Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

Tari wayang adalah tarian yang sumber penciptaannya berdasarkan cerita wayang.
Kelahiran tari wayang dilatarbelakangi oleh kondisi pertumbuhan Wayang Wong Priangan,
yang pada masa jayanya mulai dikembangkan dan dimanfaatkan oleh para kreator tari menjadi
tari-tarian lepas. Terwujudnya tari wayang sebagai upaya pengembangan kreativitas dan
produktivitas dari para seniman Wayang Wong Priangan dan para seniman tari Keurseus. Hal
ini dilakukan untuk keperluan sumbangan kesenian dalam acara-acara tertentu, misalnya acara
kaulan. Dalam acara kaulan para penari tidak mungkin menyajikan cerita utuh tetapi mereka
menyajikan salah satu tarian yang biasa diperankan dalam pertunjukan Wayang Wong.
Misalnya orang yang biasa memerankan tokoh Gatotkaca, Rahwana, Baladewa, Srikandi, dan
lain-lain. Biasanya tokoh-tokoh yang diangkat dalam tari wayang adalah tokoh-tokoh yang
populer.Kekayaan khasanah tari Wayang di Jawa Barat cukup banyak, di antaranya adalah tari
Srikandi, Subadra, Srikandi Mustakaweni, Badaya, Gatotkaca, Baladewa, Arjuna Somantri,
Arimbi, Rahwana, Jayengrana, Arayana, dan lain-lain. Adapun tokoh-tokoh tari Wayang
sebagai penerus dari generasi dulu di antaranya adalah R. Ono Lesmana di Sumedang, R.
Nugraha Sudiredja, Enoch Atmadibrata, dan Iyus Rusliana. Di setiap daerah memiliki gaya
yang berbeda-beda. Misalnya tari wayang gaya Bandung, Garut, Sumedang, Bogor, dan lain-
lain. Uniknya, ada tari Wayang yang mengadopsi tari Keurseus. Misalnya tari Arjuna diambil
dari tari lenyepan akan tetapi secara penampilan kostumnya menggunakan pakaian tari
Wayang Arjuna.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Tari Wayang


Tahun 1918 seorang bupati Sumedang yang dijuluki Aom Ino mempopulerkan tari
yang berpolakan Tarian Wayang seperti Arjuna, Arayana, dan sebagainya. Para penggemar
Tayuban banyak yang menyukai dan menari tari Wayang. Pejabat bupati Sumedang pada
tahun 1883-1919 adalah Pangeran Aria Suriaatmadja (Pangeran Mekah). Dengan demikian,
kemungkinan besar yang dikenal sebagai Aom Ino sebagai orang yang mengembangkan tari
Wayang Di Sumedang adalah Pangeran Mekah.
Berdasarkan pernyataan R. Samsi Wirakusumah bahwa ayahnya yaitu R. Sambas
Wirakusumah mendirikan perkumpulan Wirahmasari karena didorong oleh kekagumannya
setelah melihat tari Adipati Karna yang disajikan oleh putri Wedana Tanjungsari Sumedang.
Dengan demikian, lahirnya tari Wayang diduga sebelum tahun 1925 atau sebelum berdirinya
Wirahmasari. Berdirinya perkumpulan tari Wayang salah satunya sebagai dampak dari
menurunnya pertunjukan Wayang Wong Priangan. Seperti yang disebutkan beberapa tokoh
tari di Sumedang yang menyatakan bahwa berdirinya perkumpulan-perkumpulan tari Sunda
yang mengajarkan dan mempertunjukan tari Wayang bersamaan dengan menurunnya aktivitas
pertunjukan Wayang Wong Priangan. Tahun 1950-an Tari Wayang semakin diakui
keberadaannya dan disangga oleh masyarakat sehingga diajarkan di berbagai perkumpulan tari
Sunda, terutama di Sumedang, Garut, dan Bandung. Bahkan pada sekitar pertengahan tahun
1950-an muncul pula Tari Wayang di Kota Bogor yang diprakarsai seorang dalang yaitu Rd.
Entah.

