Anda di halaman 1dari 26

BAB NENEK MOYANG BANGSA

INDONESIA DAN JALUR REMPAH


3
TUJUAN PEMBELAJARAN
PROFIL PELAJAR 1. Peserta didik juga dapat memahami konsep dasar
PANCASILA asal usul nenek moyang dan jalur rempah
2. Peserta didik mampu menganalisis manusia dalam
asal usul nenek moyang dan jalur rempah;
Bernalar Kritis:
3. Peserta didik mampu menganalisis asal usul nenek
moyang dan jalur rempah dalam ruang lingkup lokal,
Peserta didik akan
nasional, dan global
mengembangkan
4. Peserta didik mampu menganalisis asal usul nenek
kemampuan bernalar
moyang dan jalur rempah dalam dimensi masa lalu,
kritis dan mandiri dalam
masa kini, dan masa Depan
menyelesaikan masalah
5. Peserta didik mampu menganalisis asal usul nenek
moyang dan jalur rempah dari pola perkembangan,
perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan
6. Peserta didik mampu menganalisis asal usul nenek
moyang dan jalur rempah secara diakronis
(kronologi) maupun sinkronis

APERSEPSI
Amatilah gambar berikut. Setelah itu kerjakan tugas yang menyertainya!
Sumber : https://s.id/1byKh
Gambar di atas adalah ilustrasi dari sebuah kelompok manusia purba yang diperkirakan
pernah hidup sekitar 1,5 juta tahun yang lalu di wilayah Indonesia sekarang. Rumuskanlah
beberapa pertanyaan tentang kehidupan awal manusia pada saat itu!
1. .......................................................................................................................................
.....
2. .......................................................................................................................................
.....
3. .......................................................................................................................................
.....
4. .......................................................................................................................................
.....
Dan seterusnya.
Lalu pilihlah pertanyaan-pertanyaan yang paling berkaitan dengan awal kehidupan
manusia Indonesia. Selanjutnya jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut berdsarkan
pengetahuan kalian!

A. PENGERTIAN PRA AKSARA


36
Zaman praaksara atau zaman prasejarah adalah zaman manusia belum
mengenal tulisan. Zaman praaksara juga disebut zaman nirleka, yang berarti zaman
ketika tulisan belum ditemukan (nir = tidak; leka = tulisan aksara). Zaman Praaksara
dimulai sejak manusia ada di muka bumi sampai dengan saat manusia mengenal
tulisan. Sejarah dan praaksara berbicara mengenai peristiwa atau kejadian yang
berlangsung pada masa lalu. Perbedaannya, sejarah meninggalkan bukti-bukti
tertulis, sedangkan praaksara meninggalkan bukti-bukti yang tidak menorehkan
tulisan. Sumber utama zaman pra sejarah adalah benda berupa fosil dan artefak.
1. Fosil adalah sisa makhluk hidup baik berupa binatang, tumbuhan maupun manusia
yang telah membatu.
2. Artefak adalah alat-alat yang dipergunakan manusia purba.
3. Manusia purba adalah manusia yang hidup pada zaman pra sejarah.

B. PEMBABAGAN MASA PRA AKSARA BERDASARKAN GEOLOGI

Geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi secara keseluruhan, berdasarkan


komposisinya, struktur, sejarah, sifat-sifatnya, dan juga proses pembentukannya, dan
orang yang memelajari dan mendalami ilmu geologi disebut geolog. Berdasarkan
geologi, zaman praaksara dibagi menjadi 4 yang terdiri dari :
1. Zaman Arkaekum
Merupakan zaman tertua, berlangsung kira-kira 2.500 juta tahun yang lalu. Pada
masa itu bumi dalam proses pembentukan, permukaan bumi masih sangat panas
sehingga belum terdapat makluk hidup yang tinggal di bumi.
2. Zaman Paleozoikum
Disebut juga sebagai zaman primer, berlangsung kira-kira 340 juta tahun yang lalu.
Zaman ini ditandai dengan terjadinya penurunan suhu yang amat derastis di bumi,
bumi mendingin. Pada masa ini lah makluk hidup pertamakali diperkirakan
muncul, yaitu makluk bersel satu dan tidak bertulang belakang seperti bakteri,
serta sejenis amfibi.
3. Zaman Mesozoikum
Disebut juga sebagai zaman sekunder, berlangsung kira-kira 140 juta tahun yang
lalu. Zaman ini ditandai dengan munculnya hewan-hewan reptile besar
(dinosaurus) olah karena itu jaman ini disebut juga zaman reptile.
4. Zaman Neozoikum
Zaman Neozoikum berlangsung kira-kira 60 juta tahun yang lalu. Kahidupan di
zaman ini mulai stabil, berkembang dan beragam.

37
Zaman ini di bagi menjadi beberapa:
a. Zaman Tersier, ditandai dengan mulai berkurangnya hewan-hewan besar.
Telah memeiliki berbagai jenis binatang primata, diantaranya kera dan monyet.
b. Zaman Kuarter, ditandai dengan munculnya tenda-tanda kehidupan manusia
purba.
Zaman ini dibagi kembali menjadi 2 jaman yaitu:
1) Zaman Pleistosen/dilivium (zaman es/glasial), Masa ini ditandai dengan
seluruh permukaan bumi ditutupi oleh es. Berlangsung sekitar 600.000
tahun yang lalu. Pada masa inilah kehidupan manusia mulai ada.
Berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu.
2) Zaman Holosen/alluvium, masa ini ditandai dengan munculnya hamo
sapiens, merupakan nenek moyang manusia modern saat ini. Masa ini
berlangsung sekitar 20.000 tahun yang lalu.

C. KEHIDUPAN SOSIAL, KEBUDAYAAN DAN TEKNOOGI MASA PRA AKSARA DI INDONESIA

1. Masa Berburu dan Meramu (Food Gathering)/Mengumpulkan Makanan


a. Kehidupan Sosial
Pada masyarakat food gathering, mereka sangat menggantungkan diri pada
alam. Dimana daerah yang mereka tempati harus dapat memberikan
persediaan yang cukup untuk kelangsungan hidup. Oleh karena itu mereka
selalu berpindah-pindah.
Sebab mereka hidup berpindah-pindah adalah sebagai berikut:
1) Binatang buruan dan umbi-umbian semakin berkurang di tempat yang
mereka diami.
2) Musim kemarau menyebabkan binatang buruan berpindah tempat untuk
mencari sumber air yang lebih baik.
3) Mereka berusaha menemukan tempat dimana kebutuhan mereka tersedia
lebih banyak dan mudah diperoleh.
4) Mereka masih hidup mengembara. Tempat tinggal sementara di gua-gua.
Ada pula kelompok yang tinggal di daerah pantai
5) Mencari makanan berupa binatang buruan dan tumbuh-tumbuhan liar di
tepi sungai atau danau. Mereka mencari kerang sebagai makanannya.
6) Mereka hidup dalam kelompok-kelompok kecil untuk memudahkan
pergerakan dalam mengikuti binatang buruan atau mengumpulkan
makanan.
7) Dalam kelompok-kelompok tersebut terdapat pembagian tugas kerja, laki-
laki pada umumnya melakukan perburuan. Sementara itu, para wanita

