Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH SENI BUDAYA

SENI TEATER

DISUSUN OLEH
Kelompok 1:
1. Ara Vinta
2. Aprilia Angeliana
3. Assyfa Cahya Ramadhona
4. Lingga Mandala Putra
5. Marsha Nurul Natasya
6. Muhammad Rifqi Fadhil
7. Nurhandayani
8. Resky Ananda Gustiarinda

Guru Mapel:
Ida Gustria Indah, S.Pd.

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN


DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 4 PAGAR ALAM
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang telah memberikan banyak
kemudahan dan limpahan rezeki-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan tugas
kelompok dalam membuat makalah yang bertajuk “Citra Perusahaan”.
Kami sadar betul dalam penggarapan makalah ini tak lepas dari bantuan banyak
pihak, termasuk Bapak Guru Ahmad Setiawan yang sudah membimbing kelompok
7 dari mulai penggarapan sampai rampungnya makalah. Selain itu, makalah yang
kami garap masih jauh dari kata sempurna karena keterbatasan pengalaman dan
pengetahuan kami.
Kiranya, kami berharap adanya saran dan kritik untuk makalah yang baru kami
buat. Terakhir, kami berharap semoga makalah bisa memberi manfaat yang banyak
bagi pembaca.

Pagar Alam, 22 Juli 2023


Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

JUDUL .................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB 1 ..................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3. Tujuan ....................................................................................................... 2
1.4. Manfaat ..................................................................................................... 2
BAB 2 ..................................................................................................................... 3
2.1. Pengertian Seni Teater .............................................................................. 3
2.2. Unsur-Unsur Teater .................................................................................. 4
2.2.1. Unsur Internal.................................................................................... 4
2.2.2. Unsur Eksternal ................................................................................. 5
2.3. Jenis-Jenis Teater ...................................................................................... 6
2.3.1. Teater Boneka.................................................................................... 6
2.3.2. Drama Musikal .................................................................................. 7
2.3.3. Teater Dramatik ................................................................................. 8
2.3.4. Teatrikalisasi Puisi ............................................................................ 8
2.3.5. Teater Gerak ...................................................................................... 9
2.4. Fungsi Teater ............................................................................................ 9
2.4.1. Ritual atau Upacara ........................................................................... 9
2.4.2. Seni atau Estetik ................................................................................ 9
2.4.3. Hiburan............................................................................................ 10
2.4.4. Media Pendidikan............................................................................ 10
2.4.5. Media Ekspresi ................................................................................ 10
2.5. Perbedaan Teater dan Drama ...................................................................11
2.6. Contoh Teater ..........................................................................................11
BAB 3 ................................................................................................................... 13
3.1. Kesimpulan ............................................................................................. 13
3.2. Saran ....................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ iv

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia adalah salah satu negara yang kaya dengan seni. Seni adalah
salah satu unsur kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sejajar dengan
perkembangan manusia selaku penggubah dan penikmat seni. Kebudayaan
adalah hasil pemikiran, karya dan segala aktivitas (bukan perbuatan), yang
merefleksikan naluri secara murni. Seni memiliki nilai estetis (indah) yang
disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide yang dinyatakan dalam
bentuk aktivitas atau rupa sebagai lambang. Dengan seni kita dapat
memperoleh kenikmatan sebagai akibat dari refleksi perasaan terhadap
stimulus yang kita terima.
Kenikmatan seni bukanlah kenikmatan fisik lahiriah, melainkan
kenikmatan batiniah yang muncul bila kita menangkap dan merasakan
simbol-simbol estetika dari penggubah seni. Dalam hal ini seni memiliki
nilai spiritual. Kedalaman dan kompleksitas seni menyebabkan para ahli
membuat definisi seni untuk mempermudah pendekatan kita dalam
memahami dan menilai seni. Konsep yang muncul bervariasi sesuai dengan
latar belakang pemahaman, penghayatan, dan pandangan ahli tersebut
terhadap seni.
Salah satu seni yang kita perhatikan di sini adalah seni teater.
Pertunjukkan teater tidak hanya untuk hiburan masyarakat penonton. Di
balik itu, ada amanat yang ingin disampaikan kepada masyarakat tentang
sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan sosial masyarakat. Kehidupan
yang dimaksud menyangkut seluruh perilaku sosial yang berlaku pada
kelompok masyarakat tertentu.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari seni teater?
2. Apa unsur-unsur dari seni teater?