B. Gerak Tari Wayang


Berdasarkan segi penyajiannya tari wayang dikelompokkan menjadi 3 bagian antara
lain :
1. Tari Tunggal yaitu tarian yang dibawakan oleh satu orang penari dengan membawakan
satu tokoh pewayangan. Contoh : Tari Arjuna, Gatotkaca, dll
2. Tari berpasangan, yaitu tarian yang dibawakan oleh dua orang penari atau lebih yang
keduanya saling melengkapi keutuhan tariannya, contoh : Tari Sugriwa, Subali dll.

2
3. Tari Massal yang berjumlah lebih dari satu penari dengan tarian atau ungkapan yang
sama. Contoh : Tari Monggawa, Badaya.
Tari wayang memiliki tingkatan atau jenis karakter yang berbeda misalnya karakter
tari pria dan wanita. Karakter tari wanita terdiri dari Putri Lungguh untuk tokoh Subadra dan
Arimbi serta ladak untuk tokoh Srikandi.
Sedangkan karakter tari pria terdiri dari :
 Satria Lungguh untuk tokoh Arjuna, Abimanyu, dan Arjuna Sastrabahu.
 Satria Ladak Lungguh untuk tokoh Arayana, Nakula dan Sadewa
 Satria Ladak Dengah/Kasar untuk tokoh Jayanegara, Jakasono, Diputi Karna dan
sebagainya
 Monggawa Dengah/Kasar seperti Baladewa dan Bima
 Monggawa Lungguh seperti Antareja dan Gatotkaca
 Denawa Raja seperti Rahwana dan Nakula Niwatakawaca.
Secara garis besar, jika dilihat dari segi koreografinya tari wayang memiliki tiga
gerakan utama yaitu : Pokok ialah patokan tarian, gerak tersebut antara lain adeg-adeg,
jangkung ilo, mincid, keupat, gedut, kiprahan, tindak tilu, engkek gigir, mamandapan, dan
calok sembahan
Peralihan ialah gerak sebagai sisipan yang digunakan sebagai peralihan dari gerak satu
ke gerak yang lainnya. Misal cindek, raras, trisi dan gedig. Khusus ialah gerak secara spesifik
yang terdapat pada tari tertentu.

C. Kostum/ Make Up/ Properti


Kostum atau busana yang dikenakan, sebagian besar didasarkan pada kostum yang
dipakai dalam wayang pertunjukan. Pakaian dalam bentuk wayang boneka ini diaplikasikan
dalam tarian wayang. Sedangkan teknik tat arias tubuh dan wajah disesuaikan dengan karakter
serta sifat tokoh yang dimainkan.

D. Alat Musik Pengiring


Untuk iringan musiknya menggunakan satu perangkat alat musik gamelan yang
larasnya adalah laras salendro. Kadang kala dmunculkan juga penyanyi yang dinamakan
pesinden atau juru kawih. Adapun lagu atau gending yang dipakai sebagai pengiring antara
lain lagu gede atau ageing, dua wiletan, sawiletan, sawiletan kering atau guludugan.
Selain itu, ada pula pertunjukkan tarian wayang yang memasukkan unsur lain misanya
seni pedalangan atau suara dalang. Tujuannya yaitu agar pagelaran tarian tersebut agar
memiliki karakter yang kuat dan makin enak untuk ditonton.

3
E. Nilai-Nilai Yang Terkandung Pada Tari Wayang
Tari ini memiliki spesifikasi yang berbeda dengan tari lainnya. Tari Wayang (Sunda)
adalah pertunjukan tari Sunda yang berlatar belakang cerita wayang, yaitu wayang golek
purwa. Cerita dari Tari Wayang tersebut dipakai pedoman hidup dan bisa diaplikasikan dalam
kehidupan nyata.

