ERISTA RIZKIA
MAGFIRA RAHMADANI
MAYSANDRA MAUDI DENISA
ROY MANUEL SILALAHI
TANYA BIANCA
YOHANNES PANDAPOTAN MAKITUPULU
PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah . Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup
untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.
kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah ini
kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga makalah ini dapat membantu atau
memberikan informasi kepada para oembaca sekalian.
Penulis
Daftar isi
Cover………………………………………….................i
Kata pengantar…………………………………………..ii
Daftar isi………………………………………………..iii
Bab I Pendahuluan………………………………………1
A. Latar belakang…………………………………..…1
B. Rumusan masalah……………………………..…..1
C. Tujuan………………………………………..…….1
Bab II Pembahasan
A. Pengertian mineral penyusun batuan………………2
B. Jeni-jenis mineral.………………..………………...3
C. Mineral penyusun di masing masing batuan………5
Bab III penutup…………………………………..….…..7
A. Kesimpulan………………………………………..7
B. Saran…………………………………………..…..7
Daftar pustaka…………………………………………..8
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Jika kita membicarakan tentang batuan dan mineral, kita akan menemukan banyak fakta
tentang hal tersebut. Tidak hanya itu, contoh batuan maupun mineral yang beragam juga
memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain. Batuan adalah semua bahan yang
menyusun kerak bumi dan merupakan suatu agregat (kumpulan) mineral yang telah
menghablur. Pemakaian batuan pada dasarnya tergantung pada kekhususannya. Tekstur
batuan mengacu pada kenampakan butir-butir mineral yang ada di dalamnya, yang meliputi
tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granularitas, dan hubungan antar butir (fabric).
Jika warna batuan berhubungan erat dengan komposisi kimia dan mineralogi, maka tekstur
berhubungan dengan sejarah pembentukan dan keterdapatannya. Mineral adalah benda padat
yang terbentuk oleh proses anorganik. Tiap mineral memiliki susnan atom yang teratur dan
komposisi kimia tertentu yang memberikan sifat fisik yang spesifik. Mineral merupakan
komponen batuan yang mempunyai komposisi kimia tertentu dengan sifat-sifat fisik yang
khas seperti warna, kilap (luster), kekrasan (hardness), gores (streack), belahan (cleavage),
pecahan (fracture), struktur atau bentuk kristal, berat jenis, sifat dalam (tenacity) dan
kemagnetan. Mineral ini merupakan produk alami dari proses kimia fisika di dalam kerak
bumi. Lebih dari 2000 mineral telah diketahui sampai sekarang ini, dan usaha-usaha untuk
menemukan mineral baru terus dilakukan. Dari jumlah tersebut hanya beberapa yang umum
atau sering dijumpai
B.Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksut mineral penyusun batuan
2. Apa saja mineral penyusun batuan
3. Apa mineral di masing masing batuan
C.Tujuan
1.mengetahui pengertian mineral penyusun batuan
2. mengatahui mineral apa saja yang ada di batuan
3. mengetahui mineralyang terkandung di masing masing batuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Magma mengalami pendinginan pada saat menuju permukaan bumi (baik didalam
permukaan maupun diluar permukaan bumi) sehingga penurunan temperature yang cepat
ataupun lambat itu akan membentuk suatu mineral. Pembentukan ini tergantung pada waktu
yang diperlukan untuk mendinginkan sebuah batuan, semakin lama mineral yang terbentuk
semakin sempurna, batasnya jelas, dan umumnya berukuran besar, sedangkan mineral yang
terbentuk pada waktu yang lebih singkat akan mempunyai bentuk mineral yang lebih kecil
ukurannya dan batas-batas yang kurang jelas.
Pembentukan mineral dalam magma karena penurunan temperatur telah disusun oleh Bowen
(seri reaksi Bowen).
2
Sebelah kiri mewakili mineral-mineral mafik, yang pertama kali terbentuk dalam temperatur
sangat tinggi adalah Olivin. Akan tetapi jika magma tersebut jenuh oleh SiO2 maka
Piroksenlah yang terbentuk pertama kali. Olivin dan Piroksen merupakan pasangan
“Ingcongruent melting” dimana setelah pembentukan Olivin akan bereaksi dengan larutan
sisa membentuk Piroksen. Temperatur menurun terus dan pembentukan mineral berjalan
sesuai dengan temperaturnya. Mineral yang terakhir terbentuk adalah Biotit.