1
3. Apa fungsi dari seni teater?
4. Apa perbedaan teater dan drama?

1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari dibuatnya makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian dari seni teater
2. Mengetahui unsur-unsur seni teater
3. Mengetahui fungsi dari seni teater
4. Mengetahui perbedaan antara teater dan drama

1.4. Manfaat
1. Menambah wawasan tentang seni teater
2. Memperkenalkan seni teater kepada khalayak umum
3. Membantu dalam mengkritik dan menilai seni teater
4. Dapat menjadi referensi bagi pelajar yang ingin mempelajari seni teater

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Seni Teater


Dalam sejarahnya, kata “Teater” berasal dari bahasa Inggris theater atau
theatre, bahasa Perancis théâtre dan dari bahasa Yunani theatron (θέατρον).
Secara etimologis, kata “teater” dapat diartikan sebagai tempat atau gedung
pertunjukan. Sedangkan secara istilah kata teater diartikan sebagai segala
hal yang dipertunjukkan di atas pentas untuk konsumsi penikmat.
Selain itu, istilah teater dapat diartikan dengan dua cara yaitu dalam arti
sempit dan dalam arti luas. Teater dalam arti sempit dideskripsikan sebagai
sebuah drama (perjalanan hidup seseorang yang dipertunjukkan di atas
pentas, disaksikan banyak orang dan berdasarkan atas naskah yang tertulis).
Sedangkan dalam arti luas, teater adalah segala adegan peran yang
dipertunjukkan di depan orang banyak, seperti ketoprak, ludruk, wayang,
sintren, janger, mamanda, dagelan, sulap, akrobat, dan lain sebagainya.
Dalam perkembangannya, istilah teater selalu dikaitkan dengan kata
drama. Hubungan kata “teater” dan “drama” bersandingan sedemikian erat
yang pada prinsipnya keduanya merupakan istilah yang berbeda. Drama
merupakan istilah yang berasal dari bahasa Yunani Kuno “draomai” yang
berarti bertindak atau berbuat dan dalam bahasa Perancis “drame”
menjelaskan tingkah laku kehidupan kelas menengah.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa istilah “teater”
berkaitan langsung dengan pertunjukan, sedangkan “drama” berkaitan
dengan peran atau naskah cerita yang akan dipentaskan. Jadi, teater adalah
visualisasi dari drama atau drama yang dipentaskan di atas panggung dan
disaksikan oleh penonton. Dengan kata lain drama merupakan bagian atau
salah satu unsur dari teater.

3
2.2. Unsur-Unsur Teater
Unsur-unsur dalam seni teater dibedakan menjadi dua antara lain:
2.2.1. Unsur Internal
Unsur internal merupakan unsur yang menyangkut tentang
bagaimana keberlangsungan pementasan suatu teater. Tanpa unsur
internal internal tidak akan ada suatu pementasan teater. Oleh karena
itu, unsur internal dikatakan sebagai jantungnya sebuah pementasan
teater. Unsur internal, meliputi:
1. Naskah atau Skenario
Naskah atau skenario berisi kisah dengan nama tokoh dan
dialog nantinya akan dipentaskan. Naskah menjadi salah satu
penunjang yang menyatukan berbagai macam unsur yang ada
yaitu pentas, pemain, kostum, dan sutradara.
2. Pemain
Pemain merupakan salah satu unsur yang paling penting
dalam sebuah pertunjukan teater. Pemain berperan dalam
menghasilkan beberapa unsur lain, seperti unsur suara dan gerak.
Ada tiga jenis pemain, yaitu peran utama (protagonis/antagonis),
peran pembantu, dan peran tambahan atau figuran. Dalam film
atau sinetron, pemain biasanya disebut aktris untuk perempuan,
dan aktor untuk laki-laki.
3. Sutradara
Sutradara merupakan salah satu unsur yang paling sentral,
karena sutradara adalah orang yang memimpin dan mengatur
sebuah teknik pembuatan atau pementasan teater. Sutradara
menjadi otak dari jalannya suatu cerita, misalnya mengarahkan
para aktor, membedah naskah, menciptakan ide-ide tentang
pentas yang akan digunakan dan lain-lain.

