Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SENI TEATER

DISUSUN OLEH:
SRI WULANDARI
Kelas XI

SMA SABILUSH SHOLIHIN


Tahun Pelajaran 2018-2019

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Seni Teater” ini dengan tepat
waktu. Dengan di susunnya makalah ini diharapkan dapat membantu anda dalam
menganalisa dan memahami mengenai seni teater dan penjelasannya.
Kami menyadari sepenuhnya masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan dalam
penyusunan dan penelitian ini, baik dari isi maupun penulisannya .untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun senantiasa saya harapkan demi penyempurnaan
penuyusunan ini dimasa yang akan datang.
Tidak lupa pula kami sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan
semua pihak sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.

Bangkalan, 13 Desember 2018

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................................................i

Kata Pengantar.......................................................................................................................ii

Daftar Isi................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................1

1.3 Tujuan..................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Sejarah Seni Teater ....................................................................2

2.2 Macam-macam jenis Teater ................................................................................3

2.3 Unsur-Unsur Drama.............................................................................................5

2.4 Unsur Intrinsik Drama.........................................................................................5

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan..............................................................................................................7

3.2 Saran.....................................................................................................................7

Daftar Pustaka........................................................................................................................8

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah salah satu negara yang kaya dengan seni. Seni adalah salah satu unsur
kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sejajar dengan perkembangan manusia selaku
penggubah dan penikmat seni. Kebudayaan adalah hasil pemikiran, karya dan segala aktivitas
(bukan perbuatan), yang merefleksikan naluri secara murni. Seni memiliki nilai estetis
(indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide yang dinyatakan dalam bentuk
aktivitas atau rupa sebagai lambang. Dengan seni kita dapat memperoleh kenikmatan sebagai
akibat dari refleksi perasaan terhadap stimulus yang kita terima. Kenikmatan seni bukanlah
kenikmatan fisik lahiriah, melainkan kenikmatan batiniah yang muncul bila kita menangkap
dan merasakan simbol-simbol estetika dari penggubah seni. Dalam hal ini seni memiliki nilai
spiritual. Kedalaman dan kompleksitas seni menyebabkan para ahli membuat definisi seni
untuk mempermudah pendekatan kita dalam memahami dan menilai seni. Konsep yang
muncul bervariasi sesuai dengan latar belakang pemahaman, penghayatan, dan pandangan
ahli tersebut terhadap seni.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat disimpulkan
yaitu:
 Apa pengertian dan sejarah seni teater?
 Apa saja macam-macam jenis teater?
 Apa saja unsur-unsur drama?
 Apa unsur intrinsik drama?

1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini yaitu:
 Mengetahui pengertian dan sejarah seni teater
 Mengetahui macam-macam jenis teater
 Mengetahui unsur-unsur drama
 Mengetahui unsur intrinsik drama

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian dan Sejarah Seni Teater


Teater adalah istilah lain dari drama, tetapi dalam pengertian yang lebih luas, teater
adalah proses pemilihan teks atau naskah (kalau ada) , penafiran, penggarapan, penyajian
atau pementasan dan proses pemahaman atau penikmatan dari public atau audience (bisa
pembaca, pendengar, penonton, pengamat, kritikus atau peneliti). Proses penjadian drama ke
teater disebut prose teater atau disingkat berteater. Teater berasal dari kata theatron yang
diturunkan dari kata theaomai(bahasa yunani) yang artinya takjub melihat atau memandang.
Teater bisa diartikan dengan dua cara yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas.
Teater dalam arti sempit adalah sebagai drama (kisah hidup dan kehiudpan manusia yang
diceritakan di atas pentas, disaksikan orang banyak dan didasarkan pada naskah yang tertulis.
Dalam arti luas, teater adalah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak
contohnya wayang orang, ketoprak, ludruk dan lain-lain.
Seni teater tercatat dimulai sejak jauh sebelum tahun 500 SM. Pada awalnya, Teater
hanya dilakoni sebagai sebuah upacara ritual keagamaan ribuan tahun sebelum Masehi.
Beberapa bangsa kuno yang memiliki peradaban maju, seperti bangsa Maya di Amerika
Selatan, Mesir Kuno, Babilonia, Asia Tengah, dan Cina, menggunakan bentuk teater sebagai
salah satu cara untuk berhubungan dengan Yang Maha Kuasa. Biasanya yang mendalangi
seluruh upacara ritual itu adalah dukun atau pendeta agung.
Sejarah mencatat, seni teater berfungsi hanya sebagai upacara ritual (keagamaan),
melainkan berfungsi pula sebagai kesenian atau hiburan. Peristiwa teater yang mensyaratkan
kebersamaan, saat, dan tempat, tetaplah menjadi persyaratan utama kehadiran teater sejak
ribuan tahun sebelum Masehi, sehingga pada zaman Yunani teater pun selalu hadir dengan
persyaratan yang serupa. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa sesuatu
dapat disebut teater jika ada keutuhan tiga kekuatan, berupa: orang teater, tempat, dan
komunitas (penonton). Tiga kekuatan inilah yang bertemu dan melahirkan sinergi dan
melahirkan “peristiwa teater”.
Dalam sejarah, seni teater pada zaman Yunani dikenal sebagai zaman yang
melembagakan konvensi berteater yang masih memiliki pengaruh sampai sekarang. Mantra-
mantra yang mulanya hanya lisan dan tak tertulis, berlangsung menjadi naskah tertulis,
sementara doa-doa berubah bentuknya menjadi kisah atau lakon. Yunani melahirkan tokoh
penelitian naskah drama, antara lain Aeschylus (525-456 SM), Sophocles (496-406 SM),

