“ SENI TEATER “
Memenuhi Tugas Mata Pelajaran “Seni Budaya”
Yang dibina oleh : Bapak. LUQMAN HAKIM, S.Pd.
DISUSUN OLEH :
Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas karya ilmiah yang berjudul
“Sejarah Perkembangan Teater” yang dimana tugas ini ditujukan untuk
menyelesaikan tugas Sekolah Menengah Kejuruan kami dengan mata pelajaran
kami tentang Seni Budaya. Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam
proses pengerjaannya, tapi kami telah berhasil menyelesaikan karya ilmiah ini.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada teman-teman yang juga
sudah memberikan bantuan kepada kami baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam pembuatan karya ilmiah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari
hasil karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami berharap semoga karya ilmiah ini
dapat menjadi sesuatu yan berguna bagi kita bersama.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya karya tulis ini. Kami berharap semoga karya tulis
ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umummnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Tujuan...........................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
A. Pengertian Teater..........................................................................................5
B. Sejarah Perkembangan Teater di Dunia........................................................5
C. Jenis-Jenis Teater Tradisional di Nusantara..................................................9
BAB III..................................................................................................................15
PENUTUP..............................................................................................................15
A. Kesimpulan.................................................................................................15
B. Saran............................................................................................................15
Daftar Pustaka........................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah mencatat, seni teater berfungsi hanya sebagai upacara ritual
(keagamaan), melainkan berfungsi pula sebagai kesenian atau hiburan. Peristiwa
teater yang mensyaratkan kebersamaan, waktu, dan tempat, tetaplah menjadi
persyaratan utama kehadiran teater sejak ribuan tahun sebelum Masehi, sehingga
pada zaman Yunani teater pun selalu hadir dengan persyaratan yang serupa.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa sesuatu dapat disebut
teater jika ada keutuhan tiga kekuatan, berupa: orang teater, tempat, dan
komunitas (penonton). Tiga kekuatan inilah yang bertemu dan melahirkan
“peristiwa teater”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan teater?
2. Bagaimana sejarah perkembangan teater di dunia?
3. Apa saja jenis-jenis Teater Tradisional di Nusantara?
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teater
Kata “Teater” berasal dari kata yunani kuno yakni theatron, yang dalam
bahasa inggris seeing place dan dalam bahasa Indonesia “tempat untuk menonton”
adalah cabang dari seni pertunjukan yang berkaitan dengan akting/seni peran di
depan penonton dengan menggunakan gabungan dari ucapan, gestur (gerak
tubuh), mimik, boneka, musik, tari dan lain-lain.
Teater merupakan salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar
menggunakan tubuhnya sebagai unsure utama yang menyatakan dirinya yang
mewujudkan dalam suatu karya seni pertunjukan (pementasan) yang didukung
dengan unsur gerak, suara, bunyi, dan rupa yang dijalin dalam cerita (lakon).
Beberapa macam arti teater:
Musik menjadi pelengkap seluruh adegan. Tidak hanya menjadi tema cerita
tetapi juga menjadi ilustrasi cerita.
Tema berkisar pada masalah hidup kesenjangan golongan menengah.
Karekteristik tokoh tergantung kelas yaitu orang tua yang bermasalah dengan
anak-anaknya atau kekayaan, anak muda yang melawan kekuasaan orang tua
dan lain sebagainya.
Seluruh adegan terjadi di rumah, di jalan dan di halaman.
Bentuk pertunjukan teater tertua pada zaman teater Romawi Klasik ini ciri-
cirinya adalah sebagai berikut:
Selalu menggunakan tokoh yang sama, misalnya tokoh badut tolol yang
bernama Maccus. Tokoh yang serakah dan rakus bernama Bucco. Sedangkan
Pappus adalah tokoh yang tua dan mudah ditipu.
Plot cerita berupa tipuan-tipuan dan hasutan-hasutan yang dilakukan para
badut dimana musik dan tari menjadi unsur penting dalam menjaga jalannya
cerita.
Menggunakan Setting suasana alam pedesaan.
