Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH SENI "TEATER"

DI SUSUN OLEH :

RAIHANUN TRIVIA ANDIRA {25}


RAISA FAZILA {26}
RALFA FERGIAN {27}
RAZITA SADIRA {28}
RIENJANNY POETRY B.M {29}
SALMASIRUN AULIA [30}

KELOMPOK 5
KELAS X10

SMAN 1 PANGKALPINANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul “Seni Teater”. Diharapkan makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang seni teater.

Kami menyadari bahwa makalah Seni Teater ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah Seni Teater ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridai segala usaha kita. Aamiin. 

Pangkalpinang, Maret 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………………………………… i


DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang……………………………………………………………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………………………… 2
A. Pengertian Seni Teater………………………………………………………………………………………………… 2
B. Fungsi Seni Teater………………………………………………………………………………………………………… 2
C. Unsur-unsur Seni Teater……………………………………………………………………………………………… 3
D. Jenis-jenis Teater………………………………………………………………………………………………………… 5
E. Seni Teater di Bangka Belitung…………………………………………………………………………………….. 6
BAB III PENUTUP ……………………………………………………........................................................ 9
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………………………………………………… 9
B. Saran …………………………………………………………………………………………………………………………. 9
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………………………………..
10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dunia ini terdapat banyak seni dan budaya tak luput juga, Indonesia pun menjadi salah satu
negara yang kaya dengan seni. Nah Seni sendiri memiliki sebuah definisi, salah satunya yaitu seni adalah
salah satu unsur kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sejajar dengan perkembangan manusia
selaku penggubah dan penikmat seni. Sedangkan definisi kebudayaan adalah hasil pemikiran, karya dan
segala aktivitas (bukan perbuatan), yang merefleksikan naluri secara murni. . Seni memiliki nilai estetis
(indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide yang dinyatakan dalam bentuk aktivitas atau
rupa sebagai lambang. Dengan seni kita dapat memperoleh kenikmatan sebagai akibat dari refleksi
perasaan terhadap stimulus yang kita terima. 

Kenikmatan seni bukanlah kenikmatan fisik lahiriah, melainkan kenikmatan batiniah yang
muncul bila kita menangkap dan merasakan simbol-simbol estetika dari penggubah seni. Dalam hal
ini seni memiliki nilai spiritual. Kedalaman dan kompleksitas seni menyebabkan para ahli membuat
definisi seni untuk mempermudah pendekatan kita dalam memahami dan menilai seni. Konsep
yang muncul bervariasi sesuai dengan latar belakang pemahaman, penghayatan, dan pandangan
ahli tersebut terhadap seni.
 Salah satu seni yang kita perhatikan di sini adalah seni teater. Pertunjukkan teater tidak hanya
untuk hiburan masyarakat penonton. Di balik itu, ada amanat yang ingin disampaikan kepada
masyarakat tentang sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan sosial masyarakat. Kehidupan
yang dimaksud menyangkut seluruh perilaku sosial yang berlaku pada kelompok masyarakat
tertentu.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teater bisa muncul?

2. Apa pengertian seni teater?


3. Apa fungsi seni teater?
4. Apa saja unsur-unsur seni teater?
5. Apa saja jenis-jenis seni teater?
6. Bagaimana/ seperti apa pertumbuhan teater yang ada di Bangka Belitung?
7. Manfaat dan tujuan ?

1
BAB II
PEMBAHASAN
1. sejarah Teater

Waktu serta tempat untuk pertunjukan teater yang pertama kali dimulai tidak diketahui. Yang dapat
diketahui hanya teori mengenai asal usul dari teater. Dibawah ini adalah penjelasan mengenai teori asal
mula teater antara lain adalah sebagai berikut:

1. Berasal dari Upacara Agama Primitif


Teori yang pertama menyebutkan bahwa asal mula dari teater yaitu dari upacara agama primitif. Yang
mana pada saat itu unsur cerita ditambahkan pada saat pelaksanaan upacara yang kemudian akhirnya
berkembang menjadi pertunjukan teater. Meski upacara agama saat ini telah banyak ditinggalkan akan
tetapi seni teater masih dapat hidup sampai sekarang ini.

2. Nyanyian Untuk Menghormati Pahlawan di Makamnya


Kemudian teori lain menyebutkan bahwa seni teater berasal dari penyanyian untuk menghormati
seorang pahlawan yang telah tiada yang berada di makamnya. Dalam acara tersebut seseorang
menceritakan kisah hidup dari sang pahlawan yang kemudian lama-kelamaan diperagakan dalam bentuk
teater.

3. Berasal dari Kegemaran Manusia Mendengarkan Cerita


Dan teori yang ketiga menyebutkan bahwa seni teater berasal dari kegemaran manusia yang umumnya
suka mendengarkan cerita. Cerita tersebut kemudian dibuat ke dalam bentuk teater (kisah perang,
kepahlawanan, perburuan dan lain sebagainya).

4. Naskah Teater Tertua


Naskah teater yang tertua di dunia yang pernah ditemukan dan ditulis oleh seorang pendeta Mesir, I
Kher-Nerfert, pada zaman peradaban Mesir kuno yaitu sekitar 2000 tahun sebelum tarikh Masehi yang
mana pada zaman itu peradaban dari Mesir kuno sudah maju.

Pada masa itu mereka sudah dapat membuat piramida, sudah dapat membuat kalender sudah mengerti
apa itu irigasi, sudah mengenal ilmu bedah, dan telah mengenal juga tulis-menulis.

2
I Kher-Nerfert adalah naskah yang digunakan untuk sebuah pertunjukan teater ritual yang berada di
kota Abydosz sehingga naskah tersebut dikenal sebagai \\\\\\\\\\\\\\\”Naskah Abydos\\\\\\\\\\\\\\\”
dimana dalam naskah tersebut diceritakan bahwa naskah Abydos juga ditemukan tergambar dalam
relief kuburan yang lebih tua. oleh karena itu para ahli dapat mengira bahwa jalan cerita telah ada dan
sudah dimainkan oleh orang sejak tahun 5000 SM.

Meskipun naskah abydos muncul sebagai naskah tertulis pada tahun 2000 SM. Berdasarkan hasil dari
penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa pertunjukan teater abydos memiliki unsur-unsur teater
yang meliputi antara lain: pemain, naskah dialog, topeng, music, tata busana, nyanyian, tarian, jalan
cerita, property yang digunakan pemain seperti kapak, tameng, tombak, dan sejenisnya.

A. Pengertian Seni Teater


Dalam sejarahnya, kata “Teater” berasal dari bahasa Inggris theater atau theatre, bahasa
Perancis théâtre dan dari bahasa Yunani theatron (θέατρον). Secara etimologis, kata “teater” dapat
diartikan sebagai tempat atau gedung pertunjukan. Sedangkan secara istilah kata teater diartikan
sebagai segala hal yang dipertunjukkan di atas pentas untuk konsumsi penikmat.
Selain itu, istilah teater dapat diartikan dengan dua cara yaitu dalam arti sempit dan dalam arti
luas. Teater dalam arti sempitdeskripsikan sebagai sebuah drama (perjalanan hidup seseorang yang
dipertunjukkan di atas pentas, disaksikan banyak orang dan berdasarkan atas naskah yang tertulis).
Sedangkan dalam arti luas, teater adalah segala adegan peran yang dipertunjukkan di depan orang
banyak, seperti ketoprak, ludruk, wayang, sintren, janger, mamanda, dagelan, sulap, akrobat, dan
lain sebagainya.
Dalam perkembangannya, istilah teater selalu dikaitkan dengan kata drama. Hubungan kata
“teater” dan “drama” bersandingan sedemikian erat yang pada prinsipnya keduanya merupakan
istilah yang berbeda. Drama merupakan istilah yang berasal dari bahasa Yunani Kuno “draomai”
yang berarti bertindak atau berbuat dan dalam bahasa Perancis “drame” menjelaskan tingkah laku
kehidupan kelas menengah.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa istilah “teater” berkaitan langsung dengan
pertunjukan, sedangkan “drama” berkaitan dengan peran atau naskah cerita yang akan
dipentaskan. Jadi, teater adalah visualisasi dari drama atau drama yang dipentaskan di atas
panggung dan disaksikan oleh penonton. Dengan kata lain drama merupakan bagian atau salah satu
unsur dari teater.

