Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TENTANG
TARIAN KHAS KALIMANTAN

DISUSUN OLEH:

NAMA : TARA WULANDARI


KELAS : IX. 2

GURU PEMBIMBING : YULFITA, S.Pd

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Tarian Khas Kalimantan.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.
Penulis,

TARA WULANDARI

DAFTAR
i ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan masalah ............................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Tarian Tradisional .......................................................... 2
B. Macam-Macam Tarian Khas Kalimantan ........................................ 2

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ...................................................................................... 9
B. Saran ................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA

BAB
ii I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara multikultural terbesar di dunia.
Hal ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural, agama maupun geografis
yang begitu beragam dan luas. Sekarang ini, jumlah pulau yang ada di
wilayah Negara kesatuan republik indonesia (NKRI) sekitar 13.000 pulau
besar dan kecil. Populasi penduduknya berjumlah lebih dari 200 juta jiwa,
terdiri dari 300 suku yang menggunakan hampir 200 bahasa yang berbeda.
Selain itu mereka juga menganut agama dan kepercayaan yang beragam
seperti Islam, Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha, Konghucu serta
berbagai macam aliran kepercayaan.
Suku Dayak merupakan salah satu etnik suku yang ada di Indonesia.
Suku yang ada di Pulau Kalimantan ini memiliki beragam kebudayaan yang
patut kita kenal dan kita banggakan sebagai salah satu kekayaan budaya
Indonesia.
Salah satu kekayaan tradisi dari Kalimantan / Suku Dayak adalah seni
tari. Dan pada artikel kali ini, Kita akan menjelajah beberapa tarian
tradisional dari Kalimantan. Dan berikut 14 Tari Tradisional dari Kalimantan /
Suku Dayak.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Tarian Tradisional ?
2. Apa saja Macam-macam Tarian Khas Jawa ?

BAB
1 II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Tarian Tradisional


Di Indonesia ada berbagai macam kebudayaan tradisional yang
berbeda-beda untuk setiap daerahnya. Salah satu contoh kebudayaan daerah
di Indonesia yang beraneka ragam adalah tarian.

Tarian merupakan gerakan tubuh yang dilakukan pada waktu dan


tempat tertentu sebagai bentuk pergaulan, ungkapan perasaan, maksud dan
pikiran secara berirama. Hampir setiap provinsi memiliki jenis kebudayaan
tari yang berbeda-beda.

Meskipun banyak perbedaan antara tarian satu dengan tarian yang lain,
masing-masing tarian mempunyai daya tarik dan keunikan sendiri-sendiri.
Justru dengan adanya jenis tarian tadisional daerah yang beraneka ragam dan
tersebar di seluruh penjuru tanah air, bangsa Indonesia menjadi negara yang
terkenal dan terbaik akan kekayaan tari-tarian, budaya serta kesenian
tradisional yang dimilikinya.

B. Macam-Macam Tarian Khas Kalimantan


1. Tari Kancet Papatai
Tarian Kancet Papatai / Tari Perang menceritakan tentang seorang
pahlawan Dayak Kenyah berperang melawan musuhnya. Gerakan tarian
ini sangat lincah, gesit, penuh semangat dan kadang-kadang diikuti oleh
pekikan si penari.

Dalam tari Kancet Papatai, penari mempergunakan pakaian


tradisional suku Dayak Kenyah dilengkapi dengan peralatan perang seperti
2
mandau, perisai dan baju perang. Tari ini diiringi dengan lagu Sak Paku
dan hanya menggunakan alat musik Sampe.
2. Tari Datun
Tarian ini merupakan tarian bersama gadis suku Dayak Kenyah
dengan jumlah tak pasti, boleh 10 hingga 20 orang. Menurut riwayatnya,
tari bersama ini diciptakan oleh seorang kepala suku Dayak Kenyah di
Apo Kayan yang bernama Nyik Selung, sebagai tanda syukur dan
kegembiraan atas kelahiran seorang cucunya. Kemudian tari ini
berkembang ke segenap daerah suku Dayak Kenyah.

3. Tari Gantar
Tari Gantar adalah salah satu tarian tradisional kalimantan yang
menggambarkan gerakan orang sedang menanam padi.
Tongkat menggambarkan kayu penumbuk sedangkan bambu serta
biji-bijian didalamnya menggambarkan benih padi dan wadahnya.

