Anda di halaman 1dari 25

MENGANALISIS PRODUKSI VIDEO ANIMASI DAN

MUSIK DIGITAL
Produksi Media Video
Video adalah teknologi untuk menangkap, merekam,
memproses, mentransmisikan dan menata ulang gambar
bergerak. Biasanya menggunakan film seluloid, sinyal
elektronik, atau media digital.
Visual : saya melihat , gambar bergerak.

Audio : Suara

1. Video proses yang pengambilan gambarnya


dilakukan dengan kamera video, baik
yangterpasang pada telpon genggam dan
perangkat gaget lainnya, maupun pada kamera
khusus untuk perekaman video, termasuk
camcorder.

2. Screen recording adalah pengambilan gambar


dari layar komputer dengan menggunakan
aplikasi rekam layar dan dapat ditambahkan
penggunaan lensa yang terpasang pada laptop
atau webcam yang sengaja dipasang untuk
perekaman gambar.
Presentasi video adalah video untuk mengomunikasikan
ide atau gagasan, yang digunakan untuk memperkenalkan
produk atau cara kerja yang dibuat melalui proses
merekam gambar dan suara, menata urutan dan
menyambung atau memotong gambar dan menyatukannya
menjadi kesatuan yang utuh.

2. Fungsi Presentasi Video


Presentasi video berfungsi sebagai sarana untuk
mengomunikasikan ide atau gagasan melalui penyajian
suatu produk yang telah dihasilkan. Sebagai sarana untuk
mengomunikasikan ide atau gagasan, presentasi video
harus mengemukakankeunggulan ide atau gagasan yang
akan disampaikan. Ide atau gagasan merupakan upaya
untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari.

3. Jenis Video
Berdasarkan tujuan pembuatannya, video dapat
diperuntukan:

1. Cerita
Video yang bertujuan untuk memaparkan cerita.

1. Dokumenter
Video yang bertujuan merekam sebuah kejadian atau
peristiwa dalam kehidupan

nyata.

1. Berita
Video yang bertujuan memaparkan sebuah berita.

1. Pembelajaran
Video yang bertujuan untuk memberikan materi
pembelajaran agar mudah diserap

dan dapat dimainkan ulang.

1. Presentasi
Video yang bertujuan untuk mengomunikasikan ide atau
gagasan

CIRI-CIRI PRESENTASI VIDEO

 mengomunikasikan ide

 menunjukkan solusi

 mengomunikasikan produk dan jasa

 menunjukkan cara kerja


Pembuatan video memerlukan beberapa tahapan proses
meliputi praproduksi, produksi, dan pascaproduksi.
Praproduksi merupakan tahapan perencanaan, produksi
merupakan tahapan pengambilan gambar, dan
pascaproduksi merupakan tahap penyelesaian video.
Secara umum praproduksi merupakan tahapan persiapan
sebelum memulai proses produksi (shooting film atau
video).

Pada intinya tujuan praproduksi adalah mempersiapkan


segala sesuatunya agar proses produksi dapat berjalan
sesuai konsep dan menghasilkan suatu karya video sesuai
dengan harapan.

Untuk memulai praproduksi dibutuhkan beberapa langkah,


sebagai berikut:

1. Merumuskan Masalah

2. Ide/gagasan

3. Sinopsis

4. Treatmentt

5. Naskah

1. Merumuskan Masalah
Masalah merupakan kesenjangan antara kondisi ideal
dengan kondisi nyata. Setiap orang menginginkan kondisi
yang ideal sesuai keinginannya namun pada kenyataannya
banyak kendala yang menyebabkan tidak tercapainya
kondisi ideal.

2. Ide
Ide/gagasan adalah rancangan yang tersusun dalam
pikiran, berarti sama dengan gagasan. Gagasan
menyebabkan timbulnya konsep. Secara sederhana ide
dapat dikatakan sebuah gagasan, sebuah rencana,
pendapat.

3. Sinopsis
Sinopsis adalah suatu peristiwa atau rekaan yang
dikisahkan dalam bentuk cerita singkat, ringkas, padat dan
jelas, tanpa menghilangkan unsur – unsur pentingnya.
Dengan membaca sinopsis mendapatkan gambaran utuh
dari sebuah cerita.