2
Euripides (480-406 SM), dan Aristophanes (sekitar 400 SM). Mereka adalah bapak moyang
para peneliti naskah drama.
Pada perkembangan sejarah seni teater berikutnya, upacara keagamaan lebih
menonjolkan penceritaan. Sekelompok manusia bergerak mengarak seekor kambing yang
sudah didandani dengan berbagai perhiasan. Mereka menggiring persembahan itu
mengelilingi pasar atau jalan raya diiringi bunyi tambur, seruling, dan bunyi-bunyian lain.
Iring-iringan itu memperlambat jalannya, apabila penonton bertambah atau berhenti untuk
memberi kesempatan kepada narator (pencerita) yang mengisahkan suatu peristiwa. Narator
mengisahkan salah satu dewa kepada penonton yang berderet-deret di pinggir jalan atau
berdiri mengerumuninya.

2.2 Macam-macam jenis Teater


a.   Drama Tragedi
Cerita drama yang termasuk jenis ini adalah cerita yang berakhir dengan duka lara atau
kematian. Contoh film yang termasuk jenis ini di antaranya Romeo dan Juliet atau Ghost.
Sementara contoh FTV misteri yang termasuk dalam jenis ini misalnya Makhluk Tengah
Malam yang ending-nya bercerita tentang si istri yang melahirkan bayi genderuwo. Cerita ini
bukan berakhir dengan kematian, tapi kekecewaan atau kesedihan. Oleh karena itu, cerita
Makhluk Tengah Malam dapat digolongkan ke dalam jenis drama tragedi.

b. Drama Komedi
1. Komedi Situasi, cerita lucu yang kelucuannya bukan berasal dari para pemain,
melainkan karena situasinya. Contoh drama jenis ini antara lain Sister Act dan
Si Kabayan. Sementara contoh sinetron yang termasuk dalam jenis ini antara lain
Kawin Gantung, Bajaj Bajuri, dan Kecil-Kecil Jadi Manten.
2. Komedi Slapstic, cerita lucu yang diciptakan dengan adegan menyakiti para
pemainnya. Misalnya, saat di kelas terjadi kegaduhan karena sang guru belum
datang. Kemudian teman yang “culun” digoda teman yang lain dengan menulisi
pipinya menggunakan spidol. Contoh film komedi slapstic ini di antaranya The
Mask dan Tarzan.
3. Komedi Satire, cerita lucu yang penuh sindiran tajam. Beberapa film yang
termasuk jenis ini adalah Om Pasikom dan Semua Gara-Gara Ginah. Sementara contoh
sinetronnya adalah Wong Cilik.