38
mengumpulkan bahan makanan seperti buah-buahan dan merawat anak.
Mereka yang memilih dan meramu makanan yang akan di makan.
8) Hubungan antar anggota sangat erat, mereka bekerjasama untuk memenuhi
kebutuhan hidup serta mempertahankan kelompok dari serangan
kelompok lain ataupun dari binatang buas.
9) Populasi pertumbuhan penduduk sangat kecil karena situasi yang berat,
dengan peralatan yang masih sangat primitif membuat mereka tidak dapat
selamat dari berbagai bahaya.
b. Kehidupan Budaya
1) Dengan peralatan yang masih sangat sederhana, mula-mula bisa membuat
rakit, lama kelamaan mereka membuat perahu.
2) Mereka belum mampu membuat gerabah, oleh karena itu, mereka belum
mengenal cara memasak makanan, salah satunya yaitu dengan cara
membakar.
3) Mereka sudah mengenal perhiasan yang sanagat primitif yaitu dengan cara
merangkai kulit-kulit kerang sebagai kalung.
4) Untuk mencukupi kebutuhan hiudup mereka membuat alat-alat dari batu,
tulang, dan kayu.
5) Pada masa itu mereka memilih untuk tinggal di gua-gua, dari tempat
tersebut ditemukan peninggalan berupa alat-alat kehidupan yang
digunakan pada masa itu, seperti: Kapak perimbas, Kapak Penetak, Kapak
genggam, Pahat genggam, Alat serpih, Alat-alat dari tulang, dll.
c. Teknologi
Teknologi masa food gathering masih sangat rendah. Hampir semua alat-alat
yang digunakan masih sangat sederhana sekedar untuk membantu pekerjaan
mereka.
2. Masa Bercocok Tanam (Food Producing) dan Beternak
a. Kehidupan Sosial
1) Kehidupan bercocok tanamnya dikenal dengan berhuma, yaitu teknik
bercocok tanam dengan cara membersihkan hutan dan menanaminya.
Setelah tanah tidak subur maka mereka akan berpindah ke tempat lain yang
masih subur dan melakukan hal yang sama seperti sebelumnya. Hal ini
dilakukan secara berulang-ulang. Pada perkembangannya mulai
menetapkan kehidupan bercocok tanam pada tanah-tanah persawahan
2) Telah tinggal menetap di suatu tempat, mereka tinggal di sekitar huma
tersebut, dengan cara bercocok tanam dan memelihara hewan-hewan jenis

39
tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa mereka telah hidup menetap Hal ini
juga menunjukkan bahwa manusia telah dapat menguasai alam lingkungan.
3) Dengan hidup menetap, merupakan titik awal dan perkembangan
kehidupan manusia untuk mencapai kemajuan. Dengan hidup menetap, akal
pikiran manusia mulai berkembang dan mengerti akan perubahan-
perubahan hidup yang terjadi.
4) Jumlah anggota kelompoknya semakin besar sehingga membuat kelompok-
kelompok perkampungan, meskipun mereka masih sering berpindah-
pindah tempat tinggal.
5) Populasi penduduk meningkat, usia rata-rata manusia masa ini 35 tahun.
6) Muncul kegiatan kehidupan perkampungan, oleh karena itu di buat
peraturan, untuk menjaga ketertiban kehidupan masyarakat.
7) Diangkat seorang pemimpin yang berwibawa, kuat, dan disegani untuk
mengatur para anggotanya.
8) Mereka hidup bergotong royong, sehingga mereka saling melengkapi,
saling membantu, dan saling berinteraksi dalam upaya memenuhi
kebutuhan hidupnya.
b. Kehidupan Budaya
1) Kebudayaan semakin berkembang pesat, manusia telah dapat
mengembangkan dirinya untuk menciptakan kebudayaan yang lebih baik
2) Peninggalan kebudayaan manusia pada masa bercocok tanam semakin
banyak dan beragam, baik yang terbuat dari tanah liat, batu maupun tulang
3) Hasil kebudayaan pada masa bercocok tanam: Beliung Persegi, Kapak
Lonjong, Mata panah, Gerabah, Perhiasan, Bangunan Megalitikum seperti
menhir, dolmen, sarkofagus, kubur batu, punden berundak, waruga, arca.
c. Teknologi
Pada masa bercocok tanam, kebudayaan orang-orang purba mengalami
perkembangan yang luar biasa. Pada masa ini terjadi revolusi secara besar-
besaran dalam peradaban manusia yaitu dari kehidupan food gathering
menjadi food producing. Sehingga terjadi perubahan yang sangat mendalam
dan meluas dalam seluruh penghidupan umat manusia.
3. Masa Pertanian
Ketika ditemukan tanaman padi maka sistem pertanian menjadi semakin meningkat
dan berkembang menjadi sistem persawahan. Mereka juga mulai memelihara
binatang ternak untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
a. Kehidupan Sosial

40
1) Bertani adalah mata pencahariannya. Mulai membudidayaakan tanaman dan
hewan peliharaan tertentu seperti membudidayakan tanaman padi dan
memelihara kerbau sebagai hewan ternak
2) Mereka sudah berladang/ bersawah, dalam bekerja mereka melakukan
secara bersama-bersama/ secara gotong royong. Dengan alat pendukung
kapak perunggu yang berfungsi sebagai pacul
3) Untuk mengisi waktu menunggu musim panen tiba mereka membuat
anyaman dari bambu/ rotan
4) Mendiami tempat-tempat kecil dengan tujuan untuk menghindari serangan
binatang buas
5) Mulai mendirikan rumah sebagai tempat berteduh dengan cara bergotong-
royong yang disertai dengan upacara tradisional. Mulai menetap dalam
waktu yang cukup lama. Mereka sudah mengenal pertukangan dengan alat
pendukung berupa kapak beliung yang berfungsi sebagai alat pemotong
kayu. Dengan alat-alat tersebut digunakan untuk mendirikan rumah dengan
cara gotong-royong pula
6) Muncul ikatan sosial antara masyarakat dan keluarga
7) Muncul struktur kepemimpinan di kampung
8) Mulai digunakan bahasa sebagai alat komunikasi
9) Mereka telah memiliki aturan dalam kehidupan masyarakat guna ketertiban
dan rapinya kerjasama dengan cara pembagian kerja
10) Mereka memiliki kebiasaan untuk menyelenggarakan upacara secara
teratur yang melibatkan orang lain.
b. Kehidupan Budaya dan Teknologi
1) Mereka sudah menetap, dan tinggal di rumah-rumah, membentuk
perkampungan dan hidup sebagai petani
2) Mereka telah mengenal musim sehingga dapat dipastikan mereka telah
menguasai ilmu perbintangan (ilmu falak)
3) Mereka telah menggunakan alat-alat kehidupan yang halus seperti kapak
persegi, dan kapak lonjong, selain itu juga menggunakan kapak perunggu,
nekara, gerabah serta benda-benda megalitik
4) Alat-alat yang dibuat dari batu, seperti kapak batu halus dengan beragai
ukuran kapak batu dengan ukuran kecil yang indah digunakan sebagai mas
kawin, alat penukar, atau alat upacara
5) Kapak-kapak dari logam berupa perunggu memunculkan budaya megalitik
berupa menhir, dolmen, punden berundak, pandhusa, dll