4
4. Pentas
Pentas adalah salah satu unsur yang mampu menghadirkan
nilai estetika dari sebuah pertunjukan. Selain itu, pentas menjadi
unsur penunjang pertunjukkan yang di dalamnya terdapat
properti, tata lampu, dan beberapa dekorasi lain yang berkenaan
dengan pentas.
5. Properti
Properti merupakan sebuah perlengkapan yang diperlukan
dalam pementasan teater, seperti kursi, meja, robot, hiasan
ruang, dekorasi, dan lain sebagainya.
6. Penataan
Seluruh pekerja yang terkait dengan pementasan teater,
antara lain:
1. Tata rias adalah cara mendandani pemain dalam
memerankan tokoh teater agar lebih sesuai dengan karakter
yang akan diperankan
2. Tata busana adalah pengaturan pakaian pemain agar
mendukung keadaan yang menghendaki. Contohnya
pakaian yang dikenakan anak sekolahan tentu akan berbeda
dengan pakaian harian yang dikenakan pembantu rumah
tangga
3. Tata lampu adalah pencahayaan dipanggung
4. Tata suara adalah pengaturan pengeras suara

2.2.2. Unsur Eksternal


Unsur eksternal adalah unsur yang mengurus segala sesuatu
yang berkaitan dengan hal-hal yang dibutuhkan dalam sebuah
pementasan. Unsur eksternal di antaranya, yaitu:
1. Staf Produksi
Staf produksi adalah sekelompok tim atau individual yang
berkenaan dengan pimpinan produksi sampai semua bagian

5
yang ada di bawahnya. Adapun tugas masing-masing dari
mereka adalah sebagai berikut:
1. Produser/pimpinan produksi;
2. Mengurus semua hal tentang produksi;
3. Menetapkan personal (petugas), anggaran biaya, fasilitas,
program kerja, dan lain sebagainya.
2. Sutradara/Direktor
1. Pembawa sekaligus pengarah jalannya naskah;
2. Koordinator semua pelaksanaan yang menyangkut
pementasan;
3. Mencari dan menyiapkan aktor;
4. Menyiapkan make up dan juga menyetting segala sesuatu
yang dipegang oleh bagian desainer beserta kru.
3. Stage Manager
1. Pemimpin dan penanggung jawab panggung;
2. Membantu sutradara.
4. Desainer
Menyiapkan semua aspek visual yang menyangkut setting
tempat atau suasana, properti atau perlengkapan pementasan,
kostum, tata lampu dan pencahayaan, serta perlengkapan lain
(seperti audio).
5. Crew
Crew merupakan pemegang divisi dari setiap sub yang
dipegang bagian desainer, di antaranya:
1. Bagian pentas/tempat;
2. Bagian tata lampu (lighting);
3. Bagian perlengkapan dan tata musik.

2.3. Jenis-Jenis Teater


2.3.1. Teater Boneka
Pertunjukan boneka telah dilakukan sejak zaman kuno. Sisa
peninggalannya ditemukan di makam-makam India Kuno, Mesir,