3
4. Komedi Farce, cerita lucu yang bersifat dagelan, sengaja menciptakan kelucuan
kelucuan dengan dialog dan gerak laku lucu. Beberapa tayangan televisi yang
termasuk jenis ini adalah Srimulat, Toples, Ba-sho, Ngelaba, dan lain sebagainya.

c. Drama Misteri
1. Kriminal, misteri yang sangat terasa unsur keteganyannya atau suspense dan
biasanya menceritakan seputar kasus pembunuhan. Si pelaku biasanya akan menjadi
semacam misteri karena penulis skenario memerkuat alibinya. Sering kali dalam
cerita jenis ini beberapa tokoh bayangan dimasukkan untuk mengecoh penonton.
2. Horor, misteri yang bercerita tentang hal-hal yang berkaitan dengan roh halus.
3. Mistik, misteri yang bercerita tentang hal-hal yang bersifat klenik atau unsur
ghaib.

d. Drama Laga/ Action
1. Modern, cerita drama yang lebih banyak menampilkan adegan perkelahian atau
pertempuran, namun dikemas dalam setting yang modern. Contoh jenis sinetron ini
misalnya Deru Debu, Gejolak Jiwa, dan Raja Jalanan.
2. Tradisional, cerita drama yang juga menampilkan adegan laga, namun dikemas
secara tradisional. Beberapa sinetron yang termasuk jenis ini antara lain
Misteri Gunung Merapi, Angling Dharma, Jaka Tingkir, dan Wali Songo.
Untuk jenis drama laga ini biasanya skenario tidak banyak memakai dialog
panjang, tidak seperti skenario drama tragedi atau melodrama yang kekuatannya
terletak pada dialog. Jenis ini lebih banyak mengandalkan action sebagai daya
tarik tontonannya. Penontonnya bisa merasakan semangat ketika menonton film ini.

e. Melodrama
Skenario jenis ini bersifat sentimental dan melankolis. Ceritanya cenderung terkesan
mendayu-dayu dan mendramatisir kesedihan. Emosi penonton dipancing untuk merasa iba
pada tokoh protagonis. Penulis skenario cerita jenis ini jangan terjebak untuk membuat alur
yang lambat. Konflik harus tetap runtun dan padat. Justru dengan konflik yang bertubi-tubi
pada si tokoh akan semakin membuat penonton merasa kasihan dan bersimpati pada
penderitanya. Contoh sinetron jenis ini antara lain Bidadari, Menggapai Bintang, dan Chanda.

4
f. Drama Sejarah
Drama sejarah adalah cerita jenis drama yang menampilkan kisah-kisah sejarah masa lalu,
baik tokoh maupun peristiwanya. Contoh film yang bercerita tentang peristiwa sejarah antara
lain November 1828, G-30-S/PKI, Soerabaya ’45, Janur Kuning, atau Serangan Fajar.
Sementara kisah yang menceritakan sejarah tapi lebih ditekankan pada tokohnya antara lain
Tjoet Njak Dhien, Wali Songo, dan R.A. Kartini.

2.3 Unsur-Unsur Drama


a. Tema adalah ide pokok atau gagasan utama sebuah cerita drama
b. Alur yaitu jalan cerita dari sebuah pertunjukkan drama mulai babak pertama hingga
babak terakhir
c. Tokoh drama atau pelaku drama terdiri dari tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh
utama atau peran utama disebut primadona sedangkan peran pembantu disebut figuran
d. Watak adalah perilaku yang diperankan oleh tokoh drama. Watak protagonis adalah
watak (periku) baik yang diperankan oleh tokoh drama, contohnya : penyabar, kasih
sayang, santun, pemberani, pembela yang lemah, baik hati dan sebagainya.
Sedangkan watak antagonis adalah watak (perilaku) jahat yang diperankan oleh tokoh
drama, contohnya : sifat iri dan dengki, kejam, penindas dan sebagainya
e. e)            Latar atau setting adalah gambaran tempat, waktu dan situasi peristiwa dalam
cerita   drama
f. Amanat drama adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada penonton.
Amanat drama atau pesan disampaikan melalui peran para tokoh drama.

2.4 Unsur Intrinsik Drama


a)   Plot adalah alinan peristiwa di dalam karya sastra (termasuknaskah drama atau drama)
untuk mencapai efek-efek tertentu. Dan Plot memiliki anatomi yaitu bagian-bagian yang
menyusn Plot.
1.  Gimmick adalah adegan awal dari sebuah drama yang berfungsi sebagai pemikat minat
untuk menyaksikan kelanjutan dari drama tersebut.
2.  Foreshadowing adalah baying-bayang yang mendahului sebuah peristiwa yang terjadi.
3.  Dramatic Irony adalah aksi seorang tokoh yang berkata atau bertindak sesuatu, yang
tanpa disadari akibatnya nanati akan menimpa dirinya sendiri.
4.  Flashback adalah kilas balik peristiwa lampau yang dikisahkan kembali pada saat ini.