Mineral sebelah kanan diwakili oleh mineral kelompok Plagioklas (mineral felsik). Anorthit
adalah mineral yang pertama kali terbentuk pada suhu yang tinggi dan banyak terdapat pada
batuan beku basa seperti Gabro atau Basalt. Andesin terbentuk pada suhu menengah dan
terdapat pada batuan beku Diorit atau Andesit. Sedangkan mineral yang terbentuk pada suhu
rendah adalah Albit, mineral ini tersebar pada batuan asam seperti Granit dan Riolit. Reaksi
berubahnya komposisi Plagioklas ini merupakan deret “Solid Solution” yang merupakan
reaksi kontinyu, artinya kristalisasi Plagioklas Ca (Anortit) sampai Plagioklas Na (Albit) akan
berjalan terus jika reaksi setimbang.
Mineral sebelah kanan dan sebelah kiri bertemu pada mineral Potasium Feldspar (Orthoklas),
ke Muscovit dan terakhir Kwarsa, maka mineral kwarsa merupakan mineral yang paling
stabil diantara seluruh mineral mafik atau mineral felsik.
B. Jenis-jenis mineral
Mineral utama sebagai penyusun utama pembentuk batuan antara lain:
1. Kuarsa (Quartz)
Mineral ini mempunyai susunan kimia dengan rumus SiO2 dan terhitung mineral
yang banyak sekali tersebar.
Ø Warna asli bening, tetapi karena adanya pengotoran dari unsur lain sehingga mempunyai
banyak warna, biasanya bening atau putih suram
Ø Sistem kristal Prismatic Hexagonal
Ø Tidak mempunyai belahan
Ø Pecahannya conchoidal
Ø Kekerasan: 7 (skala mohs)
Ø Kilap Kaca
Ø Ciri khas: Terdapat garis-garis mendatar pada sisi bidang kristalnya. Biasanya tidak
mempunyai bentuk yang baik, karena merupakan mineral yang menghablur terakhir dari
magma, sehingga terpaksa harus mengisi celah-celah dan rongga-rongga sisi yang terdapat
diantara kristal-kristal dari mineral yang telah terbentuk lebih dahulu.
2. Feldspar
Merupakan golongan mineral yang paling umum dijumpai di dalam kulit bumi sebagai
Silikat dari Alumina dengan Kalium, Natrium, dan Kapur.
3
Ø Sistem Monoklin/Triklin
Ø Belahan 2 arah
Ø Kekerasan 6
Ø Warna dari putih sampai merah muda
Ø Kilap gelas
Ø Terbagi atas 2 golongan, yaitu:
a. Potassium Feldspar (K Al Si3O8)
Terdiri dari mineral ortoklas, mikrolin dan sanidin adularis. Warnanya putih, pucat
atau merah daging. Kilat seperti kaca, bidang belahan baik, tidak ada striasi (garis-garis
paralel yang lembut). Contohnya: Ortoklas (KALSiO2), sebagai sumber utama unsur K
(Kalium) dalam tanah, umumnya berwarna abu-abu, kemerahan, belahan dua arah, kekerasan
6, bersifat asam, sistem Kristal monoklin.
3. Mika
Ø Sistem Monoklin
Ø Kekerasan 2-2.5
Ø Warna putih, hijau, coklat, kuning
Ø Belahan sempurna 1 arah (berlembar)
Ada tiga macam, yaitu muscovit, biotit, dan phlogopit.
1). Muscovit, disebut juga mika putih. Rumus kimianya KAl(OH) 2(Al Si3O10).
Mudah dikenal, karena sifatnya yang mudah dibelah-belah dalam helaian-helaian yang sangat
tipis, transparan dan fleksibel, tidak berwarna, abu-abu, kehijauan atau coklat muda, kilap
vitreum, kekerasan 2-3.
2). Biotit disebut juga Mika hitam, dengan rumus kimia K2(Mg, Fe)2 (OH)2Al Si3O8.
Mudah terbelah dalam satu arah dan biasanya berbentuk segi enam, tidak transparan,
fleksibel. Warna: hitam hingga coklat tua, kilap vitrous, kekerasan 2,5 - 3.
3). Phlogopit disebut juga mika coklat. Tidak banyak dijumpai.
4
4. Amfibol
Amphibole adalah kelompok mineral silikat yang berbentuk prismatik atau kristal
yang menyerupai jarum
Ø Sebagian besar terdiri dari mineral Hornblende
Ø Susunan kimianya Ca2(MgFeA1)3(OH) 2 (SiA14O11) 2
Ø Sistem Kristal monoklin
Ø Berbentuk prismatik, biasanya berisi kelipatan tiga, agak panjang dengan belahan dua arah
menyudut kira-kira 900
Ø Warna : coklat tua hingga hitam.
Ø Kekerasan 5-6
5. Piroksen
Terutama terdiri dari mineral Augit.
Ø Berbentuk prismatik pendek berisi kelipatan 4 dengan belahan 2 arah menyudut.
Ø Sistem Monoklin
Ø Pyroxen adalah senyawa yang kompleks dari Calsium, Magnesium, Ferum, dan Silikat
Ø Warna coklat tua hingga hitam.