41
6) Alat-alat yang dibuat dari tanah liat sangat berhubungan erat dengan
adanya proses kimia, yaitu proses pencampuran tanah liat, penjemuran, dan
teknik-teknik pembakarannya. Gerabah sudah dibuat dengan warna-warni
dan dengan hiasan yang beraneka ragam. Seperti hiasan dari anyaman kain
yang menunjukkan bahwa nenek moyang kita sudah mengenal tulisan.
4. Masa Perundagian
a. Kehidupan Sosial
1) Jumlah penduduk semakin bertambah. Kepadatan penduduk bertambah,
pertanian dan peternakan semakin maju, mereka memiliki pengalaman
dalam bertani dan berternak mereka mengenal cara bercocok tanam yang
sederhana
2) Mereka memiliki pengetahuan tentang gejala alam dan musim, mereka
mulai dapat memperkirakan peristiwa alam dan memperhitungkan musim
tanam dan musim panen
3) Dengan diterapkan sistem persawahan maka pembagian waktu dan kerja
semakin diketatkan
4) Dalam masyarakat muncul golongan undagi, mereka merupakan golongan
yang terampil untuk melakukan perkerjaan seperti pembuatan rumah kayu,
gerobak, maupun benda logam. Pertanian tetap menjadi usaha utama
masyarakat
5) Dari segi sosial, kehidupan masyarakat zaman ini semakin teratur.
Contohnya : ada pembagian kerja yang baik berdasarkan kemampuan yang
dimiliki masing-masing individu
6) Pembagian kerja semakin komplek dimana perempuan tidak hanya bekerja
di rumah tetapi juga berdagang di pasar

b. Kehidupan Budaya
1) Masyarakat zaman ini telah menunjukkan tingkat budaya yang tinggi terlihat
dari berbagai bentuk benda seni dan upacara yang ditemukan
menunjukkan keterampilan masyarakat perundagian yang tinggi
2) Zaman ini ditandai dengan pesatnya kemampuan membuat alat-alat akibat
perkembangan teknologi. Mereka menemukan teknologi peleburan biji
logam. Oleh karena itu, semakin banyak manusia yang menggunakan logam
untuk memenuhi perkakas hidupnya

42
3) Pada zaman perunggu, orang dapat memperoleh jenis logam yang lebih
keras daripada tembaga, sebab perunggu merupakan logam campuran dari
tembaga dan timah. Sehingga dapat dikatakan bahwa kebudayaan manusia
pada zaman ini jauh lebih tinggi. Terbukti masyarakatnya sudah mengenal
teknologi peleburan dan pencampuran logam.
4) Pada zaman besi, manusia telah menemukan logam yang jauh lebih keras
lagi dimana harus dileburkan pada titik lebur yang cukup tinggi. Sehingga
alat-alat pada zaman ini telah lebih sempurna daripada sebelumnya.
Kemampuan membuat benda-benada jauh lebih tinggi tingkatannya
dibandingkan dengan masa sebelumnya. Teknologi peleburan logam yang
digunakan adalah dengan sistem pemanasan, pencetakan logam,
pencampuran logam dan penempaan logam
5) Pada zaman Perundagian peralatan gerabah masih ditemukan dengan
teknologi yang semakin maju. Hal ini menunjukkan bahwa peranan alat-alat
dari gerabah tersebut tidak dapat digantikan dengan mudah oleh alat-alat
dari dari logam.
c. Teknologi
1) Teknologi dapat dilihat dari pembuatan alat-alat pada masa itu. Terlebih lagi
teknologi tersebut terlihat pada masa penggunaan alat-alat dari logam. Hal
ini disebabkan karena teknik yang digunakan untuk membuat alat-alat dari
logam tersebut diadopsi dari teknik membuat logam di daratan Cina
2) Logam digunakan sebab penggunaan alat bercocok tanam dari logam lebih
efisien selain itu memiliki nilai artistik yang lebih tinggi jika dibandingkan
alat-alat dari batu
3) Zaman logam disebut juga zaman perundagian dimana masyarakat telah
mampu membuat peralatan dengan teknologi sederhana dengan bahan
baku logam
4) Teknik yang digunakan pada masa itu adalah teknik a cire perdue. Caranya
sebagai berikut: Benda yang hendak dibuat, terlebih dulu dibuat dari lilin
lengkap dengan segala bagiannya. Model lilin tersebut kemudian ditutup
dengan tanah. Dengan cara dipanaskan maka tanah tersebut akan menjadi
keras, sedangkan lilinnya akan cair dan mengalir keluar dari lubang yang
ada dalam selubung. Jika lilin telah habis maka logam cair dapat dituang ke
tempat lilin tadi. Setelah dingin, selubung tanah dipecah dan jadilah benda
yang kita kehendakai yang terbuat dari logam.

D. BUDAYA MASA PRA-AKSARA


INDONESIA

43
1. Kebudayaan Asli Indonesia
Menurut Dr.Brandes menjelang masuknya pengaruh Hindu-Budha atau menjelang
kehidupan masyarakat Indonesia mengenal tulisan, masyarakat Indonesia telah
memiliki 10 unsur pokok kebudayaan asli,yaitu sebagai berikut:
1) bercocok tanam padi
2) mengenal pertunjukan wayang
3) mengenal seni gamelan
4) pandai membatik
5) susunan masyarakat macapat (lapangan,alun-alun,istana,bangunan pemujaan,
pasar dan rumah tahanan.
6) mengenal alat tukar perdagangan
7) membuat barang-barang
8) membuat barang-barang logam
9) sebagai bangsa bahari
10) pengetahuan astronomi
11) susunan masyarakat yang teratur.
Tradisi sejarah masyarakat Indonesia pada masa pra aksara ( pra sejarah). Unsur-
unsur kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa pra sejarah adalah sebagai
berikut :
1) sistem kepercayaan
2) sistem kemasyarakatan
3) pertanian
4) kemampuan berlayar
5) sistem bahasa
6) ilmu pengetahuan
7) teknologi
8) sitem ekonomi
9) kesenian
2. Pembabagan Jaman Pra Aksara Berdasakan Alat-Alat Kehidupan
a. Jaman Batu
1) Jaman Batu Tua/Palaeolithikum
Zaman kebudayaan Batu Tua dinamakan dengan istilah paleolitikum.
Disebut Zaman Batu Tua karena alat-alat batu buatan manusia masih
dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Dilihat dari sudut mata
pencariannya, periode ini disebut masa mengumpulkan makanan (food
gathering). Manusia di zaman Batu Tua masih hidup secara nomaden