5
5.  Suspense adalah dugaan dan prasangka yang dibangun dari rangkaian ketegangan yang
mengundang pertanyaan dan keingintahuan penonton.
6.  Surprise adalah peristiwa yang terjadi di luar ruangan penonton sehingga memancing
perasaan dan pikiran mereka agar menimbulkan dugaan-dugaan yang tidak pasti.
7.    Gesture adalah aksi atau ucapan tokoh utama tentang suatu persoalan yang menimbulkan
pertentangan atau konflik antar tokoh.

b)   Penokohan dapat dibagi menjadi 6 watak atau karakter.


1.  Protagonis adalah peran utama yang merupakan pusat atau sentral dari cerita, tokoh yang
memiliki cerita.
2.  Antagonis adalah peran lawan, tokoh yang tidak menghendaki suatu cerita karena dia
sering kali menjadi musuh yang menyebabkan konflik itu terjadi.
3.  Deutragonis adalah tokoh lain yang berada di pihak tokoh protagonist.
4.  Tritagonis adalah peran penengah yang menjadi pendamai atau pengantara protagonis dan
antagonis.
5.  Foil adalah peran yang tidak terlibat secara langsung dalam konflik yang terjadi tetapi
diperlukan untuk menyelesaikan cerita.
6.  Utility adalah peran pembantu atau tokoh pelengkap untuk mendukung rangkaian cerita
dan kesinambungan dramatic.

c)   Latar atau Setting latar di bagi menjadi 3 jenis.


1.  Latar Tempat adalah tempat yang menjadi latar peristiwa drama itu terjadi.
2.  Latar Waktu waktu yang menjadi latar belakang terjadingan suatu peristiwa, adegan, ata
babak.
3.  Latar Peristiwa adalah Peristiwa yang melatari sebuah adegan dan bisa juga yang
melatari cerita drama tersebut.
d)   Kerangka Dramatik
1.        Piramida Freytag adalah struktrur dramatic.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan
tubuhnya sebagai unsur utama untuk menyatakan dirinya yang diwujudkan dalam suatu karya
(seni pertunjukan) yang ditunjang dengan unsur gerak, suara, bunyi dan rupa yang dijalin
dalam cerita pergulatan tentang kehidupan manusia. Proses terjadinya atau munculnya
teater tradisional di Indonesia sangat bervariasi dari satu daerah dengan daerah lainnya. Hal
ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater tradisional itu berbedabeda, tergantung
kondisi dan sikap budaya masyarakat, sumber dan tata-cara di mana teater tradisional lahir.
Tetaer juga dikenal dengan seni yang kolektif di mana dalam sebuah tetaer tidak terlepas dari
yang namanya sutradara sebagai pengkordinasi pementasan. Sehingga menjadi seorang
sutradara harus menguasai apa-apa yang harus di lakasanakan karena baik/tidaknya
pementasan tergantung dari seorang sutradaranya. Sehingga dalam seni teater juga memiliki
peran yang sangat penting dalam lingkup sosisal. Ini sudah jelas karena yang namanya seni
pertunjukan pasti dipertunjukan di depan orang banyak dalam hal ini salah satu contohnya
adalah masyarakat. Seni teater bisa dijadikan media penyampaian segala bentuk rasa atau
argumen yang berkaitan dengan kehidupan sosial.

3.2 Saran

Semoga makalah yang kami susun dapat dimanfaatkan secara maksimal, sehingga
dapat membantu proses pembelajaran, dan dapat mengefektifkan kemandirian dan kreatifitas
siswa. Selain itu, diperlukan lebih banyak referensi untuk menunjang proses pembelajaran.
Apabila ada penulisan atau kata-kata yang kurang berkenan  bahkan jauh dari kesempurnaan
kami mohon maaf. Kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan untuk
kesempurnaan makalah kami selanjutnya. Terima kasih.

7
DAFTAR PUSTAKA

(http://desxripsi.blogspot.com/2012/10/BentukseniTheater.html#ixzz2QdJQjH9y,

diakses 12-12-2018

(http://.seniteater.co.id, diakses 12-12-2018)

(http://.wikipedia.org.id, diakses 12-12-2018)

Anda mungkin juga menyukai