Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

GEOGRAFI SOSIAL
"Konsep Dan Defenisi Geografi Sosial Dan Hubungannya Dengan Geografi Sosial"

Dosen Pengampuh : Dra. Novida Yenny

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Erwan Syahputra

Joe Eralda Nasea Zebua

Yohanes Napitupulu

Tanya Bianca

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur krhadirat Allah Swt.yg mana pada hari ini kita masih diberikan nikmat
dan hidahnya sehingga kita dapat hadir di kampus yg kita cintai ini yaitu Universitas Negeri
Medan
Sholawat berangkaikan salam kita beri hadiahkan kepada junjungan nabi besar islam
Muhammad SAW. Semoga kita mendapatkan syafa'atnya di yaumul mashyar
kelak.Aamiin...Aamiin..ya rabbal Alamiin..
Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih kepada pengarang buku ini yang telah
membantu saya dalam proses penyelesaian tugas ini.Kemudian saya mengucapkan terima
kasih juga kepada Dosen Pengampuh Geografi Sosial Ibu Dra. Novida Yenny Karena telah
mau menerima dan membaca sekaligus mengkritik tugas makalah kelompok kami..Ucapan
Terima kasih juga kepada teman-teman mau berpartisipasi dalam proses Presentase hasil
makalah kami. Kemudian Apabila ada kritikan yang membangun kami terima dengan senang
hati.
Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi kami sendiri dan umumnya buat teman-
teman sekalian.

14 Februari 2020

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................5
C. Tujuan...........................................................................................................................................5
D. Manfaat.........................................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
1. Konsep Geografi Sosial.................................................................................................................5
2. Defenisi Geografi Sosial................................................................................................................6
3. Hubungan Geografi Sosial.............................................................................................................7
BAB III............................................................................................................................................8
PENUTUP.......................................................................................................................................8
A. Kesimpulan...................................................................................................................................8
B. Saran.............................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fenomena geosfer merupakan kajian geografi yang terdiri dari fisik dan sosial. Ilmu
pengetahuan yang selalu berkembang dibutuhkan referensi untuk peninjuan kajian yang tidak
akan pernah selesai. Demikian pula Geografi sosial yang menilik objek material dan objek
formal geografi dari perspektif sosial. Secara konseptual aktivitas m,anusia dalam ruang
merupakan kajian utama geografi sosial, yang mempelajari relasi, interelasi dan serta intraksi
antara manusia dan lingkungan alam. Mengkaji nilai-nilai dan aktivitas budaya, struktur
kemasyarakatan yang mendukung dan menghambat pemanfaatan sumber daya alam dan
lingkungan hidup sebagai penyangga kehidupan berbasis pendekatan geografi.
Fenomena aktivitas manusia dalam ruang berpotensi menjaga maupun mengancam
kelestarian alam sebagai penyangga kehidupan. Bila alam tidak lestari niscaya keberadaan
manusia juga tetancam punah. Secara praktis obyek material dan formal geografi sosial
digunakan sebagai upaya pemecahan masalah secara keruangan dengan mengutip
pertanyaan-pertanyaan fundamental dan sentral : where is it? why is it there? dan what
follow from it being there?(Haryono, 2005).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan geografi sosial ?
2. Bagaimana konsep Geografi Sosial ?
3. Bagaimana hubungannya antara defenisi dan konsep Geografi sosial ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi Geografi Sosial
2. Untuk mengetahui Konsep Geografi sosial
3. Untuk mengetahui hubungannya antara defenisi dan konsep Geografi Sosial

D. Manfaat
1. Untuk menambah wawasan tentang Geografi Sosial
2. Sebagai salah satu pedoman yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan
3. Sebagai bahan ajaran untuk menegembangkan pola pikir tentang bersosial dalam
kehidupan

BAB II

PEMBAHASAN

1. Konsep Geografi Sosial

Geografi sosial merupakan salah satu dari sejumlah ilmu yang sama mempelajari
bumi. Karakteristik Geografi sebagai ilmu nampak dari sasaran kajiannya yang khas disebut
sebagai obyek material dan obyrk formal. Obyek material berkaitan dengan substansi yang
dikaji yaitu fenomena Geosfer, sedangkan obyek formal berkaitan pendekatan (approach)
yang digunakan dalam menganalisis substansi (obyek material) tersebut, yaitu pendekatan
keruangan (spatial approach),kelingkungan (ecological approach), dan kompleks wilayah
( complex approach). Pengkajian obyek material dibagi atas geografi alam/fisik (physical
geography) dan geografi manusia (human geography), namun keduanya secara holistik
mengkaji fenomena geosfer.