4
BAB III
KESIMPULAN

 Penggambaran tokoh-tokoh wayang ternama yang diwujudkan dalam jenis tarian wayang,
antara lain Tari Adipati Karna, Tari Jayengrana, Tari Gatotkaca, dan lain-lain. Sedangkan
jenis tarian wayang yang menggambarkan tokoh wayang dari sudut pandang jabatan,
antara lain Tari Badaya.
 Tari Wayang juga memiliki ciri khas yang sangat unik. Pemeran wayang-wayang tersebut
turut memasukkan watak si tokoh wayang yang ia perankan melalui gerakan tarian.
Sebagai contoh, pada gerakan Tari Srikandi yang berduet dengan Mustakaweni
didominasi dengan gerakan-gerakan tarian yang energik dan ceria, sedangkan bagi
pembawa Tari Gatotkaca, mereka mencerminkan watak Gatotkaca yang keras dan tegas.
 Tidak seperti tarian-tarian pada umumnya yang mengenakan kostum tari yang nyaris
seragam, pembawa Tarian Wayang mengenakan pakaian yang berbeda dan masing-
masing memiliki ciri khas tersendiri.
 Dalam penyajiannya, Tari Wayang terbagi atas tiga jenis adegan. Yaitu tari tunggal yang
dilakukan oleh satu individu dan mengisahkan kisah dari seorang tokoh perwayangan
tersebut. Jenis kedua adalah tari berpasangan yang dibawakan oleh dua orang dan
menggambarkan interaksi antara dua tokoh wayang, dan yang terakhir adalah tari
kelompok yang dibawakan oleh sekelompok penari dan menyimbolkan tokoh
perwayangan dengan status sosial yang sama.
 Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan dari barat hingga timur. Dengan banyaknya
kebudayaan yang dimiliki, sepatutnya masyarakat Indonesia menjaga apa yang telah
dijaga selama beberapa generasi. Namun yang paling penting adalah bagaimana kita
menjaga eksistensi kebudayaan yang kita miliki sehingga seluruh masyarakat Indonesia,
bahkan dunia, mengenal bahwa Indonesia memiliki kebudayaan yang dimaksud. Apalagi
tari wayang, sebagai salah satu kebudayaan asli Indonesia, memiliki nilai-nilai kehidupan
pada setiap pertunjukannya. Hal ini sekaligus dapat mendidik masyarakat Indonesia
dalam menjalani kehidupan.

5
DAFTAR PUSTAKA

http://asthyarieska.blogspot.co.id/2012/12/tari-wayang.html
(Diakses pada Minggu, 22 Januari 2017)

http://tikarmedia.or.id/ensiklopedia/ensiklopedia_detail/81
(Diakses pada Minggu, 22 Januari 2017)

http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=848&lang=id
(Diakses pada Minggu, 22 Januari 2017)

http://www.bimbie.com/mengenal-tarian-pewayangan.html
(Diakses pada Minggu, 22 Januari 2017)

http://c.uctalks.ucweb.com/detail/af5ccc3aac584286a0a94a652b55bba4?uc_param_str=dnvebi
chfrmintcpwidsudsvnwpflameefut&stat_entry=personal
(Diakses pada Minggu, 22 Januari 2017)

http://arsip.tembi.net/bale-dokumentasi-resensi-buku/tari-wayang-bahan-studi-kepenarian-
tari-wayang
(Diakses pada Minggu, 22 Januari 2017)

6
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Seni Budaya yang
berjudul “Tari Wayang”.
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami
dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya
bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca
yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah
“Tari Wayang” ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah “Tari Wayang” ini kita dapat
mengambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Penyusun

7
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .........................................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................2


A. Sejarah Tari Wayang .....................................................................................2
B. Jenis & Gerak Tari Wayang ...........................................................................2
C. Kostum/ Make Up/ Properti ...........................................................................3
D. Alat Musik Pengiring .....................................................................................3
E. Nilai-Nilai Yang Terkandung Pada Tari Wayang ...........................................4

BAB III KESIMPULAN .....................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................6

ii8
MAKALAH
TARI BUYUNG

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Seni Budaya

Disusun Oleh :
Kelompok : 4
Kelas : X TPU - B
Anggota : Nanda Risdawan
Agung Triana
Egi Bagja Hermansyah
Slamet Prianto
Dini Indriani
Khoerul Anam
Chandra Dwi Haryanto

SMK NEGERI 1 KERTAJATI


TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Anda mungkin juga menyukai