B. Fungsi Seni Teater


Peranan seni teater telah mengalami pergeseran seiring dengan berkembangnya teknologi.
Seni teater tidak hanya dijadikan sebagai sarana upacara maupun hiburan, namun juga sebagai
sarana pendidikan. Sebagai seni, teater tidak hanya menjadi konsumsi masyarakat sebagai hiburan
semata, namun juga berperan dalam nilai afektif masyarakat. Adapun beberapa fungsi seni teater,
di antaranya meliputi:

1. Teater sebagai Sarana Upacara

3
Pada awal munculnya, teater hadir sebagai sarana upacara persembahan kepada dewa
Dyonesos dan upacara pesta untuk dewa Apollo. Teater yang berfungsi untuk kepentingan
upacara tidak membutuhkan penonton karena penontonnya adalah bagian dari peserta
upacara itu sendiri. Di Indonesia seni teater yang dijadikan sebagai sarana upacara dikenal
dengan istilah teater tradisional.

2. Teater sebagai Media Ekspresi


Teater merupakan salah satu bentuk seni dengan fokus utama pada laku dan dialog.
Berbeda dengan seni musik yang mengedepankan aspek suara dan seni tari yang menekankan
pada keselarasan gerak dan irama. Dalam praktiknya, Seniman teater akan mengekspresikan
seninya dalam bentuk gerakan tubuh dan ucapan-ucapan.

3. Teater sebagai Media Hiburan


Dalam perannya sebagai sarana hiburan, sebelum pementasannya sebuah teater itu harus
dengan persiapkan dengan usaha yang maksimal. Sehingga harapannya penonton akan
terhibur dengan pertunjukan yang digelar.

4. Teater sebagai Media Pendidikan


Teater adalah seni kolektif, dalam artian teater tidak dikerjakan secara individual.
Melainkan untuk mewujudkannya diperlukan kerja tim yang harmonis. Jika suatu teater
dipentaskan diharapkan pesan-pesan yang ingin diutarakan penulis dan pemain tersampaikan
kepada penonton. Melalui pertunjukan biasanya manusia akan lebih mudah mengerti nilai baik
buruk kehidupan dibandingkan hanya membaca lewat sebuah cerita.

C. Unsur-unsur Seni Teater


Unsur-unsur yang terdapat dalam seni teater dibedakan menjadi dua, antara lain:
1. Unsur Internal
Unsur internal merupakan unsur yang menyangkut tentang bagaimana keberlangsungan
pementasan suatu teater. Tanpa unsur internal internal tidak akan ada suatu pementasan
teater. Oleh karena itu, unsur internal dikatakan sebagai jantungnya sebuah pementasan
teater. Unsur internal, meliputi:
a. Naskah atau Skenario
Naskah atau Skenario berisi kisah dengan nama tokoh dan dialog nantinya akan
dipentaskan. Naskah menjadi salah satu penunjang yang menyatukan berbagai macam
unsur yang ada yaitu pentas, pemain, kostum dan sutradara.
b. Pemain
Pemain merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam sebuah pertunjukan
teater. Pemain berperan dalam menghasilkan beberapa unsur lain, seperti unsur suara
dan gerak. Ada tiga jenis pemain, yaitu peran utama (protagonis/antagonis), peran
pembantu dan peran tambahan atau figuran. Dalam film atau sinetron, pemain biasanya
disebut Aktris untuk perempuan, dan Aktor untuk laki-laki.
c. Sutradara
Sutradara merupakan salah satu unsur yang paling sentral, karena sutradara adalah orang
yang memimpin dan mengatur sebuah teknik pembuatan atau pementasan teater.
Sutradara menjadi otak dari jalannya suatu cerita, misalnya mengarahkan para aktor,

4
membedah naskah, menciptakan ide-ide tentang pentas yang akan digunakan dan lain-
lain.
d. Pentas
Pentas adalah salah satu unsur yang mampu menghadirkan nilai estetika dari sebuah
pertunjukan. Selain itu, pentas menjadi unsur penunjang pertunjukkan yang di dalamnya
terdapat properti, tata lampu, dan beberapa dekorasi lain yang berkenaan dengan pentas.
e. Properti
Properti merupakan sebuah perlengkapan yang diperlukan dalam pementasan teater,
seperti kursi, meja, robot, hiasan ruang, dekorasi, dan lain sebagainya.
f. Penataan
Seluruh pekerja yang terkait dengan pementasan teater, antara lain:
1. Tata Rias adalah cara mendandani pemain dalam memerankan tokoh teater agar lebih
sesuai dengan karakter yang akan diperankan;
2. Tata Busana adalah pengaturan pakaian pemain agar mendukung keadaan yang
menghendaki. Contohnya pakaian yang dikenakan anak sekolahan tentu akan
berbeda dengan pakaian harian yang dikenakan pembantu rumah tangga;
3. Tata Lampu adalah pencahayaan dipanggung;
4. Tata Suara adalah pengaturan pengeras suara.

2. Unsur Eksternal
Unsur eksternal adalah unsur yang mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan hal-
hal yang dibutuhkan dalam sebuah pementasan. Unsur eksternal di antaranya, yaitu:
a. Staf Produksi
Staf produksi adalah sekelompok tim atau individual yang berkenaan dengan
pimpinan produksi sampai semua bagian yang ada di bawahnya. Adapun tugas masing-
masing dari mereka adalah sebagai berikut:
1. Produser/ pimpinan produksi;
2. Mengurus semua hal tentang produksi;
3. Menetapkan personal (petugas), anggaran biaya, fasilitas, program kerja dan lain
sebagainya.
b. Sutradara/Derektor
1. Pembawa sekaligus pengarah jalannya naskah;
2. Koordinator semua pelaksanaan yang menyangkut pementasan;
3. Mencari dan menyiapkan aktor;
4. Menyiapkan make up dan juga menyetting segala sesuatu yang dipegang oleh bagian
desainer beserta kru.
c. Stage Manager
1. Pemimpin dan penanggung jawab panggung;
2. Membantu sutradara.
d. Desainer
Menyiapkan semua aspek visual yang menyangkut setting tempat atau suasana,
properti atau perlengkapan pementasan, kostum, tata lampu dan pencahayaan, serta
perlengkapan lain (seperti: audio).
e. Crew
Crew merupakan pemegang divisi dari setiap sub yang dipegang bagian desainer, di
antaranya:
1. Bagian pentas/tempat;
2. Bagian tata lampu (lighting);

5
3. Bagian perlengkapan dan tata musik.

4. Jenis Jenis Teater

Teater Menurut jenisnya


I Made Bandem dan Sal Mugiyanto (1996) membagi teater daerah  di Indonesia menjadi dua,
yakni teater tradisional dan teater modern.