4. Treatmentt
Treatment adalah langkah menyusun urutan adegan,
sehingga adegan tersebut menjadi cerita yang menarik. Di
dalam penyusunan treatment ini tidak dibutuhkan dialog
melainkan menggambarkan kondisi adegan yang harus
dilakukan oleh pelaku atau aktor.

5. Naskah
Naskah adalah suatu teks yang berisi gambaran alur cerita.
yang akan terlihat di layar, naskah dalam pembuatan video
kali ini dibuat agar sang presenter mengerti detail dari
presentasi yang akan disampaikan. Penulisan naskah
dapat disederhanakan sesuai keperluan tetapi masih
mengandung dimengerti oleh pendukung akan
memproduksi.

Proses Pembuatan Digital Animation


PRAPRODUKSI
Pada tahap ini film belum dibuat tetapi persiapan telah
direncanakan mulai dari tema, dan dikembangkan menjadi
sinopsis, sinopsis dikembangkan
menjadi storyline, storyboard.
Concept Art
Pada tahap ini mulai dibuat gambar-gambar sketsa. Semua
sketsa yang dibuat akan dibentuk dalam model 3D dalam
tahap produksi.
Storyboard
Pada saat skenario dan concept art telah selesai,
tuangkan ide cerita tersebut ke dalam bentuk visual
sehingga orang lain dapat memahami maksudnya.
Animatic Storyboard
Tahap ini dapat dianggap film telah memiliki kerangka
acuan, karena alur cerita jelas dan gambar-gambar
dari storyboard yang telah di scanning akan ditampilkan
dengan tambahan sound dialog, narasi, sound FX.
Casting dan Recording
Para pengisi suara membacakan dialog yang telah dibuat.
Sound efect dan Music
Lagu tema dibuat berdasarkan alur cerita yang ada.
Sebelum menciptakan lagu, pencipta lagu akan
membaca script, sehingga alur cerita dan tema lagu dapat
sejalan.
PRODUKSI
Modelling 2D ke 3D
Tahap ini merupakan tahap pembuatan film animasi yang
berlangsung. Diawali dengan menstransfer objek 2D yang
dibuat menjadi objek 3D. Body
modeling,atau modeling lainnya yang masih dalam
bentuk gambar 2D, dikonversikan ke dalam objek 3D.
Pemberian Tekstur pada Karakter
Tahap Mapping Texture Character, untuk
pemetaan material kulit pada karakter.
Penganimasian
Proses pembuatan pergerakan atau penganimasian
mencakup proses rigging, skinning, dan animasi.
Rendering
Pada tahapan ini objek 3D yang sudah selesai diteruskan
dengan pemberian pencahayaan dan sifat bahan atau kulit
pada objek, sehingga memberikan kesan yang lebih
alamiah terhadap objek 3D.

POSTPRODUKSI
Compositing and Editing
Hal yang utama dalam film animasi 2D maupun 3D adalah
pengomposisian karena pada tahap inilah adegan-adegan
hasil render disatukan dan dirangkai untuk dapat lebih
lanjut pada proses material.
3D Animation
Pada tahapan ini dilakukan pergerakan pada objek atau
dikenal dengan istilah animasi. Sama halnya dengan
modeling dan tekstur.

Video Effect
Proses yang terjadi pada tahapan ini adalah klip animasi
yang dihasilkan oleh tahapan 3D tadi diolah sedemikian
rupa melalui efek-efek khusus yang tidak bisa atau kurang
efisien jika dilakukan pada tahap 3D tadi.

Final Compositing
Tahapan ini merupakan tahapan akhir dimana semua
elemen gambar, tulisan, dan klip animasi diproses dan
disusun sehingga memperoleh sebuah rangkaian animasi
akhir. Untuk memperkaya hasil animasi biasanya ditunjang
oleh proses manipulasi suara yang dilakukan melalui
teknik sound effect.