Ø Kekerasan 5 - 8.
Ø Mineral golongan ini antara lain : Enstatit, Hypersten, Diopsid, dan yang paling banyak
terdapat ialah Augit dengan rumus kimia Ca (MgFe) (SiO3)2 (AlFe)2 O3.
6. Olivin
Olivine adalah kelompok mineral silikat yang tersusun dari unsur besi (Fe) dan
magnesium (Mg).
Ø Susunan kimia (FeMg)2SiO4.
Ø Sistem Orthorombik
Ø Berwarna hijau atau kuning kecoklatan
Ø Kilap kaca
Ø Pada umumnya terdapat dalam batu Basalt dan Gabro.
Ø Olivin membentuk kristal yang ideal, karena terbentuk pertama-tama dari magma.
Ø Biasanya berbutir halus dan granular.
Ø Pecahan concoidal (seperti kerang).
Ø Kekerasan 6,5 - 7.
7. Kalsit
Ø Mineral ini berwarna putih, sering ada pengotoran
Ø Mempunyai belahan 3 arah
Ø Susunan kimianya CaCO3
Ø Sistem Rhombohedral
4
C. Mineral penyusun di masing-masing batuan
Untuk menentukan komposisi mineral pada batuan beku, cukup dengan mempergunakan
indeks warna dari batuan kristal. Atas dasar warna mineral sebagai penyusun batuan beku
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
• Mineral felsik, yaitu mineral yang berwarna terang, terutama terdiri dari mineral kwarsa,
feldspar, feldspatoid dan muskovit.
• Mineral mafik, yaitu mineral yang berwarna gelap, terutama biotit, piroksen, amphibol dan
olivin.
Batuan beku dapat diklasifikasikan berdasarkan cara terjadinya, kandungan SiO2, dan indeks
warna. Dengan demikian dapat ditentukan nama batuan yang berbeda-beda meskipun dalam
jenis batuan yang sama, menurut dasar klasifikasinya.
Klasifikasi berdasarkan cara terjadinya, menurut Rosenbusch (1877-1976) batuan beku dibagi
menjadi:
• Effusive rock, untuk batuan beku yang terbentuk di permukaan.
• Dike rock, untuk batuan beku yang terbentuk dekat permukaan.
• Deep seated rock, untuk batuan beku yang jauh di dalam bumi. Oleh W.T. Huang (1962), jenis
batuan ini disebut plutonik, sedang batuan effusive disebut batuan vulkanik.
Klasifikasi berdasarkan kandungan SiO2 (C.L. Hugnes, 1962), yaitu:
• Batuan beku asam, apabila kandungan SiO2 lebih dari 66%. Contohnya adalah riolit.
• Batuan beku intermediate, apabila kandungan SiO2 antara 52% - 66%. Contohnya adalah dasit.
• Batuan beku basa, apabila kandungan SiO2 antara 45% - 52%. Contohnya adalah andesit.
• Batuan beku ultra basa, apabila kandungan SiO2 kurang dari 45%. Contohnya adalah basalt.
Klasifikasi berdasarkan indeks warna ( S.J. Shand, 1943), yaitu:
• Leucoctaris rock, apabila mengandung kurang dari 30% mineral mafik.
• Mesococtik rock, apabila mengandung 30% - 60% mineral mafik.
• Melanocractik rock, apabila mengandung lebih dari 60% mineral mafik.
Sedangkan menurut S.J. Ellis (1948) juga membagi batuan beku berdasarkan indeks
warnanya sebagai berikut:
• Holofelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna kurang dari 10%.
• Felsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 10% sampai 40%.
• Mafelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 40% sampai 70%.
• Mafik, untuk batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%.
Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan
bentuk butitan yang bersudut
Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm
dengan bentuk butiran yang membudar
Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm sampai 1/16
mm
Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm sampai
1/256 mm
Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari 1/256
mm
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Mineral Pembentukan Batuan sendiri adalah mineral-mineral yang menyusun suatu
batuan sehingga batuan sendiri dapat diartikan sebagai sebuah benda padat yang
terdiri dari berbagai macam mineral, namun terdapat juga batuan yang hanya terdiri
dari satu mineral saja, contohnya Dunit yang tersusun dari satu mineral yaitu Olivin.
Mineral penyusun batuan terdiri atas Kuarsa (Quartz), Feldspar, Mika, Amfibol,
Piroksen, Olivin, dan kalsit. Sedangkan untuk penyusun mneral di masing masing
batuan berbeda
B.Penutup
Penulis menyadari makalah masih jauh dari kata sempurna dan minimnya sumber
yang didapat. Maka penulis selalu menerima saran dan masukan dari para pembaca
sekalian agar kedepannya dapat lebih baik lagi.
7
Daftar pustaka