Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SEJARAH PERKEMBANGAN TEATER

Disusun oleh :
Kelompok III
 Triana S. Yusuf
 Intan Permata Sari
 Rini Tri Apriyani
 Alfarizi
 M. Firmansyah

Guru Pembimbing : Septriana, S.Pd

SMK MUHAMMADIYAH 4 PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2017 / 2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan Karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Sejarah Perkembangan Teater”
yang dimana tugas ini ditujukan untuk menyelesaikan tugas Sekolah Menengah Kejuruan
kami dengan mata pelajaran kami tentang Seni Budaya. Meskipun banyak hambatan yang
kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami telah berhasil menyelesaikan karya ilmiah
ini.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada teman-teman yang juga sudah memberikan
bantuan kepada kami baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan
makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil makalah ini.
Oleh karena itu, kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yan berguna bagi
kita bersama.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya
makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada
umummnya.

Palembang, November 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………………………...….. 2


Daftar Isi ……………………………………………………………………………………... 3

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ………………………………………………………………………. 4
2. Rumusan Masalah …………………………………………………..……………….. 4
3. Tujuan ……………………………………………………………………………….. 4

BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Teater ……………..……………………………………………………… 5
2. Sejarah Perkembangan Teater di Dunia ………………………..…………………….. 5
3. Jenis-Jenis Teater Tradisional di Nusantara ………………………………………….. 8

BAB III PENUTUP


1. Kesimpulan ………….……………………………………………………………….. 11
2. Saran ………….………..…………………………………………………………….. 11

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Sejarah mencatat, seni teater berfungsi hanya sebagai upacara ritual (keagamaan), melainkan
berfungsi pula sebagai kesenian atau hiburan. Peristiwa teater yang mensyaratkan
kebersamaan, waktu, dan tempat, tetaplah menjadi persyaratan utama kehadiran teater sejak
ribuan tahun sebelum Masehi, sehingga pada zaman Yunani teater pun selalu hadir dengan
persyaratan yang serupa. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa sesuatu
dapat disebut teater jika ada keutuhan tiga kekuatan, berupa: orang teater, tempat, dan
komunitas (penonton). Tiga kekuatan inilah yang bertemu dan melahirkan “peristiwa teater”.

2. Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan teater?


b. Bagaimana sejarah perkembangan teater di dunia?
c. Apa saja jenis-jenis Teater Tradisional di Nusantara?

3. Tujuan

a. Menyelesaikan Tugas sekolah tentang Seni Budaya


b. Memberikan Informasi mengenai tentang Sejarah Perkembangan Teater.

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Teater

Kata “Teater” berasal dari kata yunani kuno yakni theatron, yang dalam bahasa inggris seeing
place dan dalam bahasa Indonesia “tempat untuk menonton” adalah cabang dari seni
pertunjukan yang berkaitan dengan akting/seni peran di depan penonton dengan
menggunakan gabungan dari ucapan, gestur (gerak tubuh), mimik, boneka, musik, tari dan
lain-lain.
Teater merupakan salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan
tubuhnya sebagai unsure utama yang menyatakan dirinya yang mewujudkan dalam suatu
karya seni pertunjukan (pementasan) yang didukung dengan unsur gerak, suara, bunyi, dan
rupa yang dijalin dalam cerita (lakon).
Beberapa macam arti teater:

a. Secara etimologis : Teater adalah gedung pertunjukan atau auditorium.


b. Dalam arti luas : Teater ialah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang
banyak
c. Dalam arti sempit : Teater adalah drama, kisah hidup dan kehidupan manusia
yang diceritakan di atas pentas dengan media : Percakapan, gerak dan laku didasarkan
pada naskah yang tertulis ditunjang oleh dekor, musik, nyanyian, tarian, dan sebagainya.

2. Sejarah Perkembangan Teater di Dunia

a. Teater Yunani Klasik

Tempat pertunjukan teater Yunani pertama yang permanen dibangun sekitar 2300 Tahun
yang lalu. Teater ini dibangun tanpa atap dalam bentuk setengah lingkaran dengan tempat
duduk penonton melengkung dan berundak-undak yang disebutAmphiteater. Ribuan orang
mengujungi amphiteater untuk menonton teater-teater, dan hadiah diberikan bagi teater
terbaik. Naskah lakon teater Yunani merupakan naskah lakon teater pertama yang
menciptakan dialog diantara para karakternya.
Ciri-ciri khusus pertunjukan teater pada masa Yunani Kuno adalah:

 Pertunjukan dilakukan di Amphiteater


 Sudah menggunakan naskah lakon
 seluruh pemainnya pria bahkan peran wanitanya dimainkan pria dan memakai
topeng karena setiap pemain memerankan lebih dari satu tokoh.
 Cerita yang dimainkan adalah tragedi yang membuat penonton tegang, takut,dan
kasihan serta cerita komedi yang lucu, kasar dan sering mengeritik tokoh terkenal pada
waktu itu
 Selain pemeran utama juga ada pemain khusus untuk kelompok koor (penyanyi),
penari, dan narator (pemain yang menceritakan jalannya pertunjukan).