Analisis Video Animasi

1. Sweet Cocoon
IDE : Distraxion adalah contoh animasi reel yang dalam
pembuatan nya cukup sulit, namun ide dalam video animasi
ini sangat unik dan banyak juga terjadi di sekitar kita, ide
yang di dasari suatu pengalaman biasanya akan lebih
mudah untuk di sampaikan kepada orang lain.
SINOPSIS & PLOT : Seekor ulat masuk ke tempat di mana
dia merasa aman menjalani metamorfosisnya.
Kepompongnya terlalu kecil baginya untuk masuk,
untungnya ada dua serangga lain yang bisa membantunya.
Trio ini akan membawa kita ke beberapa situasi lucu tapi
juga kupu-kupu yang indah.
KONSEP : Konsep video ini mendasar dengan back sound
dan sound effect yang sesuai sehinnga membuat video ini
tidak monoton, pembedaan karakter dengan musik sebagai
mediator pembedanya , sangatlah konsep yang biasa
namun memang sangat menyenangkan untuk di lihat dan di
sajikan kepada para penikmat film / video animasi.

CHARACTER OF ANIMATION : Tiga karakter yang


berbeda antara seekor ulat yang akan bermetamarfosis
dengan 2 ekor kumbang. Ulat yang terus berusaha masuk
kedalam kepompongnya hampir putus asa, kemudian
lewatlah temannya, 2 ekor kumbang yang membantunya
masuk ke dalam kepompong. Musik dan instrumen lucu
serta background dari animasi sanggat menarik untuk
dilihat.

COLOUR & SHARP IMAGE : warna dan ketajaman gambar


Sangat baik untuk sekelas ANIMASI 3D.
Jenis Pengambilan gambar dalam film ini:
1. The deskriptif Sintagma (urutan menggambarkan satu
saat).
2. The bracketing syntagm (montage of brief shots).
3. The Sintagma (dua sekuens bergantian).
4. The paralel Sintagma (montase dari motif).
Teknik Pengambilan Gambar:
1. Extreme Long Shot.
2. Wide Shot (Open Shot)
3. Extablishing Shot
2. Piper

IDE : Distraxion adalah contoh animasi reel yang dalam


pembuatan nya cukup sulit, namun ide dalam video animasi
ini sangat unik dan banyak juga terjadi di sekitar kita, ide
yang di dasari suatu pengalaman biasanya akan lebih
mudah untuk di sampaikan kepada orang lain.

SINOPSIS & PLOT : Menceritakan sebuah kisah mendalam


tentang seekor anak burung yang bernama Piper, tokoh
utamanya, adalah seorang sandpiper kecil yang berhak
mendapatkan semua makanannya jatuh ke dalam mulutnya
oleh ibunya sementara burung kecil itu tinggal jauh dari
pasang surut yang menumbuhkan makanan lezatnya.
Suatu hari, ibu tidak menurunkan makanan di mulutnya lagi
tapi meminta Piper untuk bergabung dengannya dalam
ketakutan yang tidak diketahui tentang pemulungan tiram.
Piper memiliki waktu yang sulit untuk mempelajari ujung
tombak ketekunan, tapi cukup tangguh untuk mengatasi
trauma yang menimpanya.

KONSEP : Sebuah alegori tentang cara anak belajar dari


orang tua mereka dan dari anak-anak lain, Piper adalah
sebuah cerita tentang menaklukkan dan mengatasi
ketakutan pribadi seseorang. Gaya fotorealistik enam menit
yang bergaya mengikuti puyuh lapar Piper, yang harus
mengatasi rasa takutnya akan air agar bisa makan.

CHARACTER OF ANIMATION : Seekor anak burung yang


lapar, menunggu makanan dari ibunya, yang ingin
mengajarkannya langsung cara mencari makan dipesisir
pantai dengan ombak yang pasang surut. Ketika burung-
burung lain yang berlarian saat ombak pasang. Ia belajar
menghindari ombak dari 3 ekor kumang laut yang
bersembunyi dibawah pasir.

COLOUR & SHARP IMAGE : warna dan ketajaman gambar


Sangat baik untuk sekelas ANIMASI 3D.
Jenis Pengambilan gambar dalam film ini:
1. The deskriptif Sintagma (urutan menggambarkan satu
saat).
2. The bracketing syntagm (montage of brief shots).
3. The Sintagma (dua sekuens bergantian).
4. The paralel Sintagma (montase dari motif).
Teknik Pengambilan Gambar:
1. Wide Shot
2. Medium Shot
3. Extablishing Shot
4. Full Shot
5. long shot
6. Extreme Long Shot (XLS)
Produksi Media Audio

