SENI TEATER
DISUSUN OLEH:
SRI WULANDARI
Kelas XI
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Seni Teater” ini dengan tepat
waktu. Dengan di susunnya makalah ini diharapkan dapat membantu anda dalam
menganalisa dan memahami mengenai seni teater dan penjelasannya.
Kami menyadari sepenuhnya masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan dalam
penyusunan dan penelitian ini, baik dari isi maupun penulisannya .untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun senantiasa saya harapkan demi penyempurnaan
penuyusunan ini dimasa yang akan datang.
Tidak lupa pula kami sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan
semua pihak sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul........................................................................................................................i
Kata Pengantar.......................................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan..................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Simpulan..............................................................................................................7
3.2 Saran.....................................................................................................................7
Daftar Pustaka........................................................................................................................8
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini yaitu:
Mengetahui pengertian dan sejarah seni teater
Mengetahui macam-macam jenis teater
Mengetahui unsur-unsur drama
Mengetahui unsur intrinsik drama
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Euripides (480-406 SM), dan Aristophanes (sekitar 400 SM). Mereka adalah bapak moyang
para peneliti naskah drama.
Pada perkembangan sejarah seni teater berikutnya, upacara keagamaan lebih
menonjolkan penceritaan. Sekelompok manusia bergerak mengarak seekor kambing yang
sudah didandani dengan berbagai perhiasan. Mereka menggiring persembahan itu
mengelilingi pasar atau jalan raya diiringi bunyi tambur, seruling, dan bunyi-bunyian lain.
Iring-iringan itu memperlambat jalannya, apabila penonton bertambah atau berhenti untuk
memberi kesempatan kepada narator (pencerita) yang mengisahkan suatu peristiwa. Narator
mengisahkan salah satu dewa kepada penonton yang berderet-deret di pinggir jalan atau
berdiri mengerumuninya.
b. Drama Komedi
1. Komedi Situasi, cerita lucu yang kelucuannya bukan berasal dari para pemain,
melainkan karena situasinya. Contoh drama jenis ini antara lain Sister Act dan
Si Kabayan. Sementara contoh sinetron yang termasuk dalam jenis ini antara lain
Kawin Gantung, Bajaj Bajuri, dan Kecil-Kecil Jadi Manten.
2. Komedi Slapstic, cerita lucu yang diciptakan dengan adegan menyakiti para
pemainnya. Misalnya, saat di kelas terjadi kegaduhan karena sang guru belum
datang. Kemudian teman yang “culun” digoda teman yang lain dengan menulisi
pipinya menggunakan spidol. Contoh film komedi slapstic ini di antaranya The
Mask dan Tarzan.
3. Komedi Satire, cerita lucu yang penuh sindiran tajam. Beberapa film yang
termasuk jenis ini adalah Om Pasikom dan Semua Gara-Gara Ginah. Sementara contoh
sinetronnya adalah Wong Cilik.
3
4. Komedi Farce, cerita lucu yang bersifat dagelan, sengaja menciptakan kelucuan
kelucuan dengan dialog dan gerak laku lucu. Beberapa tayangan televisi yang
termasuk jenis ini adalah Srimulat, Toples, Ba-sho, Ngelaba, dan lain sebagainya.
c. Drama Misteri
1. Kriminal, misteri yang sangat terasa unsur keteganyannya atau suspense dan
biasanya menceritakan seputar kasus pembunuhan. Si pelaku biasanya akan menjadi
semacam misteri karena penulis skenario memerkuat alibinya. Sering kali dalam
cerita jenis ini beberapa tokoh bayangan dimasukkan untuk mengecoh penonton.
2. Horor, misteri yang bercerita tentang hal-hal yang berkaitan dengan roh halus.
3. Mistik, misteri yang bercerita tentang hal-hal yang bersifat klenik atau unsur
ghaib.
d. Drama Laga/ Action
1. Modern, cerita drama yang lebih banyak menampilkan adegan perkelahian atau
pertempuran, namun dikemas dalam setting yang modern. Contoh jenis sinetron ini
misalnya Deru Debu, Gejolak Jiwa, dan Raja Jalanan.