44
(berpindah-pindah) dan belum tahu bercocok tanam. Ada dua kebudayaan
yang menjadi patokan zaman Batu Tua, yaitu:
a) Kebudayaan Pacitan (Pithecanthropus)
Alat-alat yang dihasilkan antara lain kapak genggam atau kapak
perimbas (golongan chopper atau pemotong)
b) Kebudayaan Ngandong, Blora (Homo Wajakensis dan Homo Soloensis),
Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa dan flakes dari batu
chalcedon (untuk mengupas makanan).

https://s.id/1bDYw
Gambar 3.1. Alat Jaman Palaeolithikum

2) Jaman Batu Tengah/Mesolithikum


Ciri-ciri zaman Batu Tengah (Mesolitikum) adalah:
• Nomaden dan mengumpulkan makanan (food gathering).
• Alat-alat yang dihasilkan nyaris sama dengan zaman Palaeolitikum yaitu
alat-alat batu kasar.
Ditemukan bukit-bukit kerang di pinggir pantai yang disebut Kjokken. Alat-
alat berupa kapak genggam (pebble), kapan pendek (hache courte),
pipisan (batu-batu penggiling) dan kapak-kapak dari batu kali yang
dibelah. Alat-alat tersebut banyak ditemukan di Sumatera, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi dan Flores. Alat-alat kebudayaan Mesolitikum yang ditemukan di
gua Lawa Sampung, Jawa Timur yang disebut Abris Sous Roche antara lain
flakes (alat serpih), ujung mata panah, pipisan, kapak persegi dan alat-alat
dari tulang.
Kebudayaan Mesolitikum di bagi menjadi 3 yaitu:
a) Pebble Culture: alat kebudayaan kapak genggam dari
Kjokkenmoddinger)
b) Sampung Bone Culture: alat kebudayaan dari tulang dari Sampung
c) Flakes Culture: kebudayaan alat serpih dari Abris Sous Roche

45
Manusia pendukung kebudayaan Mesolitikum adalah bangsa Papua
Melanosoid.
3) Jaman Batu Muda/Neolithikum
Ciri utama zaman Batu Muda (Neolitikum) adalah alat-alat batu buatan
manusia sudah diasah atau dipolis sehingga halus dan indah. Alat-alat yang
dihasilkan antara lain: Kapak persegi misalnya beliung, pacul dan torah
yang banyak terdapat di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku,
Sulawesi dan Kalimantan. Kapak batu (kapak persegi berleher) dari
Minahasa. Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah) ditemukan di Jawa.
Pakaian dari kulit kayu. Tembikar (periuk belaga) ditemukan di Sumatera,
Jawa, dan Melolo (Sunda). Manusia pendukung kebudayaan zaman
Neolitikum adalah Austronesia (Austria), Austro-Asia (Khamer Indocina).
4) Jaman Batu Besar/Megalithikum
Hasil kebudayaan Megalitikum antara lain:
a) Menhir
Menhir adalah tugu batu atau tiang batu terbuat dari batu tunggal dan
ditempatkan di tempat tertentu. Berfungsi sebagai tempat pemujaan roh
nenek moyang dan tanda peringatan orang yang telah meninggal.
Ditemukan di Sumatera, Sulawesi Tengah dan Kalimantan.
b) Dolmen/Meja batu
Yaitu tempat untuk meletakkan sesaji yang akan dipersembahkan
kepada roh nenek moyang. Di bawah dolmen biasanya terdapat kubur
batu. Ditemukan di Sumatera Barat dan Sumbawa.

c) Sarkofagus
Sarkofagus adalah peti jenazah yang terbuat dari batu utuh (batu
tunggal). Sarkofagus yang ditemukan di Bali sampai sekarang tetap
dianggap keramat dan memiliki kekuatan magis oleh masyarakat
setempat.
d) Kubur batu
Adalah peti jenazah yang terdiri dari lempengan batu pipih. Ditemukan
di daerah Kuningan, Jawa Barat.
e) Punden berundak
Adalah bangunan suci tempat memuja roh nenek moyang yang dibuat
dengan bentuk bertingkat-tingkat. Ditemukan di daerah Lebak,
Cibedug, Banten.
f) Waruga

46
Adalah kubur batu yang berbentuk kubus.bulat dan terbuat dari batu
utuh. Ditemukan di Sulawesi Tengah dan Utara.
g) Arca/Patung
Merupakan pahatan batu yang menggambarkan manusia atau binatang.
Binatang yang dibuat arca antara lain kerbau, gajah, dan kera.
Ditemukan di Lampung, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Sumber : https://s.id/1bE0m
Sumber : https://s.id/1bDZx
Gambar 3.2. Menhir Gambar 3.3. Dolmen
Sumber : https://s.id/1bE4e

Sumbar :https://s.id/1bE4L
Gambar 3.4. Sarkofagus Gambar 3.5. Peti Kubur
Batu

b. Jaman Logam
1) Jaman Perunggu
Pada zaman perunggu atau yang disebut kebudayaan Dongson-Tonkin
China, yang menjadi pusat kebudayaan ini. Manusia purba dapat
mencampur tembaga dengan timah dengan perbandingan 3:10 sehingga
diperoleh logam yang lebih keras. Alat-alat perunggu pada zaman ini antara
lain:
• Kapak Corong atau Kapak Perunggu: termasuk golongan alat perkakas,
ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa-Bali, Sulawesi, Kepulauan Selayar,
dan Irian.
• Nekara Perunggu (moko): sejenis dandang yang digunakan sebagai
maskawin, ditemukan di Sumatera, Jawa-Bali, Sumbawa, Roti, Selayar
dan Leti.

47
• Bejana Perunggu ditemukan di Madura dan Sumatera.
• Arca Perunggu ditemukan di Bangkinang (Riau), Lumajang (Jawa Timur)
dan Bogor (Jawa Barat).
2) Jaman Besi
Pada zaman Besi, orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang
menjadi alat-alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari
teknik peleburan tembaga maupun perunggu. Sebab melebur besi
membutuhkan panas yang sangat tinggi yaitu sekitar 3.500 derajat Celcius.
Alat-alat yang dihasilkan pada zaman Besi antara lain:
• Mata kapak bertungkai kayu
• Mata pisau
• Mata sabit
• Mata pedang
• Cangkul
Alat-alat tersebut ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor (Jawa
Barat), Besuki dan Punung (Jawa Timur).