Pengarang teater Yunani Klasik Yaitu :

5
 Aeschylus(525-SM.) Dialah yang pertama kali mengenalkan tokoh prontagonis
dan antagonis mampu menghidupkan peran. Karyanya yang terkenal adalah Trilogi
Oresteia yang terdiri dari Agamennon , The Libatian Beavers, dan The Furies.
 Shopocles (496-406 SM.) Karya yang terkenal adalah Oedipus The King, Oedipus
at Colonus, Antigone.
 Euripides (484-406 SM) Karya-karyanya antara lain Medea, Hyppolitus, The
Troyan Woman, Cyclops.
 Aristophanes (448-380 SM)Penulis naskah drama komedi, karyanya yang terkenal
adalah Lysistrata, The Wasps, The Clouds, The Frogs, The Birds.
 Manander (349-291 SM.) Manander menghilangkan Koor dan menggantinya
dengan berbagai watak, misalnya watak orang tua yang baik, budak yang licik, anak yang
jujur, pelacur yang kurang ajar, tentara yang sombong dan sebagainya. Karya Manander
juga berpengaruh kuat pada jaman Romawi Klasik dan drama komedi
jaman Renaisans dan

b. Teater Romawi Klasik

Teater pertama kali dipertunjukkan di kota Roma pada tahun 240 SM. Pertunjukan ini
dikenalkan oleh Livius Andronicus, seniman Yunani. Teater Romawi merupakan hasil
adaptasi bentuk teater Yunani. Hampir di setiap unsur panggungnya terdapat unsur
pemanggungan teater Yunani. Namun demikian teater Romawi pun mengalami
konversi dalam penggarapan dan penikmatan yang asli dimiliki oleh masyarakat Romawi
dengan ciri-ciri sebagi berikut :

 Musik menjadi pelengkap seluruh adegan. Tidak hanya menjadi tema cerita tetapi
juga menjadi ilustrasi cerita.
 Tema berkisar pada masalah hidup kesenjangan golongan menengah.
 Karekteristik tokoh tergantung kelas yaitu orang tua yang bermasalah dengan
anak-anaknya atau kekayaan, anak muda yang melawan kekuasaan orang tua dan lain
sebagainya.
 Seluruh adegan terjadi di rumah, di jalan dan di halaman.

Bentuk – bentuk pertunjukan yang terkenal di Zaman Romawi Klasik adalah:

 Satu-satunya bentuk tragedi yang terkenal dan berhasil diselamatkan adalah karya
Lucius Anneus Seneca ( 4 SM-65 M).
 Farce Pendek. Farce (pertunjukan jenaka) sejak abad 1 SM menjadi bagian sastra
dan menjadi bentuk drama yang terkenal.
 Mime muncul di zaman Yunani sekitra abad 5 SM dan kemudian masuk Romawi
sekitar tahun 212 SM.

Bentuk pertunjukan teater tertua pada zaman teater Romawi Klasik ini ciri-cirinya adalah
sebagai berikut:

6
 Selalu menggunakan tokoh yang sama, misalnya tokoh badut tolol yang bernama
Maccus. Tokoh yang serakah dan rakus bernama Bucco. Sedangkan Pappus adalah tokoh
yang tua dan mudah ditipu.
 Plot cerita berupa tipuan-tipuan dan hasutan-hasutan yang dilakukan para badut
dimana musik dan tari menjadi unsur penting dalam menjaga jalannya cerita.
 Menggunakan Setting suasana alam pedesaan.