1. Peralatan produksi media audio


Produksi sebuah media audio profesional ( proses
rekaman) dilakukan di sebuah studio rekaman. Studio
rekaman merupakan sebuah ruangan yang digunakan
sebagai fasilitas proses rekaman. Sebuah studio rekaman
paling tidak memiliki dua ruangan, yaitu ruang rekam dan
ruang kontrol. Idealnya merekam suara dilakukan diruang
rekam. Ruang rekam harus kedap suara , artinya dapat
menyerap suara sehingga tidak ada suara yang
terpantulkan dan tidak bocor dari suara liar dari luar ruang
rekam. Sedangkan ruang kontrol, digunakan sebagai
tempat dimana pemegang kendali jalannya rekaman
berada dan melakukan rekaman terhadap suara-suara dari
ruang rekaman.

Peralatan yang umum ada dalam studio rekaman


adalah:

1) Miikrofon

Mikrofon merupakan barisan terdepan dalam sebuah


proses rekaman. Karena alat ini merupakan tranducer yang
dapat mengubah

gelombang suara di udara menjadi variasi tegangan yang


nantinya akan diubah menjadi data digital oleh sebuah
converter. Berdasarkan tipe sensifitasnya, mikrofon
dibedakan menjadi dua, yaitu omni directional dan uni
directional.

2) Mixer console
Istilah lain untuk mixer console, yaitu audio
mixeratau soundboard. Seiring perkembangan teknologi
kini ada juga mixer console digital.
Secara umum bagianaudio mixer terdiri dari:
1. a)Beberapa chanel input, jumlah tergantung
tipe audio mixer. Setiap channel input, biasanya
terdiri dari: terminal masukan, dapat berupa jenis
input jack, XLR, RCA
2. b)Kontrol Equalisasi, untuk mengatur frekuensi
jangkauan, misalnya bass, treble, midle.
3. c)Fader Gain, menagtur kuat lemahnya volume
masukkan.

4. d)Kontrol keluaran utama

5. e)Tampilan Meter
Tampilan meter ini biasanya berupa vu meter atau led
display, yang berupa menunjukkan level setiap channel
input maupun master output.

3) Speaker monitor

Speaker dalam sebuah studio rekaman memang dirancang


khusus untuk kebutuhanmixing/mastering.
4) Open reel
Open reel adalah alat produksi media audio yang berguna
untuk perekaman analog. Selain itu, open reel digunakan
juga sebagai alat untuk editing.Seiring perkembangan
teknologi di dunia audio recording, yang mengarah pada
produksi audio digital alat ini sudah ajarang diggunnakan.
5) Digital audio work station

Digiatal Audio Workkstation adalah perangkat yan


digunakan khusus untuk proses rekaman audio digital.
Perangkat ini pada dasarnya adalah sebuah komputer yang
dapat melakukan fungsi perekam, sinthesizier, tigital to
analog converter, mixing, sound effect. Untuk
memenuhi fungsi-fungsinya, komputer ini harus memiliki
perangkat keras tambahan yaitu:
1. a)Audio converter
Pada prinsipnya audio converter mempunyai fungsi utama
sama dengan sebuah sound card, meskipun demikian
audio converter yang dimaksud berbeda pada sound card
pada komputer-komputer biasa. Fungsi-fungsi audio
converter ini, diantaranya:

 Sintheszier

 MIDI interface
 Pengkonversi data analog ke digital, misalnya
merekam suara dari mikrofon

 Pengonversi data dari digital ke analog.

1. b)Multi Track audio software


Perekam lunak yang digunakan untuk aplikasi perekaman.
Selain itu, perangkat lunak ini juga mempunyai fasilitas
untuk mixing dan editing suara. Ada pun beberapa
perangkat lunak ini misalnya:

 Digidesaign Pro Tools

 Adobe audition

 Cakewalk sonar

 Steinberg nuendo dan Cubase, dll


6) Tape Recorder

Alat ini menggunakan bahan baku kaset. Hasil rekaman


yang diperoleh berupa data analog. Selain dapat merekam
tape recorder juga dapat memutar kaset audio.

7) Digital Portable Recorder

Alat ini dapat merekam suara dan menyimpannya dalam


bentuk data digital.

1. Proses pembuatan media audio


Secara umum proses pembuatan media audio melalui tiga
tahap, yaitu: pra produksi, produksi, dan pasca produksi.
Pada setiap tahapnya terdiri dari beberapa kegiatan.