E. JENIS-JENIS MANUSIA PURBA PADA ZAMAN PRA AKSARA

Secara Garis besar, ada 3 jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia, yaitu:
1. Meganthropus Paleojavanicus
Meganthropus Paleojavanicus, yang artinya manusia besar tertua dari Jawa. Ini diambil
dari kata Mega yang artinya besar, Anthropus yang artinya manusia, Paleo yang artinya
tua, dan Javanicus yang artinya Jawa. Dinamakann Javanicus bukan berarti mereka dulu
ngomongnya pake bahasa Jawa ya gais hehehe. Tapi karena ditemukannya di
Sangiran, Jawa Tengah oleh G. H. R. Von Koenigswald pada tahun 1936-1941.
2. Pithecantropus
Pithecantropus artinya manusia kera. Ada beberapa jenis Pithecantropus yang
ditemukan di Indonesia, yaitu:
a) Pithecanthropus Mojokertensis
Pithecanthropus Mojokertensis, artinya manusia kera dari Mojokerto. Ini diambil
dari kata Pithecos yang artinya kera dan Anthropus yang artinya manusia. Karena
ditemukannya di Mojokerto, Jawa Timur, jadi dinamainnya
Mojokertensis.Tingginya berkisaran 165 - 180 meter. Dan fosil manusia purba ini
juga ditemukannya oleh von Koenigswald, pada tahun 1936. Kalau menurut para
ahli, fosil Pithecanthropus Mojokertensis ini diyakini yang paling tua usianya.
b) Pithecanthropus Erectus

48
Pithecanthropus Erectus artinya manusia kera berbadan tegak. Ini diambil dari kata
Erectus yang artinya tegak. Kalo yang ini ditemukannya oleh Eugene Dubois pada
tahun 1891, di Lembah Bengawan Solo, Jawa Tengah.
c) Pithecanthropus Soloensis
Terakhir, untuk yang ketiga dari kategori Pithecanthropus ada yang namanya
Pithecanthropus Soloensis. Yang ini ditemukan oleh von Koenigswald juga pada
tahun 1931 di Desa Ngandong, Jawa Tengah. Kata Soloensis artinya Solo, jadi kalo
diartikan, Pithecanthropus Soloensis adalah manusia kera berbadan tegak dari
Solo.
3. Homo
Homo yang artinya manusia Ada bebarapa jenis Homo yang ditemukan di Indonesia,
yaitu:
a) Homo Wajakensis
Homo Wajakensis yang artinya manusia dari Wajak. Ini karena fosilnya ditemukan
di Desa Wajak, Jawa Timur oleh van Rietschoten pada tahun 1889. Fun fact, fosil
Homo Wajakensis ini merupakan fosil pertama yang ditemukan di daerah Asia.
b) Homo Floresiensis
Homo Floresiensis artinya manusia dari Flores. Ini karena fosilnya ditemukan di
Pulau Flores, Nusa Tenggara oleh Peter Brown pada tahun 2002. Penemuannya
sempat jadi perbincangan bagi para ahli, karena bisa jadi Homo Floriensis inilah
yang merupakan nenek moyang orang Indonesia. Tapi uniknya, beberapa ahli
menyebut fosil ini sebagai manusia Hobbit karena tingginya cuma sekitar 1 meter.
c) Homo Soloensis
Homo Soloensis, yang artinya manusia dari Solo. Fosil ini ditemukan oleh von
Koenigswald pada tahun 1931 di Sangiran, Jawa Tengah. Walaupun namanya sama-
sama Soloensis seperti fosil Pithecanthropus sebelumnya, jangan sampai tertukar,
karena keduanya ditemukan di tempat yang berbeda dan memiliki ciri yang
berbeda juga.
d) Homo Sapiens
Homo Sapiens artinya manusia cerdas atau bijaksana. Ini diambil dari kata Sapiens
yang artinya bijaksana. Fosil Homo Sapiens ini ditemukan oleh von Koenigswald
juga dan kawan-kawannya pada tahun 1931 sampai 1934. Homo Soloensis,
Wajakensis, dan Floresiensis termasuk sebagai Homo Sapiens juga, hanya saja
masing-masing memiliki ciri khasnya sendiri.

49
Sumber: https://s.id/1bE9W
Gambar 3. 6. Gambar Rekonstruksi Evolusi manusia

F. ASAL USUL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA

1. Teori Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia


a) Teori Yunan
Teori pertama menyatakan asal usul nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari
Yunnan, Indochina. Teori ini juga didukung oleh Mohammad Ali yang berpendapat
bahwa bangsa Indonesia berasal dari Mongol yang terdesak oleh bangsa yang
lebih kuat sehingga melakukan migrasi ke Selatan. Selain itu, R H Geldern dan J H
C Kern juga mendukung teori ini dengan bukti adanya kapak tua di wilayah bangsa
Nusantara yang memiliki kemiripan dengan kapak tua yang ada di Asia Tengah.
Dengan begitu, disimpulkan bahwa penduduk Asia Tengah melakukan migrasi ke
kepulauan Nusantara.
b) Teori Nusantara
Teori Nusantara menjelaskan bahwa asal usul nenek moyang bangsa Indonesia
berasal dari Indonesia sendiri. Teori ini didukung oleh Muhammad Yamin, Gorys
Keraf, dan J Crawford. Teori ini dilandasi oleh beberapa argumen, antara lain
Bangsa Melayu merupakan bangsa yang berperadaban tinggi. Peradaban ini tidak
mungkin bisa dicapai apabila tidak melalui proses perkembangan dari
kebudayaan sebelumnya.
c) Teori Out of Taiwan
Dalam teori ini, dijelaskan asal-usul bangsa Indonesia berasal dari Taiwan, bukan
Daratan China. Teori ini didukung oleh Harry Truman Simanjuntak. Menurut
pendekatan linguistik, dijelaskan bahwa dari keseluruhan bahasa yang
dipergunakan suku-suku di Nusantara memiliki rumpun yang sama, yaitu rumpun
Austronesia. Rumpun tersebut dikenal dengan rumpun Taiwan.

50
d) Teori Out of Africa
Teori terakhir menyatakan bahwa manusia modern yang hidup sekarang berasal
dari Afrika. Dasar teori asal usul nenek moyang bangsa Indonesia ini berdasarkan
ilmu genetika melalui penelitian DNA mitokondria gen perempuan dan laki-laki.
Menurut ahli dari Amerika Serikat, Max Ingman, manusia modern yang ada
sekarang ini berasal dari Afrika, antara kurun waktu 100-200 ribu tahun lalu. Dari
Afrika menyebar ke luar Afrika.
2. Asal Usul Persebaran Nenek Moyang di Indonesia
Menurut pendapat Sarasin bersaudara, penduduk asli asli kepulauan Indonesia
adalah ras berkulit gelap dan bertubuh kecil. Pada mulanya mereka tinggal di Asia
bagian Tenggara. Ketika zaman es mencair dan air laut naik hingga berbentuk laut Cina
selatan dan laut Jawa sehingga memisahkan pegunungan vulkanik kepulauan
Indonesia dari daratan utama. Beberapa penduduk asli kepulauan Indonesia tersisa
dan menetap di daerah-daerah pedalaman, sedangkan daerah pantai dihuni oleh
penduduk pendatang. Penduduk asli itu disebut sebagai suku bangsa Vedda oleh
Sarasin. Ras yang masuk dalam kelompok ini adalah suku bangsa Hieng di Kamboja,
Miaotse, Yao-Jen di Cina, dan Senoi di Semenanjung Malaya. Beberapa suku bangsa
seperti Kubu, Lubu, Talang Mamak yang mendiami Sumatra dan Toala di Sulawesi
merupakan penduduk tertua di kepulauan Indonesia. Mereka mempunyai hubungan
erat dengan nenek moyang Melanesia masa kini dan orang Vedda yang saat ini masih
ada di Afrika, Asia Selatan, dan Oceania. Vedda itulah manusia pertama yang datang
ke pulau-pulau yang sudah berpenghuni. Mereka membawa budaya perkakas batu.
Ras Melanesia dan Vedda hidup dalam budaya mesolitik. Pendatang berikutnya
membawa budaya baru yaitu budaya neolitik. Para pendatang baru itu jumlahnya lebih
banyak dari penduduk asli. Mereka datang dalam dua tahap. Mereka disebut oleh
Sarasin sebagai Proto Melayu dan Deutero Melayu. Kedatangan Proto Melayu dan
Deutero Melayu terpisah diperkirakan lebih dari 2000 tahun yang lalu.
a) Proto Melayu
Proto Melayu atau ada pula yang menyebutnya Melayu Tua. Suku bangsa
yang menjadi proto keturunan (leluhur inti) adalah: Dayak, Toraja, Batak, Mentawai.
Sebagian kalangan menamai bangsa proto dengan sebutan Melayu Tua
karena memang datang lebih dulu dibandingkan dengan deutro melayu.
Diperkirakan, ras melayu ini dulu datang pertama kali ke Indonesia sekitar 1500
tahun sebelum masehi. Apabila ditelusuri lebih jauh, maka akan tampak bahwa ras
proto sejatinya adalah orang-orang Austronesia yang masuk ke Nusantara melalui
jalur Sumatera (jalur barat). Hasil penemuan fosil dan artefak menunjukan ras proto
ini relatif lebih maju perkembangan kebudayaannya jika dibandingkan dengan