Teater Romawi merosot setelah bentuk Republik diganti dengan kekaisaran tahun 27
Sebelum Masehi dan lenyap setelah terjadi penyerangan bangsa-bangsa Barbar
serta munculnya kekuasaan gereja. Pertunjukan teater terakhir di Roma terjadi tahun 533.

c. Teater Zaman Elizabeth

Pada tahun 1576, selama pemerintahan Ratu Elizabeth I, gedung teater besar dari kayu
dibangun di London Inggris. Gedung ini dibangun seperti lingkaran sehingga penonton bisa
duduk dihampir seluruh sisi panggung. Gedung teater ini sangat sukses sehingga banyak
gedung sejenis dibangun disekitarnya.salah satunya yang disebut Globe, gedung teater ini
bisa menampung 3.000 penonton. Globe mementaskan drama-drama karya William
Shakespeare, penulis drama terkenal dari inggris yang hidup dari tahun 1564 sampai
tahun1616. Ia adalah seorang aktor dan penyair, selain penulis drama. Beberapa ceritanya
melakukan monolog panjang, yang disebut solloquy, yang menceritakan gagasan-gagasan
mereka kepada penonton. Ciri-ciri teater zaman Elizabeth adalah:

 Pertunjukan dilaksanakan siang hari dan tidak mengenal waktu istirahat.


 Tempat adegan ditandai dengan ucapan dengan disampaikan dalam dialog para
tokoh.
 Tokoh wanita dimainkan oleh pemain anak-anak laki-laki. Tidak pemain wanita.
 Penontonya berbagai lapisan masyarakat dan diramaikan oleh penjual makanan
dan minuman.
 Menggunakan naskah lakon.
 Corak pertunjukannya merupakan perpaduan antara teater keliling dengan teater
sekolah dan akademi yang keklasik-klasikan.

d. Teater Abad 20

Seiring dengan perkembangan waktu. Kualitas pertunjukan teter dianggap semakin menurun
dan membosankan. Hal ini mendorong para pemikir teater untuk menemukan satu bentuk
ekspresi baru yang lepas dari konvensi yang sudah ada. Pada awal abad 20 inilah istilah teater
Eksperimental berkembang. Banyak gaya baru yang lahir baik dari sudut pandang pengarang,
sutradara, aktor ataupun penata artistik. Tetapi tidak jarang pula usaha mereka berhenti pada
produksi pertama. Lepas dari hal itu, usaha pencarian kaidah artistik yang dilakukan oleh
seniman teater modern patut diacungi jempol karena usaha-usaha tersebut mengantarkan kita
pada keberagaman bentuk ekspresi dan makna keindahan. Gaya penampilan pertunjukan
teater secara mendasar dibagi ke dalam tiga (3) gaya besar yaitu; Presentasional,
Representasional (Realisme), dan Post-Realistic.

7
3. Jenis-Jenis Teater Tradisional di Nusantara

a. Teater Sumatra
 Bangsawan
Teater Bangsawan Merupakan teater tradisional dari pulau Sumatra dengan latar belakang
budaya Melayu. Teater ini banyak menyerap teknik teater Bara. Hal ini dapat dilihat pada
pertunjukan nya yang selalu menggunakan panggung meskipun di saat pementasan dilakukan
di ruang terbuka.
Teater Bangsawan untuk pertama kalinya diperkenalkan di Malaya pada tahun 1870 oleh
perkumpulan teater India yang dinamakan wayang persi. Kemudian menyebar dan masuk ke
indonesia dan disebut bangsawan karena lakon semula mengenai sebuahkeluara ningrat. Ciri
khas Bangsawan adalah cara pementasannya. Penyajiannya dalam bentuk dialog
menggunakan pantun empat bait, syairnya dinyanyikan oleh pemain.

 Makyong

Makyong merupakan teater yang berasal dari Riau. Lakon Makyong menggambarkan
perjuangan seorang putra mahkota dalam mencapai cita-citanya serta bertahan dari kerasnya
kehidupan. Di dalam penyajiannya , Makyong menggunakan tari dan lagu untuk
menyampaikan maksud tertentu. Pementasanya biasanya dalam bentuk komedi atau
melodrama. Makyong bisa dipentaskan pada siang atau malam hari di ruang ruang terbuka.
Iringan musiknya terdiri atas gendang,seruai,rebab,gong,dan mong mong (gong kecil). Semua
pemain menggunakan topeng dan hampir semuanya perempuan kecuali peran pelawak (tokoh
Awang dan temanya).

 Randai

Randai merupakan teater dari sumatra barat dan mendapat pengaruh dari basijobang, tonil
Belanda, dan Komidi bangsawan. Terbentuknya teater Randai dimulai dari sebuah kelompok
Komidi bangsawan yang pada tahun 1932 memutuskan untuk menyempurnakan basijobang
dengan unsur tonil belanda serta seni pencak silat setempat.