1. Teater Tradisional
2. Teater non-tradisional atau Teater modern.

Jenis Jenis Teater


Berdasarkan jenisnya I Made Bandem dan Sak Mugiyanto (1996) pembagian teater daerah yang berada
di Indonesia menjadi dua antara lain yaitu teater tradisional dan teater modern.

1. Teater Traditional

Teater tradisional atau yang biasa disebut juga sebagai teater daerah di seluruh wilayah Indonesia,
antara lain yaitu ludruk, ketoprak, Mamanda, dulmuluk, lenong, arja dan masih banyak lagi yang lain.

Biasanya cerita yang ada di dalam teater tradisional membawa kisah dari budaya setempat yang
kemudian disampaikan dengan cara improvisasi (tanpa naskah) dari para pemain.

Ciri Ciri Teater Tradisional


Teater tradisional memiliki ciri-ciri yang mana hal tersebut dapat membedakan antara jenis teater
antara teater tradisional dengan jenis teater yang lainnya. Antara lain adalah sebagai berikut:

 Bahasa yang digunakan adalah bahasa daerah, dengan menggunakan logat dan gaya bahasa
daerah.
 Terdapat unsur nyanyian dan juga tarian daerah setempat.
 Menggunakan iringan an alat musik tradisional daerah (musik daerah).

6
 Tanpa menggunakan naskah atau skenario yang rinci, atau dapat dikatakan lebih
mengutamakan improvisasi.
 Suasana dari pertunjukan teater tradisional lebih santai.
 Terjalin keakraban diantara para pemain dan penonton.
 Diwarnai dengan dagelan atau kelucuan yang mengundang tawa dari penonton.
 Ceritanya turun temurun.
 Menggunakan pementasan dengan panggung terbuka (lapangan, halaman rumah).
 Pementasan dilakukan secara sederhana.
Contoh Teater Tradisional
Contoh dari teater tradisional meliputi banyak hal antara lain adalah sebagai berikut:

1. Wayang Kulit,
2. Kethek Ogleng,
3. Dagelan,
4. Lenong dan Topeng Blanteik dari Betawi,
5. Scandul dari Jawa Tengah,
6. Wayang Suket,
7. Wayang Orang,
8. Banjet,
9. Reog,
10. Longser,
11. Topeng Cirebon,
12. Angklung Badut,
13. Reog Ponorogo,
14. Ludruk dari Jawa Timur, ketoprak,
15. Wayang Golek dari Jawa Barat
2. Teater Modern

Secara umum pengertian dari teater non tradisional atau teater modern adalah penyampaian dalam
cerita kata yang menurut naskah beserta ilmunya berasal dari dunia Barat, bahan yang digunakan juga
berasal dari kejadian-kejadian yang biasa dialami oleh kehidupan sehari-hari atau karya sastra.

Ciri Ciri Teater Modern


Dinamakan dengan ciri-ciri pantun yang berhubungan dengan karakteristik, teknik, bahasa, tema,
bahkan sampai pada isi cerita dan lain sebagainya. Berikut ini adalah ciri-ciri dari teater modern antara
lain sebagai berikut:

 Teater modern di Katolik teknik dari hukum dramatologi.

7
 Secara teknik, teater non tradisional atau teater modern memiliki sumber yang berasal dari
konsep teater Barat.
 Teater non tradisional atau teater modern bertolak dari hasil karya sastra.
 Pertunjukan teater non tradisional atau teater modern berada di tempat khusus yaitu bangunan
yang memisahkan antara panggung pemain dan penonton.
 Bahasa yang digunakan untuk dialog biasanya menggunakan bahasa Melayu pasar, atau bahasa
Indonesia.
 Unsur cerita modern berkaitan dengan peristiwa saat ini.
 Ungkapan bentuk teater modern setelah menggunakan idiom-idiom modern (adanya
intermezzo, Sutradara, lagu-lagu, dan kemudian ditambah dengan peralatan yang modern
seperti piano dan lain sebagainya).
 Terdapat pegangan cerita yang tertulis di dalam naskah teater.
Contoh Teater Modern
Berbagai contoh dari seni teater non tradisional atau teater modern diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Drama Musikal
2. Opera
3. Kabaret
4. Sinetron
5. Film
Jenis Teater Berdasarkan Penyampaian Cerita
 Teater improvisasi (teater yang dipertunjukkan tanpa menggunakan naskah)
 Teater menggunakan naskah
Teater Berdasarkan Bentuk Pertunjukannya
Kali ini kita membahas tentang teater berdasarkan bentuk pertunjukannya. Simak baik baik berikut ini
ya.

1. Teater Tutur
Teater tutur adalah kegiatan yang dapat dikategorikan sebagai bahwa teater tutur berhubungan dengan
adanya aktivitas yang bercerita secara tunggal (monolog), contohnya yaitu seperti membaca puisi,
mendongeng, deklamasi, atau stand up comedy.

Contoh dari jenis teater tutur yang bersumber dari nilai-nilai lokal antara lain yaitu: macapat, kentrung,
bakaba, dan P.M. Toh, yang mana contoh tersebut seringkali berhubungan dengan cerita rakyat
(folklor).

8
Ciri-ciri teater tutur

1. Adanya aktivitas bercerita/bertutur yang dilakukan secara tunggal

2. Amanat atau pesan memiliki nilai positif

3. Terkadang menggunakan alat atau media dalam bercerita

4. Biasanya mengandung unsur komedi dalam aktivitasnya

3. Teater Boneka
Pertunjukan boneka telah dilakukan sejak Zaman Kuno. Sisa peninggalannya ditemukan di
makam-makam India Kuno, Mesir, dan Yunani. Boneka sering dipakai untuk menceritakan
legenda atau kisah-kisah yang bersifat religius (keagamaan). Berbagai jenis boneka dimainkan
dengan cara yang berbeda. Boneka tangan dipakai di tangan sementara boneka tongkat
digerakkan dengan tongkat yang dipegang dari bawah. Marionette atau boneka tali, digerakkan
dengan cara menggerakkan kayu silang tempat tali boneka diikatkan.

Pengertian dari teater boneka adalah kegiatan seni teater yang menggunakan benda atau boneka yang
mana data tersebut merupakan representasi dari suatu karakter atau tokoh yang ada di dalam cerita,
contoh dari teater boneka antara lain seperti wayang kulit, wayang golek, cemen, wayang potehi, dan
wayang suket.

Ciri-ciri teater boneka

1. Aktor yang ditampilkan adalah boneka

2. Boneka yang ditampilkan memiliki wujud yang berbeda- beda

3. Dimainkan oleh dalang

4. Untuk pementasan wayang kulit ada yang menggunakan siluet dalam penampilannya

5. Merupakan media efektif yang digunakan sebagai penyampaian pesan

Contoh lain dari teater boneka yang cukup populer saat ini adalah pertunjukan wayang kulit. Dalam
pertunjukan wayang kulit, wayang dimainkan pada belakang layar tipis yang menggunakan sinar lampu
untuk dapat menciptakan bayangan dari wayang di layar.

9
Penonton wanita duduk di depan layar, menonton tayangan tersebut. Sedangkan untuk penonton pria
duduk pada bagian belakang layar dan menonton wayang secara langsung.

Sedangkan untuk teater yang berada di luar negeri contohnya seperti pertunjukan boneka Bunraku yang
berasal dari Jepang yang mampu melakukan banyak sekali gerakan sampai dibutuhkan 3 dalam sekaligus
untuk dapat menggerakkannya.