Teater Romawi merosot setelah bentuk Republik diganti dengan kekaisaran tahun
27 Sebelum Masehi dan lenyap setelah terjadi penyerangan bangsa-bangsa Barbar
serta munculnya kekuasaan gereja. Pertunjukan teater terakhir di Roma terjadi
tahun 533.
Pada tahun 1576, selama pemerintahan Ratu Elizabeth I, gedung teater besar dari
kayu dibangun di London Inggris. Gedung ini dibangun seperti lingkaran
sehingga penonton bisa duduk dihampir seluruh sisi panggung. Gedung teater ini
sangat sukses sehingga banyak gedung sejenis dibangun disekitarnya.salah
satunya yang disebut Globe, gedung teater ini bisa menampung 3.000 penonton.
Globe mementaskan drama-drama karya William Shakespeare, penulis drama
terkenal dari inggris yang hidup dari tahun 1564 sampai tahun1616. Ia adalah
seorang aktor dan penyair, selain penulis drama. Beberapa ceritanya melakukan
monolog panjang, yang disebut solloquy, yang menceritakan gagasan-gagasan
mereka kepada penonton. Ciri-ciri teater zaman Elizabeth adalah:
1. Teater Abad 20
Seiring dengan perkembangan waktu. Kualitas pertunjukan teter dianggap
semakin menurun dan membosankan. Hal ini mendorong para pemikir teater
untuk menemukan satu bentuk ekspresi baru yang lepas dari konvensi yang sudah
ada. Pada awal abad 20 inilah istilah teater Eksperimental berkembang. Banyak
gaya baru yang lahir baik dari sudut pandang pengarang, sutradara, aktor ataupun
penata artistik. Tetapi tidak jarang pula usaha mereka berhenti pada produksi
pertama. Lepas dari hal itu, usaha pencarian kaidah artistik yang dilakukan oleh
seniman teater modern patut diacungi jempol karena usaha-usaha tersebut
mengantarkan kita pada keberagaman bentuk ekspresi dan makna keindahan.
Gaya penampilan pertunjukan teater secara mendasar dibagi ke dalam tiga (3)
gaya besar yaitu; Presentasional, Representasional (Realisme), dan Post-Realistic.
C. Jenis-Jenis Teater Tradisional di Nusantara
1. Teater Sumatra
Bangsawan
Teater Bangsawan Merupakan teater tradisional dari pulau Sumatra
dengan latar belakang budaya Melayu. Teater ini banyak menyerap teknik teater
Bara. Hal ini dapat dilihat pada pertunjukan nya yang selalu menggunakan
panggung meskipun di saat pementasan dilakukan di ruang terbuka.
Teater Bangsawan untuk pertama kalinya diperkenalkan di Malaya pada
tahun 1870 oleh perkumpulan teater India yang dinamakan wayang persi.
Kemudian menyebar dan masuk ke indonesia dan disebut bangsawan karena
lakon semula mengenai sebuahkeluara ningrat. Ciri khas Bangsawan adalah cara
pementasannya. Penyajiannya dalam bentuk dialog menggunakan pantun empat
bait, syairnya dinyanyikan oleh pemain.
Makyong
Makyong merupakan teater yang berasal dari Riau. Lakon Makyong
menggambarkan perjuangan seorang putra mahkota dalam mencapai cita-citanya
serta bertahan dari kerasnya kehidupan. Di dalam penyajiannya , Makyong
menggunakan tari dan lagu untuk menyampaikan maksud tertentu. Pementasanya
biasanya dalam bentuk komedi atau melodrama. Makyong bisa dipentaskan pada
siang atau malam hari di ruang ruang terbuka. Iringan musiknya terdiri atas
gendang,seruai,rebab,gong,dan mong mong (gong kecil). Semua pemain
menggunakan topeng dan hampir semuanya perempuan kecuali peran pelawak
(tokoh Awang dan temanya).
Randai
Randai merupakan teater dari sumatra barat dan mendapat pengaruh dari
basijobang, tonil Belanda, dan Komidi bangsawan. Terbentuknya teater Randai
dimulai dari sebuah kelompok Komidi bangsawan yang pada tahun 1932
memutuskan untuk menyempurnakan basijobang dengan unsur tonil belanda serta
seni pencak silat setempat.