51
manusia primitif lain yang hidup pada masa tersebut. Secara umum, ras Proto
Melayu yang lebih tua memiliki ciri-ciri tertentu:
• Berasal dari Yunnan
• Menyerupai ras mongoloid
• Datang sebagai imigran
• Jalur kedatangan timur
• Banyak menetap di hutan
• Banyak menyebar di nusantara
• Meninggalkan banyak artefak
Konon ras Proto Melayu dianggap memiliki 2 jalur masuk ke kepulauan
Indonesia, yaitu melewati jalur timur dan juga jalur barat. Mereka dianggap
menggunakan jalur barat karena melakukan pergerakan melalui Semenanjung
Melayu yang terletak di bagian barat Indonesia. Selain itu, mereka juga banyak
bergerak dari Filipina yang berada di bagian Utara-Timur Indonesia.
b) Deutro Melayu
Deutro Melayu ialah salah satu ras yang asalnya dari semenanjung Indocina
dan datang ke Nusantara dengan membawa kebudayaan besi (disebut juga
kebudayaan Dongson). Kehidupan ras ini di Nusantara diperkirakan sejak 500
tahun SM jika dilihat dari fosil yang ditemukan. Sebagian besar peninggalannya
bisa dijumpai di Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Nusa Tenggara. Ras deutro
melayu inilah yang menjadi pemantik masa perundagian di kepulauan Nusantara
pada masa itu. Hal ini terjadi karena mereka sudah membawa kebudayaan dongson
yaitu pengolahan logam. Keturunan bangsa Deutro Melayu adalah: Bugis, Aceh,
Minangkabau, Jawa, Sunda, Melayu, Betawi, Manado, Bali
Ciri-ciri bangsa Deutro Melayu:
• Berasal dari wilayah Dongson
• Mahir dalam mengolah logam
• Berevolusi menjadi beberapa suku
• Jalur kedatangan barat
• Identik dengan budaya besi
Dalam teori Dua Gelombang, ras deutro datang ke tanah air melalui jalur
barat karena mereka berasal dari daerah barat yaitu semenanjung Indochina. Oleh
karena itu, mereka menyebar pertama kali ke pulau Sumatera lalu bergerak ke
Kalimantan dan juga pulau Jawa melewati dangkalan Sunda yang menghubungkan
kepulauan Indonesia di bagian barat dengan semenanjung Indo-China.

G. JALUR REMPAH DI INDONESIA

52
Sumber : https://s.id/1bDWr
Gambar 3. 7. Peta Jalur rempah Nusantara

Nusantara adalah rumah besar keanekaragaman hayati dunia. Sekitar 11 persen


jenis tumbuhan dunia ada di hutan tropis Nusantara. Jumlahnya lebih dari 30.000 spesies,
yang sebagian di antaranya dipergunakan dan dikenal sebagai rempah. Karena itu tak
dapat dinafikan bahwa Nusantara adalah ibu rempah yang antara lain melahirkan jenis
Rempah Raja, seperti cengkih, pala, dan cendana, komoditas utama rempah-rempah
dunia, yang pada masa jayanya pernah bernilai lebih mahal dari emas. Bahkan Pulau Run
di Maluku yang kaya akan rempah pala pernah ditukar dengan Pulau Manhattan, yang saat
ini dikenal sebagai New York.
Sejarah mencatat, rempah bukan sekadar komoditi, namun membawa nilai (value)
dan gaya hidup (lifestyle) untuk peradaban global. Begitu pentingnya rempah-rempah
dalam kehidupan manusia sehingga ia menjadi penghela perkembangan ekonomi, sosial
budaya, dan politik dalam skala lokal dan global. Para pedagang mempertaruhkan nyawa
dan kekayaannya untuk memasarkannya; juru masak meramunya untuk melezatkan
hidangan; para tabib ahli kesehatan meraciknya untuk pengobatan; para raja mengirim
ekspedisi mengarungi samudra untuk mendapatkannya; diplomasi demi diplomasi dirajut;
hubungan antarmanusia menjadi global dan sejarah peradaban manusia dibangun.
Jauh sebelum bangsa Eropa datang ke Nusantara, ribuan tahun lalu, Jalur Rempah
adalah rute nenek moyang kita menjalin hubungan antarpulau, suku, bangsa, dengan
membawa rempah sebagai nilai untuk membangun persahabatan yang membentuk
asimilasi budaya dan diplomasi di setiap pesinggahan. Jalur inilah yang akhirnya
menghubungkan Nusantara dan dunia. Datangnya penutur bahasa Austronesia ke
Nusantara sekitar 4.500 tahun lalu dengan perahu menjadi awal pertukaran rempah dan
komoditas lain antarpulau di Indonesia Timur. Budaya mereka inilah yang menjadi cikal
bakal lahirnya budaya bahari yang melayarkan rempah hingga ke Asia Selatan sampai
Afrika Timur.