2. Tradisional, cerita drama yang juga menampilkan adegan laga, namun dikemas
secara tradisional. Beberapa sinetron yang termasuk jenis ini antara lain
Misteri Gunung Merapi, Angling Dharma, Jaka Tingkir, dan Wali Songo.
Untuk jenis drama laga ini biasanya skenario tidak banyak memakai dialog
panjang, tidak seperti skenario drama tragedi atau melodrama yang kekuatannya
terletak pada dialog. Jenis ini lebih banyak mengandalkan action sebagai daya
tarik tontonannya. Penontonnya bisa merasakan semangat ketika menonton film ini.
e. Melodrama
Skenario jenis ini bersifat sentimental dan melankolis. Ceritanya cenderung terkesan
mendayu-dayu dan mendramatisir kesedihan. Emosi penonton dipancing untuk merasa iba
pada tokoh protagonis. Penulis skenario cerita jenis ini jangan terjebak untuk membuat alur
yang lambat. Konflik harus tetap runtun dan padat. Justru dengan konflik yang bertubi-tubi
pada si tokoh akan semakin membuat penonton merasa kasihan dan bersimpati pada
penderitanya. Contoh sinetron jenis ini antara lain Bidadari, Menggapai Bintang, dan Chanda.
4
f. Drama Sejarah
Drama sejarah adalah cerita jenis drama yang menampilkan kisah-kisah sejarah masa lalu,
baik tokoh maupun peristiwanya. Contoh film yang bercerita tentang peristiwa sejarah antara
lain November 1828, G-30-S/PKI, Soerabaya ’45, Janur Kuning, atau Serangan Fajar.
Sementara kisah yang menceritakan sejarah tapi lebih ditekankan pada tokohnya antara lain
Tjoet Njak Dhien, Wali Songo, dan R.A. Kartini.
5
5. Suspense adalah dugaan dan prasangka yang dibangun dari rangkaian ketegangan yang
mengundang pertanyaan dan keingintahuan penonton.
6. Surprise adalah peristiwa yang terjadi di luar ruangan penonton sehingga memancing
perasaan dan pikiran mereka agar menimbulkan dugaan-dugaan yang tidak pasti.
7. Gesture adalah aksi atau ucapan tokoh utama tentang suatu persoalan yang menimbulkan
pertentangan atau konflik antar tokoh.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan
tubuhnya sebagai unsur utama untuk menyatakan dirinya yang diwujudkan dalam suatu karya
(seni pertunjukan) yang ditunjang dengan unsur gerak, suara, bunyi dan rupa yang dijalin
dalam cerita pergulatan tentang kehidupan manusia. Proses terjadinya atau munculnya
teater tradisional di Indonesia sangat bervariasi dari satu daerah dengan daerah lainnya. Hal
ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater tradisional itu berbedabeda, tergantung
kondisi dan sikap budaya masyarakat, sumber dan tata-cara di mana teater tradisional lahir.
Tetaer juga dikenal dengan seni yang kolektif di mana dalam sebuah tetaer tidak terlepas dari
yang namanya sutradara sebagai pengkordinasi pementasan. Sehingga menjadi seorang
sutradara harus menguasai apa-apa yang harus di lakasanakan karena baik/tidaknya
pementasan tergantung dari seorang sutradaranya. Sehingga dalam seni teater juga memiliki
peran yang sangat penting dalam lingkup sosisal. Ini sudah jelas karena yang namanya seni
pertunjukan pasti dipertunjukan di depan orang banyak dalam hal ini salah satu contohnya
adalah masyarakat. Seni teater bisa dijadikan media penyampaian segala bentuk rasa atau
argumen yang berkaitan dengan kehidupan sosial.
3.2 Saran
Semoga makalah yang kami susun dapat dimanfaatkan secara maksimal, sehingga
dapat membantu proses pembelajaran, dan dapat mengefektifkan kemandirian dan kreatifitas
siswa. Selain itu, diperlukan lebih banyak referensi untuk menunjang proses pembelajaran.
Apabila ada penulisan atau kata-kata yang kurang berkenan bahkan jauh dari kesempurnaan
kami mohon maaf. Kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan untuk
kesempurnaan makalah kami selanjutnya. Terima kasih.
7
DAFTAR PUSTAKA
(http://desxripsi.blogspot.com/2012/10/BentukseniTheater.html#ixzz2QdJQjH9y,
diakses 12-12-2018