Tarian ini cukup terkenal dan sering disajikan dalam penyambutan


tamu dan acara-acara lainnya.Tari ini tidak hanya dikenal oleh suku Dayak
Tunjung namun juga dikenal oleh suku Dayak Benuaq. Tarian ini dapat
dibagi dalam tiga versi yaitu tari Gantar Rayatn, Gantar Busai dan Gantar
Senak/Gantar Kusak.
4. Tari Leleng 3
Tarian ini menceritakan seorang gadis bernama Utan Along yang
akan dikawinkan secara paksa oleh orangtuanya dengan pemuda yang tak
dicintainya. Utan Along akhirnya melarikan diri kedalam hutan. Tarian
gadis suku Dayak Kenyah ini ditarikan dengan diiringi nyanyian lagu
Leleng.
5. Tari Serumpai
Tarian suku Dayak Benuaq ini dilakukan untuk menolak wabah
penyakit dan mengobati orang yang digigit anjing gila. Disebut tarian
Serumpai karena tarian diiringi alat musik Serumpai (sejenis seruling
bambu).a kita memanfaatkan dan mengelolanya.

6. Tari Belian Bawo


Upacara Belian Bawo bertujuan untuk menolak penyakit, mengobati
orang sakit, membayar nazar dan lain sebagainya. Setelah diubah menjadi
tarian, tari ini sering disajikan pada acara-acara penerima tamu dan acara
kesenian lainnya. Tarian ini merupakan tarian suku Dayak Benuaq.

7. Tari Ngerangkau
ari Ngerangkau adalah tarian adat dalam hal kematian dari suku
Dayak Tunjung dan Benuaq. Tarian ini mempergunakan alat-alat
penumbuk padi yang dibentur-benturkan secara teratur dalam posisi
mendatar sehingga menimbulkan irama tertentu.
8. Tari Kancet Ledo
Tari Kancet Ledo atau disebut juga Tari Gong merupakan salah
satu ekspresi seni masyarakat Dayak yang mendiami Kalimantan Timur.
Tari Gong adalah tari yang mengekspresikan tentang kelembutan
seorang wanita dengan menari di atas Gong dengan gerakan yang lemah
lembut dan penuh keseimbangan. Tari ini mengungkapkan kecantikan,
kepandaian dan lemah lembut gerakan tari. Sesuai dengan nama tarinya,
tari Gong ditarikan di atas sebuah Gong, diiringi dengan alat musik Sapeq
( alat musik yang dipetik seperti kecapi).
Dilihat dari gerak dan tatapan mata yang dimiliki lembut dan lincah
karena disamakan dengan sifat seekor burung, di mana burung mempunyai
sifat yang cepat, lembut dan lincah. Bentuk gerak dalam tari Gong ini
tergolong sederhana, gerak yang merupakan ekspresi yang menirukan
gerak hewan tiruannya seperti burung Enggang. Penari melakukan
gerakan-gerakan yang sederhana dan mudah. Dalam gerak yang
5
melambangkan hubungan manusian dengan burung Enggang terlihat
dalam gemulai gerak tangan, tubuh dan kaki. Gerak pelan pada tangan
mengibaratkan kepak sayap burung Enggang.

9. Tari Kancet Lasan


Menggambarkan kehidupan sehari-hari burung Enggang, burung
yang dimuliakan oleh suku Dayak Kenyah karena dianggap sebagai tanda
keagungan dan kepahlawanan. Tari Kancet Lasan merupakan tarian
tunggal wanita suku Dayak Kenyah yang sama gerak dan posisinya seperti
Tari Kancet Ledo, namun si penari tidak mempergunakan gong dan bulu-
bulu burung Enggang dan juga si penari banyak mempergunakan posisi
merendah dan berjongkok atau duduk dengan lutut menyentuh lantai.
Tarian ini lebih ditekankan pada gerak-gerak burung Enggang ketika
terbang melayang dan hinggap bertengger di dahan pohon.

10. Tari Hudoq


HUDOQ adalah tarian topeng yang bagi suku / etnis Bahau di
percaya sebagai tarian kedatangan para dewa utusan Sang Pencipta ke
dalam dunia , untuk menjaga dan melindungi kehidupan dan tanaman padi
yang baru di tanam. Karena kuatir manusia bisa ketulahan / sakit / mati,
bila melihat / memandang langsung wajah para dewa, maka NALING
LEDAANG pemimpin para
6 dewa, mengajak teman temannya
membuat topeng dari pohon kayu Jelutung / Jabon /Kitaaq, dan membuat
pakaian dari daun pisang uraan Untuk menutupi seluruh tubuh mereka.