53
Sejak awal Masehi, Jalur Rempah telah menghubungkan India dan Tiongkok.
Tercatat, sudah ada pelaut Jawa yang mendarat di Tiongkok pada abad ke-2 Masehi. Kapal-
kapal Nusantara digunakan para biarawan dari Tiongkok untuk pergi belajar agama
Buddha di Suvarnadvipa atau Sriwijaya dan di India. Kerajaan besar Sriwijaya, Mataram
Hindu, Singasari, dan Majapahit menjadikan perdagangan rempah sebagai jalur interaksi
utama yang menghubungkan Nusantara dengan Asia Tenggara, Tiongkok, Asia Selatan,
Asia Barat, hingga ke Afrika Timur.
Karena itu tak dapat dipungkiri, bahwa jauh sebelum bangsa Eropa melakukan
aktivitas perdagangan di Asia Tenggara, para pedagang Nusantara telah turut aktif dalam
jaringan perdagangan dunia. Rempah Nusantara dan Asia telah terkenal di Eropa jauh
sebelum mereka dikenal di kawasan Nusantara dan Asia. Posisi strategis yang
menghubungkan Samudra Hindia dan Laut Tiongkok Selatan, menghubungkan Asia Timur
dengan Asia Barat hingga Timur Tengah, Afrika dan Eropa menjadikan Nusantara sebagai
hub penghubung jaringan perdagangan dunia.
Bukti awal adanya peran Nusantara dalam percaturan dagang di Samudra Hindia
datang dari seorang astronom Yunani bernama Claudius Ptolomaeus yang tinggal di
Alexandria, Mesir, pada abad ke-1 M. Ia menulis Guide to Geography, peta kuno di mana
di dalamnya tercantum nama sebuah kota bernama Barus, yang nampaknya merupakan
kota pelabuhan kuno yang amat penting di Sumatera dan dunia. Nama metropolitan kuno
ini mengingatkan kita pada sebuah komoditas aromatik rempah yang kala itu amat
berharga dan senantiasa diburu oleh bangsa-bangsa mancanegara (Yunani-Romawi,
Mesir, Arab, Tiongkok, Hindustan), yakni kapur barus (Guillot, 2014). Bukti kuno
perdagangan rempah lainnya berasal dari Terqa, suatu situs di Mesopotamia (sekarang
Syria) di mana penggalian arkeologi menemukan jambangan berisi Cengkih di gudang
dapur rumah sederhana tahun 1721 SM (Liggett, 1982).
Tergiur tingginya harga rempah di pasaran dunia, sejak abad 15 Masehi bangsa-
bangsa Eropa mulai tergerak mencari wilayah kepulauan penghasil rempah-rempah,
hingga kemudian mencapai wilayah Nusantara. Dalam usaha mencari rempah-rempah itu,
mereka berinteraksi dan berkompetisi dengan berbagai bangsa di dunia dalam suatu
jaringan perdagangan global. Pada abad ini, lahir sistem pelayaran modern yang dipicu
oleh persaingan menemukan rempah yang masyhur di Eropa meski belum diketahui
persis dari mana asalnya. Aroma wangi rempah Nusantara yang dikatakan turut mengubah
wajah Eropa dari sistem monarki feodal menjadi negara modern, semakin menggerakkan
persaingan pelayaran dunia. Wilayah Nusantara mulai terpetakan dengan jelas dalam
jaringan perdagangan dunia. Sejumlah catatan para pelawat dunia yang sempat singgah
di Nusantara memberi kesaksian wanginya aroma Rempah Nusantara di tengah kegiatan
perdagangan dunia yang tercipta di wilayah Nusantara.

54
Perdagangan rempah di Nusantara meninggalkan jejak peradaban berupa
peninggalan situs sejarah, ritus budaya, hingga melahirkan beragam produk budaya yang
terinspirasi dari alam Nusantara yang kaya. Nampak sekali, di masa lalu orang-orang dari
berbagai bangsa berbondong-bondong ke Nusantara tidak semata untuk berdagang,
tetapi lebih pada untuk membangun peradaban. Mulai dari Pelabuhan Barus di Sumatera
Utara yang diperkirakan ahli sudah berusia lebih dari 5000 tahun, hingga era kerajaan-
kerajaan di Nusantara dengan bandar, seperti di Lamuri, Padang, Bengkulu, Lampung,
Banten, Jepara, Tuban, Gresik, Banjarmasin, Makassar, Bali, dan Ternate-Tidore di
Maluku–semuanya terbentuk karena perdagangan rempah-rempah.
Poros perdagangan rempah-rempah global Asia, India–Nusantara–Tiongkok,
melalui perairan Hindia hingga Pasifik juga meninggalkan jejak peradaban yang
signifikan. Terletak di sepanjang jalur maritim tersibuk di dunia, Nusantara dari masa ke
masa telah menjadi daerah strategis yang amat penting dan tujuan perdagangan selama
ribuan tahun. Tak pelak, sebagai akibat dari lalu lintas laut yang padat ke Asia Timur, Timur
Tengah, Afrika, Eropa dan sebaliknya, banyak peradaban berinteraksi; bertukar
pengetahuan, pengalaman, dan budaya. Ia menjelma sebagai ruang silaturahmi
antarmanusia lintas bangsa sekaligus sarana pertukaran dan pemahaman antarbudaya
yang mempertemukan berbagai ide, konsep, gagasan, dan praksis, melampaui konteks
ruang dan waktu–dipertemukan oleh sungai, laut, dan samudra.
Jalur Rempah menyebabkan berkembangnya beragam pengetahuan dan
kebudayaan yang bukan saja menjadi warisan bagi Indonesia, namun juga merupakan
warisan bagi dunia. Karena posisi geopolitik dan geoekonominya sangat strategis, terletak
di antara dua benua dan samudra, Indonesia merupakan “global meeting point” dan
sekaligus “global melting point”. Berkat rempah, Nusantara menjadi tempat bertemunya
manusia dari berbagai belahan dunia dan menjadi wilayah persemaian dan silang budaya
yang mempertemukan berbagai ide, gagasan, konsep, ilmu pengetahuan, agama, bahasa,
estetika, hingga adat kebiasaan. Jalur perdagangan rempah-rempah melalui laut inilah
yang menjadi sarana bagi pertukaran antarbudaya yang berkontribusi penting dalam
membentuk peradaban dunia.
Jalur Rempah dapat menjadi pijakan dalam melihat kembali berbagai
kemungkinan kerja sama antarbangsa untuk mewujudkan persaudaraan dan perdamaian
global yang mengutamakan pemahaman antarbudaya, penghormatan dan pengakuan atas
keberagaman tradisi beserta warisannya, memiliki semangat keadilan, kesetaraan dan
saling berkontribusi, serta menjunjung tinggi harkat martabat kemanusiaan
Memori Jalur Rempah diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran dan
kebanggaan kolektif akan jati diri bangsa, sekaligus memperkuat kembali rajutan
kebhinekaan Indonesia melalui interaksi budaya antardaerah yang telah dibangun sejak

55
ribuan tahun lalu. Waktu telah membuktikan bahwa perjumpaan orang-orang di
pelabuhan, misalnya, menjadi kesempatan bagi pertukaran informasi, pengetahuan,
tradisi, dan seni, bahkan dalam jangka panjang bisa mengubah karakter individu atau
kelompok yang saling berjumpa. Kita saksikan pada saat ini, bagaimana masyarakat pada
titik-titik Jalur Rempah, seperti Aceh, Kepulauan Riau, Medan, Jakarta, Semarang, dan
beberapa kota lainnya terlihat menjadi begitu kosmopolitan.