Tulang tersebut berpakaian hitam dan duduk persis di depan penonton. Dalam agama mengendalikan
kepala dan juga lengan kanan. Sedangkan para pencerita bernyanyi dan melantunkan kisahnya.

3. Teater Gerak
Pengertian teater gerak adalah kegiatan teater yang dialognya disampaikan melalui gerakan, contohnya
seperti pantomim atau tablo. Contoh dari teater gerak bersumber dari nilai-nilai lokal contohnya seperti
wayang orang, randai, cerita tari kecak.

Ciri-ciri teater gerak

1. Tidak menggunakan dialog dalam pertunjukannya

2. Menggunakan gerak dan ekspresi untuk menyampaikan maksud dan tujuan

3. Menekankan pada aspek visual dan karakteristik dari pertunjukkannya

4. Musik digunakan sebagai unsur penunjang suasana

Teater gerak merupakan pertunjukan teater dengan unsur utamanya adalah gerak dan
ekspresi wajah pemainnya. Dalam pementasannya, penggunaan dialog sangat minimal atau
bahkan dihilangkan seperti dalam pertunjukan pantomim klasik. Seiring perkembangannya,
pemain teater dapat bebas bergerak mengikuti suasana hati (untuk karakter tertentu) bahkan
lepas dari karakter tokoh dasarnya untuk menarik minat penikmat. Dari kebebasan ekspresi
gerak inilah gagasan mementaskan pertunjukan dengan berbasis gerak secara mandiri muncul.
Tema dari cerita dalam teater gerak adalah merupakan bagian dari cerita rakyat (folklor). Pada teater
gerak yang paling populer dan dapat bertahan hingga saat ini adalah pantomim.

10
Pantomim adalah sebuah pertunjukan yang sunyi karena tidak menggunakan suara, pantomim mencoba
untuk mengungkapkan ekspresinya melalui tingkah laku dan juga mimik dari para pemainnya.

Makna atau pesan yang ingin disampaikan atau direalisasikan dipertunjukkan dalam bentuk gerak.

4. Teater Dramatik
Istilah dramatik digunakan untuk menyebut pertunjukan teater yang berdasarkan pada
dramatika lakon yang dipentaskan. Dalam teater dramatik, perubahan karakter secara psikologis
sangat diperhatikan. Situasi cerita dan latar belakang kejadian dibuat sedetail mungkin.
Rangkaian cerita dalam teater dramatik mengikuti alur plot dengan ketat. Fokus pertunjukan
teater dramatik ialah menarik minat dan rasa penonton terhadap situasi cerita yang disajikan.
Dalam teater dramatik, laku aksi pemain sangat ditonjolkan. Satu peristiwa berkaitan dengan
peristiwa lain hingga membentuk keseluruhan cerita. Karakter yang disajikan di atas pentas
adalah karakter tanpa improvisatoris. Teater dramatik mencoba mementaskan cerita seperti
halnya realita.

Jenis teater dramatik adalah kegiatan teater yang bersumber dari naskah tertulis, contohnya seperti
drama Kwek-Kwek, Romeo dan Juliet.

Ciri-ciri teater dramatik

1. Rangakaian cerita mengikuti alur plot

2. Perubahan karakter secara psikologis sangat diperhatikan

3. Situasi cerita dan latar belakang dibuat seditail mungkin

4. Fokus pertunjukan teater dramatik ialah menarik minat serta rasa penonton terhadap situasi cerita
yang disajikan

5. Laku aksi pemain ini sangat ditonjolkan

6. Satu peristiwa atau kejadian berkaitan dengan peristiwa lain kemudian membentuk keseluruhan
cerita

11
6. Drama Musikal

Drama musikal merupakan pertunjukan teater yang menggabungkan seni tari, musik, dan
seni peran. Drama musikal lebih mengedepankan tiga unsur tersebut dibandingkan dialog para
pemainnya. Kualitas pemainnya tidak hanya dinilai pada penghayatan karakter melalui untaian
kalimat yang diucapkan tetapi juga melalui keharmonisan lagu dan gerak tari. Disebut drama
musikal karena dalam pertunjukannya yang menjadi latar belakangnya merupakan kombinasi
antara gerak tari, alunan musik, dan tata pentas. Drama musikal yang cukup tersohor ialah
kabaret dan opera. Perbedaan keduanya terletak pada jenis musik yang digunakan. Dalam
opera, dialog para tokoh dinyanyikan dengan iringan musik orkestra dan lagu yang dinyanyikan
disebut seriosa. Sedangkan dalam drama musikal kabaret, jenis musik dan lagu yang
dinyanyikan bebas dan biasa saja.

Ciri ciri drama musikal

1. Kombinasi antara 3unsur yaitu seni tari, musik dan seni peran

2. Drama musikal lebih mengedepankan ketiga unsur itu apabila dibandingkan dialog para pemain nya

3. Kualitas dari pemain nya itu tidak hanya dinilai pada penghayatan karakter melalui untaian kalimat
yang diucapkan namun juga melalui keharmonisan lagu serta gerak tari

Contohnya seperti oparate Laskar Pelangi, overhead Bawang Merah dan Bawang Putih, Ande-Ande
Lumut, Si Pitung dan lain sebagainya. Kata tradisi yang dapat dikategorikan ke dalam drama musikal
adalah lenong, ketoprak, ludruk, teater kubruk, legendrian.

Cerita dalam teater Ini mengandung unsur konflik atau pertentangan di antara dua pihak dan sebagai
bentuk pembelajaran karakter, pertentangan selalu diakhiri dengan kemenangan dari pihak yang baik.
Pesan atau moral dari cerita didapatkan melalui dialog dari para tokoh dan juga laku cerita yang terjadi

12
Tokoh cerita dalam teater juga sering pula disebut sebagai karakter dan secara mendasar atau
konvensional karakter dalam teater dibedakan menjadi karakter protagonis yang mana dalam karakter
ini memiliki sifat yang baik dan membawa pesan kebaikan.

Sedangkan untuk karakter yang selanjutnya adalah karakter antagonis adalah karakter yang memiliki
sifat jahat. Dan karakter yang 3 adalah tritagonis adalah karakter yang dimunculkan dalam cerita untuk
dapat membantu kelancaran dari jalan cerita.

Untuk dapat memahami karakter pada setiap pemain dapat dipelajari dari dialog dan peran dari
karakter tersebut dalam cerita. Selanjutnya, karakter juga dapat dilihat dari dimensi fisik seperti tinggi
badan, usia, jenis kelamin dan ciri fisik yang lain.

Dari dimensi kejauhan dapat diketahui watak atau sifat karakter setiap pemain seperti baik hati,
sombong, dermawan atau licik. dari sisi status sosial dapat telah diketahui apakah karakter tersebut
termasuk kedalam orang yang terpandang, pegawai, pejabat atau masyarakat biasa.