Di akhir abad ke-19 geografi sebagai dpandang sebagai ilmu yang melukiskan gejala
dan sifat-sifat permukaan bumi dan opendudknya disusun menurut letaknya dan
menerangkan adanya hubungan timbal balik gejala-gejala dan sifat-sifat antar keduanya. Para
perkembangannya geografi merupakan studi tentang deferensisasi area enomena yang
bertautan di muka bumi dalam arti pentingnya bagi manusia. dEfenisi yang sederhana yaitu
sebagai suatu studi tentang variasi keruangan di muka bumi, yang secara lengkap
dikemukakan bahwa geografi merupakan disiplin ilmu yang menganalisis variasi jkeruangan
dalam artian kawasan-kawasan (region) dan hubungan-hubungan antara variabel keruangan.

Bagian dari geografi antroposfer adalah geografi sosial,berupaya memahami


bagaimana lingkungan alam menentukan dan memaksa tingkah laku manusia mengubah
bentuk fisik. Dikatakan oleh Suharyono (2005), bahwa pakar geografi sekarang
menggunakan istilah "manusia-lingkungan" untuk menjelaskan tradisi ini. Hubungan
manusia-alam merupakan pendekatan kologo telah melahirkan environmentalism dalam
memahami perubahan lingkungan global.
2. Defenisi Geografi Sosial

Defenisi Geografi Sosial Menurut Para Ahli :.

Menurut Bintarto(1968), geografi sosial adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan
pengaruh tombal balik antara penduduk dengan kedaan alam serta aktivitas dan usaha dalam
menyesuaikan dan menguasai keadaan alam demi kemakmuran dan kesejahteraan. Sequensi
tindakan diawali masa beradaptasi, memanfaatkan, dan menguasai.

Watson (1957), Geografi Sosial adalah suatu identifikasi daerah (region) yang
berdasarkan himpunan gejala sosial hubungannya dengan lingkungan secara keseluruhan.
Penekanannya terletak pada gagasan karakteristik unik masing-masing wilayah hasil
eksplorasi manusia setempat terhadap alam.

Phal (1965), Geografi sosial adalah studi tentang pola dan proses sosial penduduk
dalam ruang tertentu. Menekankan pada orientasi sosiologi, dimana latar keruangan hanya
berfungsi sebagai kerangka dalam analisis sosial. Manusia memegang peranan penting tas
keberlanjutan alam.

Buttimer (1968), Geografi sosial adalah studi tentang pola keruangan dan hubungan
fungsional kelompok masyarakat dalam konteks lingkungan sosial mereka, struktur internal
dan relasi eksternal dari kegiatan penduduk antar desa/kota beserta bverbagai jalur
komunikasinya. Memfokuskan perhatiannya kepada arti lingkungan bagi kelompok dan
aktivitas mereka pada lingkungan tersebut.

Jones (1975), Geografi bidang sosial bertugas mengetahui pola-pola yang timbul dari
kelompok masyarakat yang memanfaatkan ruang, dan mengetahui proses pembentukan dan
proses perubahan pola-pola tersebut yang dipengaruhi oleh eksistensi kelompok masyarakat.

Struktur keilmuan dan kedudukannya menurut (Sumaatmadja,1981), Geografi sosial


merupakan cabang geografi manusia menstudi aspek keruangan dari karakteristik pendudk,
organisasi sosial, unsur kebudayaan, kemasyarakatan (Banowati,2011).

Berdasarkan defenisi diatas, Geografi Bidang sosial mengkaji antroposfer sebagai


bagian fenomena geosfer dalam satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari obyek material
geografi. Hingga saat ini kajian tersebut penekanannya pada aktivitas manusia dalam ruang
melalui relasi, interelasi, dan interaksi yang menghasilkan karakteristik tertentu.