ASSESMEN DIAGNOSTIK KOGNITIF

TUGAS TERSTRUKTUR
SOAL FORMATIF
A. SOAL PILIHAN GANDA
Pilihlah salah satu jawaban di bawah ini dengan memberikan tanda silang pada salah
satu huruf a, b, c, d atau e yang paling benar!
1. Perhatian gambar di bawah ini!
Gambar disamping
merupakan periode awal
pembentukan batuan kerak
Sumber : https://s.id/1bQos

bumi yang berkembang


menjadi proto kontinen.
Periode ini berlangsung kira-
kira 3.500 juta tahun yang lalu
pada perode....
a. Arkeozoikum
b. Mesozoikum
c. Neozoikum
d. Palaeozoikum
e. Jurassic
2. Perhatikan keterangan di bawah ini!

Periode ini merupakan zaman es atau glasial yang berlangsung sekira 600.000
tahun. Periode ini ditandai dengan mulai mencairnya es dikutub utara karena 56
terjadi perubahan iklim secara terus menerus. Akibatnya, sebagian wilayah
Eropa Utara, Asia Utara, dan Amerika tertutup oleh es. Pulau Sumatra, Jawa dan
Isi teks di atas menjekaskan peristiwa yang berlangsung pada masa....
a. Trias
b. Kapur
c. Holosen
d. Pleistosen
e. Jurrasic
3. Perhatikan keterangan di bawah ini!
1) Berkembangnya kehidupan reptil-reptil besar atau dinosaurus
2) Mulai berkembangnya mamalia dan reptil pada tahap paling sederhana
3) Berlangsung sekira 225-190 juta tahun yang lalu
4) Periode ini diakhiri dengan jatuhnya meteorit ke bumi sekaligus awal
kepunahan dinosaurus
Keterangan di atas merujuk pada periode....
a. Arkeozoikum
b. Mesozoikum
c. Neozoikum
d. Palaeozoikum
e. Permian
4. Sebagian besar fosil manusia purba ditemukan di Jawa berada di sekitar aliran
sungai Bengawan Solo. Fakta ini menunjukkan bahwa....
a. Kondisi tanah di sekitar Sungai Bengawan Solo sangat subur sehingga sangat
mendukung kehidupan
b. Daerah sekitar Sungai Bengawan Solo menjadi pusat kehidupan pertama di
Indonesia
c. Daerah ini mengamdung banyak sumber air yang menjadi pusat aktivitas
kehidupan
d. Di daerah ini terdapat banyak hewan buruan yang dibuktikan dengan
ditemukannya berbagai jenis fosil
e. Daerah ini merupakan satu-satunya daerah yang dapat didiami oleh manusia
pada masa itu.
5. Perhatikan gambar di bawah ini!

57
Gambar disamping merupakan salah satu
peninggalan dari masa perundagian. Benda
ini diperkirakan digunakan sebagai media
untuk memanggil hujan yang disebut....

Sumber : https://s.id/1bQFu
a. Candrasa
b. Dolmen
c. Moko
d. Nekara
e. Waruga
6. Perhatikan bentuk-bentuk budaya berikut!
1) Ketrampilan dan keahlian bertani
2) Pengairan dan irigasi
3) Membuat barang tembikar atau pecah belah
4) Kerajinan dari batu dan logam
Bentuk-bentuk budaya berikut di bawa oleh bangsa....
a. Deutro Melayu
b. Melanesia
c. Meongoloid
d. Kaukasoid
e. Weddoid
7. Perhatikan keterangan berikut ini!
1) Sarana pemujaan kepada nenek moyang
2) Simbol wilayah kekuasaan suatu kelompok
3) Sebagai pengharapan kesejahteraan
4) Usaha untuk memperoleh kesempurnaan bagi seseorang yang telah meninggal
5) Kuburan untuk mengawetkan jenazah (mumifikasi)
Tujuan pendirian bangunan-bangunan dari batu besar ditunjukkan oleh nomor....
a. 1), 2) dan 4)
b. 1), 3) dan 4)
c. 2), 3) dan 4)
d. 2), 4) dan 5)
e. 3), 4) dan 5)
8. Pada tahun 1453, Konstantinopel dikuasai Kesultanan Turki Utsmani (Ottoman).
Dampak dikuasainya Konstantinopel oleh Kesultanan Turki Utsmani terhadap
perdagangan rempah-rempah bangsa Eropa adalah ….
a. Akses bangsa Eropa ke Asia lewat jalur darat terputus sehingga memperoleh
rempah-rempah juga terganggu

58
b. Para pedagang Arab dan Yaman menguasai perdagangan rempah-rempah di
Laut Tengah
c. Bangsa Eropa membuat pasar rempah-rempah sendiri di Lisabon dan Antwerp
meskipun harganya sangat mahal
d. Rempah-rempah digantikan fungsinya oleh komoditas seperti anggur dan
garam
e. Perkembangan sains dan teknologi pelayaran yang dipelopori pelaut Venesia
dan Genoa
9. Dari faktor geografis, alasan penjelajahan samudera bangsa Barat ke Nusantara
adalah letaknya yang strategis, artinya ….
a. Berada di jalur perdagangan Cina dan India
b. Tempat sumber rempah – rempah
c. Memiliki kekayaan dan sumberdaya alam melimpah
d. Kondisi perpolitikan Indonesia
e. Adanya komoditas pasar yang memberi keuntungan
10. Interaksi perdagangan Cina dan Romawi membawa komoditas dari wilayah –
wilayah tersebut. Berikut adalah komoditas perdagangan dari Cina Kuno, kecuali
….
a. Porselen
b. Sutera
c. Rempah – rempah
d. Anggur
e. Gading

B. SOAL ESAY
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar dan lengkap!
1. Jelaskan mengenai peralatan yang berasal dari Pacitan!
2. Identifikasikanlah 4 ciri fisik Megantropus Palaeojavanicus!
3. Jelaskan fungsi dari sarkofagus!
4. Identifikasikanlah ciri-ciri Deutro Melayu!
5. Jelaskan yang dimaksud dengan Jalur rempah!

C. REMIDIAL
Bagi peserta didik yang belum menuntaskan nilai KKM, silahkan kerjakan soal di
bawah ini!
1. Identifikasikanlah tentang kehidupan manusia pada zaman berburu dan
mengumpulkan makanan!

59
2. Jelaskan ciri-ciri peralatan yang dipakai pada zaman Mesolithikum!
3. Jelaskan ciri-ciri manusia jenis Pithecantropus Errectus!
4. Jelaskan jalur masuknya bangsa Proto Melayu ke Indonesia?
5. Sebutkan dan jelaskan rempah-rempah Indonesia yang laku di pasaran dunia!

D. PENGAYAAN
Bagi peserta didik yang sudah menuntaskan nilai KKM, silahkan pelajari link
berikut ini dan buatlah ringkasan di buku tulusmu!
https://s.id/1bR3A

TUGAS TIDAK TERSTRUKTUR


Kerjakan tugas di bawah ini sebagai tugas tidak terstruktur!
Praktekanlah pembuatan benda logam dengan menggunakan teknik a cire perdue dan
Bivalve!

60

Anda mungkin juga menyukai