1) Tahap Pra Produksi

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap pra produksi,


meliputi:

a) Telaah Materi

Dalam mengembangkan media untuk pembelajaran,


semestinya mengacu pada kurikulum yang berlaku dan
sesuai dengan jenjang pendidikan yang akan dibuat
medianya. Kurikulum dijadikan acuan utama, agar media
pembelajaran yang dibuat sesuai tujuan dan tepat sasaran.

Telaah kurikulum meliputi telaah tujuan (kompetensi dasar)


yang ingin dicapai, anlisis karakteristik materi ajar dan
analisis karakteristik siswa. Media audio yang akan dibuat
harus sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dari
peserta didik. Bila media yang dibuat tidak sesuai dengan
tujuan pembelajaran, maka media tersebut tidak akan
banyak membantu peserta didik.

b) Pencarian Ide
Setelah analisis kurikulum, akan diperoleh gambaran
tentang materi-materi yang membutuhkan media audio.
Selanjutnya, tinggal memilih materi mana yang lebih dulu
akan dibuat medianya dan menetapkan format sajian media
audio yang akan diproduksi. Bermacam-macam bentuk
sajian yang dapat dipilih misalnya dialog, drama, narasi,
pantun dan lain-lain.

Telaah kurikulum sebaiknya dilakukan oleh guru atau


pengembang media, dan dikaji oleh ahli materi dan ahli
media. Peranan guru adalah menentukan materi dalam
media yang dapat mewakili kompetensi yang tercantum
dalam silabus dan RPP. Peranan ahli materi yaitu untuk
menjaga agar materi tetap harus benar dan sesuai dengan
sasaran tidak lebih dan tidak kurang. Di samping itu ahli
materi juga harus menginformasikan perkembangan ilmu
tersebut yang terkini.

Peranan ahli media harus mengkaji dan memastikan


pemilihan materi yang akan diangkat ke dalam media audio
sesuai dengan karakteristik media tersebut, karena tidak
semua materi yang ada di kurikulum dapat dibuat ke dalam
media audio secara menarik.
c)Penulisan Naskah

Langkah selanjutnya yaitu penulisan naskah program.


Naskah ditulis oleh orang yang dianggap mampu untuk
menulis naskah audio. Naskah yang ditulis akan dikaji oleh
ahli materi dan ahli media. Ahli materi akan mengkaji
kebenaran, kecukupan, dan ketepatan pemilihan aplikasi
atau contohnya. Sedangkan ahli media akan mengkaji
kemenarikan penyampaian materi tersebut sesuai
karateristik media audio, misalnya pemain, perwatakan,
pilihan kata/bahasa, konflik, musik, sound effect, dan lain-
lain. Tahapan penulisan naskah yaitu persiapan, penelitian,
pengorganisasian informasi, penulisan sinopsis dan
treatment, dan skenario/naskah.

Format naskah audio yang umum digunakan adalah


menggunakan format dua kolom
1) Tahap produksi

Produksi media audio ini diawali dengan diterimanya


naskah oleh team produksi. Setelah itu dilakukan langkah-
langkah produksi, yaitu: pembentukan tim produksi, rembuk
naskah, pemilihan pemain, latihan kering,
rekaman, editing dan mixing, preview, pembuatan
master.
a) Membentuk Tim Produksi

Produksi media audio ini merupakan kerja kolaboratif


(team work), yaitu beberapa orang dengan keahlian atau
keterampilan berbeda bekerja secara bersama-sama dalam
menyelesaikan media. Di sini, diperlukan koordinasi antar
anggota tim sehingga terwujud media audio yang baik,
menarik dan komunikatif. Anggota tim tersebut yaitu:

 Sutradara, yaitu: orang yang bertanggung


jawab atas semua aspek manajemen dan artistik
dari sebuah produksi.

 Operator, mempersiapkan peralatan rekam dan


bertanggung jawab atas hasil perekaman.

