru, sehingga pengaruh globalisasi di negara kita tidak terlalu

berpengaruh pada kebudayaan yang merupakan jati diri bangsa kita.

xxxi
DAFTAR PUSTAKA

1. Kuntowijoyo, Budaya Elite dan Budaya Massa dalam Ecstasy Gaya Hidup: Kebudayaan Pop

dalam Masyarakat Komoditas Indonesia, Mizan 1997.

2. Sapardi Djoko Damono, Kebudayaan Massa dalam Kebudayaan Indonesia: Sebuah Catatan

Kecil dalam Ecstasy Gaya Hidup: Kebudayaan Pop dalam Masyarakat Komoditas

Indonesia, Mizan 1997.

3. Fuad Hassan. “Pokok-pokok Bahasan Mengenai Budaya Nusantara Indonesia”. Dalam

http://kongres.budpar.go.id/news/article/Pokok_pokok_bahasan.htm, didownload 7/15/04.

4. Koenjaraningrat. 1990. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia.

5. Adeney, Bernard T. 1995. Etika Sosial Lintas Budaya. Yogyakarta: Kanisius. Al-Hadar

Smith, “Syariah dan Tradisi Syi’ah Ternate”, dalam http://alhuda.or.id/rub_budaya.htm,

didown load 7/15/04.

xxxii

Anda mungkin juga menyukai