11. Tarian Hudoq Kita


Tarian dari suku Dayak Kenyah ini pada prinsipnya sama dengan Tari
Hudoq dari suku Dayak Bahau dan Modang, yakni untuk upacara
menyambut tahun tanam maupun untuk menyampaikan rasa terima kasih
pada dewa yang telah memberikan hasil panen yang baik. Perbedaan yang
mencolok anatara Tari Hudoq Kita dan Tari Hudoq ada pada kostum,
topeng, gerakan tarinya dan iringan musiknya. Kostum penari Hudoq Kita
menggunakan baju lengan panjang dari kain biasa dan memakai kain
sarung, sedangkan topengnya berbentuk wajah manusia biasa yang banyak
dihiasi dengan ukiran khas Dayak Kenyah. Ada dua jenis topeng dalam
tari Hudoq Kita, yakni yang terbuat dari kayu dan yang berupa cadar
terbuat dari manik-manik dengan ornamen Dayak Kenyah.

12. Tari Pecuk Kina


Tarian ini menggambarkan perpindahan suku Dayak Kenyah yang
berpindah dari daerah Apo Kayan (Kab. Bulungan) ke daerah Long Segar
(Kab. Kutai Barat) yang memakan waktu bertahun-tahun.

13. Tari Kuyang


Sebuah tarian Belian dari suku Dayak Benuaq untuk mengusir hantu-
hantu yang menjaga pohon-pohon yang besar dan tinggi agar tidak
mengganggu manusia atau orang yang menebang pohon tersebut.
14. Tari Baraga Bagantar
Awalnya Baraga Bagantar adalah upacara belian untuk merawat bayi
dengan memohon bantuan dari Nayun Gantar. Sekarang upacara ini sudah
digubah menjadi sebuah tarian oleh suku Dayak Benuaq.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peranan seni tari untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia adalah
dengan melalui stimulan individu, social dan komunikasi. Dengan demikian
tari dalam memenuhi kebutuhan individu dan social merupakan alat yang
digunakan untuk penyampaian ekspresi jiwa dalam kaitannya dengan
kepentingan lingkungan. Oleh karena itu tari dapat berperan sebagai
pemujaan, sarana komunikasi, dan pernyataan batin manusia dalam kaitannya
dengan ekspresi kehendak. Secara garis besar fungsi tari ada 3 antara lain :tari
sebagai upacara, tari sebagai sarana hiburan dan tari sebagai sarana
pertunjukkan
Dalam sebuah tarian antara tubuh, gerak komposisi tari tidak dapat
dipisahkan.Dalam sebuah tarian terdapat unsur-unsur yang membangunnya
yakni unsur gerak, tenaga dan waktu.
Tari tradisional adalah tari yang telah melampaui perjalanan
perkembangannya cukup lama, dan senantiasa berfikir pada pola-pola yang
telah mentradisi. Para ahli antropologi percaya bahwa tarian di Indonesia
berawal dari gerakan ritual dan upacara keagamaan dan juga alam. Jenis Tari
Tradisional ada dua : Tari keraton adalah tari yang semula berkembang
dikalangan kerajaan dan bangsawan. Tari Rakyat merupakan tari yang hidup
dan berkembang dikalangan rakyat. Setiap daerah provinsi di Indonesia
masing-masing memiliki tarian tradisional.

B. Saran
Dengan mengenal lebih banyak Tarian adat di seluruh provinsi di
indonesia mudah-mudahan membuat kita lebih mencintai negeri kita
ini.Semoga seluruh masyarakat Indonesia dapat terus menjaga dan
melestarikan seni tari serta menemukan cara-cara terbaru untuk mengatasinya
agar tarian suatu daerah di Indonesia dapat terjaga sampai generasi
selanjutnya.
DAFTAR9 PUSTAKA

Johan weintre. 2009. Beberapa peniggalan kehidupan dayak. Kekayaan ritual dan
keanekaragaman pertanian di hutan kalimantan barat. Makalah Studi
lapangan: Universitas Tanjung Pura Pontianak.

Kaskus.us : Di unggah tanggal 7 Mei 2015

Melayuonlie.com : Di unggah tanggal 7 Mei 2015


http://yohanessupriyadi.blogspot.com/2008/03/nyangahatn.html: Diunggah
tanggal 8 Mei 2015

http://stefanusakim.blogspot.com : Di unggah tanggal 8 Mei 2015

Anda mungkin juga menyukai