 Teknisi, mengontrol dan memastikan semua


peralatan dalam keadaan siap pakai.
 Penata musik, menyiapkan musik dan sound
effectsesuai dengan naskah.
 Editor, melakukan koreksi terhadap hasil
rekaman dan melakukan mixing tutur
(dialog/drama) dengan musik dan sound
effect yang diperlukan sesuai naskah.
b) Rembuk naskah (script conference)

Setelah sutradara mempelajari naskah program media,


kemudian dilakukan rembuk naskah dengan penulis
naskah, ahli materi dan ahli media dan pihak-pihak
terkait.rembuk naskah dilakukan untuk menyamakan
persepsi dan pemahaman terhadap isi naskah, sehingga
apabila diproduksi tidak terjadi kesalahan yang fatal.
Setelah penyamaan persepsi selesai, maka sutradara
segera mengubah naskah menjadi bahasa audio(skenario)
yang menarik minat, enak didengar, mudah dipahami,
menyenagkan dan bermanfaat.
c) Menyusun Storyboard/skenario

Skenario adalah naskah panduan operasional dalam


kegiatan produksi (perekaman), oleh karena itu perlu
disusun secara jelas dengan bahasa yang mudah dipahami
dan mearik minat pendengar. Pada skenario sudah
tergambar dengan jelas dan secara rinci mengenai siapa
pemerannya, dimana lokasinya, berapa lama durasinya,
jenis musik dan lain-lain.

d) Penyusunan anggaran
Anggaran adalah total biaya yang dibutuhkan untuk
pembuatan media tersebut, mulai dari perencanaan hingga
kegiatan pasca produksi. Penyusunan anggaran harus
mempertimbangkan beberapa faktor, seperti: lamanya
syuting, jumlah tim produksi, lokasi, biaya editing baik
didalam studio maupun diluar studio, jauh dekatnya dan
berapa tempat, pemain: bintang atau bukan dan jumlahnya,
peralatan yang dipakai, setting dan properti yang
diperlukan, faktor kesulitan (stuntman, animasi), musik
(buat sendiri atau beli hak cipta) dan lain sebagainya

e) Pemilihan pemain

Setelah rembuk naskah dilakukan, langkah selanjutnya


adalah pemilihan pemain. Pemain disini adalah orang yang
akan memerankan tokoh dalam naskah. Pemilihan pemain
yang baik, sesuai dengan karakter tokoh yang dituntut
dalam naskah sehingga akan membuat media audio bagus
dan menarik.

f) Latihan kering

Latihan kering maksudnya, para pemain diberi kesempatan


untuk mempelajari naskah dan berlatih sebelum rekaman,
agar mereka benar-benar paham akan isi pesan, alur cerita
dan peran masing-masing dalam naskah tersebut. Hal
untuk menghindari bnayak kesalahan pada saat rekaman.

g) Rekaman (recording)

Rekaman adalah proses pengambilan suara dari masing-


masing pemain. Sutradara adalah pengendali sepenuhnya
jalanya rekaman. Sutradara bertanggung jawab atas
kualitas hasil rekaman.

1. Tahap Pasca Produksi


Setelah produksi selesai dilakukan, tahap selanjutnya yaitu
pasca produksi. Kegiatan pasca produksi langkah-langkah
yang sebaiknya dilakukan, yaitu:

1) Editing dan Mixing

Editing maksudnya adalah membuang atau memotong


kata-kata salah yang dianggap tidak perlu atau juga
menambah efek, misalnya echo. Mixing mksudnya
mencampur atau menambah musik
dan soundeffectsehingga media audio terkesan menarik.
a) Preview
Preview adalah kegiatan evaluasi terhadap hasil
produksi. Preview ini dilakukan oleh tim yang melibatkan
pengkaji materi, pengkaji media, dan sutradara sebagai
penanggung jawab produksinya. Evaluasi terhadap hasil
produksi ini di tinjau dari segi materi dan media. Dari segi
materi misalnya ketepatan pengucapan. Tinjauan media,
misalnya ketepatan penggunaan musik, efek
suara (soundeffect), kualitas suara (ada tidaknya noise),
ksetabilan volume. Jika hasil produksi belum dinyatakan
layak, maka harus dilakukan perbaikan sesuai dengan
masukan tim preview.
2) Pembuatan Master Audio Pembelajaran

Menyimpan atau merekam hasil produksi media audio


pembelajaran ini dalam kaseet, CD, atau media
penyimpanan lainnya. Master media audio pembelajaran ini
yang kemudian akan dijadikan master jika diperlukan
penggandaan.

Anda mungkin juga menyukai