Geografi sosial adalah bagian dari ilmu geografi yang mempelajari hubungan dan pengaruh
timbal balik antara penduduk dfan keadaan alam, serta aktivitas dari usaha manusia dalam
menyesuaikan dengan keadaan alam demi kemakmuran dan kesejahteraan hidupnya.
Geografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari persamaan dan oerbedaan gejala
alam dan kehidupan di muka bumi (gejala geosfer) serta interaksi antara manusia dan
lingkungannya dalam konteks keruangan dan kewilayahan

3. Hubungan Geografi Sosial


Berdasarkan sejarahnya, geografi sosial berhubungan erat dengan geografi manusia
yang diajarkan di mahdzab prancis pada awal abad 20. Kecendrungan baru terjadi ketika Paul
Vidal de la Blache menekankan pentingnya hubungan manusia-lingkungan dan bermaknanya
unsur-unsur sosial dan budaya falsafah hidup atau cara hidup masyarakat di ruang (daerah )
tetentu yang unik, berbeda dengan daerah lain. Blache dan para pengikutnya menunjukkan
bagaimana "kepribadian" daerah itu merupakan hasil dari cara masyrakat mengeksplor
sumberdaya alamnya, bagaimana masyarakat itu berreaksi terhadap habitatnya (tempat
hidup), dan bagaimana manusia mengorganisasikan dirinya sendiri dan klompok merupakan
suatu hasil hasil dari kebudayaan.

Kajian tentang aktivitas manusia yang menenkankan pada perlengkapan material


manusia dan pegaruh kerja manusia terhadap bentang alam disebut "geografi budaya"
(cultural gography), memberikan pemahaman tentang kehidupan keseharian masyarakat dari
zaman prasejarah dalam pembentukan wilayah irlandia. Kajian geografi sosial dipersamakan
dengan geografi budaya yakni berkenaan dengan unsur-unsur budaya material yang
mencirikan suatu daerah melalui aktivitas manusia diruang geraknya oleh Bintarto (1983)
dikatakan sebagai menganalisis bentuk serta mempelajari corak yang khas mengenai
penghidupan di permukaan bumi. Meluasnya kawasan budaya (cultural regions) sejalan
dengan perkembangan dan pengetahuan manusia dan akibat dari kemampuan manusia
mengolah alam. Hla tersebut berkaitan dengan penyesuaian diri manusia terhadap lingkungan
disebut sebagai transformasi bentang alam kedalam bentang budaya.

Kedudukan geografi sosial dalam studi geografi non fisik disebut


antropogeografi,berfokus sebagai studi geografi sosial mempelajarai bagaimana manusia
beradaptasi dengan wilayahnya dan manusia lain. Geografi sosial memiliki dua pengertian
yaitu dalam arti luas merupakan bagian studi yang mengkaji masyarakat dalam ruang
permukaan bumi, sedangkan dalam arti sempit kedudukannya setara/sama dengan geografi
ekonomi, geografi penduduk, dan geografi politik.

Proses, pada ruang terjadi kehidupan atau proses sosial yaitu tindakan manusioa
dalam beradaptasi dan memanfaatkan lingkungan, kaitannya dengan relasi, interelasi dan
interaksi. Proses sosial yang bersifat mikro menekankan pada kegiatan individu dan
kelompok kecil masyarakat secara umum. Benteng sosial dapat diartikan sebagai sekelompok
penduduk hidup dalam suatu wilayah atau tempat tertentu dan mempunyai gagaan sama dan
ligkungannya.

Pada wilayahyang luas, dengan kondisi geografis yang berbeda-beda tejadilah


berbagai macam kegiatan sosial-ekonomi maupun sosio-kultur, sehingga terbenukl;ah
struktur kegiatan atau pekerjaan. Struktur pekerjaan ini mencerminkan nilai-nilai sosial.
Sebaliknya nilai-nilai sosial atau kelompok pekerjaan dapat merupakan keuatan atau menjadi
unsur peubh yang dapat menimbulkan diferensiasi bentang darat. Kondisi demiian berpotensi
memunculkan betang budaya (cultural landscape) seperti permukiman, persawahan,
perkebunan, permukiman tertata, ruko, pertamanan, dan lain-lain mencerminkan tingkat
kemajuan peikirian (development stage) berbasis pemenuhan kebutuhan manusia.