4. Teatrikalisasi Puisi
Teatrikalisasi puisi merupakan pertunjukan teater yang dibuat berdasarkan karya sastra
puisi. Karya puisi yang biasanya hanya dibacakan, dalam teatrikal puisi dicoba untuk
diperankan di atas pentas. Karena bahan dasarnya adalah puisi maka teatrikalisasi puisi lebih
mengedepankan estetika puitik di atas pentas. Gaya akting para pemain biasanya bersifat
teatrikal. Tata panggung dan blocking dirancang sedemikian rupa untuk menegaskan makna
puisi yang dimaksud. Teatrikalisasi puisi memberikan kesempatan bagi seniman untuk
mengekspresikan kreativitasnya dalam menerjemahkan makna puisi ke dalam tampilan lakon
dan tata artistik di atas pentas
Ciri ciri teatrikalisasi puisi
1. Bahan dasarnya adalah puisi
2. Lebih mengedepankan estetika puitik di atas pentas
3. Gaya akting para pemain biasanya memiliki sifat teatrikal

4. Tata panggung serta bloking dirancang sedemikian rupa untuk dapat menegaskan
makna puisi yang dimaksud

5. Seniman mengekspresikan seluruh ide kreatifitasnya dalam


menerjemahkan/mengartikan makna dari suatu puisi ke dalam tampilan dari suatu lakon

B. Pengertian Seni Teater


Dalam sejarahnya, kata “Teater” berasal dari bahasa Inggris theater atau theatre, bahasa
Perancis théâtre dan dari bahasa Yunani theatron (θέατρον). Secara etimologis, kata “teater” dapat
diartikan sebagai tempat atau gedung pertunjukan. Sedangkan secara istilah kata teater diartikan
sebagai segala hal yang dipertunjukkan di atas pentas untuk konsumsi penikmat.

13
Selain itu, istilah teater dapat diartikan dengan dua cara yaitu dalam arti sempit dan dalam arti
luas. Teater dalam arti sempitdeskripsikan sebagai sebuah drama (perjalanan hidup seseorang yang
dipertunjukkan di atas pentas, disaksikan banyak orang dan berdasarkan atas naskah yang tertulis).
Sedangkan dalam arti luas, teater adalah segala adegan peran yang dipertunjukkan di depan orang
banyak, seperti ketoprak, ludruk, wayang, sintren, janger, mamanda, dagelan, sulap, akrobat, dan
lain sebagainya.
Dalam perkembangannya, istilah teater selalu dikaitkan dengan kata drama. Hubungan kata
“teater” dan “drama” bersandingan sedemikian erat yang pada prinsipnya keduanya merupakan
istilah yang berbeda. Drama merupakan istilah yang berasal dari bahasa Yunani Kuno “draomai”
yang berarti bertindak atau berbuat dan dalam bahasa Perancis “drame” menjelaskan tingkah laku
kehidupan kelas menengah.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa istilah “teater” berkaitan langsung dengan
pertunjukan, sedangkan “drama” berkaitan dengan peran atau naskah cerita yang akan
dipentaskan. Jadi, teater adalah visualisasi dari drama atau drama yang dipentaskan di atas
panggung dan disaksikan oleh penonton. Dengan kata lain drama merupakan bagian atau salah satu
unsur dari teater.

C. Fungsi Seni Teater


Peranan seni teater telah mengalami pergeseran seiring dengan berkembangnya teknologi.
Seni teater tidak hanya dijadikan sebagai sarana upacara maupun hiburan, namun juga sebagai
sarana pendidikan. Sebagai seni, teater tidak hanya menjadi konsumsi masyarakat sebagai hiburan
semata, namun juga berperan dalam nilai afektif masyarakat. Adapun beberapa fungsi seni teater,
di antaranya meliputi:

2. Teater sebagai Sarana Upacara


Pada awal munculnya, teater hadir sebagai sarana upacara persembahan kepada dewa
Dyonesos dan upacara pesta untuk dewa Apollo. Teater yang berfungsi untuk kepentingan
upacara tidak membutuhkan penonton karena penontonnya adalah bagian dari peserta
upacara itu sendiri. Di Indonesia seni teater yang dijadikan sebagai sarana upacara dikenal
dengan istilah teater tradisional.

3. Teater sebagai Media Ekspresi


Teater merupakan salah satu bentuk seni dengan fokus utama pada laku dan dialog.
Berbeda dengan seni musik yang mengedepankan aspek suara dan seni tari yang menekankan
pada keselarasan gerak dan irama. Dalam praktiknya, Seniman teater akan mengekspresikan
seninya dalam bentuk gerakan tubuh dan ucapan-ucapan.

4. Teater sebagai Media Hiburan


Dalam perannya sebagai sarana hiburan, sebelum pementasannya sebuah teater itu harus
dengan persiapkan dengan usaha yang maksimal. Sehingga harapannya penonton akan
terhibur dengan pertunjukan yang digelar.

5. Teater sebagai Media Pendidikan


Teater adalah seni kolektif, dalam artian teater tidak dikerjakan secara individual.
Melainkan untuk mewujudkannya diperlukan kerja tim yang harmonis. Jika suatu teater
dipentaskan diharapkan pesan-pesan yang ingin diutarakan penulis dan pemain tersampaikan

14
kepada penonton. Melalui pertunjukan biasanya manusia akan lebih mudah mengerti nilai baik
buruk kehidupan dibandingkan hanya membaca lewat sebuah cerita.

D. Unsur-unsur Seni Teater


Unsur-unsur yang terdapat dalam seni teater dibedakan menjadi dua, antara lain:
2. Unsur Internal
Unsur internal merupakan unsur yang menyangkut tentang bagaimana keberlangsungan
pementasan suatu teater. Tanpa unsur internal internal tidak akan ada suatu pementasan
teater. Oleh karena itu, unsur internal dikatakan sebagai jantungnya sebuah pementasan
teater. Unsur internal, meliputi:
b. Naskah atau Skenario
Naskah atau Skenario berisi kisah dengan nama tokoh dan dialog nantinya akan
dipentaskan. Naskah menjadi salah satu penunjang yang menyatukan berbagai macam
unsur yang ada yaitu pentas, pemain, kostum dan sutradara.
c. Pemain
Pemain merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam sebuah pertunjukan
teater. Pemain berperan dalam menghasilkan beberapa unsur lain, seperti unsur suara
dan gerak. Ada tiga jenis pemain, yaitu peran utama (protagonis/antagonis), peran
pembantu dan peran tambahan atau figuran. Dalam film atau sinetron, pemain biasanya
disebut Aktris untuk perempuan, dan Aktor untuk laki-laki.
d. Sutradara
Sutradara merupakan salah satu unsur yang paling sentral, karena sutradara adalah orang
yang memimpin dan mengatur sebuah teknik pembuatan atau pementasan teater.
Sutradara menjadi otak dari jalannya suatu cerita, misalnya mengarahkan para aktor,
membedah naskah, menciptakan ide-ide tentang pentas yang akan digunakan dan lain-
lain.
e. Pentas
Pentas adalah salah satu unsur yang mampu menghadirkan nilai estetika dari sebuah
pertunjukan. Selain itu, pentas menjadi unsur penunjang pertunjukkan yang di dalamnya
terdapat properti, tata lampu, dan beberapa dekorasi lain yang berkenaan dengan pentas.
f. Properti
Properti merupakan sebuah perlengkapan yang diperlukan dalam pementasan teater,
seperti kursi, meja, robot, hiasan ruang, dekorasi, dan lain sebagainya.
g. Penataan
Seluruh pekerja yang terkait dengan pementasan teater, antara lain:
5. Tata Rias adalah cara mendandani pemain dalam memerankan tokoh teater agar lebih
sesuai dengan karakter yang akan diperankan;
6. Tata Busana adalah pengaturan pakaian pemain agar mendukung keadaan yang
menghendaki. Contohnya pakaian yang dikenakan anak sekolahan tentu akan
berbeda dengan pakaian harian yang dikenakan pembantu rumah tangga;
7. Tata Lampu adalah pencahayaan dipanggung;
8. Tata Suara adalah pengaturan pengeras suara.