6
dan Yunani. Boneka sering dipakai untuk menceritakan legenda atau
kisah-kisah yang bersifat religius (keagamaan). Berbagai jenis
boneka dimainkan dengan cara yang berbeda. Boneka tangan
dipakai di tangan sementara boneka tongkat digerakkan dengan
tongkat yang dipegang dari bawah. Marionette atau boneka tali,
digerakkan dengan cara menggerakkan kayu silang tempat tali
boneka diikatkan.
Selain itu, contoh teater boneka yang cukup populer ialah
pertunjukan wayang kulit. Dalam pertunjukan wayang kulit, wayang
dimainkan di belakang layar tipis dan sinar lampu menciptakan
bayangan wayang di layar. Penonton wanita duduk di depan layar,
menonton bayangan tersebut. Penonton pria duduk di belakang layar
dan menonton wayang secara langsung.
Beralih ke luar negeri, pertunjukan Boneka Bunraku dari Jepang
mampu melakukan banyak sekali gerakan sehingga diperlukan tiga
dalang untuk menggerakkannya. Dalang berpakaian hitam dan
duduk persis di depan penonton. Dalang utama mengendalikan
kepala dan lengan kanan. Para pencerita bernyanyi dan melantunkan
kisahnya.

2.3.2. Drama Musikal


Drama musikal merupakan pertunjukan teater yang
menggabungkan seni tari, musik, dan seni peran. Drama musikal
lebih mengedepankan tiga unsur tersebut dibandingkan dialog para
pemainnya. Kualitas pemainnya tidak hanya dinilai pada
penghayatan karakter melalui untaian kalimat yang diucapkan tetapi
juga melalui keharmonisan lagu dan gerak tari. Disebut drama
musikal karena dalam pertunjukannya yang menjadi latar
belakangnya merupakan kombinasi antara gerak tari, alunan musik,
dan tata pentas. Drama musikal yang cukup tersohor ialah kabaret
dan opera. Perbedaan keduanya terletak pada jenis musik yang
digunakan. Dalam opera, dialog para tokoh dinyanyikan dengan

7
iringan musik orkestra dan lagu yang dinyanyikan disebut seriosa.
Sedangkan dalam drama musikal kabaret, jenis musik dan lagu yang
dinyanyikan bebas dan biasa saja.

2.3.3. Teater Dramatik


Istilah dramatik digunakan untuk menyebut pertunjukan teater
yang berdasarkan pada dramatika lakon yang dipentaskan. Dalam
teater dramatik, perubahan karakter secara psikologis sangat
diperhatikan. Situasi cerita dan latar belakang kejadian dibuat
sedetail mungkin. Rangkaian cerita dalam teater dramatik mengikuti
alur plot dengan ketat. Fokus pertunjukan teater dramatik ialah
menarik minat dan rasa penonton terhadap situasi cerita yang
disajikan. Dalam teater dramatik, laku aksi pemain sangat
ditonjolkan. Satu peristiwa berkaitan dengan peristiwa lain hingga
membentuk keseluruhan cerita. Karakter yang disajikan di atas
pentas adalah karakter tanpa improvisatoris. Teater dramatik
mencoba mementaskan cerita seperti halnya realita.

2.3.4. Teatrikalisasi Puisi


Teatrikalisasi puisi merupakan pertunjukan teater yang dibuat
berdasarkan karya sastra puisi. Karya puisi yang biasanya hanya
dibacakan, dalam teatrikal puisi dicoba untuk diperankan di atas
pentas. Karena bahan dasarnya adalah puisi maka teatrikalisasi puisi
lebih mengedepankan estetika puitis di atas pentas. Gaya akting para
pemain biasanya bersifat teatrikal. Tata panggung dan blocking
dirancang sedemikian rupa untuk menegaskan makna puisi yang
dimaksud. Teatrikalisasi puisi memberikan kesempatan bagi
seniman untuk mengekspresikan kreativitasnya dalam
menerjemahkan makna puisi ke dalam tampilan lakon dan tata
artistik di atas pentas.