Bakaba
Bakaba merupakan teater yang berasal dari sumatra barat. Teater ini
dituturkan oleh tukang kaba dalam bentuk prosa liris yang didendangkan
(dilagukan) dengan diiringi alunan musik rebah atau kecapi, saluang (suling).
Untuk menggelar kaba sekurang kurangnya harus ada dua tukang kaba ,seorang
penyanyi yang berserita,dan seorang lagi sebagai pengiring musik. Kaba biasanya
dipentaskan sebagai bagian dari upacara perkawinan, menempati rumah
baru,panen , dan sebagainya. Waktu pementasan terjadi interaksi dengan
penonton.
1. Teater Jawa Barat
Ubrug
2) Longer
Teater Longer Berasal dari sumedang. Teater inimuncul pada tahun 1939. Di
dalam pementasanynya, teater Longer menampilkan adegan humor
(lawakan),Drama (sandiwara),dan tarian rakyat (tari silat).
1. Teater Jakarta
Lenong
Teater Lenong merupakan teater populer dari Jakarta. Dalam Pertunjukan nya
terdapat unsur cerita (drama), tari, nyanyi, dan pencak silat. Panggung dalam
tatanan modern sudah diterapkan seperti penggunaan properti kursi dan meja.
Lakon atau ceritanya bersumber dri kehidupan masyarakat setempat. Terdapat dua
jenis Lenong, yaitu Lenong Dines dan Lenong Preman.
Topeng Betawi
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar
menggunakan tubuhnya sebagai unsur utama untuk menyatakan dirinya yang
diwujudkan dalam suatu karya (seni pertunjukan) yang ditunjang dengan unsur
gerak, suara, bunyi dan rupa yang dijalin dalam cerita pergulatan tentang
kehidupan manusia. Proses terjadinya atau munculnya teater tradisional di
Indonesia sangat bervariasi dari satu daerah dengan daerah lainnya. Hal ini
disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater tradisional itu berbedabeda,
tergantung kondisi dan sikap budaya masyarakat, sumber dan tata-cara di mana
teater tradisional lahir.
Tetaer juga dikenal dengan seni yang kolektif di mana dalam sebuah tetaer
tidak terlepas dari yang namanya sutradara sebagai pengkordinasi pementasan.
Sehingga menjadi seorang sutradara harus menguasai apa-apa yang harus di
lakasanakan karena baik/tidaknya pementasan tergantung dari seorang
sutradaranya. Sehingga dalam seni teater juga memiliki peran yang sangat penting
dalam lingkup sosisal. Ini sudah jelas karena yang namanya seni pertunjukan pasti
dipertunjukan di depan orang banyak dalam hal ini salah satu contohnya adalah
masyarakat. Seni teater bisa dijadikan media penyampaian segala bentuk rasa atau
argumen yang berkaitan dengan kehidupan sosial.
B. Saran
Makalah ini merupakan bagian dari media pembelajaran, maka dengan itu
kepada semua pihak bisa menggali ilmunya ( khususnya ilmu tentan seni teater )
dengan mendalami isi makalah ini.
Khususnya kepada kaum muda agar seni teater tidak hilang begitu saja
tetapi bisa diwariskan kepada segenap penerus bangsa sehingga negara Indonesia
bisa disebut sebagai salah satu negara yang hebat dalam dunia seni.
DAFTAR PUSTAKA
http://karyailmiahbn2013.files.wordpress.com/2013/02/seni-teater-by-mutiara-
mc-moran-rambet.pdf
http://ogetgote.wordpress.com/documents/free-download-kumpulan-makalah/
makalah-seni-teater/
http://i-makalah.blogspot.com/2013/01/makalah-seni-teater.html
http://www.febrian.web.id/search/label/Seni%20budaya
http://id.wikipedia.org/wiki/Teater
http://www.teaterpetass.com/2013/02/10-bentuk-teater-tradisional-di.html