3. Unsur Eksternal
Unsur eksternal adalah unsur yang mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan hal-
hal yang dibutuhkan dalam sebuah pementasan. Unsur eksternal di antaranya, yaitu:
b. Staf Produksi

15
Staf produksi adalah sekelompok tim atau individual yang berkenaan dengan
pimpinan produksi sampai semua bagian yang ada di bawahnya. Adapun tugas masing-
masing dari mereka adalah sebagai berikut:
4. Produser/ pimpinan produksi;
5. Mengurus semua hal tentang produksi;
6. Menetapkan personal (petugas), anggaran biaya, fasilitas, program kerja dan lain
sebagainya.
c. Sutradara/Derektor
5. Pembawa sekaligus pengarah jalannya naskah;
6. Koordinator semua pelaksanaan yang menyangkut pementasan;
7. Mencari dan menyiapkan aktor;
8. Menyiapkan make up dan juga menyetting segala sesuatu yang dipegang oleh bagian
desainer beserta kru.
d. Stage Manager
3. Pemimpin dan penanggung jawab panggung;
4. Membantu sutradara.
e. Desainer
Menyiapkan semua aspek visual yang menyangkut setting tempat atau suasana,
properti atau perlengkapan pementasan, kostum, tata lampu dan pencahayaan, serta
perlengkapan lain (seperti: audio).
f. Crew
Crew merupakan pemegang divisi dari setiap sub yang dipegang bagian desainer, di
antaranya:
5. Bagian pentas/tempat;
6. Bagian tata lampu (lighting);
7. Bagian perlengkapan dan tata musik.

D. Perkembangan seni teater di bangka belitung


Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk
mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia.Selain mengekspresikan rasa keindahan dari
dalam jiwa manusia, keindahan juga mempunyai fungsi lain. Misalnya mitos berfungsi menentukan
norma untuk prilakauyang teratur serta meneruskan adat dan nilai-nilai kebudayaani tu sendiri.

Secara umum, kesenian dapat mempererat ikatan solidaritas suatu masyarakat, karena dengan
adanya ikatan solidaritas suatu masyarakat sedikit demi sedikit terbentuklah kekhasan kesenian yang
ada di masyarakatnya. Hal tersebut seperti yang diungkapkan Sedyawati (1981, hlm.61) “kesenian
sebagai salah satu aktivitas budaya masyarakat dalam hidupnya tidak pernah berdiri sendiri. Bentuk dan
fungsinya berkaitan erat dimana kesenian itu hidup dan berkembang, peranan yang dimiliki kesenian
dalam hidupnya ditentukan oleh masyarakat pendukungnya”. Kesenian yang ada di Indonesia sangat
berlimpah ruah, khususnya seni tradisional. Kesenian yang berkembang di masyarakat Indonesia tidak
terlepas dari fungsi seni tari tradisional yaitu untuk kebutuhan masyarakatnya itu tersendiri.

Begitu pula Bangka Belitung merupakan salah satu daerah Indonesia yang erat dengan kesenian
tradisoanal yang beranekaragam dan kita sebagai bangsa Indonesia harus merasa bangga akan kesenian
yang di wariskan oleh nenek moyang terdahulu. Bagi masyarakat Bangka Belitung sendiri segala yang

16
tumbuh dan berkembang di tengah kehidupan seni budaya dirasakan sebagai miliknya sendiri
seutuhnya, tanpa mempermasalahkan dari mana asal unsur–unsur yang telah membentuk kebudayaan
itu. Demikian pula sikapnya terhadap keseniannya sebagai salah satu unsur kebudayaan yang paling kuat
mengungkapkan ciri–ciri kemelayuaannya, terutama pada seni pertunjukan. Berbeda dengan kesenian
kraton yang merupakan hasil karya seni para seniman istana dan terkesan adiluhung, kesenian Bangka
Belitung justru tumbuh dan berkembang di kalangan rakyat secara spontan dan dengan segala
kesederhanaan. Oleh karena itu kesenian Bangka Belitung dapat digolongkan sebagai kesenian rakyat.
Seni Teater di Bangka Belitung belumlah banyak, namun sudah lumayan di beberapa daerah termasuk di
pembelajaran sekolah sudah ada berjalan.

Menurut data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kepulauan Bangka Belitung, Bangka
Belitung adalah sebuah provinsi di indonesia yang terdiri dari dua pulau utama yaitu Pulau Bangka dan
Pulau Belitung dan pulau-pulau kecil lain nya seperti Pulau Lepar, Pulau Pongkok, Pulau Mendanau dan
Pulau Selat Nasik, total pulau yang telah bernama berjumlah 470 buah dan yang berpenghuni hanya 50
pulau. Bangka Belitung terletak di bagian timur Pulau Sumatra, dekat dengan Provinsi Sumatra Selatan.
Provinsi Bangka Belitung sebelumnya adalah bagian dari Sumatra Selatan, Namun menjadi provinsi
sendiri pada tahun 2000. Pembentukan provinsi Bangka Belitung tanggal 21 November 2000 yang terdiri
dari Kabupaten Bangka, Kabupaten Belitung dan kota Pangkalpinang Bangka Belitung memiliki kesenian
yang beragam, terlihat dari segi pertunjukannya baik dalam seni musik, sastra, teater, rupa maupun tari.

Dalam adat istiadat setempat kesenian yang paling popular di masyarakat Bangka Belitung
adalah kesenian Nganggung, Perang Ketupat, Dul Muluk. Nganggung yaitu kepala keluarga membawa
dulang yang terbuat dari almunium dan juga terbuat dari kuningan yang berisi makanan seperti kue,nasi
dan juga lauk pauk yang di bawa ke mesjid atau surau dalam acara islami seperti Maulud Nabi,
danpengajian ceramah agama. Perang Ketupat yaitu acara adat dimana para paserta saling melempar
ketupat sebagai senjata dalam perang ketupat. Dul Muluk yaitu pertunjukan teater yang berbahasa
bangka dan banyak lagi kesenian lainnya. Hal ini membuktikan bahwa daerah Bangka Belitung memiliki
ragam kesenian tradisional.Adapun bermacam-macam jenis tarian yang menjadi khas Bangka Belitung
diantaranya,Tari Dincak Dambus, Tari Kedidi, Tari Campak, Tari Rodat, dan Tari Zapin.

Dari beberapa jenis tarian tersebut, salah satu yang membuat peneliti tertarik adalah Tari
Dincak Dambus. Tari Dincak Dambus ini memiliki keunikannya tersendiri dimana tarian ini memiliki
keunikan dalam teknik kaki dan tangannya karena dimana kaki melangkah tangan mengikuti alunan kali
dan meloncatpun begitu. Tarian ini memiliki keluesan dalam menari baik penari Indonesia laki- laki
maupun Wanita yang dibuat seorang tokoh seniman tari bernama Dato’Pangeran Rdo. Dr. Ibnu Hadjar,
EMHA, DPMP (DP). DP adalah salah seorang tokoh tari yang termasuk dalam pencaturan tari di Bangka
Belitung khususnya di Pangkalpinang. DP adalah seorang guru sekaligus empu tari yang mumpuni dalam
bidangnya tetapi juga berjiwa nasionalis, humanis, religius dan sosial. Karyakaryanya berhasil memberi
warna pada perkembangan tari di Bangka Belitung. Tari Dincak Dambus awal mulanya ditarikan oleh
sekelompok pemuda dan merupakan tarian yang belum memiliki gerakan yang pasti dan disetiap
penampilannya durasi waktunya selalu berbeda, karena tarian tersebut mengikuti syair dan pantun yang
bernuansakan ajaran Agama Islam dan geraknya lebih kepada improfisasi penarinya. Pertunjukan yang
lebih mengutamakan sisi improfisasinya dalam sebuah gerakan menimbulkan sebuah kecemasan
tentang pelestarian tarian ini, maka pada tahun 1941 seorang guru sekaligus empu tari Dato’Pangeran
Rdo.Dr.Ibnu Hadjar,EMHA,DPMP, lebih lanjut akan kita sebut dengan DP, salah satu penari Pertama
tarian Dincak Dambus ada pemikiran untuk mengembangkan tarian Dincak Dambus agar memiliki pola
gerak yang jelas. DP ini memperjelas tarian Dincak Dambus agar mudah dipelajari dan tetap menjadi

