Anda di halaman 1dari 4

TEATER MODERN

A. Pengertian
Teater non tradisional atau teater modern merupakan jenis teater yang tumbuh dan
berkembang di tengah keramaian kota dengan adanya pengaruh dari teori Barat. Cerita
yang dipentaskan bersumber dari sebuah karya sastra atau peristiwa sehari-hari.
Naskahnya terdiri dari peranan central, pembentukan watak dan karakter tokoh, serta alur
cerita. Para pemain harus meminimalisir improvisasi dengan maksud agar bangun
ceritanya standar, sehingga meskipun dilakukan pementasan berulang-ulang kali, cerita
tetap sama.

B. Jenis –jenis Teater

 . Beberapa contoh dari teater modern ini antara lain yaitu:

 Drama
 Teater
 Sinetron
 Film

 Teater Menurut penyampaian ceritanya

1. Teater Improvisasi (tanpa naskah)


2. dan teater berdasar naskah

 Teater Menurut bentuk pertunjukannya

a. Teater Tutur

 adalah Kegiatan yang dapat dikategorikan sebagai Teater Tutur berhubungan


dengan aktivitas bercerita secara tunggal (monolog), seperti membaca puisi,
deklamasi, mendongeng, dan stand up comedy.
b. Teater Gerak
Kegiatan teater yang dialognya disampaikan melalui gerak, misalnya
pantomim/tablo. Contoh Teater Gerak yang bersumber dari nilai-nilai lokal
adalah randai, wayang orang, dan tari kecak. Tema cerita dalam Teater Gerak adalah
bagian dari cerita rakyat (folklor).Teater gerak yang paling populer dan bertahan
sampai saat ini  adalah pantomim. Sebagai sebuah pertunjukan yang sunyi karena
tidak menggunakan suara, pantomim mencoba mengungkapkan ekspresinya
melalui tingkah laku gerak dan mimik para pemainnya. Makna pesan yang hendak
direalisasikan dipertunjukkan dalam bentuk gerak.
c. Teater Boneka
Kegiatan teater yang menggunakan benda/boneka yang merupakan representasi
dari suatu karakter atau tokoh dalam cerita, misalnya wayang kulit, wayang
golek, wayang potehi, cemen, dan wayang suket.
d. Teater Dramatik
Kegiatan teater yang bersumber dari naskah tertulis, misalnya drama Kwek-
Kwek (karya D. Djayakusuma) dan Romeo dan Juliet

C. Ciri-Ciri Teater Modern

Adapun ciri-ciri teater modern yaitu:

 Panggung tertata rapi dengan jenis peralatan yang lebih kompleks dibandingkan
dengan teater tradisional.
 Umumnya pementasan teater modern dilaksanakan di sebuah gedung tertutup.
 Terdapat pengaturan akan jalur cerita yang dipentaskan.
 Jumlah peserta lebih banyak dibandingkan teater tradisional.
 Tidak banyak interkasi yang dilakukan antara penonton dengan pemain.

D. Unsur-Unsur Teater Modern

Berikut ini terdapat beberapa unsur-unsur teater modern, terdiri atas:

1. Naskah/Skenenario

Naskah/Skenario berisi kisah dengan nama tokoh dan diaolog yang duicapkan.

2. Skenario
Skenario merupakan nsakah drama (besar) atau film, yang isinya lengkap, seperti :
keadaan, properti, nama tokoh, karakter, petunjuk akting dan sebagainya.Tujuan
dari naskah/skenario untuk sutradara agar penyajiannya lebih realistis.

3. Pemain/Pemeran/Tokoh

Pemain merupakan orang yang memeragakan tokoh tertentu pada film/sinetron


biasa disebutaktris/aktor.
Macam-macam peran :

 Peran Utama
Peran Utama Yaitu peran yang menjadi pusat perhatian penonton dalam
suatu kisah.
 Peran Pembantu
Peran Pembantu Yaitu peran yang tidak menjadi pusat perhatian.
 Peran Tambahan/Figuran
Figuran Yaitu peran yang diciptakan untuk memperkuat gambar suasana.

4. Sutradara

Sutradara merupakan orang yang memimpin dan mengatur sebuah teknik


pembuatan atau pementasan teater/drama/film/sinetron.

5. Properti
Properti merupakan sebuah perlengkapan yang diperlukan dalam pementasan
drama atau film. Contohnya : kursi, meja, robot, hiasan ruang, dekorasi, dan lain-
lain.

6. Penataan

Seluruh pekerja yang terkait dengan pementasan teater, antara lain:

 Tata Rias adalah cara mendandani pemain dalam memerankan tokoh teater


agar lebih meyakinkan.
 Tata Busana adalah pengaturan pakaian pemain agar mendukung keadaan
yang menghendaki. Contohnya pakaian sekolah lain dengan pakaian harian.
 Tata Lampu adalah pencahayaan dipanggung.
 Tata Suara adalah pengaturan pengeras suara.

7. Penonton

Penonton adalah undur dalam pementasan drama/teater/sandiwara atau film


karena sebagai saksi dari hasil akhir kerabat kerja. Penonton sebagai evaluator yang
mengapresiasi dan menilai hasil karya seni yang dipentaskan. Bentuk karya seni
akan sia-sia jika tidak memiliki penikmat karya. Pada setiap pementasan seni pasti
ada penonton. Penonton menonton untuk menghibur hatinya dan bagi senimannya
bisa sebagaievaluator dari karyanya.

Anda mungkin juga menyukai