4. Unsur-Unsur Geogarfi Sosial

Manuasia, lingkungan alam, dan relasi, interelasi serta interaksi anatara manusia dan
lingkungan hidup merupakan unsur utama kajian geografi sosial yang melahirkan keragaman
variasi keruangan.

1. Manusia

Manusia menggunakan daya atau kemampuan yan dimilikinya yakni kemampuan


penyesuaian, penguasaan, dan cipta untuk memanfaatkan lingkungan alam bagi keentngan
hidupnya dalm mencapai kemakmuran. Manusia dapat berfungsi sebagai individu dan
masyarakat. Individu dan masyarakat komplementer satu sama lain, karena dalam
kenyataannya individu dipengaruhi oleh masyarakat bahkan dapat menyebabkan perubahan
masyarakat. Jadi manusia sebagai individu adalah bagian dari kelompok masyarakat karena
secara kodrat manusia mempunyainsifat dinamis. Sebagai contoh adalah poenduduk kota
dapat memenuhi kebutuhan pangan karena adanya pasokan bahkan pangan dari desa
mayoritas pendudknya bermatapencaharian di sektor agraris. Demikian halnya pencukupan
peralatan pertanian umumnya dibuat oleh pabrik yng berada di kota maupoun pinggiran kota.

Masyarakat merupakan kumpulan manusia yang hidup bersama, manusia sebagai


anggota masyarakat. Masyarakat adalah kumpulan individu dan terbagi dalam kelompom-
kelompok menematkan individu sebagai anggota masyarakat, yang sadar bahwa dirinya
sebagai bagian dari kelompok; mereka berhubungan satu sama lain; secara bersama memiliki
faktor yang sama, dan mempunyai kaedah yang disepakati bersama.

Komunitas (community), merupakan paguyuban kebersamaan serta adanya rasa


sentimental dan dibatasi oleh danya lokalitas atau lokalisasi yang berkaitan dengan ruang atau
lingkungan. Komunitas dapat diklasifikasikan dengan kriteria antara lain : julah penduduk,
luas wilayah, kekyaan dan kepadatan penduduk, serta fungi khusus msyarakat setempat,
organisasi masyarakat setempat.

2. Lingkungan Alam

Lingkungan alam merupakan tempat kediaman dan hidup manusia, alam


menyediakan berbagai kemungkinan bagi kehidupan manusia. Pada skala tertentu alam
mempunyai sifat relatif statis karena perubahan alam terjadi secara perlahan sedikit demi
sedikit dalam waktun yang lama hingga seolah tidak ada perubahan. Namun peristiwa
tektonisme memahamkan kepada manuia bahwa manusia bersifat dinamis. Lingkungan alam
tersebut mencakup komponen lokal gepografis, topografi atau relief, struktur geologi, ikoim
tanah, tumbuh-tumbuhan, dan hewan.
Topogarfi /relief adalah keadaan tinggi-rendah lahan atau permukaan bumi beserta
kemiringannya. Topografi lahan bisa berupa dataran rendah/tinggi, bergelombang dan
sebagainya. Konisi topografi setempat berpengaruh pada aktivitas manusia yang ditimbulkan
karena adanya usaha adaptasi dan pemanfaatan lingkungan untuk mempertahankan
kehidupan.

3. Relasi, Interelasi dan Interaksi antar Manusia dan Alam

Relasi, interelasi dan interaksi antar manusia dan lingkungan alam dapat
menimbulkan gejala akibat yang merupakan rangkaian peristiwa satu dengan lain saling
meneangkan yang di dalamnya terdapat unsur sebab akibat (unsur kausalitas).

Interelasi merupakan suatu hubungan saling terkait dalam ruang antara gejala yang
satu dengan gejala yang lain. Pada kajian ini digunakan utuk melihat pola hubungan antara
satu gejala dengan gejala lainnya, meliputi hubungan antara: faktor fisik dengan faktor fisik
lainnya, faktor fisik dengan faktor manusia, faktor manusia dengan faktor manusia
lainnya.Pola hubungan antara gejala dan fakta geografi pada suatu ruang dapat diketahui
karakteristik melalyui analisis secara kuantitatif dan atau kualitatif.