 Bakaba

Bakaba merupakan teater yang berasal dari sumatra barat. Teater ini dituturkan oleh tukang
kaba dalam bentuk prosa liris yang didendangkan (dilagukan) dengan diiringi alunan musik
rebah atau kecapi, saluang (suling). Untuk menggelar kaba sekurang kurangnya harus ada dua
tukang kaba ,seorang penyanyi yang berserita,dan seorang lagi sebagai pengiring musik.
Kaba biasanya dipentaskan sebagai bagian dari upacara perkawinan, menempati rumah
baru,panen , dan sebagainya. Waktu pementasan terjadi interaksi dengan penonton.

b. Teater Jawa Barat

 Ubrug

Teater Ubrug berasal dari Banten. Dalam penyaiannya,teater ini menggunakan iringan
gamelan slendro dan gong gubyung. Lakon yang dimainkan bersumber dari kehidupan

8
sehari hari . Lakon yang sering dimainkan,antara lain Di Jampang, Si Pitung,
Sakam,Dalam Bonceng, dan Jejaka Pancak.

 Longer
Teater Longer Berasal dari sumedang. Teater inimuncul pada tahun 1939. Di dalam
pementasanynya, teater Longer menampilkan adegan humor (lawakan),Drama
(sandiwara),dan tarian rakyat (tari silat).

c. Teater Jakarta

 Lenong

Teater Lenong merupakan teater populer dari Jakarta. Dalam Pertunjukan nya terdapat unsur
cerita (drama), tari, nyanyi, dan pencak silat. Panggung dalam tatanan modern sudah
diterapkan seperti penggunaan properti kursi dan meja. Lakon atau ceritanya bersumber dri
kehidupan masyarakat setempat. Terdapat dua jenis Lenong, yaitu Lenong Dines dan Lenong
Preman.

 Topeng Betawi

Dalam pementasanya,Topeng betawi pada umumnya diawali dengan tarian yang dibawakan
oleh penari perempuan. Dilanjutkan dengan dialog dialog lucu (lawakan) oleh pelawak dan
penari. Kemudian,lakon/ceritanya disajikan. Cerita dalam topeng betawi bersumber
dari kehidupan masyarakat setempat

d. Teater Jawa Tengah

 Wayang Wong (wayang orang)

Di Jawa tengah, Wayang Wong sudah ada sejak abad ke -12. Akan tetapi, wayang wong yang
ada sekarang ini merupakan ciptaan dari hamengkubuwono 1 dari yogyakarta atau
Mangkunegara 1 dari surakarta. Wayang wong panggung Surakarta yang terkenal dibuat atas
perintah Pakubuwono X untuk dipentaskan setiap malam di taman hiburan Sriwedari.

 Ketoprak

Pada mulanya, Ketoprak hanya merupakan permainan klotekan dan berkembang dengan
memasukan adegan drama sederhana. Ceritanya diambil dari lingkungan setempat dan
disajikan dalam bentuk lawakan (humor) dan dikenal dengan ketoprak Lesung. Sejak tahun
1927 , pementasan ketoprak menggunakan gamelan sebagai musik pengiringnya.

 Langendriyan

Langendriyan mengambil lakon Damarwulan. Langendriyan di dalam pementasanya diirngi


oelh gamelan dan dialog dialognya menggunakan tembangjawa. Pada tahun 1970-an dan
tahun 1980-an penata tari koreografer Sardono W.Kusumo,Retno Maruti,dan Sal Murgiyanto

9
memadukan antara Bedaya,langendriyan,dan Wayang wong untuk menciptakan bentuk yang
disebutLangen Beksa.

e. Teater Jawa Timur


Teater dari Jawa timur yang paling populer adalah Ludruk. Ludruk merupakan perubahan
dari teater tradisional Lerok Berutan. Lakon dalam ludurk adalah kehidupan masyarakat
sehari hari. Ludruk dalam pementasannya dibuka dengan tarian Remo.

f. Teater Bali
 Cak
Cak sudah ada sejak zaman para-Hindu tetapi mulai menjadi suatu pertunjukan sejak tahun
1935, di Desa Bendulu. Dengan dukungan dari dua seniman asal Eropa, Cak berkembang
menjadi pertunjukan hiburan. Lakon Ramayana dimasukan dalam pertunjukan Cak. Sejak
tahun 1969, lakon tunggal diperluas menjadi epos utuh.