8
2.3.5. Teater Gerak
Teater gerak merupakan pertunjukan teater dengan unsur
utamanya adalah gerak dan ekspresi wajah pemainnya. Dalam
pementasannya, penggunaan dialog sangat minimal atau bahkan
dihilangkan seperti dalam pertunjukan pantomim klasik. Seiring
perkembangannya, pemain teater dapat bebas bergerak mengikuti
suasana hati (untuk karakter tertentu) bahkan lepas dari karakter
tokoh dasarnya untuk menarik minat penikmat. Dari kebebasan
ekspresi gerak inilah gagasan mementaskan pertunjukan dengan
berbasis gerak secara mandiri muncul.
Teater gerak yang paling populer dan bertahan sampai saat ini
adalah pantomim. Sebagai sebuah pertunjukan yang sunyi karena
tidak menggunakan suara, pantomim mencoba mengungkapkan
ekspresinya melalui tingkah laku gerak dan mimik para pemainnya.
Makna pesan yang hendak direalisasikan dipertunjukkan dalam
bentuk gerak.

2.4. Fungsi Teater


2.4.1. Ritual atau Upacara
Di dalam fungsi ritualnya, suatu peristiwa teater menjadi ajang
penjelasan, penghayatan dan pengukuhan nilai-nilai kepercayaan
atau agama yang dianut oleh masyarakat yang melaksanakannya.
Sampai sekarang pada berbagai teater etnik unsur-unsur upacara
tetap menonjol dengan dibicarakannya mantra-mantra,
disediakannya sajen serta tindak upacara yang dilakukan baik oleh
dalang maupun oleh pihak lain yang tidak terlibat langsung dalam
pertunjukan.

2.4.2. Seni atau Estetik


Di dalam peristiwa teater suatu masyarakat bukan saja
mengungkapkan pikiran, perasaan, kecemasan, harapan dan
sebagainya, akan tetapi juga menikmati bentuk-bentuk

9
pengungkapan itu. Dalam peristiwa seperti itu, suatu masyarakat
tidak hanya merasa puas dengan telah dapat mengungkapkan
pengalamannya, akan tetapi mereka juga merasa puas atau tidak
puas dalam hubungan dengan bentuk-bentuk ungkapan yang mereka
gunakan.

2.4.3. Hiburan
Dalam hubungan ini seni teater memenuhi keperluan masyarakat
akan pengalaman yang berbeda dengan pengalaman mereka sehari-
hari. Bahkan kadang-kadang memenuhi keperluan bagi masyarakat
yang ingin melepaskan diri atau melarikan diri dari persoalan
kehidupan mereka sehari-hari.

2.4.4. Media Pendidikan


Teater ialah seni kolektif, di dalam artian teater ini tidak
dikerjakan dengan secara individual. Melainkan untuk
mewujudkannya itu kemudian diperlukan kerja tim yang harmonis.
Apabila suatu teater ini dipentaskan, diharapkan pesan-pesan yang
ingin disampaikan oleh penulis serta juga pemain itu tersampaikan
kepada banyak penonton. Dengan melalui pertunjukan tersebut
biasanya manusia kemudian akan lebih mudah mengerti nilai baik
buruk kehidupan apabila dibandingkan itu hanya membaca lewat
sebuah cerita.

2.4.5. Media Ekspresi


Teater ini ialah salah satu bentuk seni dengan fokus utama pada
laku serta dialog. Berbeda dengan seni musik yang menitikberatkan
pada aspek suara serta juga seni tari yang menitikberatkan pada
keselarasan gerak serta juga irama. Di dalam praktiknya, Seniman
teater tersebut kemudian akan mengekspresikan seninya di dalam
bentuk gerakan tubuh serta juga ucapan-ucapan.

10
2.5. Perbedaan Teater dan Drama
Drama merupakan bagian dari teater. Teater merujuk pada pertunjukkan.
Teater adalah visualisasi dari drama atau drama yang dipentaskan di atas
panggung. Jadi, drama adalah salah satu bagian atau unsur dari teater.
Keterikatan antara teater dan drama sangat kuat. Teater tidaklah mungkin
dipentaskan tanpa adanya drama.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa teater berkaitan
langsung dengan pertunjukkan, sedangkan drama berkaitan dengan lakon
atau naskah yang akan dipentaskan.