Beberapa akibatnya antara lain: terjadinya gerakan penduduk (population movement),


misalnya adanya perpindahan penduduk (migrasi,urbanisasi),dan perubahan secara horizontal
dan vertikal. Keputusan orang menentukan untuk berpindah tentunya telah
mempertimbangkan tentang keadaan atau kondisi daerah asal ( ada hal yang positif ada juga
hal yang negatif). Jika menurut pertimbangannya daerah tujuan lebuh banyak hal-hal yang
pisitif orang baru mempertimbangkan keugkinan untuk pindah. Pada kenyataan ruang di
permukaan bumi terdapat daerah-daerah yang dihuni manuisa, namun ada pula yang tidak
dihuni oleh manusia. Contoh daerah yang subur, iklim menyenangkan umumnya
berpenduduk padat. Sebaliknya pada tempat0tempat yang ekstrem kondisi alamnya tidak
dihuni atau jika dihuni penduduknya sangat jarang, misal daerah kutub yang sangat dingin,
daerah pegunungan yang sangat tinggi, daerah gurun yang sangat kering, dan lain-lain.
Nampak pula adanya aneka kegiatan penduduk, ini juga berkaitan dengan keadaan
daerahnya, misalnya di dataran rendah yang tanahnya subur, air cukup manusia dan
beaktivitas di bidang pertanian, di daerah pantai yang landai dan perairannya tenang
kegiatannya sebagai nelayan, dan di kota lebih bervariasi terutama perdagangan, industri, dan
jasa.

Fenomena rumah toko (ruko) maupun rumah kantor (rukan) kini marak terjadi di
indonesia pada satu dasawarsa terakhir. Kondisi demikian dapat dilihat dari perspektif
geografi sosial adalah adanya prinsip efektivitas yang memegang nilai-nilai kepraktisan
pemanfaatan ruang kota, pencukupan kebutuhan penduduk sekitar, menghindari kemacetan
lalu lintas. Tentu saja fenomena tersebut dapat dikaji antar bidang secara sosiologis,
ekonomis, antropologis, geografis, bahkan bidang eksakta maupun bidang teknik.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Geografi sosial memgkaji antroposfer sebagai bagian fenomen geosfer dalam satu
kesatuan yang tidah terpisahkan dari obyek material geografi. Hingga saat ini kajian tersebutp
penekanannya pada aktivitas manusia dalam euang melalui relasi,interelasi dan interaksi yang
menghasilkan karakteristik tertentu.

Tema manusia dalam masyarakat lebih lanjut diungkapkan dalam masyarakat modern
melalui serangkaian studi tentang kehidupan desa dan kota. Pola dan proses sosial timbul dari
persebaran dan keterjangkauan sumber daya yang langka. Berorientasi pada masalah, artinya
geografi sosial harus menangani hasil keruangan sosial (social spatial) dari kelangkaan
persebaran sumber daya yang dapat dimanfaatkan (barang, pelayanan, dan fasilitas di
masyarakat).

Geografi bidang sosial bertugas mengetahui pola-pola yang timbul dari kelompok
masyarakat yang memanfaatkan ruang, dan mengetahui proses pembentukan dan proses
perubahan pola-pola tersebut yang dipengaruhi oleh eksistensi kelompok masyarakat.

B. Saran

1. Pada pembelajaran Geografi Sosial sudah sepantasnyua kita mempelajari tentang


pola-pola kehidupan di masyarakat agar tidak terjadi kekuan individu saat berinteraksi
dengan hubunghan bermasyarakat.
2. Pada buku Geografi Sosial disusun secara teliti dengan sangat baik, tetapi kami
menemukan beberapa kata yang penulisannya kurang tepat. Misalnya sumberdaya,
seharusnya diberi spasi.
3. Pada buku ini seharusnya di tiap sub judul memberikan sebuah gambar atau peta
konsep agar pembaca lebih mudah mengetahui isi dan maksud dan tujuan penulis
buku ini supaya lebih menarik lagi untuk dibaca.
DAFTAR PUSTAKA

Eva Banowati, 2013. Geografi Sosial, Yogyakarta. Unnes.

Anda mungkin juga menyukai