17
warisan budaya yang mesti kita lestarikan. Selain gerak yang di perjelas, DP menambahkan penari
perempuan agar menarik dan menambah nilai estetik dalam tarian tersebut sehingga tarian Dincak
Dambus yang dahulunya adalah tarian kelompok yang ditarikan oleh pemuda menjadi sebuah tarian
kelompok berpasangan.

Tarian Dincak Dambus karya DP menggambarkan Pemuda dan pemudi anak melayu yang
sedang bercanda gurau didalam keseharian nya di saat pesta panen, Tarian ini dapat di tarikan
barpasangan. Walaupun tarian karya DP ini merupakan tarian berpasangan tetapi dalam pertunjukannya
tetap didasari oleh syariat ajaran agama Islam karena melihat dari lirik dan syair yang menghembuskan
pantun-pantun nasehat ajaran agama islam. Pada penelitian ini, peneliti secara khusus akan mengupas
tari dincak dambus, dimana pada jaman dahulu menari mengikuti alunan irama musik Gambus yang di
dalamnya berisi syair-syair ajaran agama islam. Seperti layaknya tarian yang ada di Jawa Barat yaitu
Topeng Cirebon yang di gunakan oleh para Sunan sebagai media penyebaran Agama Islam.Tari Dincak
Dambus pun digunakan oleh masyarakat melayu di Bangka belitung sebagai Media penyebaran agama
islam. Garis besar dari Tari Dincak Dambus ini dapat di artikan sebagai tarian yang bernuansakan
kerohanian, karena didalamnya terdapat syair-syair tentang ajaran agama islam yang diiringi oleh alat
musik Dambus, adapun alat musik yang mendukung dalam tarian ini adalah Gendang Belah Induk,
Gendang Belah Anak, Ketawa. Tari Dincak Dambus seperti telah dijelaskan di atas, memiliki keunikan
dalam teknik kakinya dengan langkah dan loncatan yang khas. Tetapi masih banyak masyarakat yang
kurang mengetahui dan mengenal tari Dincak Dambus ini, padahal Dincak Dambus merupakan induknya
tarian kreasi yang ada di Bangka Belitung. Selain itu tari Dincak Dambus dapat dijadikan bahan ajar
untuk PBM di Sekolah baik di SD, SMP, SMA.

Dulmuluk adalah teater kesenian tradisional yang berasal dari Kota Palembang, Sumatra Selatan.


[1]
 Teater Dulmuluk terinspirasi dari seorang pedagang keturunan Arab yang bernama Wan Bakar. Ia
datang ke Kota Palembang pada abad ke-20. Di Kota Palembang, Wan Bakar menggelar pembacaan
kisah petualangan Abdul Muluk Jauhari. [2] Kisah Dulmuluk berasal dari kitab Kejayaan Kerajaan Melayu
yang selesai ditulis pada 2 Juli 1845, yang berjudul Syair Abdul Muluk. Ada 2 pendapat penulis kitab ini
yaitu Raja Ali Haji bin Raja Achmad dari Pulau Penyengat, Riau dan Saleha, sepupu Raja Ali Haji. Kitab ini
kemudian dipentaskan dalam bentuk teater.

Sejarah
Teater Dulmuluk adalah teater tradisional Sumatera Selatan yang lahir di Kota Palembang. Awal mula
terbentuknya teater ini adalah berupa pembacaan syair oleh Wan Bakar yang membacakan tentang
syair Abdul Muluk disekitar rumahnya di Tangga Takat 16 Ulu pada tahun 1854. Agar lebih menarik
pembacaan syair kemudian disertai dengan peragaan oleh beberapa orang ditambah iringan musik
gambus dan terbangan.

Kisah
Kisah Dulmuluk berawal dari kitab Kejayaan Kerajaan Melayu yang selesai ditulis pada 2 juli 1845, yang
berjudul Syair Abdul Muluk. Ada 2 pendapat penulis kitab ini yaitu Raja Ali Haji bin Raja Achmad
dari Pulau Penyengat Indra Sakti (Riau) – versi DR. Philipus Pieter Voorda Van Eysinga (seorang hakim
di Batavia) sedangkan versi Von de wall menyebut Saleha, sepupu raja Ali Haji. Kitab ini kemudian
dipentaskan dalam bentuk teatrikal.

18
Dalam setiap pementasan, ada enam orang pemain dan 4 orang pengiring musik, yang memperagakan
aktingnya di depan para penonton. Teater khas Sumsel ini menceritakan tentang kisah Abdul Muluk dan
pantun-pantun jenakanya.

Penghargaan
Teater Dulmuluk kental dengan cerita rakyat ini, merupakan tradisi seni peninggalan abad ke-19.
Penampilannya selalu sukses menghibur para penontonnya, salah satunya dari grup Teater Dulmuluk
dari Dewan Kesenian Sumatera Selatan (DKSS).[3] Pada tanggal 16 Desember 2013, teater Dulmuluk
ditetapkan sebagai salah satu Warisan Budaya Bangsa oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata
Indonesia.[4]

Pengertian Seni Peran


Pengertian seni peran dalam teater mencangkup antara lain yaitu konsentrasi, latihan membaca,
penguasaan sarana ekspresi, perwatakan dan teknik bermain.

1. Konsentrasi
Konsentrasi adalah suatu kesanggupan untuk dapat memusatkan suatu kekuatan rohani dan juga pikiran
dalam sebuah fokus sasaran yang tepat. Pengertian konsentrasi bukan berarti yaitu mengosongkan
pikiran, akan tetapi juga memusatkan pikiran (Rendra, 1985).

Kemampuan untuk dapat berkonsentrasi pada anak-anak tidak tumbuh secara sendirinya, namun harus
dilatih secara terus-menerus. Dasar dari latihan konsentrasi adalah dapat menguasai diri sendiri.

Latihan konsentrasi dapat mencangkup konsentrasi pendengaran, penglihatan dan penciuman yang
mana hal tersebut harus dilakukan secara ringkas agar anak-anak tidak mengalami ketegangan.

2. Latihan membaca
Latihan membaca bertujuan supaya anak-anak menjadi terampil dalam membaca, menangkap makna
bacaan serta dapat mengkomunikasikan Makna tersebut kepada orang lain.

Dalam hal ini apa sih and membaca menjadi syarat utama yang harus dikuasai oleh anak-anak. Dimana
anak-anak diminta untuk dapat memahami isi dari bacaan cerita anak-anak, dongeng yang menari dan
lain sebagainya.

Setelah membaca anak-anak diminta untuk menceritakan kembali alur dari cerita dan juga karakter
karakter tokoh. latihan membaca pada hakekatnya digunakan hanya sebagai latihan dasar bagi anak-
anak untuk dapat menyampaikan pikirannya secara jelas.