2.6. Contoh Teater


Teater membantu kita untuk melihat perspektif yang berbeda dari
perspektif kita sendiri. Penonton teater diperlihatkan kemanusiaan,
psikologi, motivasi, konflik, dan resolusi. Berikut adalah contoh teater
rakyat yang terkenal di Indonesia:
1. Ludruk
Ludruk merupakan seni teater asal Jawa Timur yang mana jenis
teater ini di perankan oleh aktor pria dan tokoh perempuan. Dalam
pementasan Ludruk mengangkat kehidupan sehari-hari dengan
menggunakan pakaian tradisional. Ludruk merupakan seni pementasan
yang digelar pada moment-moment penting seperti acara syukuran
pemerintahan, kemerdekaan, dan juga acara pernikahan tradisional.
2. Lenong
Lenong merupakan seni teater yang sering di ditayangkan di saluran
televisi nasional pada era 90-an. Seni teater lenong dibagi menjadi dua
genre yakini lenong preman dan lenong denes dan di bawakan dalam
Bahasa Betawi.
3. Wayang
Wayang adalah kesenian Indonesia yang tidak hanya populer di
Indonesia saja, melainkan juga dunia. Kesenian ini terbagi menjadi
beberapa tipe yakini wayang kulit, wayang golek dan wayang orang.
Wayang merupakan kesenian yang banyak ditemukan di Jawa Tengah

11
dan Jawa Barat. Jika Jawa Tengah menggunakan wayang kulit, maka
Jawa Barat menggunakan wayang golek dalam pementasannya.
4. Ketoprak
Seni pertunjukan ketoprak mirip dengan wayang orang. Hanya
berbeda tokoh dan tema yang dimainkan. Kata ketoprak (bahasa Jawa:
kethoprak) adalah sejenis seni pentas yang berasal dari Jawa.
5. Mamanda
Mamanda merupakan kesenian asal Banjar Kalimantan Selatan.
Mamanda termasuk ke dalam teater klasik yang mengandung banyak
pesan moral. Untuk bahasanya sendiri menggunakan beberapa Bahasa
yaitu Bahasa Indonesia dan dialek Banjar seperti Banjar Kuala, Banjar
Hulu dan Melayu Banjar.

12
BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Teater adalah visualisasi dari drama atau drama yang dipentaskan di atas
panggung dan disaksikan oleh penonton. Dengan kata lain drama
merupakan bagian atau salah satu unsur dari teater. Teater berkaitan
langsung dengan pertunjukan, sedangkan “drama” berkaitan dengan peran
atau naskah cerita yang akan dipentaskan.
Dalam menjalankan sebuah seni pertunjukan teater memerlukan langka-
langkah yang tepat seperti menentukan ide pementasan, menentukan jenis
produksi, menentukan tempat produksi, memperkirakan keadaan pasar,
memperkirakan kebutuhan SDM, alat, bahan, dan biaya, memperkirakan
cara memperoleh biaya dan permodalan, memperkirakan metode dan
strategi pemasaran, menyusun organisasi/staf produksi, menyusun
kebutuhan alat dan bahan, serta menyusun RAB (Rencana Anggaran Biaya),
menyusun jadwal kegiatan (schedule), dan menyusun proposal.

3.2. Saran
Makalah ini merupakan bagian dari media pembelajaran, maka dengan
itu kepada semua pihak bisa menggali ilmunya (khususnya ilmu tentang
seni teater) dengan mendalami isi makalah ini. Khususnya kepada kaum
muda agar seni teater tidak hilang begitu saja tetapi bisa diwariskan kepada
segenap penerus bangsa sehingga negara Indonesia bisa disebut sebagai
salah satu negara yang hebat dalam dunia seni.

13
DAFTAR PUSTAKA

Aisanura. (2014, 06). Seni Tari Teater. Retrieved from Aisanura:


http://aisanura.blogspot.co.id/2014/06/seni-tari-teater.html
Kritik Seni. (2015, 09). Seni Teater. Retrieved from Kritik Seni:
http://kritikseni2.blogspot.co.id/2015/09/seni-teater.html
Wikipedia. (2014, 03). Teater. Retrieved from Wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Teater

iv

Anda mungkin juga menyukai