 Drama Gong
Drama Gong Adalah teater tradisional Bali yang merupakan drama lisan yang diiringi
gamelan gong. Drama Gong menjadi salah satu seni pertunjukan yang memadukan drama
Bali tradisional dan drama modern (budaya barat). Drama gong ini memiliki kemiripan
dengan ketoprak jawa. Drama Gong,muncul pertama kali pada tahun 1966. Penciptanya
adalah Anak Agung Dede Raka Payadnya. Drama Gong menggabungkan unsur pertunjukan
dan teknik berbagai bentuk seni pertunjukan tradisional seperti gong kebyar,drama tari
arja,sendratari Bali modern dengan unsur drama modern ( Barat ).

g. Teater Sulawesi
Teater yang berasal dari sulawesi contohnya Sinrilli. Teater ini berasal dari sulawesi
selatan. Sinrillimerupakan pertunjukan cerita tutur oleh seorang pasinrilli dengan diiringi
musik keso-keso (rebab). Penceritanya berupa nada lagu (kelong) yang diiringi lengkingan
Keso-Keso sehingga membangunkan berbagai suasana haru,indah,dan humor. Sinrilli
bermula dari dalam istana raja-raja Gowa. Setelah kejatuhan kerajaan Gowa ke tangan VOC,
Sinrilli menyebar di kalngan rakyat. Pertunjukan sinrilli dilakukan di sian ataudi malam hari
sesudah sembahyang isya.Teater ini digelar di anjungan rumah atau tempat terbuka
(halaman) pada waktu waktu tertentu, seperti waktu syukuran, pesta kawin, membangun
rumah, dan sebagainya.

h. Teater Nusa tenggara barat


Teater dari NTB contohnya Cepung. Teater ini berasal dari lombok. Cepung merupakan
teater tutur. Penamaan Cepunf berawal dari iringan suara gamelan dari mulut yang berbunyi
“,cek,cek,cek,cek,pung”. Cepung adalah seni membaca kitab lontar, khususnya cerita
Monyeh,yang diiringi oleh iringan bunyi suling dan redeb serta peniruan suara
suara instrumen gamelan yang lain. pemain pemain cepung ada 6 orang,terdiri atas pembca
lontar ,seorang pemain redeb,seorang pemain suling, dan tiga orang sebagai
penembang. Mereka duduk berjajar setengah lingkaran. Musik, tari, mimik, dan lawak
merupakan unsur unsur yang selalu ada. Memakai sesaji berupa ayam, tuak, kembang ,beras,
benang, dan sirih pinang.

10
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan

Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan tubuhnya
sebagai unsur utama untuk menyatakan dirinya yang diwujudkan dalam suatu karya (seni
pertunjukan) yang ditunjang dengan unsur gerak, suara, bunyi dan rupa yang dijalin dalam
cerita pergulatan tentang kehidupan manusia. Proses terjadinya atau munculnya teater
tradisional di Indonesia sangat bervariasi dari satu daerah dengan daerah lainnya. Hal ini
disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater tradisional itu berbedabeda, tergantung
kondisi dan sikap budaya masyarakat, sumber dan tata-cara di mana teater tradisional
lahir. Tetaer juga dikenal dengan seni yang kolektif di mana dalam sebuah tetaer tidak
terlepas dari yang namanya sutradara sebagai pengkordinasi pementasan. Sehingga menjadi
seorang sutradara harus menguasai apa-apa yang harus di lakasanakan karena baik/tidaknya
pementasan tergantung dari seorang sutradaranya. Sehingga dalam seni teater juga memiliki
peran yang sangat penting dalam lingkup sosisal. Ini sudah jelas karena yang namanya seni
pertunjukan pasti dipertunjukan di depan orang banyak dalam hal ini salah satu contohnya
adalah masyarakat. Seni teater bisa dijadikan media penyampaian segala bentuk rasa atau
argumen yang berkaitan dengan kehidupan sosial.

2. Saran

Makalah ini merupakan bagian dari media pembelajaran, maka dengan itu kepada semua
pihak bisa menggali ilmunya ( khususnya ilmu tentan seni teater ) dengan mendalami isi
makalah ini.
Khususnya kepada kaum muda agar seni teater tidak hilang begitu saja tetapi bisa diwariskan
kepada segenap penerus bangsa sehingga negara Indonesia bisa disebut sebagai salah satu
negara yang hebat dalam dunia seni.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://karyailmiahbn2013.files.wordpress.com/2013/02/seni-teater-by-mutiara-mc-moran-
rambet.pdf
http://ogetgote.wordpress.com/documents/free-download-kumpulan-makalah/makalah-seni-
teater/
http://i-makalah.blogspot.com/2013/01/makalah-seni-teater.html
http://www.febrian.web.id/search/label/Seni%20budaya
http://id.wikipedia.org/wiki/Teater
http://www.teaterpetass.com/2013/02/10-bentuk-teater-tradisional-di.html

12

Anda mungkin juga menyukai