19
Kepentingan praktis lainnya adalah untuk dapat belajar mengucapkan dialog dalam permainan drama.

3. Penguasaan Sarana Ekspresi


Media sarana ekspresi bagi seorang pemain drama adalah tubuh, suara dan Sukma (Rendra, 1985).
melawan tubuh pada anak-anak ditekankan pada aspek koordinasi dalam melakukan akting.

Koordinasi tersebut terkait dengan penciptaan gerak yang sesuai dengan kebutuhan pementasan. Anak-
anak ditunjukkan dengan sikap tubuh yang baik saat berada di dalam pentas.

Pembahasan soal ekskresi merupakan keterampilan untuk bermain dalam menggunakan peralatan-
peralatan ekspresinya (tubuh, vokal dan Sukma).

Salah satu teknik permainan yang dapat ditempuh adalah dengan memberikan ASI pada pengucapan
pengucapan dialog yaitu dengan menekankan makna yang terkandung di dalamnya.

Seindah apapun dialog dalam drama tidak akan dapat hidup Apabila diucapkan dengan ekspresi yang
datar. Pada latihan anak-anak di tunjukkan bahwa cara pengucapan berbeda akan melahirkan makna
yang berbeda pula.

Aturan bermain diperlukan pula teknik untuk dapat mengembangkan agar pertunjukan tidak monoton.
Anak-anak dilatih untuk dapat mengenali suasana yang ada pada setiap adegan seperti suasana gembira,
sedih, dan lain sebagainya.

pada saat anak-anak telah mengenali suasana dari setiap adegan maka mereka harus dilatih untuk dapat
menciptakan suasana dengan melalui berbagai cara seperti gerakan, dialog, pemanfaatan ilustrasi
musik, efek suara, pencahayaan dan lain sebagainya.

Sarana Ekspresi
Sarana ekspresi mencakup olah tubuh olah suara dan olah rasa. Yang mana hal itu akan dijelaskan
seperti berikut ini.

Olah Rasa
Dalam latihan olah rasa atau Sukma penekanannya pada faktor emosi. Anak-anak dibimbing untuk dapat
menumbuhkan emosi sesuai dengan tuntutan peran.

Apabila anak-anak sifat mampu menumbuhkan emosi maka anak-anak dirangsang untuk
mengembangkan emosi sesuai dengan takaran peran. pada pihak lain Anda juga dilatih untuk dapat
mengendalikan emosi, agar kelak dapat mengontrol perkembangan emosi yang berlebih.

20
Pada saat anak-anak terlatih mengelola emosi maka kehidupan yang akan menjadi terkontrol dengan
lebih baik. Oleh karena itu pengelolaan emosi pada anak perlu mendapatkan latihan yang besar.

Proses Pementasan
Sekalipun telah dimiliki kemampuan pemain dalam teater berkat dari latihan yang diberikan oleh
seorang instruktur atau pendamping z akan tetapi dalam sebuah pementasan teater tentunya para
pelaku tidak dapat bekerja sendiri. Mereka harus didampingi oleh seorang sutradara.

Tahap proses pementasan mencakup persiapan pementasan. Kali ini seorang instruktur atau
pendamping dan para pemain harus memahami serta menghafal berbaris kalimat dalam dialognya
sehingga kita dapat berjalan secara menyeluruh.

Dalam proses pementasan ini mulai dibentuk pula kepanitiaan pentas. Yang kemudian tahap dari proses
pementasan adalah seperti berikut ini.

1. Kepanitiaan Pentas
Panitia yang dibentuk untuk dapat mengatur penyelenggaraan pementasan. Pementasan di sini tidak
harus dilakukan di atas panggung, akan tetapi dapat diselenggarakan pula di dalam kelas dengan
penonton teman-teman sekolah sendiri.

Tugas dari panitia adalah mengatur jalannya pementasan mulai dari penonton datang sampai pada saat
pertunjukan tersebut selesai di mana ada yang bertindak sebagai penerima tamu, pembawa acara, dan
lain sebagainya.

2. Gladi Bersih
Gladi bersih adalah latihan secara keseluruhan dan lengkap sebagai modal dari pantas yang
sesungguhnya dimana kerja panitia juga sudah dimulai. Akan tetapi sebelum melakukan gladi bersih,
latihan secara menyeluruh dari awal sampai akhir cerita dari para pemain sudah benar-benar siap.

3. Pentas
Pentas dapat diselenggarakan dimana saja dengan ketersediaan adanya sarana dan prasarana,
pementasan tidak harus dilakukan di gedung pertunjukan. inti dari adanya penyelenggaraan pentas
adalah sebagai wujud kerja dari para pemain dan panitia setelah kerjasama di antara mereka.

21
4. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk dapat memberikan penilaian atas pentas yang sudah dilakukan. evaluasi lebih
bersih pastilah refleksi sehingga semua yang terlibat menyadari kekurangan dan mau untuk
memperbaikinya agar lebih baik pada kegiatan yang akan datang.

Demikian penjelasan mengenai pengertian seni teater, sejarah seni teater, unsur seni teater, jenis seni
teater, penjelasan lain mengenai seni teater. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan dapat menambah
wawasan serta pengetahuan bagi kamu.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teater adalah visualisasi dari drama atau drama yang dipentaskan di atas panggung dan
disaksikan oleh penonton. Dengan kata lain drama merupakan bagian atau salah satu unsur dari
teater. Teater berkaitan langsung dengan pertunjukan, sedangkan “drama” berkaitan dengan peran
atau naskah cerita yang akan dipentaskan. 
Dalam menjalankan sebuah seni pertunjukan teater memerlukan langka-langkah yang tepat
seperti menentukan ide pementasan, menentukan jenis produksi, menentukan tempat produksi,
memperkirakan keadaan pasar, memperkirakan kebutuhan SDM, alat, bahan, dan biaya,
memperkirakan cara memperoleh biaya dan permodalan, memperkirakan metode dan strategi
pemasaran, menyusun organisasi/staf produksi, menyusun kebutuhan alat dan bahan, serta
menyusun RAB (Rencana Anggaran Biaya), menyusun jadwal kegiatan (schedule), dan menyusun
proposal.

B. Saran
Makalah ini merupakan bagian dari media pembelajaran, maka dengan itu kepada semua
pihak bisa menggali ilmunya (khususnya ilmu tentang seni teater) dengan mendalami isi makalah
ini. Khususnya kepada kaum muda agar seni teater tidak hilang begitu saja tetapi bisa diwariskan
kepada segenap penerus bangsa sehingga negara Indonesia bisa disebut sebagai salah satu negara
yang hebat dalam dunia seni.

22
DAFTAR PUSTAKA

http://kritikseni2.blogspot.co.id/2015/09/seni-teater.html 

https://id.wikipedia.org/wiki/Teate

http://kepo-luh.blogspot.co.id/2014/03/pergelaran-seni-teater.html

http://aisanura.blogspot.co.id/2014/06/seni-tari-teater.html

http://www.bimbie.com/manfaat-mengadakan-pagelaran-seni-teater.htm

http://www.bimbie.com/manfaat-mengadakan-pagelaran-seni-teater.htm

https://id.wikipedia.org/wiki/Dulmuluk

https://www.gramedia.com/literasi/seni-teater/#1_Seni_Teater_Tradisional

https://www.gurupendidikan.co.id/seni-teater/

23

Anda mungkin juga menyukai